Tidak ada yang membersihkan kotoran yang melekat pada diri perempuan yang tidak punya rasa sifat malu ini selain neraka
jahannam Sa‟id, 2002: 198.
3. Aurat Wanita
Yang dimaksud menampakkan perhiasanya adalah bahwa wanita itu keluar dari rumahnya dengan mengenakan pakaian yang
indah-indah bersolek mempercantik diri, dan keluar dengan membuat fitnah morang lain dengan menarik perhatian dan memikat
orang lain, sehingga ia jatuh cinta pada dirinya. Kalau diri wanita itu selamat dan aman, namun lelaki lain justru tidak selamat dari fitnah,
oleh karenanya Rasulullah SAW bersabda:
Artinya: “
Wanita adalah aurat, maka jika ia keluar dari rumahnya, ia diawasisetan, dan wanita yang paling dekat kepada Allah adalah
apabila wanita itu berada dalam rumahnya.” HR.Tirmidzi,
1384,juz. 2: 319.
Hadis tersebut menjelaskan bahwa wanita adalah aurat, karena termasuk kotor jika menampakkan diri pada lelaki lain, jika ia keluar
dari rumahnya diintai setan, akan disesatkan lalu dijerumuskan, dan jatuh ke hurang fitnah, sekalipun setan itu berupa manusia karena
serupa dengan ketakutanya. Sedangkan wanita yang paling dekat kepada Allah adalah apabila ia berada di rumahnya.
Dalam berpakaian disunahkan berniat untuk menutupi aurat. Karena Allah memerintahkan untuk menutupi aurat.Janganlah
berpakaian dengan pakaian yang terlalu bagus atau terlalu buruk. Berpakaianlah dengan pakaian yang bernilai sedang Sa‟id, 2002:
94.
4. Larangan Berhias Wanita ketika Keluar Rumah
Hatim Al- Asham berkata, “wanita shalehah menjadi tiang
agama dan kemakmuran rumah tangga serta dapat membantu ketaatan terhadap suaminya. Apabila wanita yang ingkar terhadap
aturan hidupnya, dapat membuat hancur hati suami, sedang ia sendiri tertawa.”
Abdullah bin Umae juga berkata: “Tanda wanita ahli neraka adalah
tertawa jika
berhadapan dengan
suaminya dan
mengkhianatinya apabila suami membelakangi.” Hatim Al-Asham berkata bahwa diantara tanda-tanda wanita
salehah adalah: 1.
Mencintai suaminya karena takut kepada Allah 2.
Merasa cukup dan menerima pemberian Allah 3.
Perhiasannya berupa sifat sosial dan pemurah atas harta yang dimiliki.
4. Ibadahnya berbuat baik dan berkhidmat kepada suami.
5. Cita-citannya bersiap-siap menghadapi mati.
Termasuk dosa besar adalah keluarnya wanita yang telah bersuami tanpa seizin suaminya, sekalipun karena matinya salah
seorang dari kedua orang tuanya untuk menghormati jenazahnya Busthomi, 2000: 75-76.
5. Pesan-Pesan bagi Wanita
Ada seorang wanita menyampaikan beberapa pesan kepada putrinya, “Peliharalah sepuluh perkara ini, dan menjadi tabungan
kekayaan yang akan bermanfaat bagimu: a.
Hendaknya bersifat
qanaah,
merasa cukup atas pemberian Allah. b.
Hendaknya selalu memperhatikan dengan baik dan menaati suaminya.
c. Meneliti jatuhnya pandangan suami, maksudnya jangan sampai
suamimu melihatmu sedang berbuat kejahatan. d.
Meneliti jatuhnya hidung suamimu mencimum bau, artinya jangan sampai suamimu mencium bau yang tidak enak dari tubuhmu.
e. Meneliti waktu makannya sumai, karena rasa sangat lapar itu
menjadikan berkobarnya hati. f.
