Teknik Mengembangkan Potensi Psikomotorik Pada Peserta Didik a. Model Permainan Atau Out Bond

16 pelajaran dengan melibatkan semua guru, kepala sekolah, orang tua peserta didik dan bila perlu juga melibatkan tokoh-tokoh masyarakat sekitar. Untuk mengembangkan strategi dan model pembelajaran terpadu, diperlukan adanya analisis kebutuhan needs assessment pendidikan moral. Dalam kaitan ini diperlukan adanya serangkaian kegiatan, antara lain : a. mengidentifikasikan isu-isu sentral yang bermuatan moral dalam masyarakat untuk dijadikan bahan kajian dalam proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan metode klarifikasi nilai, b. mengidentifikasi dan menganalisis kebutuhan peserta didik dalam pembelajaran pendidikan moral agar tercapai kematangan moral yang komprehensif yaitu kematangan dalam pengetahuan moral perasaan moral, dan tindakan moral, c. mengidentifikasi dan menganalisis masalah-masalah dan kendala- kendala instruksional yang dihadapi oleh para guru di sekolah dan para orang tua murid di rumah dalam usaha membina perkembangan moral siswa, serta berupaya memformulasikan alternatif pemecahannya yaitu : 1 mengidentifikasi dan mengklarifikasi nilai-nilai moral yang inti dan universal yang dapat digunakan sebagai bahan kajian dalam proses pendidikan moral, 2 mengidentifikasi sumber-sumber lain yang relevan dengan kebutuhan belajar pendidikan moral.

5.2. Mengembangkan Potensi Moral Pada Anak

Pengembangan moral peserta didik dimulai dari pendidikan di rumah. Di rumah sebaiknya orang tua memberikan pembelajaran tentang moral sejak masih kecil agar peserta didik tersebut tumbuh dengan moral yang baik. Sikap positif dari ayah ibu bisa juga diperlihatkan saat menolong orang lain yang sedang mengalami kesulitan. Selanjutnya perhatikan juga seberapa konsisten ayah ibu menerapkan batasan dan aturan sesuai norma-norma yang berlaku. 17 Apakah batasan dan aturan tersebut bisa dipahami peserta didik? Untuk membuktikannya orang tua perlu mendengarkan percakapan anak dengan teman-temannya, apakah ia keluar dari aturan yang sudah dibuat atau malah menciptakan aturan sendiri. Berangkat dari tanggungjawab tersebut, maka peranan orang tua menjadi penentu bagi perkembangan watak seorang anak baik dilihat dari sisi keagamaan, sosial maupun emosionalnya. Keluarga khususnya orang tua merupakan penanaman utama dasar-dasar moral bagi anak, yang biasanya tercermin dalam sikap dan prilaku orang tua sebagai suri tauladan yang dapat dicontoh anak. Jika contoh baik yang diperoleh oleh anak maka ia akan menjadi anak yang baik, tetapi jika contoh yang buruk yang diperoleh maka menjadi buruklah moral anak tersebut. Segala nilai yang dikenal oleh anak baik yang diperoleh di keluarga maupun di sekolah akan melekat pada dirinya, dan akan menjadi bekal hidupnya kelak dalam bergaul. Nilai tersebut diperoleh oleh anak melalui peletakan dasar-dasar pendidikan sosial anak. Perkembangan benih-benih kesadaran sosial pada anak-anak dapat dipupuk sedini mungkin, terutama lewat kehidupan keluarga yang penuh rasa tolong menolong. Nilai lain yang perlu dikembangkan adalah gotong royong, bersama-sama menjaga ketertiban, kedamaian, kebersihan dan keserasian serta ikut menjaga dan melestarikan lingkungan sekitar Purwanto, 1985. Menanamkan moral pada anak merupakan upaya yang perlu dilakukan untuk meningkatkan praktek moral pada anak. Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan untuk menanamkan moral yang dibangun melalui kebiasaan-kebiasaan yang baik terhadap anak yaitu :

a. Memberi contoh yang baik tauladan

Manusia belajar melalui contoh yang ada di sekitar mereka. Guru haruslah bisa memberikan contoh yang terbaik terhadap anak-anak didiknya. Tidak mungkin siswa menjadi pribadi yang baik jika guru tidak