Tujuan Keluaran yang diharapkan Perkiraan Manfaat dan Dampak

3

1.2 Tujuan

1. Menyusun dan mendapatkan informasi dan basis data calon penangkar, kebutuhan benih, varietas, dan sebaran varietas unggul padi di Provinsi Bengkulu. 2. Meningkatkan status dan kapasitas calon penangkar dalam pengelolaan, pemilihan dan penggunaan varietas unggul VU. 3. Melayani kebutuhan benih padi varietas unggul VU untuk kebutuhan petani wilayahnya. 4. Meningkatkan kapasitas kelembagaan penyedia benih unggul berkualitas bagi petani pengguna di Provinsi Bengkulu

1.3 Keluaran yang diharapkan

1. Diperolehnya informasi dan basis data calon penangkar, kebutuhan benih, varietas, dan sebaran varietas unggul padi di Provinsi Bengkulu. 2. Peningkatan status dan kapasitas calon penangkar dalam pengelolaan, pemilihan dan penggunaan varietas unggul VU. 3. Terlayaninya permintaan kebutuhan benih padi varietas unggul untuk kebutuhan petani wilayahnya. 4. Peningkatan kapasitas kelembagaan penyedia benih unggul berkualitas bagi petani pengguna di Provinsi Bengkulu

1.4 Perkiraan Manfaat dan Dampak

1. Diperolehnya informasi yang akurat mengenai kebutuhan benih, varietas spesifik lokasi, waktu dan lokasi produksi, serta penyebaran VUB release Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2. Petani di kawasan perbenihan mendapatkan benih unggul untuk memenuhi kebutuhan wilayahnya secara berkelanjutan. 3. Calon penangkar mendapatkan bimbingan teknis budidaya, prosesing benih, dan bahkan dapat menyaksikan langsung keunggulan varietas unggul yang didisplaykan melalui berbagai kegiatan diseminasi penangkaran, temu lapang, panen raya. 4. Calon penangkar dan petani menghargai dan memahami panjangnya proses untuk menghasilkan benih unggul berkualitas dan pentingnya 4 penggunaan VUB spesifik lokasi, sehingga memotivasi mereka untuk mengadopsi. 5. Petani mendapatkan varietas adaptif yang sudah teruji dengan potensi hasil tinggi dan toleran terhadap berbagai cekaman lingkungan biotik dan abiotik, sebagai upaya untuk mengurangi risiko kegagalan dalam usaha tani. 6. Benih yang spesifik agroekosistem dapat disediakan secara masif dengan prinsip 6 tepat, sehingga para pengguna petani mempunyai banyak pilihan atau alternatif VUB spesifik lokasi. 7. Lembaga perbenihan di daerah dapat melakukan pembenahan secara internal dalam rangka menjalankan tugas dan fungsi sebagai lembaga penyedia benih berkualitas untuk masyarakat di Provinsi Bengkulu. Dampak yang diharapkan diantaranya adalah: 1. Adopsi terhadap benih berkualitas yang spesifik lokasi berdampak pada peningkatan produksi dan pendapatan petani padi di Provinsi Bengkulu. Peningkatan produktivitas dan produksi padi dapat mendukung dan mewujudkan swasembada dan swasembada padi berkelanjutan di Provinsi Bengkulu. 2. Produksi benih tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan di kawasan Kabupaten Seluma dan Rejang Lebong, bahkan dapat dipasarkan di luar daerah sehingga perbenihan menjadi kegiatan agribisnis yang menguntungkan bagi petani dan masyarakat luas. 5 I I . TI NJAUAN PUSTAKA Penggunaan varietas unggul yang berdaya hasil tinggi, responsif terhadap pemupukan dan toleran terhadap serangan hama penyakit utama telah terbukti dapat meningkatkan produktivitas Nugraha dkk., 2007. Sistem perbenihan yang tangguh produktif, efisien, berdaya saing, dan berkelanjutan sangat diperlukan untuk mendukung upaya peningkatan penyediaan benih padi dan peningkatan produksi beras nasional. Di Provinsi Bengkulu mulai muncul kesadaran petani untuk menggunakan benih bermutu dari VU dan VUB spesifik lokasi. VUB I npari, I npara, dan I