Kepuasan Mahasiswa tentang Kinerja Dosen dalam Pembelajaran pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan di Fakultas Keperawatan USU

(1)

KEPUASAN MAHASISWA TENTANG KINERJA

DOSENDALAMPEMBELAJARAN PADA MAHASISWA

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN DI FAKULTAS

KEPERAWATAN USU

SKRIPSI

Oleh Leli Elvanita

101101021

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

KEPUASAN MAHASISWA TENTANG KINERJA

DOSENDALAM PEMBELAJARAN PADA MAHASISWA

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN DI FAKULTAS

KEPERAWATAN USU

SKRIPSI

oleh Leli Elvanita

101101021

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(3)

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atass rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun skripsi dengan judul “Kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam pembelajaran pada mahasiswa program studi ilmu keperawatan di Fakultas Keperawatan USU”. Shalawat beriring salam dihanturkan kepada junjungan umat sepanjang masa Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat.

Selama proses penelitian dan penyelesaian skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bimbingan, bantuan, dan motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS sebagai Pembantu Dekan I, Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS sebagai Pembantu Dekan II, dan Bapak Ikhsanuddin Ahmad Harahap, S.Kp, MNS sebagai Pembantu Dekan III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Roxsana Devi Tumanggor, S.Kep, Ns., M.Nurs sebagai dosen pembimbing yang telah banyak memberikan waktu, masukan, dan saran yang bermanfaat untuk menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih penulis ucapkan kepada Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep selaku dosen penguji I, Ibu Rika Endah Nurhidayah, S.Kp, M.Pd


(5)

sebagai dosen penguji II dan dosen penguji validitas instrumen penelitian ini, dan Ibu Diah Arrum, S.Kep, Ns, M.Kep sebagai dosen pembimbing akademik yang telah memberikan nasehat selama masa perkuliahan di fakultas keperawatan USU

3. Ibu Siti Zahara Nasution, SKp, MNS dan bapak Iwan Rusdi, S.Kp, MNS selaku dosen yang melakukan uji validitas instrumen penelitian. 4. Seluruh staf di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

tempat penulis melakukan penelitian yang telah memberikan bantuan administrasi.

5. Mahasiswa S1 keperawatan reguler di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

6. Kedua orangtua ku tersayang, bapak Firman Sembiring dan ibu Kolam Tarigan, S.Pd yang telah memberikan motivasi terbesar, semangat dan doa yang tak henti-hentinya selama ini kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi. Ini hadiah terindah hasil kerja keras mamak dan bapak yang bersusah payah membiayai kuliah ku di kota medan.

7. Abang ku Andi Hardiansyah Sembiring, terimakasih atas doa dan motivasinya bang, semoga kita menjadi anak yang senantiasa berbakti kepada kedua rangtua kita. Terimakasih untuk kakak ipar ku chairani br. Sinulingga yang telah memberi motivasi. Terimakasih juga untuk seluruh keluarga ku yang telah memberikan doa.


(6)

8. Teman-teman satu dosen pembimbing (Yenikha gea arafah, Natalisda Halawa, dan Febri Wibowo Adek Syaputra) yang telah memberi bantuan selama penyusunan skripsi. Terimakasih untuk Emmi Suryani, Listianawati, Fadillah Gultom, dan Anri Amaliyah dan semua teman-teman S1 ‘10 yang berjuang bersama untuk menyelesaikan pendidikan, terimakasih untuk semua dukungan, bantuan, perhatian, doa, dan masukan-masukannya.

9. Kepada semua pihak yang dalam kesempatan ini tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang telah banyak membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua dan dapat meberikan informasi yang berharga di dunia kesehatan terutama keperawatan.

Medan, 4 Juli 2014

Penulis


(7)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ... v

Daftar Tabel ... vii

Daftar Skema ... vii

Abstrak ... ix

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1Kinerja Dosen ... 9

2.1.1 Definisi Kinerja Dosen ... 9

2.1.2 Faktor-faktor Penentu Kinerja Dosen ... 9

2.1.3Meningkatkan Kinerja Dosen ... 16

2.1.4Indikator Kinerja Dosen ... 17

2.1.5Keterampilan Dasar Mengajar ... 21

2.2 Kepuasan Mahasiswa ... 27

2.2.1 Definisi Kepuasan Mahasiswa ... 27

2.2.2 Pandangan Mahasiswa Terhadap Kinerja Dosen ... 28

2.2.3 Dimensi Pengukuran Kepuasan Mahasiswa ... 30

BAB 3. KERANGKA PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep ... 33

3.2 Defenisi Operasional ... 34

BAB 4. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ... 36

4.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 36

4.2.1. Populasi Penelitian ... 36

4.2.2. Sampel Penelitian ... 36

4.2.3.Teknik Sampling ... 37

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 39

4.3.1 Lokasi Penelitian ... 39

4.3.2 Waktu Penelitian ... 39

4.4 Pertimbangan Etik ... 40

4.5 Instrumen Penelitian ... 40

4.5.1 Kuesioner Data Demografi ... 41

4.5.2 Kuesioner Kepuasan Mahasiswa tentang Kinerja Dosen dalam Pembelajaran ... 41

4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 43


(8)

4.8 Analisa Data ... 45

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1Hasil Penelitian ... 47

5.1.1 Karakteristik Data Demografi ... 47

5.1.2 Deskripsi Kepuasan Mahasiswa tentang Kinerja Dosen dalam Pembelajaran ... 49

5.2 Pembahasan ... 57

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1Kesimpulan ... 66

6.2 Saran ... 67

6.2.1 Pendidikan Keperawatan ... 67

6.2.2 Dosen Fakultas Keperawatan ... 68

6.2.3 Penelitian Selanjutnya ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 69

LAMPIRAN

1. Informed Consent 2. Instrumen Penelitian 3. Reliabilitas Instrumen 4. Hasil Data Demografi

5. Distribusi Frekuensi dan Persentase Jawaban Responden tentang Pernyataan Kepuasan Mahasiswa Tentang Kinerja Dosen Dalam Pembelajaran

6. Distribusi Frekuensi dan Persentase Kepuasan Mahasiswa Tentang Kinerja Dosen Dalam Pembelajaran berdasarkan lima tingkat kepuasan

7. Distribusi Frekuensi dan Persentase Kepuasan Mahasiswa Tentang Kinerja Dosen Dalam Pembelajaran

8. Jadwal Tentatif Penelitian 9. Lembar Bukti Bimbingan Skripsi 10.Taksasi Dana

11.Surat Izin Pengumpulan Data 12.Daftar Riwayat hidup


(9)

Daftar Tabel

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 34 Tabel 4.1 Jumlah Sampel Penelitian dari Setiap Stambuk ... 38 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi dan Presentase Karakteristik Demografi Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan di Fakultas Keperawatan USU ... 48 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan Presentase Kepuasan Mahasiswa dalam Pembelajaran pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan di Fakultas Keperawatan USU pada Dimensi Bukti Langsung (Tangible) ... 50 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi dan Presentase Kepuasan Mahasiswa dalam Pembelajaran pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan di Fakultas Keperawatan USU pada Dimensi Keandalan (Reliability) ... 51 Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi dan Presentase Kepuasan Mahasiswa dalam Pembelajaran pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan di Fakultas Keperawatan USU pada Dimensi Daya Tanggap (Responsiveness) ... 52 Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi dan Presentase Kepuasan Mahasiswa dalam Pembelajaran pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan di Fakultas Keperawatan USU pada Dimensi Jaminan (Assurance) ... 54 Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi dan Presentase Kepuasan Mahasiswa dalam Pembelajaran pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan di Fakultas Keperawatan USU pada Dimensi Empati (Empathy) ... 55 Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi dan Presentase Kepuasan Mahasiswa dalam Pembelajaran pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan di Fakultas Keperawatan USU Berdasarkan Lima Tingkat Kepuasan ... 56 Tabel 5.8 Distribusi Persentase Kepuasan Mahasiswa dalam Pembelajaran pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan di Fakultas Keperawatan USU ... 56


(10)

Daftar Skema


(11)

Judul :Kepuasan Mahasiswa tentang Kinerja Dosen dalam Pembelajaran pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan di Fakultas Keperawatan USU

Nama : Leli Elvanita

NIM : 101101021

Program studi : Sarjana keperawatan

Tahun : 2014

Abstrak

Kinerja dosen dapat diamati dari kemampuan dosen dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya yang mampu meningkatkan mutu pendidikan kearah yang lebih baik. Kinerja dosen dalam proses pembelajaran dapat dilihat dari cara seorang dosen merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi proses pembelajaran. Kinerja dosen dalam pembelajaran harus dapat memenuhi kebutuhan dan harapan mahasiswa sehingga mampu memberikan kepuasan kepada mahasiswa. Penelitian ini bertujuan menggambarkan kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam pembelajaran pada mahasiswa program studi imu keperawatan di Fakultas Keperawatan USU. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif. Sampel penelitian ini berjumlah 233 mahasiswa dengan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik proportionate stratified random sampling. Hasil penelitian menyatakan bahwa mayoritas mahasiswa merasa puas tentang kinerja dosen dalam pembelajaran yaitu sebesar 50,6%. Dari kelima dimensi tingkat kepuasan ada tiga dimensi mayoritas mahasiswa merasa puas, dimensi tersebut meliputi: dimensi bukti langsung (tangible) sebesar 51,1%, dimensi jaminan (assurance) sebesar 54,1%, dan dimensi empati (empathy) sebesar 55,8%. Dua dimensi lainnya mayoritas berada pada rentang cukup puas, dimensi tersebut meliputi dimensi keandalan (reliability) dengan jumlah presentase sebesar 45,9% dan dimensi daya tanggap (responsiveness) dengan jumlah presentase sebesar 40,8%. Dari hasil penelitian ini diharapkan dosen mampu meningkatkan kinerjanya dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kepuasan mahasiswa.


(12)

Title :Student's Satisfaction on a Lecturer Learning PerformancetoStudents of Nursing Study Program in Faculty ofNursingUniversity of Sumatera Utara

Name of Student : Leli Elvanita Student Number : 101101021

Program : Bachelor of Nursing

Year : 2014

Abstract

The performance of a lecturer can be observed from the ability of a lecturer in conducting the duties and responsibilities that is able to improve the quality of education to a better condition. The performance of lecturers in the learning process can be seen from the way a lecturer plans, implements and evaluates the learning process. The lecturer learning performance should be able to meet the needs and expectations of students and give satisfaction to his/her students. This research aims at describing student's satisfaction on a lecture learning performance in Nursing Study Program in Faculty of Nursing University of Sumatera Utara. This research uses descriptive design. Sample research amounted to 233 college students with proportionate stratified random sampling techniques. The research suggests that the majority of students were satisfied about the performance of a lecturer in learning which amounted to 50.6%. Of the fifth dimension of satisfaction level there are three dimensions of the majority that students were satisfied, these dimensions include: dimensions of direct proof (tangible) of 51.1%, dimensions of guarantees (assurance) of 54.1% and dimensions of empathy (empathy) amounted to 55.8%. The other two are on the majority of the range is quite satisfied, these dimensions include dimension of reliability (reliability) with a total percentage of 45.9% and dimension of responsiveness (responsiveness) and number of percentage of 40.8%. From the results of this research are expected that a lecturer is able to improve his/her learning performance so that he/she can improve his/her student’s satisfaction.


