Ketahanan Energi TEMA DAN SASARAN PEMBANGUNAN

- IV.41 -

4.5 Ketahanan Energi

Arah Kebijakan dan Sasaran Umum Pembangunan energi dihadapkan pada beberapa permasalahan seperti terbatasnya pasokan energi primer dan infrastruktur energi. Pada sisi penyediaan perlu dilakukan optimalisasi pasokan minyak bumi, gas, batubara, serta peningkatan kontribusi energi baru dan terbarukan EBT dalam bauran energi nasional. Hal tersebut dapat dilakukan diantaranya melalui peningkatan kapasitas infrastruktur energi nasional. Pada sisi pemanfaatan, perlu terus digalakkan dan ditingkatkan efisiensi penggunaan energi di berbagai sektor. Sasaran Umum TABEL 4.17 SASARAN UMUM PRIORITAS NASIONAL KETAHANAN ENERGI No. Indikator Baseline 2014 2015 realisasi 2016 realisasi 2017 target 2018 target 2019 1. Produksi Sumber Daya Energi  Minyak Bumi ribu BMhari 818 786 829 815 800 580  Gas Bumi ribu SBMhari 1.224 1.450 1.184 1.150 1.200 1.295  Batubara Juta Ton 421 461 434 413 406 400

2. Penggunaan Dalam Negeri DMO

 Gas Bumi 53 56 59 62 63 64  Batubara 24 20 20,8 26 32 60 3. Listrik  Rasio Elektrifikasi 81,5 88,3 91,16 92,7 95,15 96,6  Konsumsi Listrik Per Kapita kWh 843 910 956 1.058 1.129 1.200  Penambahan Kapasitas Pembangkit Termasuk yang sedang Konstruksi 2014 MW - 3.000 4.213 4.487 5.956 - - IV.42 - No. Indikator Baseline 2014 2015 realisasi 2016 realisasi 2017 target 2018 target 2019 4. Infrastruktur Energi  Kilang Minyak unit Penandata- nganan Perpres Kilang dan Studi PraFS - - Pelaksana an EPC dan PMC 1  FSRURegasifi kasiLNG Recieving Terminal unit 2 1 1 1 2 2  Jaringan Pipa Gas kumulatif, km 7.987 9.169 10.296 15.364 15.646 18.322  SPBG unit 40 kumulatif 26 8 25 22 15  Jaringan Gas Kota SR 200.000 kumulatif 97.636 26.227 110.000 306.000 374.000

5. Porsi EBT dalam

Bauran Energi 6,4 6,7 6,9 15 15 16 Keterangan: Termasuk BUMN Arah Kebijakan Arah kebijakan prioritas nasional bidang ketahanan energi terdiri dari: 1. Meningkatkan produksi energi primer; 2. Meningkatkan cadangan energi; 3. Meningkatkan peranan energi baru dan terbarukan dalam bauran energi; 4. Meningkatkan aksesibilitas energi; 5. Meningkatkan efisiensi dalam penggunaan energi. Program Prioritas Prioritas Nasional Bidang Ketahanan Energi mencakup 2 dua Program Prioritas, yakni: 1 Energi Baru Terbarukan EBT dan Konservasi Energi, dan 2 Pemenuhan Kebutuhan Energi, seperti yang disajikan pada gambar di bawah ini. - IV.43 - Kegiatan Prioritas Kedua program prioritas bidang Ketahanan Energi selanjutnya diterjemahkan ke dalam sejumlah kegiatan prioritas. Program Prioritas EBT dan Konservasi Energi diterjemahkan ke dalam 7 tujuh kegiatan prioritas dan Program Prioritas Pemenuhan Kebutuhan Energi diterjemahkan ke dalam 6 enam kegiatan prioritas.

