Pembahasan ini mengenai seorang wanita, termasuk di dalamnya membahas tentang shalat wanita di kamar, di luar rumah, dan di masjid
beserta nabi Muhammad Saw. Disamping itu juga menyinggung hal- hal pengaruh setan terhadap wanita, dan anjuran nabi Muhammad Saw
terkait dengan masalah pengaruh setan. Selain itu juga menyinggung tentang peringatan nabi Muhammad Saw terhadap wanita,
pandanganhukum terhadap tindakan wanita dan hal-hal yang sangat berguna bagi wanita.
4. Larangan Bagi Laki-Laki Melihat Wanita Lain Dan Sabaliknya.
Dalam pembahasan ini, pembahasan diarahkan pada laki-laki dan wanita terutama menyangkut hal-hal yang diharamkan, seperti laki-laki
melihat wanita yang bukan muhrimnya atau sebaliknya. Demikian pula halnya laki-laki yang sudah beristri atau sebaliknya. Di luar itu
terdapat hal-hal seperti analogi hukum bagi remaja sehubungan larangan di atas, dan masalah berjabat tangan, berdua di tempat yang
sepi serta masalah-masalah lain yang tidak dibenarkan dalam agama Busthomi, 2000: 8-9.
B. Hak-Hak Istri Terhadap Suami
Ada beberapa pokok pembahasan yang penulis sajikan berbagai macam etika dalam membina rumah tangga menurut syaikh Muhammad
Nawawi dalam salah satu karyanya yaitu kitab „Uqudullijain. Syaikh
Nawawi menjabarkan tugas-tugas seorang suami yang wajib dilakukan terhadap seorang istri demi mewujudkan keluarga yang harmonis serta
penuh kasih sayang dan cinta antara lain yaitu:
1. Perlakuan Baik Terhadap Istri
Syaikh Nawawi mengatakan dalam kitabnya menjelaskan bahwa hendaknya seorang suami mempergauli seorang istri dengan baik
sesuai firman Allah SWT dalam QS. An- Nisa‟:19:
Atinya: “Hai orang
-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu
menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka
melakukan pekerjaan keji yang nyatadan bergaullah dengan mereka secara patut. kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, maka
bersabarlah karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, Padahal
Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.”
Dalam QS.al-Baqarah: 228, Allah Swt juga berfirman:
Artinya: “
Para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang maruf. akan tetapi Para suami,
mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya.” Yang dimaksud kata patut dalam ayat di atas yaitu pertama
bijaksana. Maksudnya bahwa laki-laki harus bijaksana dalam mengatur waktu untuk istri.
Demikian pula dalam hal menafkahi istri merupakan bagian dari hak istri. Hal lain yang terkait dengan masalah kepatutan
disini adalah kehalusan dalam berbicara Busthomi,2000: 11-12.
Ayat di atas memberikan penjelasan bahwa wanita tetap mendapatkan hak-haknya meskipun suami dalam keadaan marah
kepada istri. Ayat tersebut juga merangkan agar suami koreksi diri atas perlakuannya terhadap istri. Apakah perlakuannya terhadap istri
tersebut disebabkan ketidak senangan, dan barangkali di dalam diri