(13)

Judul :Kepuasan Mahasiswa tentang Kinerja Dosen dalam Pembelajaran pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan di Fakultas Keperawatan USU

Nama : Leli Elvanita

NIM : 101101021

Program studi : Sarjana keperawatan

Tahun : 2014

Abstrak

Kinerja dosen dapat diamati dari kemampuan dosen dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya yang mampu meningkatkan mutu pendidikan kearah yang lebih baik. Kinerja dosen dalam proses pembelajaran dapat dilihat dari cara seorang dosen merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi proses pembelajaran. Kinerja dosen dalam pembelajaran harus dapat memenuhi kebutuhan dan harapan mahasiswa sehingga mampu memberikan kepuasan kepada mahasiswa. Penelitian ini bertujuan menggambarkan kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam pembelajaran pada mahasiswa program studi imu keperawatan di Fakultas Keperawatan USU. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif. Sampel penelitian ini berjumlah 233 mahasiswa dengan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik proportionate stratified random sampling. Hasil penelitian menyatakan bahwa mayoritas mahasiswa merasa puas tentang kinerja dosen dalam pembelajaran yaitu sebesar 50,6%. Dari kelima dimensi tingkat kepuasan ada tiga dimensi mayoritas mahasiswa merasa puas, dimensi tersebut meliputi: dimensi bukti langsung (tangible) sebesar 51,1%, dimensi jaminan (assurance) sebesar 54,1%, dan dimensi empati (empathy) sebesar 55,8%. Dua dimensi lainnya mayoritas berada pada rentang cukup puas, dimensi tersebut meliputi dimensi keandalan (reliability) dengan jumlah presentase sebesar 45,9% dan dimensi daya tanggap (responsiveness) dengan jumlah presentase sebesar 40,8%. Dari hasil penelitian ini diharapkan dosen mampu meningkatkan kinerjanya dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kepuasan mahasiswa.


(14)

Title :Student's Satisfaction on a Lecturer Learning PerformancetoStudents of Nursing Study Program in Faculty ofNursingUniversity of Sumatera Utara

Name of Student : Leli Elvanita Student Number : 101101021

Program : Bachelor of Nursing

Year : 2014

Abstract

The performance of a lecturer can be observed from the ability of a lecturer in conducting the duties and responsibilities that is able to improve the quality of education to a better condition. The performance of lecturers in the learning process can be seen from the way a lecturer plans, implements and evaluates the learning process. The lecturer learning performance should be able to meet the needs and expectations of students and give satisfaction to his/her students. This research aims at describing student's satisfaction on a lecture learning performance in Nursing Study Program in Faculty of Nursing University of Sumatera Utara. This research uses descriptive design. Sample research amounted to 233 college students with proportionate stratified random sampling techniques. The research suggests that the majority of students were satisfied about the performance of a lecturer in learning which amounted to 50.6%. Of the fifth dimension of satisfaction level there are three dimensions of the majority that students were satisfied, these dimensions include: dimensions of direct proof (tangible) of 51.1%, dimensions of guarantees (assurance) of 54.1% and dimensions of empathy (empathy) amounted to 55.8%. The other two are on the majority of the range is quite satisfied, these dimensions include dimension of reliability (reliability) with a total percentage of 45.9% and dimension of responsiveness (responsiveness) and number of percentage of 40.8%. From the results of this research are expected that a lecturer is able to improve his/her learning performance so that he/she can improve his/her student’s satisfaction.


(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan wahana penting untuk membangun mahasiswa, dan pada akhirnya mahasiswa hasil pendidikan itu akan menjadi sumber daya pembangunan. Pendidikan tinggi merupakan kelanjutan dari pendidikan menengah, yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian (Tirtarahardja & Sulo, 2005).

Mahasiswa dalam menjalani aktivitas belajar di sebuah perguruan tinggi mempunyai harapan tertentu terhadap proses pembelajaran yang diberikan dosen kepadanya. Bila mahasiswa merasa proses pembelajaran yang diberikan dosen sesuai dengan harapan, maka mahasiswa akan merasa puas terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Kepuasan adalah tingkat kepuasan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya. Dengan demikian, kepuasan atau ketidakpuasan adalah kesimpulan dari interaksi antara harapan dan pengalaman sesudah memakai jasa atau pelayanan yang diberikan (Simamora, 2012). Jadi, kepuasan mahasiswa dapat diartikan sebagai hasil perbandingan antara harapan mahasiswa dengan kinerja atau hasil yang didapatkan dalam proses perkuliahan di perguruan tinggi.


(16)

Dosen merupakan faktor penentu yang sangat dominan dalam proses pembelajaran, dimana proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan. Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan dosen dan peserta didik atas hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan (Rachmawati & Daryanto, 2013).

Sebuah perguruan tinggi harus memperhatikan jumlah dan kualitas dosen yang bekerja agar mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas. Dalam segi jumlah, dosen yang bekerja di Fakultas Keperawatan USU juga masih kurang memadai jika dibandingkan dengan jumlah mahasiswanya. Mahasiswa yang belajar di Fakultas Keperawatan berjumlah 1.556 mahasiswa, sedangkan jumlah dosen yang mengajar ada 38 orang. Berdasarkan standar DIKTI, rasio antara dosen dan mahasiswa untuk bidang IPA (termasuk keperawatan) adalah 1:20 (dapat ditoleransi menjadi 1:30). Sedangkan perbandingan yang didapat antara jumlah dosen dan mahasiswa di Fakultas Keperawatan USU adalah 1:41.

Sebagai pihak utama dalam penyampaian pendidikan kepada mahasiswa, kualitas dosen dapat dinilai berdasarkan kinerja dosen yang dirasakan mahasiswa selama menjalankan proses pendidikan dan pembelajaran (Ulfa, 2013). Kinerja (performace) adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi baik secara kuantitatif maupun kualitatif, sesuai dengan kewenangan dan tugas tanggung jawab masing-masing, dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral atau etika (Moeheriono, 2009).


(17)

Kinerja dosen menurut Rachmawati & Daryanto (2013) adalah kemampuan yang ditunjukkan oleh dosen dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya.

Penampilan kinerja dosen dapat diamati dari kemampuan dosen dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya yang dapat mencerminkan suatu pola kerja untuk meningkatkan mutu pendidikan kearah yang lebih baik. Berkaitan dengan kinerja dosen, perilaku dosen dapat dilihat pada proses pembelajaran yaitu bagaimana seorang dosen merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran dan menilai hasil belajar. Ketiga kegiatan tersebut merupakan indikator kinerja dosen dalam pembelajaran (Rachmawati & Daryanto, 2013).

Dalam merencanakan pembelajaran, seorang dosen diharapkan mampu untuk merencanakan kegiatan belajar mengajar secara efektif. Oleh karena itu, seorang dosen harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang prinsip-prinsip belajar sebagai dasar dalam merancang kegiatan belajar mengajar, seperti merumuskan tujuan, memilih bahan, memilih metode dan menetapkan evaluasi. Dalam mengelola pembelajaran, seorang dosen harus mampu mengelola seluruh proses kegiatan belajar mengajar dengan menciptakan kondisi-kondisi belajar sedemikian rupa sehingga setiap mahasiswa dapat belajar secara efektif dan efisien. Dalam menilai hasil belajar, seorang dosen sebaiknya memperhatikan hasil belajar mahasiswa secara terus menerus. Hasil evaluasi dapat dimanfaatkan sebagai umpan balik terhadap proses kegiatan belajar mengajar dan menjadi titik tolak untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar selanjutnya (Slameto, 2003).


(18)

Akan tetapi, kinerja dosen belum terlaksana dengan baik, hal ini dapat dilihat dari hubungan yang tercipta antara dosen dengan mahasiswa dalam kegiatan belajar mengajar sangat tidak tepat, aktivitas terletak hanya pada dosen. Mahasiswa hanya mendengarkan dan menerima apapun yang diberikan oleh dosen. Pandangan yang salah tentang mahasiswa yang baik masih terus dilaksanakan oleh peserta didik, yaitu mahasiswa yang baik adalah mahasiswa yang hanya duduk diam, mendengarkan ceramah dosen dengan penuh perhatian, tidak bertanya, tidak mengemukakan masalah. Semua bahan pelajaran yang diberikan oleh dosen ditelan mentah-mentah, tanpa diolah, dan tanpa diragukan kebenarannya. Hal ini terjadi karena dosen tidak dapat membawa mahasiswa berperan aktif dalam proses belajar mengajar (Slameto, 2003). Dari pernyataan ini diketahui bahwa proses belajar mengajar belum efektif. Menurut Suryosubroto (2009), efesiensi dan efektivitas mengajar dapat dilihat dari interaksi belajar mengajar yang baik antara dosen dan mahasiswa.

Harapan mahasiswa terhadap kinerja dosen selama proses pembelajaran berlangsung ialah proses pembelajaran berjalan secara maksimal. Harapan mahasiswa terhadap dosen ialah seorang dosen harus bersifat demokratis, suka bekerjasama (kooperatif), baik hati, sabar, adil konsisten, bersifat terbuka, suka menolong, ramah tamah, suka humor, memiliki bermacam-macam minat, menguasai bahan pelajaran, fleksibel, menaruh minat yang baik terhadap mahasiswa (Hamalik, 2002 dalam Rachmawati & Daryanto, 2013). Sedangkan kinerja dosen dalam pembelajaran yang tidak disukai oleh mahasiswa adalah


(19)

dosen yang memberikan teori dan gagasannya sendiri kepada mahasiswa tanpa mendengarkan pendapat mahasiswa (Nursalam & Efendi, 2008)

Kenyataan yang ada masih banyak harapan mahasiswa yang belum terpenuhi. Hal ini tampak dari penelitian Ulfa (2013) yang menunjukkan banyaknya mahasiswa belum puas terhadap kinerja dosen. Beberapa aspek dalam proses pembelajaran yang belum dirasakan puas oleh mahasiswa yaitu dosen mengembalikan lembar jawaban ujian kepada mahasiswa (21% mahasiswa merasa kurang puas, 11% mahasiswa merasa tidak puas), dosen mengumumkan nilai ujian tepat waktu (6% mahasiswa merasa kurang puas), kesediaan dosen untuk membantu mahasiswa dalam masalah perkuliahan (11% mahasiswa merasa kurang puas, 1% mahasiswa merasa tidak puas), dosen memberikan perhatian terhadap kemajuan mahasiswa (7% mahasiswa merasa kurang puas, 1% mahasiswa merasa tidak puas), dosen memberikan masukan/pujian terhadap mahasiswa yang mampu menjawab pertanyaan dengan baik (6% mahasiswa merasa kurang puas, 1% mahasiswa merasa tidak puas), dosen menggunakan media/alat bantu pembelajaran yang menarik (9% mahasiswa merasa kurang puas, 3% mahasiswa merasa tidak puas).

Penelitian Rangkuti (2007) yang melakukan penelitian pada mahasiswa Fakultas Keperawatan USU juga membuktikan bahwa banyak mahasiswa yang belum puas terhadap kinerja dosen dalam pembelajaran. Hal ini tampak dari hasil penelitian yaitu mahasiswa tidak puas dengan kemampuan mengajar dosen ditandai dengan tiga dimensi tingkat kepuasan yaitu dimensi keandalan/reliability sebesar (61,2%), daya tanggap/responsiveness sebesar (54,4%) dan


(20)

empati/empathy sebesar (55,3%). Hasil penelitian ini menunjukkan masih sangat besar mahasiswa merasa tidak puas (lebih dari 50%) terhadap kemampuan mengajar dosen.

Dengan melihat pentingnya memenuhi harapan mahasiswa terhadap kinerja dosen dalam pembelajaran agar proses belajar mengajar dapat berhasil dengan baik dan dengan melihat banyaknya mahasiswa yang belum merasa puas terhadap kinerja dosen, maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam pembelajaran pada mahasiswa program studi ilmu keperawatandi Fakultas Keperawatan USU.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan pada latar belakang, maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah bagaimana kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam pembelajaran pada mahasiswa program studi ilmu keperawatan di Fakultas Keperawatan USU.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam pembelajaran pada mahasiswa program studi ilmu keperawatan di Fakultas Keperawatan USU.


(21)

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam pembelajaran pada mahasiswa program studi ilmu keperawatan di Fakultas Keperawatan USU pada dimensi bukti langsung (tangible).

a. Untuk mengetahui kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam pembelajaran pada mahasiswa program studi ilmu keperawatan di Fakultas Keperawatan USU pada dimensi keandalan (reliability).

b. Untuk mengetahui kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam pembelajaran pada mahasiswa program studi ilmu keperawatan di Fakultas Keperawatan USU pada dimensi daya tanggap (responsiveness).

c. Untuk mengetahui kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam pembelajaran pada mahasiswa program studi ilmu keperawatan di Fakultas Keperawatan USU pada dimensi jaminan (assurance).

d. Untuk mengetahui kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam pembelajaran pada mahasiswa program studi ilmu keperawatan di Fakultas Keperawatan USU pada dimensi empati (empathy).

e. Untuk mengetahui kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam pembelajaran pada mahasiswa program studi ilmu keperawatan di Fakultas Keperawatan USU berdasarkan lima dimensi tingkat kepuasan.


(22)

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan bagi: 1. Pendidikan keperawatan

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh Fakultas Keperawatan USU sebagai pedoman mengetahui kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam pembelajaran di Fakultas Keperawatan USU.

2. Dosen fakultas keperawatan

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan dosen Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara sebagai tolak ukur kinerja yang telah dilakukannya selama bekerja di Fakultas Keperawatan USU. Agar dosen Fakultas Keperawatan USU dapat meningkatkan kinerja mereka dalam pembelajaran.

3. Penelitian selanjutnya

Sebagai bahan rekomendasi bagi peneliti selanjutnya dengan tema yang sama yaitu kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam pembelajaran.


(23)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kinerja Dosen

2.1.1 Definisi Kinerja Dosen

Kinerja adalah performace atau unjuk kerja. Kinerja juga dapat diartikan prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau hasil unjuk kerja. Kinerja adalah keberhasilan seseorang atau kelompok orang dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya serta kemampuan untuk mencapai tujuan dan standar yang telah ditetapkan. Kinerja dosen adalah kemampuan yang ditunjukkan oleh dosen dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya. Kinerja dikatakan baik dan memuaskan apabila hasil yang dicapai sesuai dengan standar yang telah ditetapkan (Rachmawati & Daryanto, 2013).

2.1.2 Faktor-Faktor Penentu Kinerja Dosen

Menurut Rachmawati & Daryanto (2013), keberadaan dosen dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya tidak lepas dari pengaruh faktor internal maupun faktor eksternal yang membawa dampak pada perubahan kinerja dosen. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dosen yaitu sebagai berikut:


(24)

a. Kepribadian dan dedikasi

Kepribadian adalah keseluruhan dari individu yang terdiri dari unsur psikis dan fisik, artinya keseluruhan sikap dan perbuatan seseorang merupakan suatu gambaran dari kepribadian orang itu, dengan kata lain baik tidaknya citra seseorang ditentukan oleh kepribadiannya. Kepribadian adalah suatu masalah abstrak, yang hanya dapat dilihat dari penampilan, tindakan, ucapan, cara berpakaian dan cara dalam menghadapi setiap persoalan. Dosen yang memiliki kepribadian yang baik dapat membangkitkan kemauan untuk giat memajukan profesinya dan meningkatkan dedikasi dalam melakukan pekerjaan mendidik (Rachmawati & Daryanto, 2013).

b. Pengembangan profesi

Profesi guru kian hari menjadi perhatian seiring dengan perubahan ilmu pengetahuan dan Teknologi yang menuntut kesiapan agar tidak ketinggalan. Seorang profesional adalah orang yang melayani kebutuhan anggota masyarakat baik secara perorangan maupun kelompok. Pembinaan dan pengembangan profesi guru bertujuan untuk meningkatkan kinerja dan dilakukan secara terus menerus sehingga mampu menciptakan kinerja sesuai dengan persyaratan yang diinginkan, disamping itu pembinaan harus sesuai arah dan tugas/fungsi yang bersangkutan dalam sekolah/tempat bekerja (Rachmawati & Daryanto, 2013).


(25)

c. Kemampuan mengajar

Kemampuan mengajar dosen menjadi sangat penting dan menjadi keharusan untuk dimiliki oleh dosen dalam menjalankan tugas dan fungsinya (Rachmawati & Daryanto, 2013). Pada UU No 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 45 juga dikatakan seorang dosen harus memiliki kompetensi. Menurut Wibowo (2007) kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut.

Menurut Uno (2012) kompetensi profesional seorang dosen adalah seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang dosen agar ia dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan berhasil. Kompetensi yang harus dimiliki seorang dosen meliputi kompetensi pribadi, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Kompetensi pribadi yang seharusnya dimiliki oleh seorang dosen yaitu memiliki pengetahuan yang dalam tentang materi pelajaran yang menjadi tanggungjawabnya, mempunyai pengetahuan tentang perkembangan peserta didik serta kemampuan untuk memperlakukan peserta didik secara adil. Kompetensi sosial yang harus dimiliki seorang dosen adalah menyangkut kemampuan berkomunikasi dengan peserta didik dan lingkungaan peserta didik (orangtua, tetangga, sesama teman). Kompetensi profesional seorang dosen meliputi kemampuan dalam merencanakan sistem pembelajaran, melaksanakan sistem


(26)

pembelajaran, mengevaluasi sistem pembelajaran, dan mengembangkan sistem pembelajaran.

Kemampuan mengajar dosen yang sesuai dengan tuntutan standar tugas yang diemban memberikan efek positif bagi hasil yang ingin dicapai seperti perubahan hasil akademik peserta didik, keterampilan peserta didik, dan perubahan pola kerja dosen yang makin meningkat, sebaliknya jika kemampuan mengajar yang dimiliki dosen sangat sedikit akan berakibat bukan saja menurunkan prestasi belajar peserta didik tetapi juga menurunkan tingkat kinerja dosen. Tanpa kemampuan mengajar yang baik sangat tidak mungkin seorang dosen mampu melakukan inovasi dan kreasi dari materi yang ada dalam kurikulum yang pada waktunya akan memberikan rasa bosan bagi dosen maupun peserta didik untuk menjalankan tugas dan fungsi masing-masing (Rachmawati & Daryanto, 2013).

d. Antar hubungan dan komunikasi

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dosen akan berhasil jika ada hubungan dan komunikasi yang baik dengan peserta didik sebagai komponen yang diajar. Komunikasi digunakan untuk memahami dan menukarkan pesan verbal maupun non verbal antara pengirim informasi dengan penerima informasi untuk mengubah tingkah laku. Hubungan dan komunikasi yang dikembangkan dosen terutama dalam proses pembelajaran dan pada situasi interaksi lain di sekolah/fakultas memberi peluang terciptanya situasi yang kondusif untuk dapat


(27)

memperlancar pelaksanaan tugas. Kinerja dosen akan meningkat seiring adanya kondisi hubungan dan komunikasi yang sehat di antara komponen sekolah sebab dengan pola hubungan dan komunikasi yang lancar dan baik mendorong pribadi seseorang untuk melakukan tugas dengan baik (Rachmawati & Daryanto, 2013).

e. Hubungan dengan masyarakat

Hubungan sekolah/fakultas dengan masyarakat adalah suatu proses komunikasi antara sekolah dengan masyarakat untuk meningkatkan pengertian masyarakat tentang kebutuhan serta kegiatan pendidikan serta mendorong minat dan kerjasama masyarakat dalam peningkatan dan pengembangan sekolah. Manfaat hubungan dengan masyarakat sangat besar bagi peningkatan kinerja dosen melalui peningkatan aktivitas-aktivitas bersama, komunikasi yang terus-menerus dan proses saling memberi dan saling menerima sarta membuat introspeksi sekolah dan dosen menjadi giat dan berkelanjutan. Setiap aktivitas dosen dapat diketahui oleh masyarakat sehingga dosen akan berupaya menampilkan kinerja yang baik (Rachmawati & Daryanto, 2013).

f. Kedisiplinan

Disiplin adalah ketaatan dan ketepatan pada suatu aturan yang dilakukan secara sadar tanpa adanya dorongan atau paksaan pihak lain atau suatu keadaan di mana sesuatu itu berada dalam tertib, teratur dan


(28)

semestinya serta tiada suatu pelanggaran-pelanggaran baik secara langsung maupun tidak langsung. Kedisiplinan sangat perlu diperhatikan dosen dalam menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing mahasiswa. Disiplin yang tinggi akan mampu membangun kinerja yang profesional sebab pemahaman disiplin yang baik dosen mampu mencermati aturan-aturan dan langkah strategis dalam melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar. Kedisiplinan yang baik ditunjukkan dosen dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya akan memperlancar pekerjaan dosen dan memberikan perubahan dalam kinerja dosen kearah yang lebih baik dan dapat dipertanggungjawabkan (Rachmawati & Daryanto, 2013).

g. Kesejahteraan

Faktor kesejahteraan menjadi salah satu yang berpengaruh pada kinerja dosen di dalam meningkatkan kualitasnya sebab semakin sejahtera seseorang makin tinggi kemungkinan untuk meningkatkan kerjanya. Untuk memaksimalkan kinerja dosen langkah strategis yang dilakukan pemerintah yaitu memberikan kesejahteraan yang layak sesuai dengan jumlah kerja dosen. Adanya jaminan kehidupan yang layak bagi dosen dapat memotivasi dosen untuk selalu bekerja dan meningkatkan kreativitas sehingga kinerja selalu meningkat tiap waktu (Rachmawati & Daryanto, 2013).


