1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan gigi merupakan hal yang sangat penting. Apabila kesehatan gigi tidak diperhatikan mengakibatkan penyakit gigi. Penyebab utama penyakit
gigi, yaitu plak, yang menyebabkan karies maupun radang periodonsium. Akibat dari penyakit gigi ini tidak hanya kehilangan gigi, namun bakteri dapat
menyebar melalui aliran darah ke organ-organ tubuh yang penting lainnya Zaenab, dkk. 2004. Data Departemen Kesehatan tahun 2007 menunjukkan
bahwa 72,1 persen penduduk Indonesia mempunyai pengalaman karies atau gigi berlubang yang 46,6 persen di antaranya merupakan karies aktif yang
belum dirawat Anonim, 2008. Plak gigi merupakan kumpulan berbagai macam bakteri di atas pelikel
permukaan gigi. Pembentukan plak didahului oleh pelikel yang terdiri dari glikoprotein dari saliva. Di atas pelikel ini akan menempel berbagai macam
bakteri yang membentuk koloni Prijantojo, 1996. Pencegahan penyakit gigi dapat dilakukan dengan mengontrol plak yang terbentuk. Kontrol plak adalah
pengangkatan plak gigi dan pencegahan akumulasi plak pada gigi. Kontrol plak dapat dilakukan dengan cara mekanis dan kimiawi. Kontrol plak secara
mekanis dilakukan dengan menggunakan sikat gigi atau dental floss, sedangkan secara kimiawi menggunakan obat kumur atau pasta gigi
Sunarintyas,dkk, 2008. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
2
Untuk pencegahan plak secara optimal, para pakar di bidang Periodontologi melakukan penelitian menggunakan senyawa antibakteri.
Pemakaian senyawa antibakteri sebagai obat kumur ataupun pasta gigi mempunyai peran ganda yaitu sebagai pencegahan langsung plak supragingiva
dan sebagai terapi langsung terhadap plak subgingiva. Sampai sekarang kontrol plak secara kimia dengan menggunakan senyawa antibakteri dalam obat kumur
berkembang dengan pesat di lingkungan dokter gigi maupun masyarakat Prijantojo, 1996.
Selama ini terdapat kendala dalam penggunaan senyawa antibakteri, khususnya dalam terapi gigi, karena adanya peningkatan resistensi dari bakteri
patogen. Sebagai contoh, adanya resistensi bakteri terhadap sebagian besar antibiotik yang umum digunakan untuk mengobati infeksi oral seperti
penisilin, sefalosporin, eritromisin, tetrasiklin dan turunannya serta metronidazol. Sementara itu
agen antibakteri lain yang digunakan dalam pencegahan dan pengobatan penyakit mulut adalah cetylpyridinium chlorida,
chlorheksidin, amina fluorida yang umumnya terdapat dalam pasta gigi dilaporkan menunjukkan efek samping munculnya noda pada gigi. Etanol yang
umumya terkandung dalam obat kumur dilaporkan dapat menimbulkan resiko kanker mulut apabila digunakan dalam jangka panjang Enzo, 2011.
Mengingat tingginya prevalensi penyakit karies gigi, peningkatan resistensi bakteri terhadap beberapa antibiotik serta efek samping dari beberapa
agen antibakteri yang saat ini digunakan dalam terapi gigi maka dibutuhkan alternatif pencegahan dan pengobatan penyakit gigi yang aman dan efektif
commit to user
3
serta ekonomis. Masyarakat Indonesia banyak menggunakan tumbuhan obat sebagai pilihan karena mudah diperoleh, harganya relatif murah dan efek
sampingnya kecil. Selain itu pengolahan tumbuhan obat menjadi obat tradisional relatif mudah sehingga dapat dilakukan secara mandiri.
Biji pepaya merupakan salah satu contoh bagian buah yang dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional yang berkhasiat sebagai antibakteri.
Srivastava et al 2010 menyatakan, ekstrak etanol biji buah pepaya mentah dapat menghambat pertumbuhan Eschericia coli, Bacillus subtilis,
Staphylococcus aureus, Micrococcus luteus dan Pseudomonas aeruginosa dengan diameter daya hambat untuk masing-masing bakteri sebesar 14 mm,
10 mm, 8 mm, 10 mm dan 9 mm. Hasil uji fitokimia terhadap ekstrak etanol biji buah pepaya diketahui
mengandung senyawa metabolit sekunder golongan alkaloid, tanin, flavonoid, saponin dan fenol. Diduga adanya senyawa golongan alkaloid,tanin dan fenol
yang berperan dalam aktivitas antibakteri ekstrak biji pepaya terhadap keempat bakteri uji Okoye, 2011.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti terdorong untuk menguji aktivitas antibakteri ekstrak etanol biji buah pepaya matang Carica papaya terhadap
bakteri pada plak gigi secara in vitro dan dari hasil pengujian akan didapatkan konsentrasi optimum dari ekstrak biji pepaya yang efektif menghambat
pertumbuhan bakteri pada plak gigi. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
4
B. Perumusan Masalah