1. Program Prioritas EBT dan Konservasi Energi

Program Prioritas EBT dan Konservasi Energi diterjemahkan ke dalam 7 tujuh kegiatan prioritas yaitu: 1 Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga PLT Hidro dan Nuklir; 2 Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi PLTP; 3 Pengembangan Bioenergi; 4 Pengembangan industri penunjang EBT dan konservasi energi; 5 Pengembangan usaha penyediaan tenaga listrik skala kecil Small Grid System; 6 Implementasi Teknologi Bersih dan Efisien; dan 7 Penyempurnaan feed-in tariff, subsidi, dan kelembagaan EBT. KETAHANAN ENERGI EBT dan Konservasi Energi Pemenuhan Kebutuhan Energi Prioritas Nasional Program Prioritas Kegiatan Prioritas - IV.44 - TABEL 4.18 SASARAN KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS EBT DAN KONSERVASI ENERGI No. Kegiatan Prioritas SasaranIndikator Lokasi 1. Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga PLT Hidro dan Nuklir a. Terbangunnya pembangkit listrik berbasis hidro, dengan indikator:  jumlah PLT MinihidroPLTM yang terbangun sebanyak 3 unit;  Pulau Papua.  jumlah PLT MikrohidroPLTMH yang terbangun sebanyak 3 unit;  Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan. EBT DAN KONSERVASI ENERGI Pengembangan Pembangkit Tenaga Lstrik Tenaga PLT Hidro dan Nuklir Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi PLTP Pengembangan Bioenergi Pengembangan Industri Penunjang EBT dan Konservasi energi Pengembangan Usaha Penyediaan tenaga Listrik Skala Kecil Small Grid System Implementasi Teknologi Bersih dan Efisien Penyempurnaan Feed-In Tariff, Subsidi, dan Kelembagaan EBT Prioritas Nasional Program Prioritas Kegiatan Prioritas - IV.45 - No. Kegiatan Prioritas SasaranIndikator Lokasi  jumlah dokumen PraFSFS dan DED PLTM dan PLTMH yang tersusun sebanyak 4 FSDED;  Pulau Sumatera, Kepulauan Nusa Tenggara, dan Pulau Sulawesi.  kapasitas terpasang PLTMPLTMH di kawasan konservasi nontaman nasional sebesar 35 KW; dan  Pulau Sulawesi.  kapasitas terpasang PLTMPLTMH di taman nasional sebesar 12.365 KW.  Pulau Kalimantan, Pulau Sumatera, Kepulauan Nusa Tenggara. b. Terwujudnya pengembangan pembangkit listrik berbasis nuklir, dengan indikator:  jumlah rekomendasi keprospekan Sumber Daya Mineral Logam Tanah Jarang REE yang dihasilkan sebanyak 3 rekomendasi;  Pulau Kalimantan dan Sumatera.  jumlah data gempa seismik dan geodetik Data Pangkalan Data Tapak RDE sebanyak 7 paket data;  Pusat.  penyiapan teknis infrastruktur pembangunan PLTN dalam 6 dokumen teknis;  Pulau Sumatera dan Pulau Jawa.  jumlah kajian pengembangan teknologi dan keselamatan reaktor nuklir sebanyak 2 kajian;  Pusat.  jumlah perizinan dalam pembangunan dan pengoperasian reaktor daya sebanyak 1 perizinan; dan  Pusat.  jumlah rekomendasi roadmap pembangunan PLT Nuklir yang diimplementasikan sebanyak 1 rekomendasi.  Pusat.

2. Pengembangan

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi PLTP a. Terbangunnya Pembangkit Listrik Panas Bumi, dengan indikator:  jumlah PLTP skala kecil yang terbangun sebanyak 2 unit prototype.  Pulau Jawa. b. Meningkatnya kegiatan eksplorasi dan eksploitasi panas bumi, dengan indikator:  jumlah WKP yang dilelang sebanyak 5 WKP;  Pulau Sumatera, Kepulauan Nusa Tenggara, Pulau Jawa, dan Kepulauan Maluku.  jumlah WKP yang ditetapkan sebanyak 2 WKP; dan  Kepulauan Nusa Tenggara dan Pulau Sumatera.  jumlah rekomendasi penyelidikan sumber daya dan cadangan panas bumi sebanyak 15 rekomendasi.  Pulau Sumatera, Pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku, Kepulauan Nusa Tenggara, dan Pulau Kalimantan.

3. Pengembangan

Bioenergi Terwujudnya pembangunan infrastruktur bioenergi, dengan indikator:  jumlah PLT Biogas dari limbah sawit yang terbangun sebanyak 1 unit;  Pusat. - IV.46 - No. Kegiatan Prioritas SasaranIndikator Lokasi  hasil inovasi teknologi limbah padat sawit untuk energi sebanyak 1 pilot project;  Pusat.  jumlah pilot plant inovasi teknologi bioenergi sebanyak 1 unit;  Pusat.  model pengembangan bioenergi berbasis tanaman lokal mobile plant biodiesel multifeed stock di 3 lokasi; dan  Pulau Papua, Pulau Jawa, dan Kepulauan Nusa Tenggara.  hasil inovasi teknologi gasifikasi dan biomethanolbioethanol sebanyak 1 pilot plant.  Pusat.

4. Pengembangan

Industri Penunjang EBT dan Konservasi Energi a. Tersusunnya regulasi terkait insentif untuk industri penggerak EBT dalam negeri, dengan indikator:  jumlah regulasi insentif pajak untuk Industri Dalam Negeri Penggerak EBT sebanyak 1 rancangan regulasi.  Pusat. b. Meningkatnya teknologi pengembangan EBT dan konservasi energi dalam negeri, dengan indikator:  jumlah paket revitalisasi sarana pengujian kualitas teknologi solar PV yang dilaksanakan sebanyak 1 paket revitalisasi peralatan; dan  Pusat.  jJumlah paket revitalisasi fasilitas laboratorium riset energi, termasuk teknologi bersih, teknologi biomassa dan energi terbarukan lainnya sebanyak 3 cluster peralatan.  Pusat.

5. Pengembangan

Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Skala Kecil Small Grid System a. Terwujudnya pemanfaatan teknologi Small Grid System:  jumlah unit pilot plant Smart Micro Grid kawasan perdesaan danatau perkotaan yang terbangun sebanyak 1 unit; dan  jumlah PLTS Terpusat sebanyak 9 unit.  Kepulauan Nusa Tenggara.  Tersebar. b. Terwujudnya penyediaan energi pra elektrifikasi, dengan indikator:  jumlah unit Lampu Tenaga Surya Hemat Energi LTSHE sebanyak 175.782 unit.  Pulau Sulawesi, Sumatera, Kalimantan, dan Papua.

6. Implementasi

Teknologi Bersih dan Efisien Terwujudnya penerapan konservasi energi dan teknologi energi bersih, dengan indikator:  jumlah rekomendasi Investment Grade Audit IGA sebanyak 6 rekomendasiobjek;  jumlah jenis peralatan yang menjadi objek pelaksanaan mandatory Standar Kinerja Energi Minimum SKEM dan Label Hemat Energi sebanyak 2 jenis SKEM;  Pusat.  Pusat.  jumlah dokumen FS untuk implementasi teknologi Under Ground Coal Gasification UCG di Indonesia sebanyak 3 dokumen FS, Basic Design, dan DED; dan  Pulau Sumatera.  jumlah hasil inovasi teknologi testing protokol pengujian peralatan listrik sebanyak 1 unit alat uji.  Pusat. - IV.47 - No. Kegiatan Prioritas SasaranIndikator Lokasi

7. Penyempurnaan

feed-in tariff, subsidi, dan kelembagaan EBT Tersusunnya formulasi harga, besaran, serta regulasi penerapan subsidiinsentif pengembangan EBT, dengan indikator:  jumlah regulasi pembentukan dana ketahanan energi sebanyak 1 regulasi.  Pusat.

2. Program Prioritas Pemenuhan Kebutuhan Energi

Program Prioritas Pemenuhan Kebutuhan Energi diterjemahkan ke dalam 6 enam Kegiatan Prioritas, yaitu: 1 pembangunan pembangkit, transmisi, dan distribusi listrik; 2 peningkatan kapasitas infrastruktur minyak dan gas bumi; 3 peningkatan cadangan minyak dan gas bumi; 4 pembentukan cadangan penyangga energi; 5 peningkatan produksi minyak dan gas bumi; dan 6 pemenuhan DMO batubara dan gas bumi. PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI Pembangunan Pembangkit, Transmisi dan Distribusi Tenaga Listrik Peningkatan Kapasitas Infrastruktur Minyak dan Gas Bumi Peningkatan Cadangan Minyak dan Gas Bumi Pembentukan Cadangan Penyangga Energi Peningkatan Produksi Minyak dan Gas Bumi Pemenuhan DMO Batubara dan Gas Bumi Prioritas Nasional Program Prioritas Kegiatan Prioritas - IV.48 - TABEL 4.19 SASARAN PADA PROGRAM PRIORITAS PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI No. Kegiatan Prioritas SasaranIndikator Lokasi