(29)

h. Iklim kerja

Iklim kerja adalah hubungan timbal balik antara faktor-faktor pribadi, sosial dan budaya yang mempengaruhi sikap individu dan kelompok dalam lingkungan sekolah yang tercermin dari suasana hubungan kerjasama yang harmonis dan kondusif antara pemimpin dan bawahan, antara dosen dengan dosen yang lain, antara dosen dengan staf dan keseluruhan komponen itu harus menciptakan hubungan dengan peserta didik sehingga tujuan pendidikan dan pengajaran tercapai. Terbentuknya iklim yang kondusif pada tempat kerja dapat menjadi faktor penunjang bagi peningkatan kinerja sebab kenyamanan dalam bekerja membuat dosen berpikir dengan tenang dan terkonsentrasi hanya pada tugas yang sedang dilaksanakan (Rachmawati & Daryanto, 2013).

2.1.3 Meningkatkan Kinerja Dosen

Menurut Rachmawati & Daryanto (2013) hal yang harus diperhatikann untuk meningkatkan kinerja dosen meliputi:

a. Kesesuaian antara pekerjaan dengan keahlian

Kinerja dosen dapat ditingkatkan bila ada kesesuaian antara pekerjaan dengan keahliannya, begitu pula halnya dengan penempatan dosen pada bidang tugasnya. Bila dosen diberikan tugas tidak sesuai dengan keahliannya akan berakibat menurunnya cara kerja dan hasil pekerjaan mereka, juga akan menimbulkan rasa tidak puas pada diri


(30)

mereka. Rasa kecewa akan menghambat perkembangan moral kerja dosen. Moral kerja yang positif adalah mampu mencintai tugas sebagai suatu yang memiliki nilai keindahan di dalamnya. Kinerja dapat ditingkatkan dengan cara memberikan pekerjaan seseorang sesuai dengan bidang kemampuannya

b. Kepuasan kerja

Kinerja dipengaruhi juga oleh kepuasan kerja yaitu perasaan individu terhadap pekerjaan yang memberikan kepuasan batin kepada seseorang sehingga pekerjaan itu disenangi dan digeluti dengan baik. Kinerja dosen akan bermakna bila dibarengi dengan niat yang bersih dan ikhlas, serta selalu menyadari akan kekurangan yang ada pada dirinya, dan berupaya untuk dapat meningkatkan atas kekurangan tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan kearah yang lebih baik yang diikuti dengan memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jadi, dengan berhasilnya seorang dosen mengajar ditandai dengan keberhasilan mahasiswa dalam menyerap ilmu yang mereka ajarkan maka dosen tersebut akan merasa puas terhadap pekerjaan mereka. Dengan adanya perasaan puas pada dosen maka kinerja dosen akan semakin meningkat juga.

c. Peningkatan pemanfaatan teknologi informasi

Langkah yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja dosen adalah melalui peningkatan pemanfaatan teknologi informasi yang sedang


(31)

berkembang dan mendorong dosen untuk menguasainya. Dengan memanfaatkan teknologi informasi maka dosen dapat dengan cepat mengakses materi pengetahuan yang dibutuhkan sehingga dosen tidak terbatas pada pengetahuan yang dimiliki dan hanya bidang studi tertentu yang dikuasai tetapi dosen harus mampu menguasai lebih dari satu bidang studi yang ditekuninya sehingga suatu saat dosen tersebut akan mendalami hal lain yang masih memiliki hubungan erat dengan bidang tugasnya guna meningkatkan kinerja kearah yang lebih baik (Rachmawati & Daryanto, 2013).

2.1.4 Indikator Kinerja Dosen

Menurut UU No 14 tahun 2005 pada pasal 72 ayat 1 berbunyi beban kerja dosen mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran, melakukan evaluasi pembelajaran, membimbing dan melatih, melakukan penelitian, melakukan tugas tambahan, serta melakukan pengabdian kepada masyarakat. Menurut Rachmawati & Daryanto (2013) indikator penilaian kinerja dosen dalam pembelajaran meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.

a. Perencanaan pembelajaran

Bila suatu kegiatan direncanakan lebih dahulu maka tujuan dari kegiatan tersebut akan lebih terarah dan lebih berhasil. Oleh karena itu seorang dosen harus memiliki kemampuan dalam merencanakan pengajaran. Seorang dosen sebelum mengajar hendaknya


(32)

merencanakan program pengajaran, membuat persiapan pengajaran yang akan diberikan, menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan kepada mahasiswa dan bahan pelajaran yang mendukung jalannya proses belajar mengajar (Suryosubroto, 2009). Kemampuan dosen dalam tahap perencanaan dapat dilihat dari cara atau proses penyusunan program kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh dosen, yaitu mengembangkan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (Rachmawati & Daryanto, 2013).

b. Pelaksanaan pembelajaran

Kegaiatan awal dalam pelaksanaan pembelajaran adalah mengaitkan hal-hal yang sudah dipelajari dengan hal baru yang akan diajarkan, memberi kesempatan pada mahasiswa untuk memahami topik secara keseluruhan sebelum mempelajari hal-hal yang terkandung dalam topik secara terperinci, menambahkan hasrat ingin tahu mahasiswa dan merangsang perhatian dan hasrat belajar mahasiswa secara berkelanjutan, dan menyadarkan mahasiswa akan apa yang diharapakan dosen dari mahasiswa dalam atau selama pembahasan topik (Satori, 2008).

Menurut Rachmawati & Daryanto (2013) kegiatan pembelajaran di kelas adalah inti penyelenggaraan pendidikan yang ditandai oleh adanya kegiatan pengelolaan kelas, penggunaan media dan sumber belajar, dan penggunaan metode. Dalam pengelolaan


(33)

kelas, seorang dosen harus mampu menciptakan suasana yang kondusif di dalam ruangan belajar yang berguna untuk mewujudkan suatu proses pembelajaran yang menyenangkan, ketepatan waktu masuk dan keluar kelas, dan melakukan absensi setiap akan memulai proses pembelajaran. Kemampuan lainnya dalam pelaksanaan pembelajaran yang perlu dikuasai seorang dosen adalah penggunaan media dan sumber belajar. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (materi pembelajaran), merangsang pikiran, perasan, perhatian, dan kemampuan mahasiswa sehingga dapat mendorong proses pembelajaran. Sumber belajar adalah buku pedoman. Selain harus mampu menguasai sumber belajar, seorang dosen harus berusaha mencari dan membaca buku yang berfungsi untuk meningkatkan kemampuan dalam perluasan dan pendalaman materi serta pengayaan dalam proses pembelajaran. Didalam pelaksanaan pembelajaran, seorang dosen juga harus memiliki kemampuan dalam penggunaan metode pembelajaran. Seorang dosen harus mampu memilih dan mengguankana metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang disampaikan.

c. Evaluasi proses pembelajaran

Evaluasi merupakan laporan akhir dari proses pembelajaran, khususnya laporan mengenai kemajuan dan prestasi belajar mahasiswa. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa evaluasi merupakan pertanggungjawaban dosen dalam pelaksanaan proses


(34)

pembelajaran (Hernawan, 2008). Menurut Rachmawati & Daryanto (2013), penilaian hasil belajar adalah kegiatan atau cara yang ditujukan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dan juga proses pembelajaran yang telah dilakukan. Kemampuan yang perlu dikuasai dosen pada kegiatan evaluasi/penilaian hasil belajar adalah kemampuan menyusun alat evaluasi. Alat evaluasi yang dapat digunakan adalah tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan. Seorang dosen dapat menentukan alat tes tersebut sesuai dengan materi yang disampaikan. Indikasi kemampuan dosen dalam penyusunan alat-alat tes ini dapat digambarkan dari frekuensi penggunaan bentuk alat-alat tes secara variatif, karena alat-alat tes yang telah disusun pada dasarnya digunakan sebagai alat penilaian hasil belajar

2.1.5 Keterampilan Dasar Mengajar

Sebelum melaksanakan pembelajaran seorang dosen atau pendidik sebaiknya memahami keterampilan dasar mengajar. Keterampilan dasar mengajar adalah keterampilan dasar yang seharusnya dikuasai dan diterapkan oleh setiap pengajar atau pendidik dalam proses belajar mengajar (Nurhidayah, 2009). Keterampilan dasar mengajar terdiri dari:

a. Keterampilan bertanya

Dalam kegiatan belajar mengajar, bertanya tidak bertujuan memperoleh informasi, melainkan ingin membelajarkan peserta didik. Dengan


(35)

adanya pertanyaan dalam proses belajar mengajar, peserta didik dilibatkan secara proaktif di dalam kegiatan belajar mengajar (Nurhidayah, 2009).

Menurut Usman (1992) dalam Rachmawati & Daryanto (2013), pertanyaan yang baik ialah pertanyaan yang jelas dan mudah dimengerti oleh mahasiswa, berikan informasi yang cukup untuk menjawab pertanyaan, pertanyaan harus difokuskan pada suatu masalah atau tugas tertentu, harus ada waktu yang cukup kepada mahasiswa untuk berpikir sebelum menjawab pertanyaan, berikan pertanyaan kepada seluruh mahasiswa secara merata, berikan respon yang ramah dan menyenangkan sehingga timbul keberanian mahasiswa untuk menjawab dan bertanya, dan tuntunlah jawaban mahasiswa sehingga mereka dapat menemukan sendiri jawaban yang benar.

b. Keterampilan memberi penguatan

Penguatan adalah segala bentuk respon apakah bersifat verbal (diungkapkan dengan kata-kata langsung seperti: bagus, pintar, ya, betul, tepat sekali), maupun nonverbal (biasanya dilakukan dengan gerak, isyarat, pendekatan) merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku dosen terhadap tingkah laku peserta didik yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik (feedback) bagi peserta didik atas perbuatannya sebagai suatu tindak dorongan atau koreksi (Rachmawati & Daryanto, 2013). Penguatan juga berfungsi untuk meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku yang diberi penguatan (Nurhidayah, 2009).


(36)

Tujuan dari seorang dosen memberikan penguatan kepada mahasiswa adalah meningkatkan perhatian peserta didik terhadap pembelajaran, meningkatkan motivasi belajar mahasiswa dan membina tingkah laku peserta didik yang produktif (Rachmawati & daryanto, 2013).

c. Keterampilan mengadakan variasi

Variasi dalam kegiatan belajar mengajar adalah perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi para mahasiswa, serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan. Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dapat dikelompokkan menjadi variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam penggunaan media dan variasi dalam pola interaksi. Variasi yang dilakukan dosen hendaknya sesuai dengan kondisi kelas, lancar dan logis, sehingga tidak mengganggu alur pembelajaran yang sedang berlangsung. Tegasnya, setiap variasi harus mempunyai tujuan/sasaran yang jelas dan bukan dilakukan hanya untuk tujuan variasi (Nurhidayah, 2009).

d. Keterampilan menjelaskan

Keterampilan mejelaskan dalam pembelajaran adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan lainnya, misalnya sebab dan akibat. Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Pemberian penjelasan merupakan aspek yang sangat penting dari kegiatan dosen dalam berinteraksi dengan peserta didik di dalam kelas. Tujuan pemberian penjelasan


(37)

dalam pembelajaran meliputi: membimbing peserta didik untuk dapat memahami konsep, hukum, dalil, fakta, dan prinsip secara objektif dan bernalar; melibatkan peserta didik untuk berfikir dengan memecahkan masalah-masalah atau pertanyaan; mendapatkan balikan dari peserta didik mengenai tingkat pemahamannya dan untuk mengatasi kesalahpahaman peserta didik; dan membimbing peserta didik untuk menghayati dan mendapat proses penalaran dan menggunakan bukti-bukti dalam memecahkan masalah (Rachmawati & Daryanto, 2013).

Beberapa komponen keterampilan menjelaskan yang harus diperhatikan seorang dosen adalah sebagai berikut:

1. Merencanakan dan menganalisa

Penjelasan yang diberikan dosen perlu direncanakan dengan sistematis. Isi pesan (materi) penjelasan dapat berupa menganalisa masalah secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada antara unsur-unsur yang dikaitkan. Penjelasan juga dapat berupa penggunaan hkum, dalil, rumus atau generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan (Nurhidayah, 2009).

2. Menyajikan

Penyajian suatu penjelasan dapat ditingkatkan hasilnya dengan memperhatikan beberapa komponen meliputi kejelasan yaitu menggunakan bahasa yang mudah dimengerti peserta didik;


(38)

penggunaan contoh dan ilustrasi; dan pemberian tekanan (Rachmawati & Daryanto, 2013).

3. Penggunaan balikan

Penggunaan balikan sangat mendukung dan dapat menilai keterampilan menjelaskan. Melalui pemberian kesempatan kepada mahasiswa untuk memberikan umpan balik dapat menunjukkan pemahaman, keraguan, atau ketidakmengertian atas penjelaskan yang diberikan (Nurhidayah, 2009).

e. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran

Membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh dosen untuk menciptakan suasana siap mental dan penuh perhatian pada diri mahasiswa. Sedangkan menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh dosen untuk mengakhiri kegiatan inti pelajaran (Nurhidayah, 2009).

Komponen yang harus diperhatikan pada saat membuka pelajaran adalah menarik perhatian mahasiswa, menimbulkan motivasi, memberikan acuan melalui berbagai usaha, dan memberikan apersepsi (memberikan kaitan antara materi sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari). Komponen dalam menutup pelajaran yang harus dilakukan dosen adalah meninjau kembali penguasaan materi pokok dengan merangkum atau menyimpulkan hasil pembelajaran, dan melakukan evaluasi (Rachmawati & Daryanto, 2013).Keterampilan membuka pelajaran merupakan awal keberhasilan seorang dosen. Cara dosen membuka pelajaran sangat menentukan termotivasi


(39)

atau tidaknya mahasiswa dalam mengikuti pelajaran. Sedangkan keterampilan menutup pelajaran menentukan tingkat kemantapan pembelajaran yang dilaksanakan (Nurhidayah, 2009).

f. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil

Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok peserta didik dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan dan pemecahan masalah (Rachmawati & Daryanto, 2013).

Komponen yang harus dikuasai dosen dalam membimbing diskusi kelompok yaitu memusatkan perhatian, memperjelas masalah atau mangajukan pertanyaan-pertanyaan yang menantang, menganalisa pandangan mahasiswa, menyebarkan kesempatan berpartisipasi, dan menutup diskusi (Nurhidayah, 2009). Hal-hal yang perlu dihindari keterampilan membimbing kelompok kecil yaitu mendominasi/monopoli pembicaranan dalam diskusi, membiarkan terjadinya penyimpangan dalam diskusi (Rachmawati & Daryanto, 2013).

g. Keterampilan mengelola kelas

Keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan dalam menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang kondusif sehingga proses belajar mengajar lebih efektif (Nurhidayah, 2009). Kemampuan menciptakan suasana kondusif di kelas guna mewujudkan proses pembelajaran yang menyenangkan adalah tuntutan bagi seorang dosen dalam pengelolaan kelas. Kemampuan


(40)

dosen dalam menciptakan kerjasama dan disiplin peserta didik melalui pelaksanaan ketepatan waktu masuk dan keluar kelas, melakukan absensi setiap akan memulai proses pembelajaran, dan melakukan pengaturan tempat duduk peserta didik termasuk kedalam kegiatan pengelolaan kelas (Rachmawati & Daryanto, 2013). Tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak didik di kelas dapat bekerja dengan tertib, sehingga tujuan pengajaran tercapai secara efektif dan efisien (Suryosubroto, 2009).Suasana yang menyenangkan (joyfull learning) dan dinamis haruslah tercipta dalam setiap proses pembelajaran sehingga para mahasiswa merasa nyaman. Dari kenyamanan ini diharapkan mahasiswa dapat meraih kesuksesan dan kemajuan dalam belajar (Hernawan, 2008).

h. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan individual

Pembelajaran ini terjadinya bila jumlah peserta didik yang dihadapi oleh dosen terbatas yaitu antara 3-8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan. Peran dosen dalam pembelajaran perseorangan adalah sebagai organisator, narasumber, motivator, fasilitator, konselor dan sekaligus sebagai peserta kegiatan (Rachmawati & Daryanto, 2013).

2.2 Kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen

2.2.1 Definisi kepuasan mahasiswa

Dosen sebagai perancang pembelajaran harus memikirkan dan berusaha agar apa yang dilakukannya akan memberikan kepuasan bagi mahasiswanya. Pembelajaran yang dirancang diharapkan akan menjadi suatu kegiatan yang dapat


(41)

memfasilitasi minat dan kebutuhan mahasiswa (Hernawan, 2008). Kepuasan adalah tingkat kepuasan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya. Dengan demikian, kepuasan atau ketidakpuasan adalah kesimpulan dari interaksi antara harapan dan pengalaman sesudah memakai jasa atau pelayanan yang diberikan (Simamora, 2012).

2.2.2 Pandangan Mahasiswa Terhadap Kinerja Dosen

Harapan mahasiswa sebagai pemakai jasa atau konsumen fakultas, berharap kinerja dosen sebagai penyampai jasa pendidikan menjalankan proses pendidikan secara maksimal, seperti menggunakan metode yang menarik dalam proses pembelajarannya, dosen yang hadir tepat waktu, melakukan UTS dan UAS tepat waktu, serta pengembalian lembar jawaban ujian kepada mahasiswa (Ulfa, 2013). Harapan mahasiswa terhadap dosen selama proses belajar mengajar berlangsung ialah seorang dosen harus bersifat demokratis, suka bekerjasama (kooperatif), baik hati, sabar, adil konsisten, bersifat terbuka, suka menolong, ramah tamah, suka humor, memiliki bermacam-macam minat, menguasai bahan pelajaran, fleksibel, menaruh minat yang baik terhadap mahasiswa (Hamalik, 2002 dalam Rachmawati & Daryanto, 2013).

Kinerja dosen dikatakan baik apabila dosen menjalankan perkuliahan sesuai dengan standar mutu perkuliahan. Dimana dalam suatu perkuliahan dosen harus memiliki GBPP, silabus SAP, kontrak perkuliahan, materi perkuliahan, media perkuliahan, arsip soal kuis, soal UTS, UAS dan tugas telah tersedia dalam bentuk tercetak (Ulfa, 2013). Perkuliahan atau proses pembelajaran merupakan


(42)

kegiatan pokok perguruan tinggi. Proses ini akan menentukan kualitas lulusannya. Dalam proses pembelajaran inilah mahasiswa berinteraksi dengan dosen dan memberikan penilaiannya mengenai dosen yang bersangkutan. Nursalam & Efendi (2008) menambahkan pembelajaran yang diberikan oleh dosen dapat efektif menurut pandangan mahasiswa apabila pengajar tidak terlalu mendominasi kelompok kelas, mengurangi banyak bicara, namun mengupayakan agar peserta didik mampu menemukan alternatif-alternatif untuk mengembangkan kepribadian peserta didik tersebut. Pengajar yang baik harus mengupayakan untuk banyak mendengarkan dan menerima gagasan seseorang, kemudian menilai dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh mahasiswa. Orang dewasa (mahasiswa) akan belajar lebih baik apabila pendapat pribadinya dihormati dan akan lebih senang jika mereka bisa memberikan pemikiran dan mengemukakan idenya. Mahasiswa perlu mendapatkan kepercayaan dari pengajarnya sehingga mereka akan mempunyai kepercayaan diri sendiri. Sedangkan kinerja dosen dalam pembelajaran yang tidak disukai oleh mahasiswa adalah dosen yang memberikan teori dan gagasannya sendiri kepada mahasiswa tanpa mendengarkan pendapat mahasiswa.

2.2.3 Dimensi Pengukuran Kepuasan Mahasiswa

Mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan di perguruan tinggi akan mengharapkan adanya kepuasan terhadap pelayanan dari perguruan tinggi. Kepuasan mahasiswa harus diperhatikan dan ditingkatkan oleh perguruan tinggi selama proses belajar mengajar karena dengan meningkatkan kepuasan mahasiswa dapat meningkatkan motivasi belajar mahasiswa sehingga akan


(43)

meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. Kepuasan mahasiswa diukur dengan memperhatikan lima dimensi kualitas pelayanan. Griffin (2002) menjelaskan tentang lima dimensi kualitas pelayanan yaitu: keberwujudan (tangible), keandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance), dan empati (empathy). keberwujudan (tangible) merupakan fasilitas fisik, perlengkapan dan penampilan personil. Keandalan (reliability) adalah suatu kemampuan untuk memberikan apa yang telah dijanjikan secara andal dan tepat. Daya tanggap (responsiveness) keinginan untuk membantu pelanggan (mahasiswa) dan memberikan pelayanan yang cepat. Jaminan (assurance) adalah pengetahuan dan sopan santun para pegawai (dosen) dan kemampuan mereka untuk mengesankan kepercayaan dan keyakinan. Empati (empathy) adalah tingkat kepedulian dan perhatian individual yang diberikan kepada pelanggan (mahasiswa).

Ulfa (2013) menjelaskan kepuasan mahasiswa terhadap kinerja dosen dapat diukur melalui dimensi pelayanan meliputi:

a. Bukti langsung (tangible)

Bukti langsung (tangible) adalah bentuk fisik yang ada pada dosen saat melaksanakan proses perkuliahan yang dapat dirasakan dan dapat dilihat/dinilai secara langsung oleh mahasiswa selama proses perkuliahan berlangsung. Dimensi tangible ini dapat diukur dengan indikator sebagai berikut: penampilan dosen yang menarik dan meyakinkan, fasilitas fisik (metode, media), dan sarana komunikasi.


(44)

b. Keandalan (reliability)

Keandalan (reliability) merupakan kemampuan dosen untuk memberikan pelayanan yang telah dijanjikan dengan segera, tepat dan akurat kepada mahasiswa. Adapun indikator penilaian dari keandalan (reliability) meliputi: ketepatan waktu kuliah, kesesuaian pelaksanaan jadwal kuliah, ketepatan materi dalam proses belajar mengajar.

c. Daya tanggap (responsiveness)

Daya tanggap (responsiveness) adalah kesediaan/keinginan dosen membantu mahasiswa berhubungan dengan proses perkuliahan sebagai pemakai jasa. Indikator penilaian dari daya tanggap (responsiveness) meliputi: kesediaan dosen membantu mahasiswa dalam mengatasi kesulitannya, kesediaan dosen menyediakan waktu untuk berkonsultasi di luar jam mengajar.

d. Jaminan (assurance)

Jaminan (assurance) merupakan bukti tanggung jawab dari seorang dosen kepada mahasiswa dari segi pelayanannya. Adapun indikator penilaiannya meliputi: pemahaman dan wawasan dosen dalam melakukan proses belajar dan mengajar.

e. Empati (empathy)

Empati (empathy) merupakan sikap dan perilaku dosen selama berinteraksi dengan mahasiswanya. Indikator penilaiannya meliputi: keramahan dan perhatian dosen dalam berinteraksi dengan mahasiswanya.


