18
7. Uji aktivitas antibakteri
Salah satu metode pengujian aktivitas antibakteri adalah metode difusi. Metode difusi dapat dilakukan 3 cara yaitu metode silinder, lubang dan
cakram kertas. Metode silinder yaitu meletakkan beberapa silinder yang terbuat dari gelas atau besi tahan karat di atas media agar yang telah
diinokulasi dengan bakteri. Tiap silinder ditempatkan sedemikian rupa hingga berdiri di atas media agar, diisi dengan larutan yang akan diuji dan
diinkubasi. Setelah diinkubasi, pertumbuhan bakteri diamati untuk melihat ada tidaknya daerah hambatan di sekeliling silinder. Metode lubang yaitu
membuat lubang pada agar padat yang telah diinokulasi dengan bakteri. Jumlah dan letak lubang disesuaikan dengan tujuan peneitian, kemudian
lubang diisi dengan larutan yang akan diuji. Metode cakram kertas yaitu meletakkan cakram kertas yang telah direndam larutan uji di atas media padat
yang telah diinokulasi dengan bakteri Kusmiyati,2007. Pada metode difusi juga dikenal dua macam zona hambat yaitu :
a. Zona Radikal
Merupakan suatu daerah di sekitar disk dimana sama sekali tidak ditemukan pertumbuhan bakteri. Potensi antibakteri tersebut diukur
dengan menggunakan diameter zona radikal tersebut. b.
Zona Irradikal Merupakan suatu daerah di sekitar disk dimana pertumbuhan
bakteri dihambat oleh antibakteri tetapi tidak dimatikan. Di sini akan perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
19
terlihat pertumbuhan yang kurang subur dibanding dengan daerah di luar pengaruh antibakteri tersebut Pelczar Chan, 1988.
Gambar 3. Zona Radikal dan Zona Iradikal Stephen.,2005
Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan mengukur zona hambat. Makin besar zona hambatan, makin peka bakteri uji tersebut.
Menurut Davis dan Stout 1971 bila diameter daerah hambatan 5mm atau kurang maka aktifitas penghambatannya dikategorikan lemah, 5-10 mm
dikategorikan sedang, 10-19 mm dikategorikan kuat dan 20 mm atau lebih dikategorikan sangat kuat.
commit to user
20
B. Kerangka Pemikiran
Biji buah pepaya Carica papaya merupakan salah satu bagian tumbuhan yang memiliki khasiat antibakteri. Diketahui dari penelitian sebelumnya, ekstrak
biji pepaya dapat menghambat pertumbuhan Eschericia coli, Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, Micrococcus luteus dan Pseudomonas aeruginosa secara
in vitro. Biji buah pepaya mengandung senyawa metabolit sekunder yang berperan dalam aktivitas antibakteri yakni alkaloid, tanin dan fenol.
Plak gigi merupakan agen terbesar penyebab karies gigi. Pencegahan penyakit gigi dapat dilakukan dengan mengontrol pembentukan plak gigi salah
satunya dengan penggunaan obat kumur yang mengandung senyawa antibakteri. Pada penelitian ini dilakukan uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol biji pepaya
terhadap bakteri hasil isolasi koloni bakteri apusan plak gigi dengan metode difusi padat yakni metode sumuran. Ekstrak didapatkan dengan cara maserasi
menggunakan etanol 70. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user