BIDANG PEMBANGUNAN KEWILAYAHAN DAN TATA RUANG

- V.52 - pengawasan melalui optimalisasi penerapan SPIP, penguatan implementasi sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, penguatan kapasitas dan kualitas pengadaan barangjasa pemerintah, pengawasan keinvestigasian atas pengelolaan keuangan negaradaerah untuk meningkatkan pengamanan aset negara pada KLD dan BUMNBUMD, dan pengawasan terkait hambatan kelancaran pembangunan pada KLDBUMNBUMD.

5.7 BIDANG PEMBANGUNAN KEWILAYAHAN DAN TATA RUANG

5.7.1 Informasi Geospasial

Sasaran Sasaran pembangunan bidang informasi geospasial tahun 2018 yaitu: i Terpenuhinya kebutuhan data dan informasi geospasial untuk perencanaan pembangunan wilayah yang berkualitas, dan ii Terselenggaranya berbagi pakai dan pemanfaatan data dan informasi geospasial dalam proses perencanaan pembangunan dan penyusunan kebijakan publik. No Indikator Satuan 2014 Baseline 2018 2019 Sasaran Akhir RPJMN 1 Terpenuhinya kebutuhan data dan informasi geospasial untuk perencanaan pembangunan wilayah yang berkualitas a Jumlah cakupan Geoid teliti sebagai sistem referensi tinggi bagi peta dasar Km 2 - 1.123.352 151.539 b Jumlah stasiun jaring Indonesian Continuous Referencing System InaCORS yang rapat Stasiun - 33 - c Jumlah jaringan kontrol Geodesi dan Geodinamika yang dibangun Titik 5 472 40 d Jumlah peta dasar skala 1:5000 untuk penyusunan RDTR pada daerah yang diprioritaskan NLP - 263 - e Jumlah model dinamika spasial untuk mengetahui dampak sosial, ekonomi, lingkungan dan spasial pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional KSPN Model - 1 - - V.53 - No Indikator Satuan 2014 Baseline 2018 2019 Sasaran Akhir RPJMN 2 Terselenggaranya berbagi pakai dan pemanfaatan data dan informasi geospasial dalam proses perencanaan pembangunan dan penyusunan kebijakan publik a Jumlah simpul jaringan informasi geospasial yang dibangun Simpul jaringan 3 28 15 b Jumlah sistem pengamanan data dan informasi geospasial Sistem - 1 - Arah Kebijakan Untuk mencapai sasaran utama, arah kebijakan pembangunan data dan informasi geospasial di tahun 2018 adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan ketersediaan data dan informasi geospasial dasar dan tematik yang berkualitas melalui: a pembangunan Sistem Referensi Vertikal Nasional; b penyediaan Jaring InaCORS yang rapat; c pengelolaan dan pemuthakiran Jaring Kontrol Geodesi dan Geodinamika yang terbangun; d penyediaan peta dasar skala 1:5000 untuk mendukung penyusunan RDTR di sekitar Kawasan Ekonomi Khusus, Kawasan Industri, dan Kawasan Perbatasan; dan e pemodelan dinamika spasial untuk mengetahui dampak sosial, ekonomi, lingkungan dan spasial pengembangan KSPN; dan 2. Optimalisasi distribusi, penyebarluasan dan pemanfaatan data dan informasi geospasial melalui: a penguatan simpul jaringan dalam kerangka Jaringan Informasi Geospasial Nasional dan b pengamanan data dan informasi geospasial.