Meneliti waktu tidurnya suami, karena sulitnya tirud dapat menjadikan marah-marah.
g. Menjaga harta suami
h. Menjaga hubungan baik dengan keluarga dan famili suami.
i. Jangan mengingkari dan mendurhakai perintah suami, karena jika
kamu mendurhakai dan mendurhakai perintah suami, karena jika kau
mendurhakai perintah suamimu, niscaya dapat menyempitkan hati suami.
j. Jangan menmyiarkan rahasia suami. Sebab, jika kamu menyiarkan
rahasia suami maka kamu pasti tidak aman dari mengkhianati suami. Kemudian berhati-hatilah jangan sampai kamu bersenang-senang
dihadapan sumai yang sedang duka hatinya, dan kamu tida boleh menampakkan kesusahan dihadapan suami yang sedang merasa
senang Busthomi, 2000: 76-77. Ketahuilah bahwa pelantara lahirnya anak itu merupakan satu
kebaktian berdasarkan empat alasan: 1.
Sesuai yang dicintai Allah, yaitu menghasilkan anak, untuk mengekalkan jenis manusia.
2. Mencari kecintaan Rasul SAW. dengan memperbanyak orang
yang dibanggakanya pada hari kiamat. 3.
Mencari keberkahan Allah sebab doa anak saleh sesudah ditinggal mati.
4. Mencari syafaat karena matinya anak kecil, kia ia mati sebelum
orang taunya Busthomi, 2000: 79-80.
E. Larangan Melihat Lawan jenis
1. Pandangan antara Laki-Laki dan Wanita
Allah SWT. berfirmandalam QS. Al-Ahzab: 53:
Artinya: “
Dan apabila kamu meminta sesuatu keperluan kepada mereka Isteri-
isteri nabi. Maka mintalah belakang tabir.”
Dan juga dalam QS. An-Nur: 30-31:
Artinya: “
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman :
“Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara
kemaulannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka,
sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat”. Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendakny
a mereka
menahan pandangannya, dan kemaluannya.”
Hendaklah para istri merasa malu memandangi lelaki lain dan menunduk bila berpapasan di jalan. Begitu pula para suami yang suka
memandang perempuan lain, semisal ia suka melirik kanan-kiri hingga terkadang jatuh karena tidak melihat jalan. Ini merupakan ujian Allah
SWT Sufyan. 2007: 68. Lelaki tidak boleh memandang wanita, dan wanita tidak boleh
memandang lelaki. Dimana lelaki wajib memejamkan matanya, yaitu memelihara matanya dari memandang wanita, sebagaimana disebutkan
Imam Ibnu Hajar dalam kitab Az-Zawajir. Lelaki dan perempuan tidak boleh saling berjabat tangan dan saling menyentuh antara kedua dan
yang semacamnya. Sebab yang haram dipandang itu juga haram disentuh, karena menyentuh itu lebih kuat dan menimbulkan rasa
wanita lalu mengeluarkan sperma, mala batallah puasanya. Demikian disebutkan dalam kitab
Nihayah
penjelasan kitab
Ghayah.
Berjabat tangna dengan lain jenis dengan dapat menggetarkan birahi. Dan ketika dirasakan adanya sentuhan kenikmatan, tentu bisa
mempunyai kebiasaan suka mengintai wanita, hendaklah dinasehati Iqbal, 2003: 129.
2.
Tabarruj
Ketahulilah di zaman sekarang ini banyak para wanita yang menampakkan perhiasannya, mereka berhias diri dan bersolek serta
memperlihatkan kecantikannya kepada para lelaki, mereka hampir tidak mempunyai rasa malu, mereka berjalan diantara para lelaki,
mereka hampir tidak mempunyai rasa malu, mereka berjalan diantara para lelaki. Itulah yang dinamakan
tabarruj.
Sebagaimana dikatakan para Mujahid. Wanita-wanita sekarang berjalan dengan bergaya
lengak-lenggok seperti yang dikemukakan Imam Mujahid dan Qatadah dalam menjelaskan pengerian
Tabrruj.
Mereka secara terang-terangan berjalan diantara lelaki di pasar-pasar, di masjid-masijd diantara
barisan-barisan shalat, terutama disiang hari. Di malam hari, mereka mendekati tempat-tempat yang terang untuk memperlihatkan
perhiasannya pada orang banyak. Sementara ulama berkata, “kalau wanita telah melakukan tiga
perkara ini, maka ia disebut
qahbah, artinya wanita yang menjadi
penyanyi, wanita fasik dan pezina.”Ketiga perkara itu sebagai berikut: a.
Keluar disiang hari dengan bersolek menampakkan perhiasan dan kecantikannya serta berjalan diantara lelaki.