(45)

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konseptual penelitian ini untuk melihat kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam pembelajaran pada mahasiswa program studi ilmu keperawatan di Fakultas Keperawatan USU. Kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam pembelajaran akan diteliti dalam beberapa dimensi yaitu keandalan/ reliabilitas, jaminan (assurance), keberwujudan (tangible), empati (empathy), dan daya tanggap (responsiveness).

Skema 3.1 kerangka konsep

Kepuasan mahasiswa: -keandalan/reliabilitas -jaminan (assurance) -keberwujudan (tangible) -Empati (empathy)

-daya tanggap (responsiveness).

Kinerja dosen:

-merencanakan pembelajaran

-melaksanakkan proses pembelajaran -melakukan evaluasi pembelajaran


(46)

3.2 Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi operasional variabel penelitian

No Variabel Definisi operasional

Alat ukur Hasil ukur skala 1 Kepuasan

mahasiswa Suatu perasaan menyenangkan yang dirasakan mahasiswa ketika terpenuhinya harapan dan keinginan terhadap kinerja dosen dalam pembelajaran

meliputi dimensi bukti langsung (tangible),

keandalan

(reliability), daya tanggap

(responsiveness), Jaminan

(assurance), dan empati (empathy).

Kuesioner terdiri dari 35 pernyataan dengan indikator: 1=tidak puas 2=cukup puas 3=puas 4=sangat puas Dinilai berdasarkan persentase tertinggi dari masing-masing jawaban mahasiswa yaitu tidak puas, cukup puas, puas, dan sangat puas Kepuasan mahasiswa dalam lima dimensi tingkat kepuasan yaitu:

-Dimensi tangible dikategorikan tidak puas (8-13), cukup puas (14-19), puas (20-25), dan sangat puas (26-32).

-Dimensi reliability dikategorikan tidak puas (5-8), cukup puas (9-12), puas (13-16), dan sangat puas (17-20).


(47)

-Dimensi responsiveness dikategorikan tidak puas (4-6), cukup puas (7-9), puas (10-12), dan sangat puas (13-16).

-Dimensi assurance dikategorikan tidak puas (15-25), cukup puas (26-36), puas (37-48), dan sangat puas (49-60). -Dimensi empathy dikategorikan tidak puas (3-4), cukup puas (5-6), puas (7-9), dan sangat puas (10-12).

Kepuasan mahasiswa

tentang kinerja dosen dalam pembelajaran

dikategorikan tidak puas (35-60), cukup puas (61-86), puas (87-113), dan sangat puas (114-140).


(48)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam pembelajaran pada mahasiswa program studi ilmu keperawatan di Fakultas Keperawatan USU.

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006). Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa S1 keperawatan regular Fakultas Keperawatan USU dengan jumlah 557 mahasiswa. Mahasiswa S1 keperawatan reguler terdiri dari 4 angkatan (stambuk) yaitu stambuk 2010 sebanyak 126 mahasiswa, 2011 sebanyak 131 mahasiswa, 2012 sebanyak 134 mahasiswa, dan 2013 sebanyak 166 mahasiwa.

4.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006). Menurut Nursalam (2009) jika besar populasi kurang dari 1000, maka penentuanjumlah sampel menggunakan rumus sebagai berikut:


(49)

n =

1 +

(

)

2

dimana:

n= jumlah sampel

N= jumlah populasi

d= tingkat signifikasi (0.05)

Sehingga didapat jumlah sampel untuk penelitian ini ialah 233 mahasiswa.

4.2.3 Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel sangat penting, karena apabila salah dalam menggunakan teknik sampling maka hasilnya akan jauh dari kebenaran/penyimpangan (Notoadmodjo, 2010). Sampel penelitian ini diambil dengan teknik sampling proportionate stratified random sampling yaitu suatu cara pengambilan sampel yang digunakan apabila anggota populasi penelitian bersifat heterogen yang terdiri atas kelompok-kelompok yang bersifat homogen atau berstrata secara proportional (Hidayat, 2009). Mahasiswa S1 keperawatan regular Fakultas Keperawatan USU terdiri dari 4 kelas (stambuk). Menurut Riduwan (2005), cara penentuan jumlah sampel setiap kelompok populasi ialah dengan menggunakan rumus:


(50)

n

1

=

N1 N

.

Dimana:

�1= jumlah sampel menurut stratum (strata)

�= jumlah sampel seluruhnya

�1= jumlah populasi menurut stratum �= jumlah populasi selurunya

Jumlah sampel tiap stambuk akan digambarkan pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.1 Jumlah sampel penelitian dari setiap stambuk

No Stambuk Populasi Sampel

1 S1 keperawatan reguler 2010 126 mahasiswa 53 mahasiswa 2 S1 keperawatan regular 2011 131 mahasiswa 55 mahasiswa 3 S1 keperawatan regular 2012 134 mahasiswa 56 mahasiswa 4 S1 keperawatan regular 2013 166 mahasiswa 69 mahasiswa

Jumlah 557 mahasiswa 233 mahasiswa

Setelah didapat jumlah sampel tiap kelompok (kelas), sampel akan dipilih dengan cara acak beraturan (ordinal sampling), yaitu sampel diambil dengan nomor absensi bernomor genap sampai jumlah sampel terpenuhi. Sampel penelitian yang akan dipilih harus memenuhi syarat responden yaitu:


(51)

1. Berstatus menjadi mahasiswa S1 keperawatan reguler di Fakultas Keperawatan USU.

2. Aktif mengikuti perkuliahan di Fakultas Keperawatan USU sehingga mengetahui tentang kinerja dosen yang mengajar di Fakultas Keperawatan USU.

3. Bersedia menjadi responden penelitian.

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Fakultas Keperawatan USU yang terletak di Jl. Prof. Ma’as No. 03 kampus USU padangbulan, Medan. Peneliti memilih tempat penelitian ini dengan mempertimbangkan efektif dan efisien penelitian yang akan dilakukan. Efektif karena mahasiswa di fakultas keperawatan heterogen sehingga data yang didapat dapat bervariasi, mahasiswa fakultas keperawatan juga sangat mengetahui kinerja dosen yang mengajarar di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara sehingga data yang didapat lebih akurat. Efisien karena Fakultas Keperawatan USU merupakan fakultas tempat peneliti menuntut ilmu sehingga mudah mengambil data dan biaya yang diperlukan menjadi lebih sedikit.

4.3.2 Waktu Penelitian

Seluruh kegiatan penelitian ini dilaksanakan mulai September 2013-Juni 2014. Sedangkan pengumpulan data dimulai pada bulan April 2014 sampai juni 2014.


(52)

4.4 Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Fakultas Keperawatan USU dan setelah melakukan pengurusan surat ethical clearance di komisi etik penelitian kesehatan Fakultas Keperawatan USU dengan hasil bahwa skripsi ini sudah layak untuk dilanjutkan ketahap penelitian karena tidak bertentangan dengan nilai dan norma kemanusiaan. Penelitian ini dilakukan dengan memperhatikan beberapa pertimbangan etik yaitu memberikan lembar persetujuan (informed consent) kepada responden, tanpa nama (anonimity), dan kerahasiaan (confidentiality). Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent diberikan sebelum penelitian dilakukan. Jika subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan dan jika subjek tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati haknya dengan tidak memaksa menjadi responden penelitian. Untuk menjaga kerahasiaan maka nama responden tidak akan dicantumkan pada lembar kuesioner yang akan diisi oleh responden dan hanya diberi kode nomor urut. Kerahasiaan data yang diberikan oleh responden akan dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset yang digunakan untuk kepentingan penelitian.

4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk checklist atau daftar cek yaitu daftar yang berisi pernyataan dan responden memberikan jawaban dengan memberikan tanda ceklis pada jawaban yang akan


(53)

dipilihnya. Kuesioner penelitian ini terdiri dari dua bagian kuesioner data demografi dan kuesioner kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam pembelajaran.

4.5.1 Kuesioner data demografi

Kuesioner ini untuk melihat karakteristik responden yang terdiri atas data nama (inisial), jenis kelamin, agama, suku, dan semester.

4.5.2 Kuesioner kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam pembelajaran

Kuesioner ini digunakan untuk mengkaji dan menilai kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam pembelajaran pada mahasiswa program studi ilmu keperawatan di Fakultas Keperawatan USU. Kuesioner ini dimodifikasi dari kuesioner penelitian Ulfa (2013) yang berjudul “analisis tingkat kepuasan mahasiswa terhadap kinerja dosen dalam pembelajaran pada program studi pendidikan ekonomi Universitas Riau” dan disesuaikan dengan kebutuhan penelitian yang dilakukan di Fakultas Keperawatan USU.

Kuesioner ini terdiri dari 35 pernyataan terbagi menjadi lima dimensi, yaitu dimensi tangible nomor 1-8, dimensi reliability nomor 9-13, dimensi responsiveness nomor 14-17, dimensi assurance 18-32, dan dimensi empathy nomor 33-35, akan dihitung skornya dengan menggunakan skala likert dengan pilihan jawaban yang tersedia di kuesioner yaitu: sangat puas (skor 4), puas (skor 3), cukup puas (2) dan tidak puas (skor 1).


(54)

Untuk memudahkan penilaian kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam pembelajaran pada mahasiswa program studi ilmu keperawatan di Fakultas Keperawatan USU, maka perlu dilakukan penghitungan panjang kelas interval. Dalam penelitian ini, banyaknya kelas interval sebesar 4 (empat). Menurut Sudjana (2002), rumus statistik untuk menentukan panjang kelas interval (p) adalah:

�= �������

��������������=

�������������� − ������������ℎ ��������������

Banyaknya kelas dalam penelitian ini ada 4 kelas yaitu tidak puas, cukup puas, puas, dan sangat puas. Setelah dilakukan penghitungan panjang kelas interval kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam pembelajaran, maka didapat hasil tidak puas (35-60), cukup puas (61-86), puas (87-113), dan sangat puas (114-140). Panjang kelas interval untuk lima dimensi tingkat kepuasan didapat hasil sebagai berikut:

a. Dimensi bukti langsung (tangible): tidak puas (8-13), cukup puas (14-19), puas (20-25), sangat puas (26-32).

b. Dimensi keandalan (reliability): tidak puas (5-8), cukup puas (9-12), puas (13-16), dan sangat puas (17-20).

c. Dimensi daya tanggap (responsiveness): tidak puas (4-6), cukup puas (7-9), puas (10-12) dan sangat puas (13-16).

d. Dimensi jaminan (assurance): tidak puas (15-25), cukup puas (26-36), puas (37-48) dan sangat puas (49-60).


(55)

e. Dimensi empati (empathy): tidak puas (3-4), cukup puas (5-6), puas (7-9) dan sangat puas (10-12).

4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas

Alat ukur atau instrumen penelitian yang dapat diterima sesuai standar adalah alat ukur yang telah melalui uji validitas dan reliabilitas (Hidayat, 2009). Uji validitas merupakan suatu pengujian untuk mengukur ketepatan instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur (Sugiyono, 2006). Uji validitas yang dilakukan pada instrumen penelitian ini adalah uji validitas isi. Validitas isi adalah tingkat representativitas isi atau substansi pengukuran terhadap konsep (pengertian) variabel sebagaimana dirumuskan dalam definisi operasional. Instrumen ini telah divalidasi oleh dosen keperawatan dari departemen dasar dan departemen jiwa-komunitas.

Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan (Nursalam, 2009). Uji reliabilitas dilakukan terhadap 30 orang mahasiswa S1 keperawatan reguler Fkultas Keperawatan USU yang bukan menjadi responden penelitian (absensi yang bernomor ganjil). Uji reliabilitas ini dilakukan pada tanggal 25 Februari 2014. Pengukuran reliabilitas dari kuesioner penelitian ini menggunakan rumus cronbach alpha. Peneliti menggunakan bantuan komputer untuk menguji reliabilitas instrumen penelitian kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam pembelajaran dengan hasil sebesar 0,94. Berdasarkan Pollit & Hungler (1999) yang menyatakan bahwa suatu instrumen dapat dikatakan reliable apabila hasil uji


(56)

lebih besar dari 0,70. Dari hasil reliabilitas ini, kuesioner kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam pembelajaran dapat digunakan pada saat melakukan penelitian.

4.7 Pengumpulan Data

Peneliti mengajukan surat permohonan izin kepada dekan Fakultas Keperawatan USU untuk melakukan penelitian di Fakultas Keperawatan USU. Setelah mendapat persetujuan dari Fakultas Keperawatan USU, peneliti melakukan pengumpulan data.

Peneliti menjelaskan kepada calon responden penelitian tentang tujuan penelitian, prinsip kerahasiaan data yang diberikan responden dan proses pengisian kuesioner penelitian sebelum menanyakan kesediaan untuk menjadi responden penelitian. Peneliti membagikan lembar persetujuan (imformed consent) kepada sampel yang bersedia menjadi responden penelitian untuk ditandatangani. Peneliti kemudian membagikan kuesioner penelitian kepada responden dan menjelaskan tentang pernyataan yang ada di dalam kuesioner penelitian. Peneliti memberikan waktu kepada responden untuk mengisi kuesioner penelitian. Selanjutnya peneliti mengumpulkan seluruh kuesioner yang telah diisi responden untuk dianalisa.

4.8 Analisa Data

Setelah data terkumpul, peneliti melakukan analisa data melalui beberapa tahap yaitu: (1) editing, yaitu suatu upaya untuk memeriksa kembali kelengkapan data yang telah diperoleh dengan maksud untuk melihat apakah kuesioner telah


(57)

terisi sesuai petunjuk yang telah ditetapkan, (2) coding, yaitu suatu kegiatan memberikan kode dalam bentuk angka terhadap data pada kuesioner untuk mempermudah pada saat mengadakan tabulasi dan analisa data, (3) tabulating, yaitu untuk memudahkan analisa data, pengolahan, dan pengambilan keputusan, (4) analisis, yaitu melakukan pengolahan data dengan menggunakan komputer.

Analisa data penelitian ini menggunakan analisa univariat yang bertujuan untuk menjelaskan dan mendeskripsikan karakteristik setiap variabel. Analisa univariat yaitu menganalisa variabel yang ada secara diskriptif dengan menghitung distribusi frekuensi dan persentase. Hasilnya akan disajikan dalam bentuk suatu tabel yaitu tabel distribusi frekuensi dan persentase.Menurut Hidayat (2009) tabel distribusi frekuensi merupakan bentuk tabel yang sederhana, biasanya data terdiri dari satu variabel disertai dengan frekuensi masing-masing kategori dari variabel tersebut.

Hasil hitungan demografi dinilai berdasarkan persentase tertinggi. Hasil hitungan kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam pembelajaran dinilai berdasarkan persentase tertinggi dari masing-masing pilihan jawaban setiap pernyataan, yaitu tidak puas, cukup puas, puas, dan sangat puas. Menghitung kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam pembelajaran berdasarkan lima dimensi tingkat kepuasan yaitu dimensi Bukti langsung (tangible), keandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance), dan empati (empathy).


(58)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diperoleh berdasarkan pengumpulan data yang telah dilakukan di Fakultas Keperawatan USU selama 1 minggu dimulai pada tanggal 24 April 2014 sampai 1 Maret 2014 dengan jumlah respondensebanyak 233 mahasiswa. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam pembelajaran pada mahasiswa program studi ilmu keperawatan di Fakultas Keperawatan USU. Pengumpulan data dilakukan berdasarkan dua karakteristik yaitu karakteristik data demografi dan karakteristik kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam pembelajaran. Karakteristik data demografi terdiri dari:jenis kelamin, agama, suku, dan semester. Karakteristik kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam pembelajaran terdiri dari 35 pernyataandengan jawaban pilihan: (1) tidak puas, (2) cukup puas, (3) puas, dan (4) sangat puas.

5.1.1 Karakteristik Data Demografi

Deskripsi data demografi penelitian ini meliputi jenis kelamin, agama, suku dan semester. Dalam penelitian ini responden yang diteliti didominasi oleh jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 202 orang (86,7%)dan yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 31 orang (13,3%). Mayoritas responden beragama


(59)

islamdengan jumlah 126 orang (54,1%) dan agama kristen sebanyak 107orang (45,9%).Dari 233 responden, mayoritas responden berasal dari suku Batak Toba sebanyak 93 orang (39,9%). Responden penelitian ini berasal dari 4 angkatan dengan jumlah yang hampir seimbang dari setiap angkatan.

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik demografi mahasiswa program studi ilmu keperawatan di Fakultas Keperawatan USU (n=233)

Karakteristik Frekuensi (f) Persentase (%)

Jenis kelamin Perempuan Laki-laki Agama Islam Kristen Suku Batak toba Karo Simalungun Mandailing Jawa Minang Melayu Nias Aceh Gayo Alas Pakpak Semester Dua Empat Enam Delapan 202 31 126 107 93 21 8 34 31 14 12 11 4 3 1 1 69 56 55 53 86,7 13,3 54,1 45,9 39,9 9 3,4 14,6 13,3 6 5,2 4,7 1,7 1,3 0,4 0,4 29,6 24,1 23,6 22,7


(60)

5.1.2 Deskripsi Kepuasan Mahasiswa tentang Kinerja Dosen dalam Pembelajaran

Kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam pembelajaran dibagi menjadi 5 dimensi yaitu dimensi bukti langsung (tangible), keandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance), dan empati (empathy). Pada dimensi bukti langsung (tangible) mahasiswa banyak yang merasa tidak puas dalam hal kejelasan suara (volume, intonasi) dosen saat menjelaskan materi perkuliahan yaitu sebanyak 42 orang (18,1%), jawaban cukup puas banyak dipilih mahasiswa dalam hal kemenarikan media yaitu sebanyak 113 orang (48,5%), jawaban puas banyak dipilih oleh mahasiswa dalam kemampuan dosen menggunakan fasilitas pendukung pelaksanaan perkuliahan dengan baik yaitu sebanyak 139 orang (59,7%), dan jawaban sangat puas banyak dipilih mahasiswa dalam hal ketersediaan handout perkuliahan yang diberikan dosen yaitu sebanyak 17 orang (7,3%).

Pada pernyataan kemudahan memahami materi perkuliahan yang diajarkan oleh dosen mayoritas mahasiswa merasa cukup puas dan puas dengan selisih yang sangat sedikit yaitu sebanyak 102 orang (43,8%) dan 114 orang (48,9%). Hal yang sama juga tampak pada pernyataan kemudahan memahami pertanyaan yang disusun oleh dosen ketika ujian mayoritas mahasiswa merasa cukup puas dan puas dengan selisih yang sangat sedikit yaitu 108 orang (46,3%) dan 105 orang (45,1%).


(61)

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi dan persentase kepuasan mahasiswa dalam pembelajaran pada mahasiswa program studi ilmu keperawatan di Fakultas Keperawatan USU pada dimensi bukti langsung (tangible) dengan n=233

Pernyataan Tidak puas Cukup

puas

Puas Sangat puas

f % f % f % f %

Dimensi bukti langsung (tangible)

1. Kelengkapan konten BRP

2. Kemenarikan media 3. Kemenarikan dan up

to date materi

4. Kejelasan suara

(volume, intonasi) 5. Penggunakan fasilitas

perkuliahan dengan baik

6. Kemudahan memahami materi 7. Ketersediaan handout 8. Kemudahan memahami pertanyaan ketika ujian 22 20 17 42 13 8 25 17 9,5 8,6 7,3 18,1 5,6 3,4 10,7 7,3 97 113 98 90 66 102 91 108 41,6 48,5 42,1 38,6 28,3 43,8 39,1 46,3 99 87 103 93 139 114 100 105 42,5 37.3 44,2 39.9 59,7 48,9 42,9 45,1 15 13 15 8 15 9 17 3 6,4 5,6 6,4 3,4 6,4 3,9 7,3 1,3

Pada dimensi keandalan (reliability), kecendrungan persentase tingkat kepuasan mahasiswa berada pada rentang cukup puas dan puas. Pernyataan kesesuaian antara pelaksanaan perkuliahan dengan jadwal sebanyak 92 orang (39,5%) merasa cukup puas, akan tetapi masih banyak mahasiswa yang merasa tidak puas yaitu sebanyak 66 orang (28,3%). Pada pernyataan kesesuaian memulai dan mengakhiri perkuliahan dengan durasi perkuliahan sebanyak 110 orang (47,2%) merasa cukup puas, 47 orang (20,2%) dari 233 mahasiswa merasa tidak puas tentang pernyataan ini.


(62)

Dari kelima pernyataan yang tergolong kedalam dimensi keandalan (reliability), ada 2 pernyataan yang didominasi oleh jawaban cukup puas dan 3 pernyataan lainnya didominasi oleh jawaban puas yaitu pernyataan kesesuaian materi yang diajarkan dengan topik pembelajaran di BRP sebanyak 135 orang (57,9%), kesesuaian pelaksanaan ujian dengan jadwal sebanyak 129 orang (55,4%), dan kesesuaian materi yang diujiankan dengan materi perkuliahan sebanyak 116 orang (49,8%).

