IDENTIFIKASI KESULITAN BELAJAR IPA BIOLOGI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 5 UNGARAN

(1)

IDENTIFIKASI KESULITAN BELAJAR IPA

BIOLOGI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 5

UNGARAN

skripsi

disusun sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi

Oleh Durrotun Nafisah

4401406537

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


(2)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi saya yang berjudul ”Identifikasi Kesulitan Belajar IPA Biologi Siswa Kelas IX SMP Negeri 5 Ungaran ” disusun berdasarkan hasil penelitian saya dengan arahan dosen pembimbing. Sumber informasi atau kutipan dari karya yang diterbitkan telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Skripsi ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar dalam program sejenis di perguruan tinggi manapun.

Semarang, Agustus 2011 Durrotun Nafisah


(3)

iii

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul :

Identifikasi Kesulitan Belajar IPA Biologi Siswa Kelas IX SMP Negeri 5 Ungaran” yang disusun oleh :

Nama : Durrotun Nafisah

NIM : 4401406537

telah dipertahankan dihadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang pada tanggal 24 Agustus 2011.

Panitia,

Ketua Sekretaris

Dr. Kasmadi Imam S, MS. Dra. Aditya Marianti, M.Si. NIP. 19511115 197903 1 001 NIP. 19671217 199303 2 001 Penguji Utama

Parmin, S. Pd, M. Pd.

NIP. 19790123 2006604 1003

Anggota Penguji/Pembimbing I Anggota penguji/Pembimbing II

Ir. Tuti Widianti, M. Biomed. Dra. Chasnah


(4)

iv

ABSTRAK

Nafisah, Durrotun. 2011. Identifikasi Kesulitan Belajar IPA Biologi Siswa Kelas IX SMP Negeri 5 Ungaran. Skripsi, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang. Ir. Tuti Widianti, M. Biomed dan Dra. Chasnah.

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilaksanakan di SMP Negeri 5 Ungaran ternyata masih banyak kendala yang dihadapi oleh para siswanya, yaitu masalah kesulitan belajar. Salah satu mata pelajaran yang menyebabkan para siswa kelas IX ini mengalami kesulitan belajar yaitu mata pelajaran IPA Biologi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui jenis-jenis kesulitan belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar IPA Biologi pada siswa SMP Negeri 5 Ungaran.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah kelas IX yang mempunyai nilai rata-rata IPA Biologi di bawah KKM yaitu <65, sedangkan nilai mata pelajaran lain (Matematika, Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia) telah mencapai KKM (≥65), yaitu sebanyak 28 siswa.

Hasil penelitian menunjukkan jenis kesulitan belajar IPA Biologi meliputi kesulitan dalam penulisan nama ilmiah (25 siswa), penggunaan istilah asing (22 siswa), materi yang berkaitan dengan perhitungan (26 siswa), dan konsep/materi yang bersifat abstrak (25 siswa). Strategi pembelajaran yang dapat mengurangi tingkat kesulitan belajar IPA Biologi meliputi; 1) kesulitan pada penulisan nama ilmiah dengan membiasakan mengucapkan/menulis/membaca nama ilmiah, menjelaskan histori dari nama ilmiah, dan menggunakan kamus Biologi, 2) kesulitan pada materi yang berkaitan dengan perhitungan dengan menggunakan diagram catur/digram garpu. Hasil angket tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ketuntasan hasil belajar IPA Biologi menunjukkan dari 28 siswa sebanyak 3 siswa memiliki tingkat kesulitan belajar dengan kriteria tinggi, 6 siswa dengan kriteria cukup rendah, 17 siswa dengan kriteria rendah, dan 2 siswa dengan kriteria sangat rendah.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar IPA Biologi yang dialami siswa kelas IX SMP Negeri 5 Ungaran meliputi kesulitan pada penulisan nama ilmiah, kesulitan pada penggunaan istilah asing, kesulitan pada materi yang berkaitan dengan perhitungan, dan kesulitan pada pemahaman konsep/materi yang bersifat abstrak. Faktor yang paling mempengaruhi ketuntasan hasil belajar IPA Biologi pada siswa kelas IX SMP Negeri 5 Ungaran yaitu faktor eksternal yaitu lingkungan masyarakat (79,3%).

Kata kunci: Identifikasi , kesulitan belajar, karakteristik IPA Biologi SMP, faktor kesulitan belajar


(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah Rahmat, Taufiq, Hidayah serta Ridlo-Nya sehingga dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul ” Identifikasi Kesulitan Belajar IPA Biologi Siswa Kelas IX SMP Negeri 5 Ungaran”.