5.7.2 Tata Ruang

Sasaran pembangunan bidang tata ruang tahun 2018 yaitu: i Tersedianya peraturan perundang-undangan bidang tata ruang yang lengkap, harmonis, dan berkualitas; ii Meningkatnya kapasitas kelembagaan bidang tata ruang; iii Meningkatnya kualitas dan kuantitas RTR serta terwujudnya tertib pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang; dan iv Meningkatnya kualitas pengawasan penyelenggaraan penataan ruang. Berikut target Bidang Tata Ruang RKP 2018 berdasarkan sasaran akhir RPJMN 2015-2019: No Indikator Satuan 2014 Baseline 2018 2019 Sasaran Akhir RPJMN 1 Tersedianya peraturan perundang-undangan Bidang Tata Ruang yang lengkap, harmonis, dan berkualitas a Penyusunan peraturan perundangan Pengelolaan Ruang Udara Nasional PRUN Peraturan Perundangan - 1 1 - V.54 - No Indikator Satuan 2014 Baseline 2018 2019 Sasaran Akhir RPJMN b Harmonisasi peraturan perundangan Kajian - 2 kajian:  Bidang TR dengan Bidang Kelautan  Bidang TR dengan Bidang Pemerintahan Dalam Negeri 5 2 Meningkatnya kapasitas kelembagaan Bidang Tata Ruang a Penyusunan Sistem Informasi Penataan Ruang yang terpadu dan terintegrasi antara Pusat dan Daerah Database Penataan Ruang - 1 1 3 Meningkatnya kualitas dan kuantitas RTR serta terwujudnya tertib pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang a Penyelesaian penyusunan Perpres RTR KSN RTR KSN 4 5 67 b Penyediaan peta skala 1:5.000 untuk RDTR RDTR - 260 1.319 4 Meningkatnya kualitas pengawasan penyelenggaraan penataan ruang a. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan penataan ruang Kegiatan - 2 kegiatan:  Penyusunan NSPK Monitoring dan Evaluasi Monev penyelenggaraan penataan ruang  Monev implementasi RTRWN 5 Arah kebijakan 1. Meningkatkan ketersediaan regulasi tata ruang yang efektif dan harmonis dicapai melalui: a penyusunan peraturan perundangan Pengelolaan Ruang Udara Nasional PRUN; b penyusunan regulasi turunan UU No. 272007; c harmonisasi antar peraturan perundangan; d integrasi RTR dengan rencana pembangunan. 2. Meningkatkan pembinaan kelembagaan penataan ruang dicapai melalui: a optimasi kinerja lembaga penyelenggara penataan ruang; b pembentukan perangkat PPNS; c peningkatan partisipasi masyarakat dan dunia usaha; dan d penyusunan sistem informasi penataan ruang. - V.55 - 3. Meningkatkan kualitas pelaksanaan penataan ruang dicapai melalui: a peningkatan kualitas seluruh produk RTR; b penyusunan peraturan zonasi yang menjamin implementasi RTR; c percepatan penyediaan peta skala 1: 5.000 untuk RDTR; dan d peningkatan efektivitas pengendalian pemanfaatan ruang. 4. Melaksanakan evaluasi penyelenggaraan penataan ruang, melalui pemantauan dan evaluasi yang terukur. Selain itu, dalam rangka mendukung arahan Presiden Republik Indonesia, pada Tahun 2018 Bidang Tata Ruang akan melakukan kegiatan: a Penyusunan Masterplan di 4 empat Kota Baru yaitu Makassar, Padang, Banjarbaru, dan Maja; dan b Kajian Kesesuaian Tata Ruang Kota Palangkaraya, Kabupaten Gunung Mas, dan Kabupaten Katingan sebagai alternatif lokasi pemindahan Ibu Kota Negara Republik Indonesia termasuk daya dukung dan daya tampung.

5.7.3 Perkotaan

Sasaran Sasaran pembangunan wilayah dan tata ruang untuk pembangunan perkotaan tahun 2018 adalah sebagai berikut: No Indikator 2014 Baseline 2018 2019 Sasaran Akhir RPJMN 1 Pembangunan kawasan metropolitan baru di luar Pulau Jawa-Bali - 3 Kawasan Metropolitan 3 Kawasan Metropolitan 2 Peningkatan peran dan sekaligus perbaikan manajemen pembangunan di kawasan perkotaan Metropolitan yang sudah ada - 6 Kawasan Metropolitan 7 Kawasan Metropolitan 3 Optimalisasi kota otonom berukuran sedang di Luar Jawa sebagai PKNPKW dan penyangga urbanisasi di Luar Jawa 43 kota belum optimal perannya 15 Kota Otonom Sedang 20 Kota Otonom Sedang 4 Inkubasi Kota Baru Publik - 8+1 kota baru 10+1 kota baru Sesuai RPJMN 2015-2019 Tambahan target setelah RPJMN 2015-2019 ditetapkan Arah Kebijakan Pembangunan perkotaan memiliki nilai penting dalam pemenuhan Nawacita ketiga yakni pengurangan kesenjangan dengan memperkuat kota di luar Jawa dan Bali. Kota-kota di Indonesia perlu dipersiapkan untuk menjadi Kota Masa Depan Berkelanjutan yang mampu mengelola urbanisasi serta menghadapi tantangan perkotaan secara global. Arah pembangunan perkotaan tahun 2018 untuk menjawab tantangan tersebut sekaligus untuk mendukung dua Prioritas Nasional yaitu: Perencanan Perumahan dan Kawasan Permukiman serta Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan dengan arah kebijakan yang meliputi: - V.56 - 1. Penguatan Tata Kelola Pembangunan Perkotaan, antara lain dengan: a. Menyusun peraturan perundangan yang terkait dengan Pengelolaan Perkotaan, Standar Pelayanan Perkotaan SPP, Kebijakan Perkotaan dan berbagai peraturan teknis lainnya dalam rangka perwujudan Kota Berkelanjutan; b. Mengembangkan sistem pengendalian dan fasilitasi pengelolaaan perkotaan dan pemenuhan SPP dalam rangka perwujudan Kota Berkelanjutan; c. Meningkatkan kapasitas pemimpin kota yang visioner dan inovatif; d. Menyelenggarakan sosialisasi, pendidikan, pelatihan dan pembinaan bagi aparatur pemerintah dalam mengelola Kota Berkelanjutan; e. Mempercepat pembangunan perkotaan melalui mekanisme dan lembaga kerjasama pembangunan antarkota dan antara kota-kabupaten, baik dalam negeri dan luar negeri sister city; dan f. Meningkatkan kapasitas pemerintah kota melalui pencitraan kota city branding. 2. Pengembangan Wilayah, antara lain dengan: a. Mengembangkan wilayah perkotaan metropolitan dan besar dengan meningkatkan peran dan fungsi kawasan metropolitan melalui: i Revitalisasi kelembagaan, penguatan kerangka hukum, dan penyediaan pendanaan; ii Merencanakan dan menyediakan Standar Pelayanan Perkotaan SPP; iii Membangun kota hijau green city dalam skala; iv Mengembangkan kota yang berketahanan iklim dan bencana resilient city; v Mengembangkan kota cerdas smart city yang berdaya saing dan berbasis teknologi dan budaya lokal melalui penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi TIK; b. Mengembangkan wilayah perkotaan Sedang melalui: i Mengembangkan simpul transportasi antar PKN dan PKW; iiMerencanakan dan menyediakan Standar Pelayanan Perkotaan SPP dalam bentuk sarana prasarana permukiman, transportasi publik, sarana prasarana; iii Membangun kota hijau; iv Mengembangkan kota yang berketahanan iklim dan bencana resilient city; dan c. Mengembangkan Kawasan Perkotaan di Kabupaten melalui: i Merencanakan dan menyediakan Standar Pelayanan Perkotaan SPP; ii Merencanakan dan mengembangkan Kota Baru publik yang mandiri dan terpadu di sekitar kota atau kawasan perkotaan metropolitan di luar Pulau Jawa – Bali . - V.57 - 5.7.4 Kawasan Strategis Sasaran No. Indikator 2014 Baseline 2018 2019 Sasaran Akhir RPJMN

1. Pembangunan Kawasan Strategis

Pembangunan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di luar Pulau Jawa  Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas KPBPB 4 KPBPB 4 KPBPB 4 KPBPB  Kawasan Ekonomi Khusus 7 KEK 11 KEK 14 KEK Arah Kebijakan Arah kebijakan pembangunan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas KPBPB yaitu meningkatkan nilai tambah dan nilai investasi kawasan melalui strategi: 1. Pengembangan potensi pariwisata dan hilirisasi industri di kawasan KPBPB 2. Pembangunan infrastruktur pendukung kawasan melalui skema KPBU 3. Optimalisasi peran dan fungsi Perizinan Terpadu Satu Pintu PTSP untuk mempermudah perizinan investasi 4. Optimalisasi pemanfaatan Balai Latihan Kerja BLK dan Politeknik untuk peningkatan kualitas SDM dan tenaga kerja profesional bidang industri Arah kebijakan pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus KEK yaitu 1 mempercepat pembangunan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi wilayah terutama di luar Jawa dengan memaksimalkan keuntungan aglomerasi, menggali potensi dan keunggulan daerah dan peningkatan efisiensi dalam penyediaan infrastruktur; serta 2 meningkatkan pertumbuhan investasi di luar Pulau Jawa melalui strategi: 1. Percepatan pengadaan lahan kawasan 2. Percepatan hilirisasi industri berdasarkan potensi wilayah 3. Percepatan pembangunan infrastruktur pendukung kawasan baik di dalam kawasan maupun di luar kawasan 4. Peningkatan kualitas SDM lokal di bidang industri dan pariwisata dengan pemanfaat Balai Latihan Kerja BLK dan Politeknik 5. Pengelolaan tata kelembagaan yang baik di Kawasan Ekonomi Khusus KEK 6. Peningkatan promosi investasi untuk menjaring lebih banyak investor - V.58 - 5.7.5 Desentralisasi dan Otonomi Daerah Sasaran Sasaran dalam implementasi desentralisasi dan otonomi daerah difokuskan pada beberapa hal sebagaimana tabel berikut. No. Indikator Satuan 2014 Baseline 2018 2019 Sasaran Akhir RPJMN 1. Peningkatan Kapasitas Keuangan Pemerintah Daerah a. Rata-rata pajak retribusi KabKota terhadap total pendapatan Persen 5,89 10 11 b. Rata-rata pajak retribusi Provinsi terhadap total pendapatan Persen 33,60 38 40 c. Rata-rata belanja modal KabKota Persen 19,87 29,20 30 d. Rata-rata belanja modal Provinsi Persen 16,22 26,44 30 e. Rata-rata belanja pegawai KabKota Persen 42 38 35 f. Rata-rata belanja pegawai Provinsi Persen 15 14 13 g. Rata-rata ketergantungan dana transfer KabKota Persen 72,20 71 70 h. Rata-rata ketergantungan dana transfer Provinsi Persen 53,85 51,00 50

