d. Tujuan pendidikan Nonformal
Pada dasarnya tujuan pendidikan luar sekolah tidak menyimpang dari tujuan pendidikan nasional, yaitu untuk meningkatkan kualitas
manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berpendidikan, berdisiplin, bekerja keras,
tangguh, bertanggung jawab, mandiri, Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 26 ayat 1
dan 2 menjelaskan bahwa : 1
Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti,
penambah, dan atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.
2 Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta
didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan ketrampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian
profesional.
e. Fungsi Pendidikan Nonformal
Sebagai upaya membantu kehidupan masyarakat dalam bidang pendidikan pada khususnya dan memperoleh pekerjaan, Sudjana2004:74
mengemukanan bahwa pendidikan nonformal berfungsi : 1
Komplement pelengkap pendidikan sekolah, pendidikan nonformal menyajikan seperangkat kurikulum tetap yang dibutuhkan sesuai
dengan situasi daerah dan masyarakat.
+ ,
2 Suplement tambahan, pendidikan nonformal memberikan
kesempatan pendidikan bagi mereka yang telah menamatkan jenjang pendidikan formal tetapi dalam tempat dan waktu berbeda.
3 Substitusi pengganti pendidikan sekolah, pendidikan nonformal
dapat mengganti fungsi sekolah terutama pada daerah-daerah yang belum dijangkau oleh program pendidikan sekolah.
B. Kajian Kursus 1. Pengertian Kursus
Dalam dunia nonformal,istilah kursus tidak pernah dapat dilepaskan dari dunia pendidikan, karena kursus merupakan salah satu
aktifitas pendidikan nonformal dalam upaya memberikan pertolongan kepada warga yang memerlukan sesuatu keterampilan dalam waktu yang
relatif singkat. Dilihat dari segi sistematik istilah kursus itu sendiri merupakan terjemahan dari “ course” yang berasal dari bahasa inggris
dan secara harfiah kursus itu berarti “mata pelajaran atau rangkaian pelajaran”.
Menurut Gressner 1998:26 mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan kursus adalah : “kegiatan pendidikan yang berlangsung
di dalam masyarakat yang dilakukan dengan sengaja, teroganisir, dan sistematik untuk memberikan satu mata pelajaran atau rangkaian
pelajaran tertentu dalam waktu yang relatif singkat, agar mereka memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat
dimanfaatkan untuk mengembangkan dirinya dan masyarakat”. Dengan demikian kursus ini dibangun dan diselenggarakan sejajar dengan
kebutuhan yang dirasakan oleh masyarakat baik untuk menambah 20 keterampilan, usaha sosial ekonomi, pengisi waktu luang ataupun upaya
pengembangan diri seseorang.
Kursus sebagai salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan pada jalur pendidikan nonformal mempunyai kaitan yang sangat erat
- .
dengan jalur pendidikan formal. Selain memberikan kesempatan bagi warga belajar yang ingin mengembangkan keterampilan pada jenis
pendidikan tertentu yang telah ada dijalur pendidikan formal juga memberikan kesempatan bagi masyarakat yang ingin mengembangkan
pendidikan keterampilanya yang tidak ditempuh pada jalur pendidikan formal.
Agar penyelenggaraan kursus tetap relevan dengan tujuan pendidikan nasional serta mampu memberikan konstribusi terhadap
tuntutan masyarakat, penyelenggaraan kursus ini harus senantiasa mendapatkan pembinaan secara terus-menerus dan berkesinambungan.
Secara konseptual kursus didefinisikan sebagai proses pembelajaran tentang pengetahuan atau keterampilan yang diselenggarakan dalam
waktu singkat oleh suatu lembaga yang berorientasi kebutuhan masyarakat dan dunia usaha industri.
Penyelenggaraan kursus harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat dan negara sebagai bagian dari akuntabilitas publik.
Undang-undang No. 20 tahun 2003 Tentang SISDIKNAS pasal 62 mengamanatkan bahwa setiap pendidikan formal dan nonformal wajib
memperoleh izin pemerintah atau pemerintah daerah.
2. Jenis Kursus
a. Kursus Para-Profesi KPP
Program pelayanan pendidikan dan pelatihan berorientasi pada Pendidikan Kecakapan Hidup PKH yang diberikan kepada peserta
didik agar memiliki kompetensi di bidang keterampilan tertentu seperti
operator dan teknisi yang bersertifikat kompetensi sebagai bekal untuk bekerja.
b. Kursus Wirausaha Perkotaan KWK
KWK adalah program Pendidikan Kecakapan Hidup yang diselenggarakan untuk memberikan kesempatan belajar bagi masyarakat
di bidang usaha yang berspektrum perkotaan guna memperoleh pengetahuan, keterampilan, menumbuhkembangkan sikap mental
berwirausaha, dalam mengelola diri dan lingkungannya yang dapat dijadikan bekal untuk bekerja dan berusaha.
c. Kursus Wirausaha Pedesaan KWD
KWD adalah program Pendidikan Kecakapan Hidup yang diselenggarakan oleh lembaga yang bergerak dibidang pendidikan
nonformal dan informal untuk memberikan kesempatan belajar bagi masyarakat yang belum mendapat kesempatan untuk memperoleh
pengetahuan, keterampilan menumbuhkembangkan sikap mental berwirausaha dalam mengelola potensi diri dan lingkungannya yang
dapat dijadikan bekal untuk berusaha atau bekerja. d.
Kursus Wirausaha Pedesaan KWD bagi Daerah Tertinggal KWD Daerah Tertinggal adalah program pelayanan pendidikan
berupa kursus dan pelatihan yang diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan peserta didik di kawasan daerah tertinggal agar memiliki
kompetensi pengetahuan, keterampilan dan sikapmental kreatif dalam