Konsep Potensi Psikomotorik Aspek Potensi Psikomotorik

14 setiap permainan yang ada pada out bond menuntut para peserta untuk bekerjasama dan menguras kreatifitasnya dalam bertindak. Dengan adanya kreatifitas tersebut maka kemampuan psikomotorik anak akan meningkat dan berkembang dan anak pun akan memperoleh kesenangan. Gambar.1.5. Meningkatkan kemampuan motorik dengan Out Bond

b. Model Meniru

Dalam model ini guru menyuruh peserta didik untuk menirukan atau mengikuti apa yang diinginkan oleh guru. Model meniru dilakukan guna memberi contoh kepada anak didik agar bisa mengikuti apa yang diinginkan oleh gurunya. Seperti pada saat guru mengajarkan menari, maka anak didik harus benar benar memperhatikan apa yang dicontohkan oleh gurunya itu kemudian anak tersebut harus bisa melakukan apa yang baru saja dicontohkan oleh gurunya tersebut.

c. Model Kelompok Belajar dan Bermain

Model ini sangat baik dilakukan pada tahap kanak kanak atau SD karena pada tingkat ini kecenderungan anak adalah berkelompok dan bermain. Dengan bermain sambil belajar maka tingkat psikomotorik anak akan berkembang dengan cepat pula. Salah satu prinsip belajar adalah menyenangkan, maka dengan bermain akan menghadirkan rasa senang dalam belajar. Dapat diharapkan belajar psikomotorik dengan hati senang akan menghasilkan kemampuan motorik yang berkualitas. 15 Gambar.1.6. Kelompok bermain menghasilkan kemampuan motorik yang berkualitas

5. Aspek Potensi Moral

5.1. Konsep Peningkatan Potensi Moral

Pendidikan moral perlu dilaksanakan secara komprehensif dengan menggunakan strategi dan model pendekatan terpadu, yaitu melibatkan semua unsur yang terkait dalam proses pembelajaran dan pendidikan. Semua unsur pendidik seperti guru, kepala sekolah orang tua peserta didik dan tokoh-tokoh masyarakat harus berkontribusi dalam pendidikan moral. Tujuan pendidikan moral tidak hanya menguasai konsep-konsep moral, tetapi yang lebih penting adalah terbentuknya karakter yang baik, yaitu pribadi yang memiliki pengetahuan moral, perasaan moral dan tindakan atau perilaku moral Lickona, 1992. Dengan demikian, pendidikan karakter merupakan upaya untuk meningkatkan potensi moral peserta didik. Dalam upaya untuk meningkatkan kematangan moral dan pembentukan karakter siswa, maka penyajian materi pendidikan moral hendaknya dilaksanakan secara terpadu kepada semua