1. Pembangunan

pembangkit, transmisi dan distribusi tenaga listrik a. Terbangunnya pembangkit listrik, beserta jaringan transmisi dan gardu induk, dengan indikator:  jumlah rekomendasi pengendalian pembangunan pembangkit listrik 5.956 MW sebanyak 1 rekomendasi;  jumlah rekomendasi pengendalian pembangunan jaringan transmisi dan gardu induk 12.681 kms34.552 MVA sebanyak 1 rekomendasi;  jumlah rekomendasi pengendalian pembangunan jaringan distribusi dan gardu distribusi 24.938 kms363 MVA sebanyak 1 rekomendasi;  data dan penyiapan informasi geospasial tematik ketenagalistrikan sebanyak 3 peta; dan  Pusat.  Pusat.  Pusat.  Pusat.  jumlah provinsi yang menerima bimtek penyusunanpeninjauan kembali RTRW dan penyusunan RDTR untuk mengakomodir rencana pembangunan pembangkit listrik sebanyak 34 provinsi.  Pusat. b. Terlaksananya penetapan harga energi listrik serta penerapan kebijakan subsidi yang tepat sasaran:  jumlah rekomendasi terkait subsidi listrik tepat sasaran sebanyak 1 rekomendasi.  Pusat. 2 Peningkatan kapasitas infrastruktur minyak dan gas bumi a. Terbangunnya infrastruktur gas bumi, dengan indikator:  jumlah jaringan gas bumi untuk Rumah Tangga yang dibangun sebanyak 105.828 SR;  ruas pipa transmisi jaringan gas yang dibangun sepanjang 42 km;  dukungan percepatan pembangunan ruas pipa transmisi dan distribusi gas bumi sepanjang 555 km penambahan tahun 2018;  jumlah instalasi pengujian izin tipe meter gas dan instalasi uji meter gas untuk program jaringan gas sebanyak 2 instalasi;  dokumen FSFEEDDEDC jaringan gas kota sebanyak 25 FSFEEDDEDC; dan  Pulau Jawa, Papua, Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi.  Pulau Kalimantan dan Papua.  Pulau Sumatera dan Jawa.  Pulau Jawa.  Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.  data Infrastruktur Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa sebanyak 1 paket data.  Pusat. - IV.49 - No. Kegiatan Prioritas SasaranIndikator Lokasi b. Terbangunnya infrastruktur minyak bumi, dengan indikator:  dokumen perencanaan pembangunan dan pengembangan kilang minyak grass root dan RDMP sebanyak 4 dokumen FEEDBFS.  Pulau Jawa dan Kalimantan. c. Terlaksananya konversi BBM ke BBG, dengan indikator:  jumlah konverter unit BBM ke BBG untuk nelayan sebanyak 20.145 unit; dan  Kepulauan Bali dan Nusa Tenggara, Pulau Sulawesi, dan Kalimantan.  jumlah konverter unit BBM ke BBG untuk kendaraan sebanyak 1.800 unit. d. Terlaksananya penetapan harga BBM dan LPG serta penerapan kebijakan subsidi yang tepat sasaran melalui:  jumlah paket konversi minyak tanah ke LPG 3 kg sebanyak 155.846 paket; dan  sistem LPG tabung 3 kg tepat sasaran yang diimplentasikan di 29 lokasi.  Pulau Jawa dan Sumatera.  Pulau Papua  Pusat. 3. Peningkatan cadangan minyak dan gas bumi Terselenggaranya kegiatan eksplorasi migas untuk peningkatan penemuan cadangan baru melalui:  rekomendasi hasil survei Pengkayaan Data Dasar ESDM dan Konsepsi Geologi Kelautan Strategis 2200 KM Seismik 2D sebanyak 1 rekomendasi;  rekomendasi hasil survei Energi Migas Kelautan 4000 KM Seismik 2D sebanyak 1 rekomendasi; dan  data dan informasi migas seismik di 3 wilayah.  Sekitar Kepulauan Maluku dan Sekitar Pulau Jawa.  Sekitar Pulau Papua dan Sekitar Pulau Jawa Bali.  Sekitar Pulau Sulawesi dan Sekitar Pulau Kalimantan. 4. Pembentukan cadangan penyangga energi Tersedianya cadangan penyangga energi melalui:  rekomendasi strategis penyediaan dan pengelolaan Cadangan Penyangga Energi sebanyak 2 paket kebijakan.  Pusat. 5. Peningkatan produksi minyak dan gas bumi Meningkatnya kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas konvensional dan nonkonvensional, dengan indikator:  jumlah WK Migas konvensional yang ditawarkan sebanyak 8 WK;  WK di Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Maluku, dan Pulau Papua.  jumlah WK Migas nonkonvensional yang ditawarkan sebanyak 2 WK;  WK di Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan.  jumlah regulasi migas yang direvisi UU Migas sebanyak 1 rancangan PP;  Pusat. - IV.50 - No. Kegiatan Prioritas SasaranIndikator Lokasi  jumlah rekomendasi keprospekan migas sebanyak 9 rekomendasi WK migas; dan  Sekitar Laut Arafura, Kepulauan Maluku, Nusa Tenggara, Pulau Papua, Sumatera, dan Kalimantan.  formula surfaktan EOR untuk injeksi kimia sebanyak 1 usulan paten.  Pusat. 6. Pemenuhan DMO batubara dan gas bumi a. Meningkatnya pemanfaatan batubara dan gas bumi untuk kepentingan dalam negeri melalui:  rekomendasi pemenuhan pemanfaatan batubara untuk kebutuhan domestik tahun 2018 sebesar 131 juta ton sebanyak 1 rekomendasi; dan  Pusat.  rekomendasi pengendalian produksi batubara tahun 2018 sebesar 406 juta ton sebanyak 1 rekomendasi.  Pusat. b. Meningkatnya pemanfaatan alokasi gas domestik melalui:  rekomendasi intensifikasi pemanfaatan gas bumi pada sektor rumah tangga, transportasi dan industri sebanyak 1 rekomendasi.  Pusat.

4.6 Ketahanan Pangan