Unsur Program Pengelolaan Pendidikan Non Formal 1. Pengelolaan Program

formal merupakan pendidikan sepanjang hayat life long education sehingga dikategorikan berdasarkan pada tingkatan dan kebutuhan. 1 Rumpun Pendidikan Anak Usia Dini Latar belakang pendidikan pada rumpun ini ialah anak usia dini berusia 0-5 tahun. Anak usia dini menjadi sasaran pendidikan non formal mengingat para tahap perkembangan ini manusia berada pada masa keemasan gold age yang menjadi fondasi dalam perkembangan kecerdasan masa dewasa nantinya. Pendidikan ini ditujukan untuk merangsang perkembangan otak yang memungkinkan anak menjadi lebih cerdas. Atas dasar tersebut maka pendidikan harus mengambil bagian melalui pembinaan dengan memanfaatkan semua potensi lingkungan yang dimungkinkan digunakan untuk mendidik dengan mengutamakan keterlibatan orangtua dan masyarakat dalam pelaksanaannya. Ragam pendidikan anak usia dini tersebut antara lain: Taman Bermain, Kelompok Bermain, POS PAUD, POSYANDU, TPA, dan Sekolah Minggu. 2 Rumpun Program Pemberantasan Buta Huruf Buta huruf dalam arti buta bahasa Indonesia, buta pengetahuan dasar yang dapat menunjang kehidupan dan penghidupan seharihari, buta aksara dan angka, buta akan informasi kemajuan teknologi, merupakan beban berat untuk pengembangan Sumber daya manusia yang berkualitas dalam arti mampu menggali dan memanfaatkan peluang yang ada dilingkungannya Umberto Sihombing, 2001: 42. Penyelenggaraan pemberantasan buta huruf pada dasarnya ingin mendidik penduduk agar dapat membaca, menulis bahasa Indonesia dan berhitung sederhana yang dapat digunakan dalam pergaulan sehari-hari, untuk menunjang dalam bermata pencaharian dan kemungkinan untuk melanjutkan pendidikan yang lebih baik. Ragam rumpun program pemberantasan buta aksara antara lain: Keaksaraan Fungsional dan Keaksaraan Usaha Mandiri. 3 Rumpun Pendidikan Dasar Sejalan dengan kebijakan pemerintah melalui wajib belajar 9 sembilan tahun maka pendidikan non formal menjaring masyarakat yang belum mengenyam pendidikan formal yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti ekonomi dan letak geografis wilayah. Pendidikan non formal dalam hal ini bertindak sebagai pengganti dari pendidikan formal. Ragam rumpun pendidikan dasar antara lain: Kejar Paket A setingkat SD, Kejar Paket B setingkat SMP dan Kejar Paket C setingkat SMU. 4 Rumpun Pendidikan Wanita Pendidikan non formal menyoroti pentingnya pendidikan bagi wanita tidak sekedar terpaku pada penyetaraan gender, namun lebih mengingat peran wanita sangat besar dalam sektor informal seperti membimbing, membina anak maupun masyarakat. Ragam dalam rumpun pendidikan wanita seperti: PKK, DASAWISMA, POSYANDU dan SIWU Special Initiative For Woman’s Unemployment.

d. Tujuan pendidikan Nonformal

Pada dasarnya tujuan pendidikan luar sekolah tidak menyimpang dari tujuan pendidikan nasional, yaitu untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berpendidikan, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 26 ayat 1 dan 2 menjelaskan bahwa : 1 Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. 2 Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan ketrampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional.

e. Fungsi Pendidikan Nonformal

Sebagai upaya membantu kehidupan masyarakat dalam bidang pendidikan pada khususnya dan memperoleh pekerjaan, Sudjana2004:74 mengemukanan bahwa pendidikan nonformal berfungsi : 1 Komplement pelengkap pendidikan sekolah, pendidikan nonformal menyajikan seperangkat kurikulum tetap yang dibutuhkan sesuai dengan situasi daerah dan masyarakat.