2. Peningkatan Kelembagaan dan Otonomi Daerah

a. Rata-rata kinerja maksimal DOB Persen 52,85 68 70 b. Rata-rata kinerja minimal DOB Persen 23,83 45 48 c. PTSP kondisi mantap Persen 35,50 52 55 d.. Perda bermasalah Jumlah Perda 350 e. Penerapan SPM di daerah ProvKabKota Persen 75 85 90

3. Peningkatan Kapasitas Aparatur Sipil Negara ASN di Daerah

a. Pengembangan kompetensi Aparatur Sipil Negara di Daerah Angkatan 233 357 538 Saat ini pendekatan yang dilakukan adalah review rancangan Perda sehingga ditargetkan tidak ada lagi perda bermasalah yang ditetapkan - V.59 - Arah Kebijakan Arah kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah sebagaimana tertuang dalam RPJMN Tahun 2015-2019 dalam menjawab berbagai tuntutan, permasalahan dan tantangan dalam penyelenggaraan pemerintahan di masa mendatang adalah : 1. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah; 2. Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Daerah; dan 3. Peningkatan Kemampuan Fiskal dan Kinerja Keuangan Daerah. Dalam mencapai sasaran-sasaran pokok tersebut didukung oleh beberapa kegiatan sebagai berikut: 1. Guna mendorong kemandirian fiskal daerah dan perbaikan tata kelola keuangan daerah didukung melalui pelaksanaan deregulasi dan harmonisasi pengaturan pajak dan retribusi daerah, kerjasama kepemilikan modal BUMD antara Pemda dan pihak ketiga, penyelesaian permasalahan aset daerah terkait kemudahan investasi di daerah, peningkatan kapasitas aparatur di bidang keuangan daerah, dan peningkatan kualitas belanja APBD; 2. Untuk mempercepat peningkatan rata-rata belanja modal provinsi dilakukan dengan memperbaiki kualitas belanja dan memastikan agar penggunaan Dana Transfer Umum DBH dan DAU sebesar sekurang-kurangnya 25 digunakan untuk belanja infrastruktur layanan dasar publik yang berorientasi pada pengurangan kemiskinan sesuai dengan arah kebijakan Transfer ke Daerah dan Dana Desa Tahun 2018; 3. Untuk mendukung daya saing dan iklim investasi daerah dilaksanakan melalui penerapan PTSP Prima di daerah KabKota dan pembuatan sistem e-monev PTSP yang dilaksanakan oleh Kementerian Dalam Negeri; 4. Peningkatan kualitas pelayanan dasar di daerah akan didukung melalui pelaksanaan penerapan SPM di 6 enam bidang pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum, perumahan, sosial dan trantibumlinmas serta penerapan NSPK. Untuk mempercepat penerapan SPM di daerah dilakukan dengan: 1 Mempercepat penetapan Peraturan Pemerintah tentang Standar Pelayanan Minimal SPM dan penetapan aturan pelaksanaan penerapan SPM oleh masing-masing KementerianLembaga pengampu; 2 Melakukan sosialisasi seluruh regulasi yang telah ditetapkan serta mendorong daerah untuk menginternalisasikan jenis layanan dasar SPM kedalam dokumen perencanaan dan penganggaran daerah; dan 3 Meningkatkan koordinasi antar-kementerian serta antara pemerintah pusat dan daerah dalam mengkonsolidasikan penerapan SPM di daerah; dan 5. Pengembangan kompetensi aparatur sipil negara di daerah dilaksanakan melalui Diklat pengembangan kompetensi teknis manajemen pemerintahan, kompetensi fungsional dan kompetensi lainnya. - V.60 -

5.8 BIDANG PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA