- V.60 -
5.8 BIDANG PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA
Sasaran
Sasaran utama bidang pembangunan sarana dan prasarana pada tahun 2018 adalah sebagai berikut:
No Indikator
2014 Baseline
2018 2019
Sasaran Akhir RPJMN
Sub bidang Perumahan dan Permukiman 1.
Meningkatnya akses Masyarakat Berpenghasilan Rendah MBR terhadap hunian layak
a. Tersalurkannya bantuan pembiayaan perumahan rumah tangga
- 689.812
1,35 juta kumulatif
- KPR FLPP rumah tangga 76.063
115.000 900.000
- KPR Swadaya rumah tangga -
5.000 450.000
- Subsidi Selisih Bunga rumah tangga -
225.000 -
kegiatan baru - Bantuan Uang Muka rumah tangga
- 344.500
476.000 - Bantuan Pembiayaan Perumahan
Berbasis Tabungan rumah tangga -
312 -
kegiatan baru b. Terfasilitasinya penyediaan hunian layak
melalui pembangunan baru rumah tangga
- 16.996
850.000 kumulatif
- Rusunawa unit sarusun 39.168
5.996 550.000
- BSPS Pembangunan Baru unit -
6.000 250.000
- Rumah Khusus unit 1.991
5.000 50.000
c. Terfasilitasinya penyediaan hunian layak melalui peningkatan kualitas secara
swadaya rumah tangga 3,4 juta
174.000 1,9 juta kumulatif
- BSPS Peningkatan Kualitas unit 153.621
174.000 1,5 juta
2. Berkurangnya kawasan permukiman kumuh menjadi 0 persen
a. Meningkatnya kualitas permukiman
kumuh daerah perkotaan -
1.991 Ha Berkontribusi pada
penanganan 38.431 Ha kawasan
permukiman kumuh
b. Meningkatnya kualitas permukiman
kawasan khusus -
200 Ha Berkontribusi pada
penanganan 38.431 Ha kawasan
permukiman kumuh
- V.61 -
No Indikator
2014 Baseline
2018 2019
Sasaran Akhir RPJMN
3. Meningkatnya keamanan dan keselamatan bangunan gedung termasuk keserasiannya terhadap
lingkungan a.
Terselenggaranya pembinaan dan pengawasan bangunan gedung
Seluruh kabupatenkota
Seluruh kabupatenkota
Seluruh kabupatenkota
b. Terselenggaranya penataan bangunan
54 Kawasan 129.000 m
2
553.000 m
2
c. Terselenggaranya bangunan gedung
54 Kawasan 25.500 m
2
124.200 m
2
4. Meningkatkan akses terhadap layanan air minum dan sanitasi yang layak dan berkelanjutan
a. Proporsi rumah tangga yang memiliki
akses air minum 68,11 persen
92 persen 100 persen
b. Proporsi rumah tangga yang memiliki
akses pengelolaan air limbah domestik 69,42 persen
Akses Layak 61,08 persen;
Akses Dasar 8,34 persen
92,12 persen Akses Layak
79,07 persen; Akses Dasar
13,06 persen 100 persen
85 persen
akses layak dan 15 persen
akses dasar
c. Cakupan pelayanan persampahan
perkotaan 48,1 persen
47,7 persen sampah
terangkut; dan 0,4 persen
sampah diolah melalui 3R
89,62 persen 73,54 persen
sampah terangkut; dan
16,08 persen sampah diolah
melalui 3R 100 persen
80 persen sampah terangkut dan 20
persen sampah diolah melalui 3R
Subbidang transportasi
1 Pengembangan
Pelabuhan Nonkomersil
lokasi 163
25 163
kumulatif 2
Rata-rata dwelling time hari 7
– 8 3-4
3 – 4
3 Terbangunnya jalur KA termasuk jalur ganda
Km 954,43
390 3.258
kumulatif 4
Terbangunnya jalan baru Km 1.268
677 2.650
kumulatif 5
Pengembangan jalan tol Km 820
379 1.000
kumulatif 6
Terbangunnya bandara barupeningkatan bandara yang ada
1 15
lanjutan 15
kumulatif 7
Tersedianya Subsidi Perintis Angkutan Udara trayek
115 193
265 8
Tersedianya Subsidi Perintis Angkutan Laut trayek
76 124
193 9
Tersedianya Subsidi Perintis Angkutan Sungai dan Penyeberangan trayek
181 223
261
- V.62 -
No Indikator
2014 Baseline
2018 2019
Sasaran Akhir RPJMN
10 Pengembangan pelabuhan untuk menunjang
tol laut 24
24 24
11 Pengembangan pelabuhan penyeberangan
210 16
270 kumulatif
12 Pembangunan
penyelenggaraan kapal
perintis 50
104 kumulatif
13 Tersedianya Subsidi Perintis Angkutan Jalan
trayek 208
291 470
14 Tersedianya Subsidi Perintis Kereta Api
lintas 3
6 5
15 Meningkatnya pangsa pasar angkutan umum
23 30
32 16
Berkembangnya jaringan
kereta api
perkotaan kota 2
7 kumulatif
10 kumulatif
17 Berkembangannya sistem BRT dan Transit
kota 17
23 kumulatif
34 kumulatif
18 Menurunnya rasio angka kecelakaan kereta
api kecelakaan per 1 juta-km perjalanan kereta api
0,042 0,028
0,025 19
Menurunnya angka
fatalitas korban
kecelakaan transportasi jalan dari kondisi baseline
16 41
50
Subbidang Komunikasi dan Informatika
1 Persentase jangkauan siar dan jangkauan
populasi dalam negeri LPP TVRI 32 wilayah;
41 populasi 61,4 wilayah;
78,2 populasi 72 wilayah; 88
populasi 2
Persentase jangkauan siar dan jangkauan populasi dalam negeri LPP RRI
69 wilayah; 77 populasi
89 wilayah; 92
populasi
94 wilayah; 94 populasi
3 Jumlah BTS yang dibangun di daerah blank
spot 286 unit
jumlah existing
125 575 unit
4 Jumlah penyediaan akses internet di wilayah
nonkomersial NA
800 4000 lokasi
5 Kantor Pos Cabang Layanan Universal
KPCLU yang beroperasi 2.325
2.345 2.350
6 Persentase jangkauan pemancar TV digital
terhadap populasi 50
95 100
7 Indeks e-government nasional
2,7 3,2
3,4
- V.63 -
No Indikator
2014 Baseline
2018 2019
Sasaran Akhir RPJMN
Subbidang Energi dan Ketenagalistrikan
2
1
Ketenagalistrikan Rasio Elektrifikasi
81,5 95,15
96,6 Konsumsi Listrik per Kapita kWh
843 1.129
1.200
2 Energi
Kilang Minyak unit Pelaksanaan EPC
dan PMC
1 Pembangunan FSRURegasifikasi unit
2 2
2 Jaringan Pipa Gas kumulatif, km
11.960 15.046
18.322 Pembangunan SPBG unit
40 22
15 Jaringan gas kota SR
188.000 306.000
374.000
Subbidang Sumber Daya Air
1 Pembangunan jaringan irigasi
1
667.707 hektar
322.490 hektar akumulasi
1.000.000 hektar
2 Rehabilitasi jaringan irigasi
1
2.779.881 hektar
1.210.417 hektar akumulasi
3.000.000 hektar
3 Pembangunan pengendali banjir
1.448 km 771,15 km akumulasi
3.080 km 4
Pembangunan pengaman pantai 277 km
134,55 km akumulasi
531 km 5
Pembangunan pengendali LaharSedimen 179 buah
162 buah akumulasi 95 buah
6 Pembangunan bendungan
11 selesai 21 dalam
pelaksanaan 19 selesai
36 dalam pelaksanaan 29 selesai
36 dalam pelaksanaan
7 Pembangunan embungbangunan
penampung air 1.074 buah
853 buah akumulasi 625 buah
8 Pembangunan air baku
51,43 m
3
detik 23,60
m
3
detik akumulasi
67 m
3
detik
Catatan: Dibangun oleh Badan Usaha BU.
Merupakan target tahunan: 2014 angka realisasi. Peningkatan sambungan rumah termasuk kerjasama dengan BU dan diharapkan pada tahun 2019 secara kumulatif mencapai lebih kurang 1,3 juta SR.
2
Sebagaimana tertuang pada Bab 4 Prioritas Nasional Kedaulatan Energi
1
Irigasi meliputi irigasi permukaan, rawa, dan air tanah seluruh kewenangan.
- V.64 -
Arah Kebijakan
1. Subbidang Perumahan dan Permukiman a. Meningkatkan akses masyarakat berpendapatan rendah terhadap hunian baru yang
layak, aman, dan terjangkau melalui fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan, dan bantuan stimulan pembangunan rumah swadaya serta menciptakan iklim yang
kondusif dalam penyediaan perumahan.
b. Meningkatkan kualitas hunian dan permukiman bagi masyarakat berpendapatan rendah melalui bantuan stimulan perumahan swadaya, menyediakan prasarana,
sarana dan utilitas, serta menyelesaikan rencana penanganan kawasan kumuh dalam rangka pencegahan dan penanganan permukiman kumuh.
c. Meningkatkan akses air minum dan sanitasi yang layak melalui sinergi pembangunan infrastruktur, menerapkan manajemen layanan terpadu, serta meningkatkan
keterlibatan dan perubahan perilaku masyarakat. d. Menjamin ketahanan air melalui pembangunan dan pengelolaan infrastruktur air
baku dan sanitasi, serta optimasi sistem eksisting air minum dan pelaksanaan bauran air.
2. Subbidang transportasi a. Mempercepat pembangunan transportasi yang terintegrasi untuk mendukung
penguatan jaringan utama logistik, pusat-pusat pertumbuhan ekonomi kawasan pertanian produktif, KEK, Kawasan Industri dan Kawasan Strategis Pariwisata
Nasional, integrasi antarmoda dalam rangka memudahkan pergerakan orang maupun barang dan memaksimalkan kemanfaatan simpul-simpul transportasi.
Jaringan utama logistik didukung dengan pengembangan tol laut sebagai pelayanan jaringan antarpulau dan pengembangan jaringan KA, coastal shipping, serta jaringan
jalan sebagai pelayanan jalur intrapulau.
b. Meningkatkan jaringan transportasi untuk mendukung aksesibilitas pelayanan pada daerah tertinggal, rawan bencana, serta wilayah perbatasan.
c. Mengembangkan transportasi massal perkotaan berbasis bus dan kereta serta meningkatkan kapasitas dan kualitas jaringan jalan perkotaan dan integrasi
kelembagaan transportasi. d. Meningkatkan keamanan dan keselamatan pelayanan transportasi sesuai dengan
standar keselamatan internasional. e. Membangun dan meningkatkan kapasitas bandara terutama pada kawasan pariwisata
nasional serta bandara-bandara lainnya untuk meningkatkan aksesibilitas, konektivitas, serta pengembangan wilayah dan mendukung penanganan bencana.
- V.65 - 3. Subbidang Komunikasi dan Informatika
a. Melakukan pemerataan pembangunan infrastruktur TIK di seluruh wilayah hingga menjangkau daerah perbatasan, daerah tertinggal, maupun daerah nonkomersil
lainnya, melalui pembangunan infrastruktur jaringan pitalebar serat optiknirkabel, infrastruktur telekomunikasi di daerah blank spot, maupun infrastruktur penyiaran
publik.
b. Mengembangkan ekosistem TIK pada berbagai sektor terkait serta berbagai lapisan masyarakat untuk memastikan pemanfaatan infrastruktur TIK yang produktif dalam
rangka menuju pertumbuhan ekonomi berbasis digital. c. Mengoptimalkan perencanaan dan pemanfaatan sumber daya terbatas terkait dengan
spektrum frekuensi radio dan orbit satelit. d. Mempercepat implementasi e-government yang terintegrasi, interoperabilitas, serta
menggunakan pendanaan yang efektif. e. Mendorong tingkat literasi TIK, di antaranya dalam bentuk penyertaan digital melalui
pelatihan, sosialisasi, dan edukasi untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan masyarakat luas di bidang TIK.
f. Mendorong daya saing industri TIK, baik industri manufaktur, perangkat, konten, layanan, dan lainnya untuk menuju kemandirian yang dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi. g. Merevitalisasi sektor penyiaran terkait penataan spektrum frekuensi untuk
mendukung penyiaran digital serta memperkuat Lembaga Penyiaran Publik RRI dan TVRI sebagai lembaga penyiaran yang independen, netral, serta tidak komersial,
dalam hal prasarana penyiaran dan pembuatan produksi siaran.
4. Subbidang Energi dan Ketenagalistrikan a. Mempercepat pembangunan infrastruktur energi dan ketenagalistrikan dengan: i
mempercepat pembangunan infrastruktur energi; dan ii mempercepat pelaksanaan pembangunan pembangkit listrik serta jaringan transmisi dan distribusi.
b. Memperluas jangkauan pelayanan infrastruktur energi dan ketenagalistrikan dengan: i memperluas jangkauan pelayanan ketenagalistrikan ke wilayah
perdesaan, terpencil dan perbatasan; dan ii mengembangkan infrastruktur energi dan ketenagalistrikan ke pusat pertumbuhan ekonomi dan objekproyek prioritas
nasional.
c. Mendorong diversifikasi energi dengan: i mendorong penggunaan sumber daya energi lokal untuk penggunaan setempat; dan ii mendorong diversifikasi energi
untuk transportasi dan rumah tangga.
- V.66 - d. Kebijakan pendanaan dan harga dengan: i pemberian subsidi listrik yang lebih
terarah dan tepat sasaran; dan ii insentif, pemberian subsidi green subsidy, dan kebijakan harga yang tepat, termasuk dengan intervensi pendanaan pemerintah,
dukungan pendanaan pemerintah pada badan usaha BU, dan kebijakan harga yang mencerminkan struktur biaya.
e. Mendorong peran badan usaha dengan: i mengembangkan tata kelola sistem ketenagalistrikan yang lebih sehat dan berkelanjutan; ii mendorong pembangunan
infrastruktur energi dan ketenagalistrikan melalui pembiayaan non-APBN; dan iii meningkatkan peran badan usaha dalam mendorong diversifikasi pemanfaatan
energi.
f. Mengembangkan penggunaan komponenindustri ketenagalistrikan nasional. 5. Subbidang Sumber Daya Air
a. Meningkatkan kesiapan pembangunan infrastruktur sumber daya air yang dimulai dari desain, identifikasi masalah yang timbul akibat pembangunan, dan langkah-
langkah penyelesaiannya sehingga tidak terhambat pada saat proses konstruksi dan pemanfaatan infrastruktur terbangun.
b. Meningkatkan ketersediaan air baku melalui pembangunan intake dan water conveyance untuk PDAM, pemanfaatan air limbah untuk pertanian safe-use of waste
water for agriculture, pemanfaatan teknologi untuk mengolah air buangan re-use dan mengolah air laut reverse osmosisdesalinasi, serta mendorong konsep 6R
reduce, reuse, recover, recycle, replenish, dan resilient untuk meningkatkan ketahanan air.
c. Meningkatkan dan menjaga kehandalan jaringan irigasi baik di daerah irigasi kewenangan pusat maupun daerah, mensinergikan rencana pembangunan waduk,
jaringan irigasi dan cetak sawah, menyambungkan jaringan irigasi primer hingga kuarter, meningkatkan peran serta petani dalam perencanaan dan pengelolaan irigasi
partisipatif, serta meningkatkan kehandalan jaringan irigasi melalui penyediaan teknologi berbasis aplikasi dan sumber daya manusia yang memadai sebagai manajer
irigasi.
d. Meningkatkan kapasitas tampung per kapita melalui pembangunan waduk, embungsitu, dan bangunan penampung air lainnya yang didukung oleh peningkatan
keamanan bendungan dan menjaga kapasitas tampung waduk eksisting melalui peningkatan kualitas daerah aliran sungai DAS dan kualitas air DAS, serta menjaga
kelestarian lingkungan di wilayah hulu melalui edukasi kepada masyarakat terkait pemanfaatan lahan yang semestinya dan melakukan restorasi fungsi lingkungan
sesuai dengan fungsinya.
e. Meningkatkan perlindungan terhadap daya rusak air melalui river restoration, penataan sempadan sungai, perbaikan kualitas air, dan coastal management dan
didukung pencegahan tindakan-tindakan yang mengganggu prasarana atau
- V.67 - menyebabkan bencana, seperti pelarangan ekstraksi air tanah yang berlebihan dan
penyerobotan sempadan sungai untuk hunian serta penegakkan hukum yang terkoordinasi antar lembaga terkait pelaksanaan tata ruang yang sesuai dengan
peruntukan.
f. Meningkatkan kapasitas
pengelolaan ketatalaksanaan
penyelenggaraan infrastruktur.
g. Meningkatkan kapasitas akuntabilitas pembangunan infrastruktur. h. Meningkatkan kapasitas penelitian dan pengembangan infrastruktur.
i. Meningkatkan kapasitas dan pengembangan sumberdaya manusia bidang infrastruktur.
j. Meningkatkan kapasitas pengelolaan konstruksi infrastruktur. 6. Peningkatan Efektifitas dan Efisiensi dalam Pembiayaan Infrastruktur
a. Menerapkan Value for Money VfM dalam menentukan prioritas dan memilih mekanisme pelaksanaan delivery mechanism yang paling efektif dan efisien dalam
keseluruhan siklus proyek. b. Mendorong pembiayaan infrastruktur melalui APBNAPBD sebagai the last resources.
c. Menyediakan anggaran oleh MenteriKepala LembagaKepala Daerah melalui APBN danatau APBD bagi pelaksanaan tahapan proses persiapan Kerjasama Pemerintah
dengan Badan Usaha KPBU. d. Menerapkan Peraturan Presiden No. 38 Tahun 2015 untuk mendorong percepatan
penyediaan infrastruktur dengan skema KPBU melalui : i. Kepastian pengembalian investasi dengan pembayaran oleh pengguna dalam
bentuk tarif user charge atau pembayaran atas ketersediaan layanan availability payment.
ii. Penyediaan dukungan pemerintah dengan Viability Gap Funding VGF danatau bentuk lainnya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
iii. Penyediaan jaminan pemerintah. e. Meningkatkan kapasitas SDM aparatur negara dan konsultan serta peningkatan
kapasitas kelembagaan KPBU di Indonesia. f. Mendorong implementasi KPBU di daerah dengan mengusulkan setidaknya satu
proyek KPBU di salah satu pemerintah daerah di satu provinsi Pemerintah ProvinsiPemerintah KabupatenPemerintah Kota.
g. Mendorong pengembangan alternatif pembiayaan infrastruktur dengan innovative financing melalui Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah PINA.
- V.68 -
5.9 BIDANG SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP