21
Sarana pendukung yang dimiliki kelompok calon penangkar di Kabupaten Rejang Lebong antara lain: terpal jemur, mesin perontok dan mesin kipas
pengering. Petani di lokasi ini hanya melaksanakan kegiatan budidaya satu kali dalam setahun yaitu pada musim hujan. Berdasarkan KATAM Terpadu di
Kecamatan Bermani Ulu Raya jadual tanam dilaksanakan pada bulan September I I I hingga Oktober I .
4.2.2. Sosialisasi Kegiatan a.
Kabupaten Seluma
Sosialisasi kegiatan di Kabupaten Seluma dilaksanakan pada tanggal 17 April 2015. Kegiatan dilaksanakan di lahan petani kooperator dan diikuti oleh 40
orang peserta yang terdiri atas 30 orang petani, 2 orang petugas lapang, 2 orang perwakilan pihak Kelurahan dan Kecamatan, 1 orang perwakilan Dinas Pertanian
dan Perkebunan Kabupaten Seluma serta 5 orang dari BPTP Bengkulu. Petani yang diundang merupakan calon penangkar yang berasal dari kelompoktani
Tunas Harapan, perwakilan kelompok tani yang ada di Kelurahan Rimbo Kedui dan calon pelaksana kegiatan Desa Mandiri Benih Kabupaten Seluma dari
Kecamatan Seluma Selatan. Petani peserta sosialisasi merupakan calon
penangkar peserta sekolah lapang perbenihan. Petugas lapang yang hadir adalah Petugas Pertanian Lapangan PPL Kelurahan Rimbo Kedui, Koordinator Penyuluh
BP3K Sukarami dan Pengamat Organisme Pengganggu Tanaman POPT
Kelurahan Rimbo Kedui. Kegiatan diawali dengan sambutan dari pihak Kecamatan Seluma Selatan
yang menyampaikan dukungan terhadap kegiatan yang dilakukan. Sebagian
besar penduduk yang bermatapencaharian sebagai petani sudah mau
menerapkan teknologi yang telah diintroduksi oleh Balitbangtan yang diwakili oleh BPTP Bengkulu seperti penerapan sistem tanam jajar legowo. Pembinaan
bagi calon penangkar benih diharapkan dapat memotivasi petani untuk dapat memproduksi benih yang sehat dan bermutu.
Sambutan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Seluma yang diwakili oleh Kepala Bidang Pertanian mengharapkan dari kegiatan ini akan melahirkan
penangkar-penangkar benih padi yang pada akhirnya akan mencukupi kebutuhan benih bermutu di Kabupaten Seluma. Selama ini petani banyak menggunakan
benih dari hasil turunan tanaman sebelumnya. Walau kadang benih sebelumnya
22
tersebut merupakan benih dengan label yang lebih tinggi namun terkadang proses perbenihan yang kurang baik mengakibatkan benih yang dihasilkan pun
juga kurang memuaskan. Pada kegiatan sosialisasi disampaikan bahwa pada tahun 2015 Balitbangtan
melaksanakan kegiatan Pengembangan Model Kawasan Mandiri Benih Padi, Jagung dan Kedelai. Khusus untuk Provinsi Bengkulu tahun 2015 ini baru untuk
pengembangan benih padi. Kegiatan ini bertujuan untuk: 1 Mengembangkan model kawasan mandiri benih yang mampu memproduksi benih berkualitas
untuk memenuhi kebutuhan benih di kawasan pengembangan padi, jagung dan kedelai secara mandiri melalui perbaikan mutu benih calon penangkar, 2
Memantapkan kelembagaan perbenihan di kawasan pengembangan padi, jagung dan kedelai untuk menjamin penyediaan dan pendistribusian benih berkualitas
varietas unggul spesifik lokasi secara cukup. Diharapkan dari kegiatan ini diperoleh model kawasan mandiri benih secara
terencana, terarah, dan berkelanjutan sehingga calon penangkar mampu memproduksi benih padi secara mandiri. Benih yang dihasilkan dalam jumlah
cukup dan kualitas sesuai dengan mutu benih. Kelembagaan perbenihan dikawasan pengembangan
juga dikembangkan untuk mampu menjamin penyediaan dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi.
Ruang lingkup kegiatan ini adalah model kawasan mandiri benih padi dan pengembangannya meliputi: perencanaan kebutuhan benih, identifikasi calon
penangkat dan calon lokasi, penyediaan benih sumber, fasilitasi dan bimbingan proses sertifikasi benih, sistem informasi perbenihan, monitoring, evaluasi dan
pelaporan produksi benih. Benih sumber yang akan digunakan pada lokasi Laboratorium Lapang LL adalah kelas benih
Breeder Seed BS atau Foundation Seed FS. Sedangkan untuk lokasi pendukung akan menggunakan kelas benih
Stock Seed SS. Lokasi kegiatan di Kabupaten Seluma dilaksanakan pada lahan seluas 4
hektar yang terdiri atas 1 hektar LL dan 3 hektar lokasi pendukung. Jumlah petani kooperator yang terlibat untuk kegiatan budidaya adalah sebanyak 5
orang. Calon penangkar peserta sekolah lapang terdiri atas 30 orang petani yang diharapkan dapat mengikuti setiap kegiatan bimbingan teknis perbenihan.
Bimbingan teknis direncanakan dilakukan sebanyak 5 kali yakni pada saat tanam, pemupukan, pemeliharaan, panen dan proses perbenihan.
23
Setelah acara sosialisasi, dilakukan kegiatan pengisian kuesioner identifikasi teknologi budidaya eksisting calon penangkar. Data yang dihimpun dalam
kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi teknologi perbenihan eksisting yang dilakukan oleh calon penangkar. I nformasi yang diterima dapat
dijadikan acuan dalam penyampaian materi perbenihan pada kegiatan bimbingan teknis.
b. Kabupaten Rejang Lebong