Ucapan terima kasih kepada semua pihak terkait yang telah membantu baik berupa dorongan moril maupun materiil, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Terima kasih penulis haturkan kepada :

1. Rektor Universitas Negeri Semarang

2. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang

3. Ketua Jurusan Biologi sekaligus Ketua Prodi Pendidikan Biologi Universitas Negeri Semarang

4. Parmin, S.Pd, M.Pd selaku Dosen Penguji Utama yang telah memberikan banyak saran kepada penulis.

5. Ir. Tuti Widianti, M. Biomed. selaku Dosen Pembimbing Utama yang selalu memberi bimbingan dan arahan yang sangat membantu dalam penyusunan skripsi ini.

6. Dra. Chasnah selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang selalu memberi bimbingan dan arahan yang sangat membantu dalam penyusunan skripsi ini. 7. Kepala SMP Negeri 5 Ungaran yang telah berkenan mengijinkan penulis

dalam melaksanakan penelitian di SMP Negeri 5 Ungaran.

8. Endang S.Pd. selaku guru IPA yang telah berkenan membantu dan bekerjasama dengan penulis dalam melaksanakan penelitian

9. Siswa-siswi kelas IX SMP Negeri 5 Ungaran.

10.Bapak Tifrindi (Alm), Ibu Marhamah, Bu dhe Muhimmah Thoyfur, yang selalu menjadi orang tua, memberi do’a, bantuan, dukungan dan semangat yang luar biasa bagi penulis untuk menyelesaikan study ini.

11.Kakak-kakak, adik-adik saya, Sa’idah, Farida, Jamilah, Agus, Ima, Ipung, Syifa’ yang telah memberi bantuan, semangat, dan motivasi.


(6)

vi

12.Abah Yai Masyrokhan selaku pengasuh serta menjadi orangtua penulis di Ponpes Aswaja, serta KH. Syaikhun yang selalu memberi ilmu, motivasi dan doa kepada penulis.

13.Mahasiswa Biologi angkatan 2006, khususnya ”Foura Biota” senasib seperjuangan Tepe, Ciponx, Imas, Aci, Vera, Yaya, Ulya, Rina, dkk terima kasih atas persahabatan, semangat dan saran-sarannya.

14.Sahabat- sahabat di ponpes Aswaja yang selalu memberi bantuan, dukungan dan semangat yang diberikan kepada penulis.

15.Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para seluruh pembaca dan dapat menjadi bahan penelitian lebih lanjut.

Semarang, 24 Agustus 2011


(7)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii

PENGESAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Permasalahan ... 3

C. Penegasan Istilah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 18

B. Subjek Penelitian ... 18

C. Variabel Penelitian ... 18

D. Rancangan Penelitian ... 19

E. Prosedur Penelitian ... 20

F. Data dan Metode Pengumpulan Data ... 25

G. Metode Analisis Data ... 26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ... 29


(8)

viii BAB V PENUTUP

A. Simpulan ... 41 B. Saran ... 41 DAFTAR PUSTAKA ... 42 LAMPIRAN-LAMPIRAN ...


(9)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Hasil Analisis Validitas Soal Uji Coba Soal Pilihan Ganda Tahap 1 ... 21

2. Hasil Analisis Validitas Soal Uji Coba Soal Pilihan Ganda Tahap 2 ... 21

3. Hasil Analisis Validitas Soal Uji Coba Soal Pilihan Ganda Tahap 3 ... 21

4. Hasil Analisis Taraf Kesukaran Uji Coba Soal Pilihan Ganda Tahap 1 .. 23

5. Hasil Analisis Taraf Kesukaran Uji Coba Soal Pilihan Ganda Tahap 2 .. 23

6. Hasil Analisis Taraf Kesukaran Uji Coba Soal Pilihan Ganda Tahap 3 .. 23

7. Hasil Analisis Taraf Kesukaran Uji Coba Soal Essay Tahap 1 ... 24

8. Hasil Analisis Taraf Kesukaran Uji Coba Soal Essay Tahap 2 ... 24

9. Hasil Analisis Taraf Kesukaran Uji Coba Soal Essay Tahap 3 ... 24

10. Kriteria Deskriptif Tingkat Kesulitan Belajar IPA Biologi ... 28

11. Hasil Tes Identifikasi Kesulitan Penulisan Nama Ilmiah ... 29

12. Hasil Tes Identifikasi Kesulitan Penggunaan Istilah Asing ... 30

13. Hasil Tes Identifikasi Kesulitan Materi yang Berkaitan dengan Perhitungan ... 30

14. Hasil Tes Identifikasi Kesulitan Pemahaman Konsep/Materi yang Bersifat 15. Hasil Tes Identifikasi Kesulitan Pemahaman Konsep/Materi yang Bersifat Abstrak ... .... 31

