Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.2 Pembahasan

Salah satu komponen utama dalam strategi pembelajaran diluar urutan kegiatan pembelajaran adalah metode pembelajaran. Setiap metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan masing masing. Diakui oleh para ahli pendidikan bahwa tidak semua metode pembelajaran cocok untuk digunakan pada setiap mata pelajaran yang akan disampaikan kepada mahasiswa, karena itu dalam perkembangannya pembelajaran harus menemukan metode yang paling tepat untuk diterapkan, sesuai latar belakang mahasiswa dalam bentuk materi yang akan disampaikan Mulyasa, 2004. Dalam pembahasan ini terdapat tiga metode yang akan dibahas, yaitu metode ceramah, diskusi, dan praktikum. Desain penelitian ini adalah deskriftif, yang bertujuan untuk mengidentifikasi persepsi mahasiswa tentang metode pembelajaran ceramah, diskusi dan praktikum. Secara keseluruhan, komponen dipersepsikan positif oleh mahasiswa program DIII Fakultas Keperawatan USU. Berikut pembahasan masing masing sub variable. Secara keseluruhan metode ceramah dianggap sebagai metode yang baik positif, hal ini dibuktikan bahwa adanya hasil dari peneliti yang menggambarkan sebanyak 37 mahasiswa beranggapan negatif, sementara 63 beranggapan positif. Tanggapan positif terhadap metode ceramah tersebut kemungkinan karena dipengaruhi oleh faktor diri individu yang bersangkutan, seperti yang dikatakan Siagian 1995 bahwa persepsi dipengaruhi oleh faktor diri individu yang memberikan persepsi, yang meliputi pengetahuan, sikap, sifat dan lain lain. Proses pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah dianggap memberikan Universitas Sumatera Utara penjelasan yang konkret sehingga materi dapat diterima. Namun demikian sebanyak 37 mahasiswa masih beranggapan negative. Selain dari pada itu, kemungkinan besar dari persepsi negatif mahasiswa adalah kecenderungan mahasiswa dalam perkuliahan yang membosankan, waktu yang tidak sesuai, dan kondisi yang tidak nyaman. Hal ini selaras menurut Soemanto 2006 yang mengatakan metode yang dipakai dalam pembelajaran akan menimbulkan perbedaan yang berarti bagi proses belajar. Sementara untuk metode diskusi, secara umum mahasiswa beranggapan positif, dibuktikan dengan adanya hasil dari peneliti yang menunjukkan bahwa 96 mahasiswa beranggapan positif. Hal ini dapat terjadi karena mahasiswa berharap dengan metode diskusi mahasiswa dapat menerima pelajaran dengan mudah dan tidak membosankan. Sesuai pendapat yang dikemukakan oleh Berlmutter dan Demontmollin 1952 dalam buku karangan Mukhtar 2002 yang menyatakan proses pembelajaran kelompok atau diskusi menunjukkan mahasiswa dapat belajar lebih cepat dan pengetahuan atau pengalaman kelompok sering beralih keanggota anggota kelompok, sehingga lebih memudahkan untuk menyerap ilmu yang disampaikan oleh pengajar. Penelitian ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Notoatmodjo 1993 bahwa metode pendidikan kesehatan yang tepat dalam hal transmisi informasi adalah dengan metode diskusi. Hal ini tidak selaras dengan apa yang telah diteliti oleh Hastuti 2007 yang menyimpulkan bahwa Mahasiswa lebih menyukai metode ceramah dibandingkan dengan metode diskusi. Universitas Sumatera Utara Metode diskusi menurut Helmiati 2012 merupakan suatu cara mengajar yang dicirikan oleh suatu keterkaitan pada suatu topik atau pokok pernyataan atau masalah di mana para peserta diskusi berusaha untuk mencapai suatu keputusan atau pendapat yang disepakati bersama maupun pemecahan terhadap suatu masalah dengan mengemukakan sejumlah data dan argumentasi, sehingga pembelajaran tidak membosankan. Komponen yang terakhir adalah persepsi mahasiswa tentang metode praktikum, praktikum merupakan suatu proses untuk melakukan keterampilan dengan menstimulasikan, demonstrasi, role play dengan pendekatan keadaan pada situasi nyata, begitu juga halnya yang dilakukan mahasiswa Program DIII Fakultas keperawatan USU dalam mengikuti pembelajaran di Laboratorium. Hasil penelitian ini dipersepsikan positif sebanyak 98,5, metode ini merupakan metode yang paling banyak dipersepsikan positif oleh mahasiswa dibandingkan dengan metode ceramah dan diskusi, hal ini dapat terjadi karena dengan metode praktikum mahasiswa dapat menerima pelajaran dengan cara yang efektif, dan menyenangkan. Sesuai berdasarkan penelitian Utama 2010 tentang gaya dan hasil belajar dengan metode praktikum, sebagian besar responden menunjukkan hasil belajar sangat baik. Dengan dilakukannya kegiatan pembelajaran praktikum, merupakan metode yang tepat untuk menstimulasi mahasiswa dengan gaya belajar kinestetik, hal ini disebabkan kecenderungan mahasiswa dengan gaya belajar kinestetik dalam menangkap pelajaran yang mereka terima dengan cara menyentuhnya dan memperagakannya secara langsung. Selain dari pada itu kemampuan dosen dalam Universitas Sumatera Utara pembelajaran praktikum juga sangat berpengaruh untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa, Sadirman 2007 mengemukakan bahwa keberhasilan belajar dipengaruhi oleh hubungan antara dosen dan mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran praktikum, dan juga dipengaruhi oleh dosen yang mempunyai pengalaman dan kemampuan dalam pembelajaran sehingga dapat menumbuhkan semangat mahasiswa, dimana masiswa ikut bertanggung jawab untuk belajar aktif dalam pencapaian prestasi. Dengan pendekatan model yang tepat serta metode yang efektif dan efisien, maka pengalaman belajar praktikum dapat menjadi alat yang sangat berguna untuk meningkatkan kepekaan, ketelitian serta ketekunan mahasiswa terhadap perilaku yang dihadapkan. Melalui pengalaman belajar praktikum diharapkan dapat menumbuhkan sikap, tingkah laku, pengetahuan, serta keterampilan dasar professional pada peserta didik Nursalam Efendi, 2008.

5.3 Keterbatasan Penelitian