Pranata, 2009. Penelitian yang dilakukan oleh Pangabean 2009 juga menunjukkan sebagian besar mahasiswa yang mendapatkan hasil belajar sangat
memuasakan didapat pada pelajar visual 72,5 ini disebabkan metode pembelajaran yang dilakukan cenderung menguntungkan pelajar visual dengan
menggunakan metode LCD, OHP dan white board . Hal yang sama juga dibuktikan dalam penelitian Sundari 2009 menunjukkan sebagian besar
mahasiswa yang mendapat prestasi belajar sangat memuaskan didapat pada pelajar visual n=28, 50,9.
2.5.1. Metode Ceramah
Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai
secara optimal. Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada
sekelompok peserta didik Sanjaya,2009. Memberikan informasi yang berupa teori, hukum atau dalil yang disertai
bukti-bukti yang mendukung adalah pengertian dari ceramah. Pada konteks ini mahasiswa hanya menerima saja informasi yang diberikan oleh pendidik.
Pembelajaran telah diolah sedemikian rupa sehingga siap disampaikan kepada mahasiswa. Selama ceramah, dosen hanya akan menyampaikan pesan berturut-
turut sampai pada pemecahan masalah. Metode ini merupakan metode klasik yang sebaiknya mulai ditinggalkan, ababila pendidik ingin banyak melibatkan
mahasiswa secara aktif, memang harus menjadi pendidik yang kreatif, sehingga walaupun yang dipilih ekspository, pembelajaran tetap optimal dan
Universitas Sumatera Utara
menyenangkan, dan membuat mahasiwa tetap termotivasi untuk aktif selama pembelajaran Nurhidayah, 2011.
Metode ceramah lecture method merupakan sebuah cara pengajaran yang dilakukan oleh guru secara monolog dan hubungan satu arah one way
communication, metode ini dipandang paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literature atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya paham
peserta didik, metode ini sampai sekarang masih sering digunakan. Guru biasanya belum merasa puas jika tidak melakukan ceramah. Seolah-olah jika tidak ada
ceramah tidak ada proses pembelajaran Helmiati, 2012. Adapun kelebihan dan kelemahan metode ceramah Dirjen Dikti, 2008;
Abimanyu 2008; Harsono, 2008; Helmiati, 2012 dapat dilihat di bawah ini:
Tabel 1. Kelebihan
Kelemahan
Mudah dan murah. Mudah dalam mempersiapkan dan
melaksanakan metode serta murah dalam artian ceramah tidak
memerlukan peralatan yang lengkap serta dapat diikuti oleh jumlah kelas
yang besar. Materi yang dikuasai mahasiswa
sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai
dosen.
Dapat memberikan wawasan yang luas karena dosen dapat menambah dan
mengaitkan dengan sumber dan materi lain dalam kehidupan sehari-hari
Materi yang banyak dapat dijelaskan pokok-pokoknya dalam waktu yang
singkat Ceramah yang tidak disertai dengan
peragaan akan mengakibatkan terjadinya verbalisme.
Dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan sesuai
dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai
Ceramah dianggap sebagai metode yang membosankan jika materi yang
disampaikan dan cara penyampaian kurang menarik serta mahasiswa
menjadi pasif
Dosen dapat mengontrol dan menguasai keadaan kelas serta mudah
Sulit mengetahui apakah seluruh mahasiswa sudah mengerti apa yang
Universitas Sumatera Utara
mengorganisasikan kelas. dijelaskan atau belum.
Pembelajaran ceramah dalam perkembangannya dilandasi oleh Teori Belajar Behavioristik. Menurut teori belajar behavioristik, belajar merupakan
suatu proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Menurut teori ini yang terpenting adalah masuk atau input yang
berupa stimulus dan keluaran atau output yang berupa respon Helmiati, 2012. Pengelolaan kelas menurut model Cooperative Learning juga berbeda, 1
Kelompok homogen Ability grouping adalah praktik memasukkan beberapa siswa dengan kemampuan yang setara dalam kelompok yang sama. 2
Pengelompokan heterogenitas kemacam-ragaman, dibentuk dengan
memperhatikan keanekaragaman gender, latar belakang sosioekonomi dan etnik, serta kemampuan akademis. Penataan ruang kelas juga harus diperhatikan,
dalam hal ini keputusan guru dalam penataan ruang disesuaikan dengan kondisi dan situasi ruang. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan adalah ukuran
ruang kelas, dan jumlah peserta didik Helmiati, 2012. Dalam hal ini, Syah 2003 menjelaskan bahwa salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi belajar
adalah Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silaukuat, atau tidak terlalu lemahgelap,
suasana yang sejuk dan tenang. Lingkungan alamiah tersebut merupakan faktor- faktor yang dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa. Sebaliknya, bila kondisi
lingkungan alam tidak mendukung, proses belajar siswa akan terhambat.
Universitas Sumatera Utara
2.5.2. Metode Diskusi