16. Rekapitulasi Kesulitan Belajar IPA Biologi Siswa Kelas IX ... 32

17. Kriteria Deskriptif Tingkat Kesulitan Belajar Berdasarkan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketuntasan Hasil Belajar ... 33


(10)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 1. Diagram Persentase Tingkat Kesulitan Belajar IPA Biologi pada Siswa


(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Materi Pelajaran IPA Biologi SMP Kelas IX ... 45

2. Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda ... 47

3. Kisi-kisi Soal Essay ... 49

4. Soal Uji Coba Tes Identifikasi Kesulitan Belajar ... 53

5. Soal Tes Identifikasi Kesulitan Belajar ... 66

6. Jawaban Tes Identifikasi Siswa ... 78

7. Kisi-kisi Angket Angket Penelitian ... 84

8. Lembar Angket Identifikasi Kesulitan Belajar ... 85

9. Lembar Hasil Wawancara Guru ... 90

10. Lembar Hasil Wawancara Siswa ... 92

11. Daftar Nilai Kelas IX ... 95

12. Rekapitulasi Kesulitan Siswa dalam Penulisan Nama Ilmiah ... 101

13. Rekapitulasi Kesulitan Siswa dalam Penggunaan Istilah Asing ... 102

14. Rekapitulasi Kesulitan Siswa dalam Materi yang berkaitan dengan Perhitungan ... 103

15. Rekapitulasi Kesulitan Siswa dalam Materi/Konsep yang Bersifat Abstrak ... 104

16. Rekapitulasi Angket Kesulitan Belajar Siswa ... 105

17. Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Coba Soal ... 106

18. Lampiran Foto ... 117

19. Surat Penetapan Dosen Pembimbing ... 119

20. Surat Ijin Penelitian ... 120


(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Biologi sebagai salah satu bidang IPA memberikan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan keterampilan proses sains. Keterampilan proses sains meliputi keterampilan mengamati, mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara baik dan benar dengan selalu mempertimbangkan keamanan dan keselamatan kerja, mengajukan pernyataan, menggolongkan dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil temuan secara lisan atau tertulis, menggali dan memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari (Anonim 2006).

Dalam mempelajari IPA Biologi, siswa lebih sering dihadapkan dengan konsep-konsep yang bersifat abstrak, banyaknya istilah asing dan nama-nama ilmiah. Selain itu pada materi tertentu, misalnya pada pewarisan sifat, kesulitan justru terletak pada materi perhitungan. Hal ini yang membuat pelajaran ini lebih sulit dipelajari oleh siswa, bahkan tak jarang guru mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi pelajaran ini. Dengan mengetahui jenis-jenis kesulitan belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, guru dapat memberikan penanggulangan sesuai dengan jenis kesulitan belajar siswa serta diharapkan guru mampu meningkatkan profesionalisme dalam mengajar sehingga dapat mengurangi tingkat kesulitan belajar IPA Biologi pada siswa.


(13)

Menurut Saptono (2003), dalam mengembangkan Biologi guru harus menyadari bahwa pelajaran ini lebih dari kumpulan fakta atau konsep, tetapi juga merupakan kumpulan proses dan nilai yang dapat dikembangkan dalam kehidupan nyata. Banyak siswa yang tidak dapat mengembangkan pemahamannya terhadap konsep-konsep pelajaran ini karena antara perolehan pengetahuan dan prosesnya tidak terintegrasi dengan baik sehingga para siswa mengalami kesulitan dalam belajar IPA, khususnya Biologi.

Kesulitan-kesulitan yang sering dihadapi siswa SMP dalam mempelajari Biologi antara lain kesulitan dalam memahami konsep-konsep Biologi, kesulitan dalam membaca kalimat dan istilah asing serta kesulitan dalam menggunakan alat. Hal ini juga disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun eksternal dari siswa (Habiburrahman 1990).