npago yang dilepas sejak tahun 2008 masih belum dominan di petani. Hal ini menunjukkan bahwa sistem diseminasi masih lemah. Wahyuni 2011 melaporkan bahwa lambatnya adopsi VUB juga dipicu oleh terbatasnya ketersediaan benih sumber serta belum dapat dilayaninya permintaan VUB dari stakeholders maupun petani secara tepat waktu, jumlah, varietas, tempat, harga, dan kualitas. Penyebarluasan informasi tentang keunggulan VUB padi spesifik lokasi serta ketersediaan benih sumber berpengaruh terhadap percepatan proses adopsi. Keunggulan suatu varietas akan dapat dirasakan manfaatnya apabila tersedia benih dalam jumlah cukup untuk ditanam oleh petani Daradjat dkk., 2008. Untuk mendorong percepatan penggunaan benih bermutu diperlukan upaya penangkaran dan sertifikasi benih. Diperlukan tindakan responsif atas lemahnya kinerja kelembagaan perbenihan di daerah, kurangnya promosi dan diseminasi VUB oleh sumber inovasi, serta minimnya stok dan logistik benih VUB spesifik lokasi. Banyak permasalahan dan tantangan dalam penyediaan dan penyebarluasan benih bermutu maupun VUB padi spesifik lokasi. Secara umum persepsi petani terhadap benih berlabel adalah negatif, yang berarti bahwa tingkat kepercayaan petani terhadap kualitas benih berlabel rendah. Hal ini beralasan karena sering kali petani mendapatkan benih berlabel dari berbagai program bantuan benih unggul tetapi dengan kualitas rendah. Tingginya kotoran dan gabah hampa serta rendahnya daya kecambah menjadi indikator utama dari ketidaksesuaian antara label dengan kondisi fisik dan fisiologi benih. Keyakinan 6 masyarakat tani terhadap mutu benih berlabel harus dipulihkan melalui pencitraan bahwa label adalah jaminan mutu yang bersifat mutlak. Akhir-akhir ini petani di Bengkulu sudah mulai berminat untuk menggunakan varietas unggul spesifik lokasi secara mandiri. Ada 4 alasan utama bagi petani dalam pemilihan varietas yaitu produktivitas tinggi, toleran terhadap serangan OPT, berumur genjah, dan nasinya pulen Wibawa dkk., 2012. Konsekuensi dari peningkatan kesadaran petani dalam penggunaan benih VU bermutu dan VUB spesifik lokasi adalah: 1. Perlu peningkatan intensitas, kualitas dan jangkauan informasi penyuluhan yang berkaitan dengan keunggulan VU yang spesifik lokasi 2. Perlu perencanaan dan prediksi yang akurat berkaitan dengan kebutuhan benih, varietas, kelas benih, waktu produksi, dan sebaran varietasnya 3. Penguatan sinergi dan kolaborasi antar lembaga perbenihan daerah BBI , BBU dan kelompok petani penangkar 4. Penyediaan logistik benih sesuai kebutuhan masyarakat tani secara tepat waktu, tempat, jumlah, varietas, harga, dan kualit as. Kelembagaan perbenihan adalah unit –unit kerja yang secara terorganisir melakukan aktivitas di bidang perbenihan. Berdasarkan fungsi dan tugasnya maka kelembagaan perbenihan digolongkan menjadi 5 golongan yaitu: pembina, penelitian pemuliaan, produsen, pedagang penyalur dan pengawas mutu benih. Lembaga produsen benih merupakan bagian dari sistem kelembagaan perbenihan yang berperan di bidang produksi dan peredaran benih BUMN dan swasta BBP2TP, 2013. Provinsi Bengkulu mempunyai potensi kelembagaan, sumberdaya lahan, sumberdaya manusia, dan inovasi teknologi untuk memenuhi kebutuhan benih padi, melalui lembaga perbenihan yang ada. Kelompok penangkar perlu di dorong untuk menjadi penangkar mandiri yang selalu berproduksi walaupun tidak ada proyek atau kerjasama degan dinas maupun swasta. Perbenihan padi perlu di dorong untuk menjadi komoditas agribisnis yang menarik bagi para petani melalui penguatan dan pembenahan jaringan pemasaran 7 I I I . PROSEDUR

3.1 Pendekatan