KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-10
h. Potensi kawasan pertanian tanaman pangan pada umumnya terdapat di wilayah utara misalnya: padi jagung, kedelai, kacang tanah dan tanaman
holtikultura pada umumnya terdapat di wilayah selatan misalnya: kentang, kobis dan cabe, durian dan mangga.
i. Potensi kawasan peternakan sebagian besar terdapat di wilayah selatan
antara lain: ternak besar sapi, kuda, kerbau, ternak kecil kambing, domba, babi dan unggas ayam ras, ayam kampung, itik, entok, kelinci.
j. Potensi kawasan militer TNI AL di Paiton sebagai kawasan khusus untuk
pertahanan dan keamanan.
2.1.3 Wilayah Rawan Bencana
Kawasan rawan bencana di Kabupaten Probolinggo merupakan wilayah yang sering dan atau mempunyai potensi bencana alam, seperti letusan gunung
berapi, angin gending, banjir dan kebakaran yang disebabkan oleh alam. Letusan Gunung Berapi
Gunung Bromo merupakan gunung berapi yang masih aktif mempunyai potensi di samping sebagai obyek wisata, juga dapat
menimbulkan bencana letusan gunung berapi. Wilayah-wilayah yang masih berada dalam jangkauan letusan gunung berapi seperti Kecamatan
Sukapura dan Kecamatan Sumber perlu mewaspadai aktifitas yang terjadi di kawah Gunung Bromo.
Kabupaten Probolinggo memiliki 2 buah gunung berapi yang berpotensi menimbulkan bencana yaitu Gunung Bromo dan Gunung
Lamongan. Gunung Bromo merupakan gunung api yang sering meletus lemah, berupa letusan freatik atau magmatik tipe Stromboli. Material yang
diletuskan berupa batu pijar dan hembusan gas beracun hanya terbatas disekeliling kawah atau dasar kaldera Lautan Pasir. Ancaman hujan abu
lebat tidak lebih dari jarak 6 Km dari kawah Gunung Bromo. Tanah Longsor
Kawasan rawan bencana di Kabupaten Probolinggo berupa tanah longsor yang terdapat di berbagai kecamatan. Wilayah yang peka terhadap
bahaya ini adalah wilayah yang memiliki tingkat erosi tinggi, kawasan pantai dan tanah-tanah gundul di kawasan hutan lindung, serta kawasan yang
mempunyai kelerengan tanah lebih dari 40 . Berdasarkan Studi identifikasi kawasan rawan bencana Kab. Probolinggo tahun 2007,
kawasan dengan tipologi gerakan tanah tertinggi adalah Kecamatan
KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-11
Gading, Krucil, Lumbang, Pakuniran, Sukapura, Sumber, Kota Anyar dan Tiris.
Banjir Kawasan-kawasan yang berada di sepanjang daerah aliran sungai
perlu mewaspadai kemungkinan terjadinya banjir. Demikian pula perluasan kawasan permukiman di perkotaan akan mengurangi luas wilayah resapan
air, sehingga tanpa sistem drainase yang baik akan dapat menimbulkan banjir. Wilayah yang potensial terhadap bahaya banjir adalah Perkotaan
Gending, Dringu, Kraksaan, Tongas, Sumberasih, Krejengan dan Kotaanyar.
Daerah Rawan Abrasi Laut Kabupaten Probolinggo memiliki panjang kawasan pesisir sekitar
71,893 Km dan seperti kabupaten lain di Indonesia juga memiliki masalah dengan ekosistem pantainya terutama dengan masalah abrasi pantai.
Ada banyak faktor yang mengakibatkan sebuah pantai mengalami abrasi, dari sekian faktor yang mempengaruhi ada satu faktor yang sangat
domininan yaitu ketahanan pantai itu sendiri dalam menghadapi gelombang air laut. Ketahanan pantai akan tercipta dengan sendirinya jika ekosistem di
kawasan tersebut masih terjaga, salah satu ekosistem pantai yang berperan pengobatan pada korban bencana dan melakukan kerjasama dengan lintas
penting dalam menciptakan ketahan pantai adalah keberadaaan dari hutan mangrove atau rawa di wilayah pantai tersebut.
Dari beberapa hal di atas maka, deliniasi kawasan rawan abrasi pantai dicari dengan menganalisa kawasan pantai yang tidak mempunyai vegetasi
rawa atau mangrove di pesisirnya. Dari hasil analisa spasial pada peta tata guna lahan didapat distribusi kawasan rawan abrasi pantai meliputi
Kecamatan-kecamatan Tongas, Sumberasih, Dringu, Kraksaan, Gending, Pajarakan dan Paiton.
Bencana Angin Ribut. Bencana angin puting beliung di Kecamatan Lumbang, angin puyuh di
Kecamatan Krucil. Kegiatan penanggulangan yang dilakukan dengan melakukan survey lokasi bencana, memberikan sektor untuk mengatasi
bencana susulan.
KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-12
2.1.4 Demografi