SMP Negeri 5 Ungaran merupakan salah satu sekolah negeri yang terletak di Desa Kalongan Kecamatan Ungaran Timur. Secara fisik, SMP N 5 Ungaran cukup memadai untuk melaksanakan proses belajar mengajar. Di SMP ini ternyata masih banyak kendala yang dihadapi oleh para siswanya, yaitu masalah kesulitan belajar. Salah satu mata pelajaran yang menyebabkan para siswa di SMP Negeri 5 Ungaran ini mengalami kesulitan belajar yaitu mata pelajaran IPA, khususnya IPA Biologi. Berdasarkan data hasil belajar siswa kelas IX, dapat diketahui bahwa kelas IX memiliki tingkat pemahaman yang lebih rendah dibanding kelas VII dan VIII dalam mata pelajaran ini. Sebanyak 28 siswa mempunyai nilai rata-rata IPA Biologi di bawah KKM yaitu <65, sedangkan nilai mata pelajaran lain (Matematika, Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia) telah mencapai KKM (≥65).


(14)

Hal ini menunjukkan siswa tersebut mengalami kesulitan belajar pada sebagian mata pelajaran, yaitu IPA Biologi. Selain itu, berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti pada saat melakukan PPL, selama ini pembelajaran IPA Biologi di SMP Negeri 5 Ungaran kurang memanfaatkan lingkungan sekitar dan laboratorium untuk menunjang pembelajaran, terutama pada konsep-konsep abstrak yang membutuhkan percobaan. Media dan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru juga masih kurang bervariasi, sehingga beberapa siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran ini.

Berdasarkan hasil observasi awal, didapatkan data dari keseluruhan siswa kelas IX SMP Negeri 5 Ungaran yang berjumlah 152 siswa, terdapat 28 siswa siswa yang nilai rata-rata IPA Biologi nya di bawah KKM yaitu <65 sedangkan nilai mata pelajaran lain (Matematika, Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia) telah mencapai KKM (≥65). Mengingat kondisi ini, maka perlu diadakan penelitian tentang jenis-jenis kesulitan belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi ketuntasan hasil belajar IPA Biologi. Hasil diagnosa kesulitan belajar pada peserta didik berguna dalam perencanaan tindakan penanggulangan yang tepat dalam suatu pembelajaran (Suryani 2008). Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru untuk meningkatkan profesionalisme dalam mengajar sehingga dapat mengurangi tingkat kesulitan belajar IPA Biologi. Hal ini sesuai dengan pendapat Selvi (2010), bahwa syarat guru agar dapat dikatakan profesional antara lain mampu menggunakan keterampilan diagnostik untuk membantu peserta didik yang mengalami masalah akademik dan mampu memahami perubahan yang terjadi pada peserta didik.


(15)

Penelitian yang dilakukan oleh Indrianto (2003) juga menunjukkan hasil bahwa faktor yang paling dominan mempengaruhi kesulitan belajar IPA Biologi siswa SLTP Negeri Terbuka Adiwerna Kabupaten Tegal adalah faktor eksternal yaitu sebesar 45,51%. Namun, dalam penelitian ini belum diungkapkan secara jelas tentang jenis-jenis kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa terhadap mata pelajaran IPA Biologi, hanya mengungkap tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ketuntasan hasil belajar siswa, yaitu meliputi faktor internal dan eksternal.

Berdasarkan hal itu, maka dalam penelitian yang berjudul Identifikasi Kesulitan Belajar IPA Biologi Siswa Kelas IX SMP Negeri 5 Ungaran ini, peneliti ingin mengidentifikasi jenis-jenis kesulitan belajar siswa kelas IX SMP Negeri 5 Ungaran terhadap materi IPA Biologi, sehingga dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi ketuntasan hasil belajarnya.

B. RumusanPermasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Jenis-jenis kesulitan belajar apa saja yang dihadapi siswa kelas IX SMP Negeri 5 Ungaran terhadap mata pelajaran IPA Biologi?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi ketuntasan hasil belajar IPA Biologi pada siswa kelas IX SMP Negeri 5 Ungaran?

C.

Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahan penafsiran dalam judul penelitian ini, maka diperlukan beberapa penegasan istilah sebagai berikut:


(16)

1. Identifikasi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, identifikasi berarti tanda kenal diri, bukti diri, penentu atau penetapan identitas seseorang, benda (Poerwodarminto 2007). Dalam hal ini, identifikasi merupakan proses meneliti dan menemukan gejala-gejala kesulitan belajar siswa SMP Negeri 5 Ungaran terhadap materi IPA Biologi.

2. Kesulitan Belajar IPA Biologi Siswa Kelas IX

Menurut Arifin (1994), kesulitan belajar adalah suatu kondisi dalam proses pembelajaran yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan tertentu dalam mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini juga sesuai dengan pendapat dari Max Darsono (2000) bahwa kesulitan belajar adalah suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai oleh adanya hambatan-hambatan untuk mencapai hasil yang diharapkan. Dalam keadaan dimana siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya itulah yang disebut dengan kesulitan belajar (Dalyono1996).

