Penelitian Relevan Kerangka Pikir

34 Menurut Mubiar Agustin 2011: 78 karakteristik anak tunagrahita ringan yaitu banyak dari mereka yang lancar berbicara tetapi kurang perbendaharaan kata-katanya. Mereka mengalami kesukaran berpikir abstrak, tetapi mereka masih dapat mengikuti pelajaran akademik, baik di sekolah biasa maupun di sekolah luar biasa. Pada umur 16 tahun baru mencapai umur kecerdasan sama dengan anak umur 12 tahun, tetapi itupun hanya sebagian dari mereka, sebagian lagi tidak mencapai kecerdasan setinggi itu. Semua karakteristik di atas membuat anak tunagrahita tidak bisa belajar dan beradaptasi dengan cepat dengan lingkungan termasuk dalam kemampuan belajarnya. Kemampuan belajar anak tunagrahita hanya mampu mencapai pada taraf tertentu saja. Ritme kecepatan belajarnyapun lamban dan membutuhkan pemecahan tugas menjadi lebih sederhana. Program pendidikan bagi tunagrahita harusnya disesuaikan dengan tingkatan umur maupun jenis ketunagrahitaannya.

E. Penelitian Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Nurvita Wulansari, yang berjudul “Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Kelas XI Agama di Sekolah Inklusif MAN Maguwoharjo Depok Slem an”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia kelas XI Agama di sekolah inklusif MAN Maguwoharjo berbeda dengan sekolah umum. Hal yang membedakan adalah subjek, metode, dan media 35 yang digunakan. Hambatan yang terjadi dalam pembelajaran diantaranya tidak tersedianya buku ajar braille untuk siswa tunanetra dan guru tidak menguasai braille. Upaya yang dilakukan guru adalah memanfaatkan sumber materi yang ada dan memberi kesempatan kepada siswa tunantrea untuk mengunduh Buku Siswa Elektronik BSE, serta meminta bantuan guru pendamping khusus untuk menerjemahkan tulisan braille. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Ifa Arifah, yang berjudul “Pelaksanaan Pembelajaran bagi Siswa Tunagrahita di Kelas 5 SD Gunungdani, Pengasih , Kulonprogo”. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa proses pelaksanaan pembelajaran bagi siswa tunagrahita terdiri dari materi yang didasarkan pada hasil asesmen, sehingga berbeda dengan siswa reguler. Metode pembelajaran yang diterapkan sama dengan siswa lain. Media pembelajaran yang digunakan adalah media konkret, sederhana, mudah ditemukan dan digunakan. Hambatan yang dialami guru selama pembelajaran antara lain, kesulitan berkomunikasi dengan siswa tunagrahita, guru harus memberikan penjelasan dua kali, belum semua guru mendapatkan pembekalan untuk mengajar siswa tunagrahita. Respon siswa tunagrahita selama pembelajaran sangat positif.

F. Kerangka Pikir

Kegiatan membaca merupakan hal yang sangat penting dilakukan tidak hanya pada siswa reguler, namun siswa tunagrahita juga membutuhkan kemampuan membaca. Dengan membaca, siswa 36 tunagrahita akan memiliki pengetahuan dan wawasan yang akan berguna dalam kehidupannya. Kegiatan membaca akan memberikan petunjuk kepada siswa tunagrahita dalam melakukan sesuatu atau menjawab pertanyaan. Pengetahuan dan wawasan dapat diperoleh manakala dalam kegiatan membaca siswa tunagrahita paham dengan isi bacaan. Kesulitan tunagrahita adalah dibidang perhatian, ingatan, bahasa dan akademik. Siswa tunagrahita juga sulit memahami kata-kata abstrak dan kalimat yang kompleks. Hambatan intelektual yang dimiliki siswa tunagrahita mempengaruhi kemampuan membacanya, terutama pada membaca pemahaman. Siswa tunagrahita akan membutuhkan waktu yang lebih untuk dapat memahami isi bacaan dan mengerti isi bacaan. Apabila siswa tunagrahita gagal dalam memahami isi bacaan maka siswa tunagrahita tidak dapat mengerti isi bacaan yang telah dibaca. Dengan demikian, kesulitan belajar membaca pada siswa tunagrahita berpengaruh pada kemampuan membaca yang dimilikinya, sehingga guru dapat memberikan upaya untuk dapat mengatasi kesulitan belajar membaca yang dimiliki siswa tunagrahita. 37 Siswa Tunagrahita Ringan Siswa tunagrahita ringan mengalami hambatan intelektual atau kognitif dalam mengikuti pembelajaran akademik. Kesulitan tunagrahita adalah dibidang perhatian, ingatan, bahasa dan akademik. Anak tunagrahita juga sulit memahami kata-kata abstrak dan kalimat yang kompleks. Siswa tunagrahita mengalami kesulitan belajar membaca pemahaman Guru dapat memberikan upaya untuk dapat mengatasi kesulitan belajar membaca yang dimiliki siswa tunagrahita. Guru dapat mengatasi kesulitan belajar siswa tunagrahita dan siswa dapat membaca dengan paham dan mengerti isi dari setiap bacaan. Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir Penelitian 38

G. Pertanyaan Penelitian