KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-43
Tabel 2. 27 Rasio Daya Serap Tenaga Kerja Tahun 2010-2011
Uraian 2010
2011
Jumlah tenaga kerja yang bekerja pada perusahaan 8.795 8.708
Jumlah seluruh PMAPMD 58
55 Rasio daya serap tenaga kerja
1:151 1:158 Sumber: BPS Kabupaten Probolinggo
Berdasarkan tabel 2.27 diatas menunjukkan bahwa rasio daya serap tenaga kerja untuk PMA 1:151 dan untuk PMD 1:158. Data tersebut
menunjukkan bahwa banyak daya serap PMD lebih kecil dari pada PMA. Hal ini disebabkan karena masyarakat Kabupaten Probolinggo lebih banyak
memilih untuk bekerja di perusahaan asing dari pada perusahaan lokal. Salah satunya adalah karena gaji yang lebih besar dari perusahaan lokal
atau kesejahteraan lebih terjamin di perusahaan asing. Dari beberapa data yang telah dijabarkan dalam fokus pelayanan
pilihan berikut ini adalah beberapa masalah yang di hadapi oleh pemerintah Kabupaten Probolinggo :
Permasalahan yang dihadapi antara lain :
- Masih rendahnya tingkat kesadaran pengusaha dan pelaku ekonomi
lainnya dalam mengurus perijinan. -
Minimnya sarana pelayanan publik dan informasi tentang proses perijinan.
- Terbatasnya SDM yang memiliki kemampuan dan wawasan
mengenai prosedur pelayanan publik dan penanaman modal.
Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut antara lain :
- Diadakan sosialisasi mengenai tatacara dan pelayanan perijinan di
Kabupaten Probolinggo. -
Peningkatan kualitas pelayanan publik serta memperbaiki dan merehabilitasi fasilitas dan sarana yang telah ada.
- Meningkatkan kemampuan personil melalui pelatihan-pelatihan dan
workshop tentang perijinan dan penanaman modal. 2.4
ASPEK DAYA SAING
2.4.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
Perekonomian Kabupaten Probolinggo masih didominasi oleh 3 sektor besar, antara lain Sektor Pertanian sebesar 29,59; Sektor Perdagangan, Hotel
dan Restoran sebesar 29,45 dan Sektor Industri Pengolahan sebesar 19,18.
KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-44
Selanjutnya untuk Sektor Jasa-Jasa sebesar 7,67; Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 5,97; Sektor Keuangan, Persewaan Jasa Perusahaan 4,26;
Sektor Bangunan 3,92; Sektor Pertambangan dan penggalian 0,81 dan Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih sebesar 0,61.
Dari perspektif kesejahteraan masyarakat, kenaikan pendapatan regional perkapita tersebut memiliki makna sebagai kenaikan status ekonomi
masyarakat pula. Dengan lain kata, kondisi empiris tersebut mengindikasikan bahwa perekonomian daerah Kabupaten Probolinggo memang mengalami
pergerakan positif hingga berdampak pada peningkatan kesejahteraan penduduknya.
a. Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita angka konsumsi RT per kapita
Selama periode 2008-2012 tingkat kesejahteraan konsumsi penduduk Kabupaten Probolinggo mengalami peningkatan seperti yang ditunjukkan
oleh semakin meningkatnya tingkat rata-rata pengeluaran penduduk. Rata- rata pengeluaran penduduk meningkat dari Rp 269.533 pada tahun 2008
menjadi Rp 367.731 pada tahun 2010 atau meningkat sebesar 36,43 persen dan pada tahun 2012 menjadi sebesar Rp. 419.274 atau sebesar 55,56
dibandingkan dengan tahun 2008.
Tabel 2. 28 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga per Kapita Penduduk
Kabupaten Probolinggo Tahun 2008-2012
Uraian 2008
2009 2010
2011 2012
Rata-rata Pengeluaran
269.533 353.703
367.731 367,572
419.274 Pengeluaran
Makanan 55,61
54,22 58,58
57,56 55,59
Sumber : BPS Provinsi Jatim
KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-45
100000 200000
300000 400000
500000
2008 2009
2010 2011
2012
269,533
353,703 367,731
367,572
419,274
Rata-rata Pengeluaran Penduduk
Rata-rata Pengeluaran
Gambar 2. 6 Rata-rata Pengeluaran Penduduk Kabupaten Probolinggo Tahun 2008-2012
b. Nilai tukar petani Data nilai tukar petani di Jawa Timur tahun 2008-2011 dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
Tabel 2. 29 Nilai Tukar Petani di Jawa Timur 2008-2011
Tahun Tanaman
Pangan Tanaman
Holtikultura Tanaman
Perkebunan Rakyat
Peternakan Perikanan Gabungan
Jawa Timur
2007 rata- rata
100.00 100.00
100.00 100.00
100.00 100.00
2008 rata- rata
98.98 96.68
110.42 101.22
101.96 100.47
2009 rata- rata
92.56 106.46
100.31 106.90
101.07 98.19
2010 rata- rata
94.60 110.60
92.51 103.43
101.78 98.74
2011 rata- rata
101.13 111.03
97.59 97.61
101.54 101.65
Sumber: BPS Jawa Timur
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai tukar petani di Jawa Timur untuk tanaman pangan mengalami peningkatan dari tahun 2008
hingga 2011. Peningkatan nilai tukar petani dari tahun 2008-2011 di Jawa Timur pun terjadi untuk jenis tanaman holtikultura. Sedangkan nilai tukar
petani di Jawa Timur untuk tanaman perkebunan rakyat dan peternakan cenderung mengalami penurunan yang signifikan. Sedangkan nilai tukar
petani untuk sektor perikanan, perubahannya tidak begitu besar. Untuk
KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-46
konteks keseluruhan Jawa Timur, nilai tukar petani dari tahun 2008 hingga 2011 mengalami kenaikan yang cukup signifikan.
Gambar 2. 7 Nilai Tukar Petani di Jawa Timur 2008-2011
c. Pengeluaran konsumsi non pangan perkapita Persentase konsumsi RT untuk non pangan.
Data pengeluaran Pengeluaran konsumsi non pangan perkapita persentase konsumsi RT untuk non pangan Kabupaten Probolinggo dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2. 30 Pengeluaran Konsumsi Non Pangan per Kapita
Kabupaten Probolinggo Tahun 2008-2012
Uraian 2008
2009 2010
2011 2012
Rata-rata Pengeluaran
269.533 353.703
367.731 367.572
419.274 Pengeluaran Non-
Makanan 44,39
45,78 41,42
42,44 44,41
Sumber : BPS Provinsi Jatim
Dari tabel 2.30 dapat dilihat bahwa proporsi pengeluaran non makanan pada tahun 2010 sebesar 41,42 persen, lebih rendah 4,36 persen dibanding
tahun 2009 yang sebesar 45,78. Kondisi ini juga terjadi tahun 2009, yaitu 54,22 persen untuk konsumsi makanan dan 45,78 persen untuk konsumsi
non makanan. Meskipun demikian, bukan berarti masyarakat Kabupaten Probolinggo tidak sejahtera dengan persentase ini, tetapi menunjukkan
kemampuan pembelanjaannya lebih didominasi oleh makanan. Sedangkan pada tahun 2008, pembelanjaan konsumsi rumah tangganya lebih
didominasi pengeluaran untuk makanan
.
KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-47
2.4.2 Fokus Fasilitas WilayahInfrastruktur