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi dan persentasi kepuasan mahasiswa dalam pembelajaran pada mahasiswa program studi ilmu keperawatan di Fakultas Keperawatan USU pada dimensi keandalan (reliability), dengan n=233

Pernyataan Tidak puas Cukup

puas

Puas Sangat puas

f % f % f % f %

Dimensi keandalan (reliability)

9. Perkuliahan sesuai jadwal

10.Memulai dan

mengakhiri

perkuliahan sesuai dengan durasi

11.Materi sesuai dengan topik di BRP

12.Jadwal ujian 13.Materi ujian

66 47 7 11 12 28,3 20,2 3 4,7 5,2 92 110 77 42 94 39,5 47,2 33 18 40,3 69 73 135 129 116 29,6 31,3 57,9 55,4 49,8 6 3 14 51 11 2,6 1,3 6 21,9 4,7

Keseluruhan pernyataan yang tergolong dalam dimensi daya tanggap (responsiveness) mayoritas mahasiswa merasa cukup puas,yaitu pernyataan kesediaan mengulang materi perkuliahan sebanyak 106 orang (45,5%) dan 99 orang (42,5%) merasa puas.Pada pernyataan memberitahukan atau meminjamkan


(63)

sumber belajar sebanyak 108 orang (46,4%) merasa cukup puas dan 66 orang (28,3%) merasa puas.Pada pernyataan kesediaan menerima mahasiswa konsultasi sebanyak 99 orang (42,5%) merasa cukup puas dan 77orang (33%) merasa puas. Pernyataan kesediaan mendengarkan masalah mahasiswa dan memberi solusi sebanyak 94 orang (40,3%) merasa cukup puas dan 88 orang (37,8%) merasa puas.

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi dan persentase kepuasan mahasiswa dalam pembelajaran pada mahasiswa program studi ilmu keperawatan di Fakultas Keperawatan USU pada dimensi daya tanggap (responsiveness),dengan n=233

Pernyataan Tidak puas Cukup

puas

Puas Sangat puas

f % f % f % f %

Dimensidaya tanggap

(responsiveness)

14.Kesediaan mengulang materi perkuliahan 15.Memberitahukan atau

meminjamkan sumber belajar

16.Kesediaan menerima mahasiswa konsultasi 17.Kesediaan mendengar

masalah mahasiswa dan memberi solusi

17 50 47 42 7,3 21,5 20,2 18 106 108 99 94 45,5 46,4 42,5 40,3 99 66 77 88 42,5 28,3 33 37,8 11 9 10 9 4,7 3,9 4,3 3,9

Pada dimensi jaminan (assurance) persentase pilihan terbesar berada pada pilihan cukup puas dan puas. Persentase terkecil dari pilihan tidak puas terdapat pada 3 pernyataan yaitu pernyataan pemahaman dosen tentang materi perkuliahan sebanyak 2 orang (0,9%) dan mayoritas mahasiswa merasa puas yaitu sebanyak 138 orang (59,2%).Pernyataan kemampuan dosen menyampaikan materi sebanyak


(64)

5 orang (2,1%) merasa tidak puas dan mayoritas mahasiswa merasa puas yaitu sebanyak 122 orang (52,4%).Pernyataan kemampuan dosen menjawab pertanyaan mahasiswa sebanyak 6 orang (2,6%) merasa tidak puas dan mayoritas mahasiswa merasa puas yaitu sebanyak 131 orang (56,2%).

Dari kelimabelas pernyataan yang tergolong kedalam dimensi ini, ada 6 buah pernyataan yang mayoritas mahasiswa merasa cukup puas yaitu pernyataan kemampuan dosen dalam memberikan waktu untuk berpikir pada mahasiswa sebelum menjawab pertanyaan sebanyak 99 orang (42,5%), pernyataan kemampuan dosen dalam melakukan variasi metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan sebanyak 102 orang (43,8%), pernyataan kemampuan dosen dalam membuka perkuliahan sebanyak 94 orang (40,3%), pernyataan kemampuan dosen dalam menciptakan suasana kelas yang menyenangkan sebanyak 106 orang (45,5%), pernyataan kemepuan dosen dalam merumuskan tujuan dan topik diskusi sebanyak 106 orang (45,5%), dan pernyataan kemampuan dosen dalam mendorong mahasiswa untuk berpendapat sebanyak 107 orang (45,9%).


(65)

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi dan persentase kepuasan mahasiswa dalam pembelajaran pada mahasiswa program studi ilmu keperawatan di Fakultas Keperawatan USU pada dimensi jaminan (assurance),dengan n=233

Pernyataan Tidak puas Cukup

puas

Puas Sangat puas

f % f % f % f %

Dimensi jaminan

(assurance)

18.Kemampuan bertanya 19.Kemampuan memberi

waktu berpikir untuk menjawab pertanyaan 20.Variasi gerakan badan

dan mimik 21.Variasi media 22.Variasi metode 23.Pemahaman materi 24.Kemampuan dosen

menyampaikan materi 25.Kemampuan dosen

menjawab pertanyaan 26.Kemampuan memberi

contoh dan ilustrasi 27.Kemampuan dosen

membuka perkuliahan 28.Kemampuan dosen

menutup perkuliahan 29.Menciptakan suasana

kelas menyenangkan 30.Merumuskan tujuan

dan topik diskusi 31.Mendorong

mahasiswa untuk berpendapat 32.Merangkum hasil

diskusi 11 19 22 17 21 2 5 6 16 38 20 41 15 23 16 4,7 8,2 9,4 7,3 9 0,9 2,1 2,6 6,9 16,3 8,6 17,6 6,4 9,9 6,9 96 99 94 95 102 61 69 64 80 94 86 106 106 107 97 41,2 42,5 40,3 40.8 43,8 26,2 29,6 27,5 34,3 40,3 36,9 45,5 45,5 45,9 41,6 109 97 95 109 96 138 122 131 114 89 116 76 100 86 106 46,8 41,6 40,8 46,8 41,2 59,2 52,4 56,2 48,9 38,2 49,8 32,6 42,9 36,9 45,5 17 18 22 12 14 32 37 32 23 12 11 10 12 17 14 7,3 7,7 9,4 5,2 6 13,7 15,9 13,7 9,9 5,2 4,7 4,3 5,2 7,3 6


(66)

Pada dimensi empati (empathy), jawaban mahasiswa terdistribusi secara merata pada keempat pilihan jawaban yaitu tidak puas, cukup puas, puas, dan sangat puas. Pada pernyataan keramahan dosen kebanyakan mahasiswa merasa puas yaitu sebanyak 108 orang (46,4%), pernyataan kemampuan doosen dalam memberikan pujian kebanyakan mahasiswa merasa puas yaitu sebanyak 107 orang (45,9%), dan pada pernyataan kemampuan dosen mengenal mahasiswa kebanyakan mahasiswa merasa cukup puas yaitu sebanyak 98 orang (42,1%). Jawaban sangat puas paling banyak dipilih mahasiswa pada pernyataan kemampuan dosen dalam memberikan pujian yaitu sebanyak 24 orang (10,3%) dan paling sedikit pada pernyataan kemampuan dosen mengenal mahasiswa yaitu sebanyak 8 orang (3,4%).

Tabel 5.6 Distribusi frekuensi dan persentase kepuasan mahasiswa dalam pembelajaran pada mahasiswa program studi ilmu keperawatan di Fakultas Keperawatan USU pada dimensi empati (empathy), dengan n=233

Pernyataan Tidak puas Cukup

puas

puas Sangat puas

f % f % f % f %

Dimensi empati

(empathy)

33.Keramahan dosen 34.Memberikan pujian 35.Mengenal mahasiswa

23 21 62 9,9 9 26,6 86 81 98 36,9 34,8 42,1 108 107 65 46,4 45,9 27,9 16 24 8 6,9 10,3 3,4

Dari tabel 5.7 dapat terlihat distribusi persentase tingkat kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam pembelajaran berdasarkan lima dimensi tingkat kepuasan. Dari lima dimensi kepuasan ada 3 dimensi mayoritas mahasiswa merasa puas, dimensi tersebut meliputi: dimensi bukti langsung (tangible) sebesar


(67)

51,1%, dimensi jaminan (assurance) sebesar 54,1%, dan dimensi empati (empathy) sebesar 55,8%. Sedangkan dua dimensi lainnya yaitu dimensi keandalan (reliability) dan dimensi daya tanggap (responsiveness) mayoritas mahasiswa merasa cukup puas.

Tabel 5.7 Distribusi persentase kepuasan mahasiswa dalam pembelajaran berdasarkan lima dimensi tingkat kepuasan

Dimensi kepuasan Tidak

puas (%) Cukup puas (%) Puas (%) Sangat puas (%) 1. Bukti langsung (tangible)

2. Keandalan (reliability) 3. Daya tanggap

(responsiveness) 4. Jaminan (assurance) 5. Empati (empathy).

3,9 6,4 16,3 5,6 9,4 40,8 45,9 40,8 33 27 51,1 44,2 37,3 54,1 55,8 4,3 3,4 5,6 7,3 7,7

Kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam pembelajaran pada mahasiswa program studi ilmu keperawatan (PSIK) di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera utara didapat hasil mayoritas mahasiswa merasa cukup puas dan puas. Dari 233 mahasiswa, sebanyak 118 mahasiswa (50,6%) merasa puas dan sebanyak 102 orang (43,8%) merasa cukup puas. Mahasiswa yang merasa sangat puas hanya sebesar 1,7%, lebih kecil jika dibandingkan dengan persentase mahasiswa yang merasa tidak puas yaitu sebesar 3,9%.


(68)

Tabel 5.8 Distribusi persentase kepuasan mahasiswa dalam pembelajaran pada mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan di Fakultas Keperawatan USU.

Kepuasan Frekuensi (f) Persentase (%)

Tidak puas Cukup puas Puas

Sangat puas

9 102 118 4

3,9 43,8 50,6 1,7

5.2 Pembahasan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa merasa puas dengan kinerja dosen dalam pembelajaran. Lebih dari setengah jumlah responden penelitian berada pada rentang puas. Akan tetapi masih sangat sedikit mahasiswa yang merasa sangat puas tentang kinerja dosen dalam pembelajaran yaitu sebesar 1,7%. Hasil penelitian kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam pembelajaran berdasarkan lima dimensi tingkat kepuasan mayoritas mahasiswa merasa puas kecuali pada dimensi responsiveness yang berada pada tingkat cukup puas. Hasil kepuasan mahasiswa pada dimensi tangible, assurance, dan empathy yang mayoritas berada pada tingkat puas. Dan dua dimensi lainnya mayoritas berada pada rentang cukup puas. Hasil penelitian ini lebih rendah jika dibandingkan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ulfa (2013) dengan hasil seluruh dimensi tingkat kepuasan mayoritas mahasiswa merasa puas yaitu dimensi tangible (57%), reliability (54%), responsiveness (53%), assurance (50%), dan empathy (46%).

Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rangkuti (2007) di Fakultas Keperawatan USU diperoleh hasil ada 2 dimensi yang mayoritas berada


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Daftar Riwayat Hidup

Nama : Leli Elvanita

Tempat Tanggal Lahir : Pancur Batu, 21 September 1991

Jenis Kelamin : perempuan

Agama : islam

Alamat : Jl. Jamin Ginting no. 164, Padang Bulan

Riwayat pendidikan

1. SD N 008 Tandun mulai tahun 1998-2003 2. SMP N 1 Ujungbatu mulai tahun 2004-2006 3. SMA N 1 Ujungbatu mulai 2007-2009

4. Mahasiswa S1 Keperawatan Reguler Fakultas Keperawatan USU 2010-sekarang