Ada beberapa pendapat mengenai pengertian kesulitan belajar. Blassic dan Jones, sebagaimana dikutip oleh Warkitri dkk. (1990), menyatakan bahwa kesulitan belajar adalah terdapatnya suatu jarak antara prestasi akademik yang diharapkan dengan prestasi akademik yang diperoleh. Mereka selanjutnya menyatakan bahwa individu yang mengalami kesulitan belajar adalah individu yang normal intelegensinya, tetapi menunjukkan satu atau beberapa kekurangan penting dalam proses belajar, baik persepsi, ingatan, perhatian, ataupun fungsi motoriknya.


(17)

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat ditarik kesimpulan oleh peneliti bahwa kesulitan belajar IPA Biologi adalah suatu kondisi dalam proses pembelajaran IPA Biologi sehingga siswa tidak dapat berprestasi sesuai dengan potensi atau kemampuannya. Dalam hal ini, siswa dikatakan mengalami kesulitan belajar jika tidak dapat mencapai Ketuntasan Kelas Minimum (KKM) pada mata pelajaran tertentu, yaitu IPA Biologi. Peneliti memberi batasan materi pelajaran yaitu materi IPA Biologi untuk kelas IX tahun ajaran 2010/2011, karena subjek penelitian yang diambil yaitu siswa kelas IX SMP Negeri 5 Ungaran.

D.

Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui jenis-jenis kesulitan belajar IPA Biologi pada siswa kelas IX SMP Negeri 5 Ungaran.

2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ketuntasan hasil belajar IPA Biologi pada siswa kelas IX SMP Negeri 5 Ungaran.

E.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi:

1. Guru

a. Sebagai bahan masukan bagi guru untuk mengetahui jenis-jenis kesulitan belajar IPA Biologi, sehingga dapat memberikan penanggulangan sesuai dengan jenis kesulitan belajarnya.


(18)

b. Bahan masukan bagi guru untuk meningkatkan profesionalisme dalam mengajar sehingga dapat mengurangi tingkat kesulitan belajar IPA Biologi.

2. Sekolah

Memberikan masukan bagi sekolah mengenai jenis-jenis kesulitan belajar IPA Biologi sehingga dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi ketuntasan hasil belajar IPA Biologi dan mampu memberikan penanggulangan atau solusi bagi siswa yang memiliki kesulitan dalam pelajaran tersebut.

3. Peneliti

Memperoleh pengalaman dan pengetahuan tentang jenis-jenis kesulitan belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi ketuntasan hasil belajar IPA Biologi.


(19)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.

Identifikasi Kesulitan Belajar

Identifikasi kesulitan belajar adalah penentuan atau pengenalan dalam rangka meneliti dan menemukan gejala-gejala kesulitan belajar yang dialami siswa dalam proses belajar yang menimbulkan adanya hambatan-hambatan tertentu dalam mencapai tujuan belajar. Ada beberapa pendapat mengenai pengertian kesulitan belajar. Blassic dan Jones, sebagaimana dikutip oleh Warkitri dkk. (1990), menyatakan bahwa kesulitan belajar adalah terdapatnya suatu jarak antara prestasi akademik yang diharapkan dengan prestasi akademik yang diperoleh. Mereka selanjutnya menyatakan bahwa individu yang mengalami kesulitan belajar adalah individu yang normal intelegensinya, tetapi menunjukkan satu atau beberapa kekurangan penting dalam proses belajar, baik persepsi, ingatan, perhatian, ataupun fungsi motoriknya.

Menurut Habiburrohman (1990), siswa dikatakan mengalami kesulitan belajar jika usahanya tidak sesuai atau lebih rendah dari kemampuan belajar yang dimilikinya. Sedangkan menurut Suhito (1997), kesulitan belajar dapat diartikan suatu kondisi proses belajar yang ditandai oleh adanya hambatan-hambatan tertentu dalam mencapai tujuan belajar.

Menurut Rosyidan (1998) dalam Mulyadi (2008), definisi mengenai kesulitan belajar di antaranya sebagai berikut:


(20)

1. Learning disorder (ketergangguan belajar)

Proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respon yang bertentangan. Pada dasarnya orang yang mengalami gangguan belajar, prestasi belajarnya tidak terganggu, akan tetapi proses belajarnya yang terganggu atau terhambat oleh adanya respon-respon yang bertentangan. Dengan demikian, hasil belajar yang dicapai akan lebih rendah dari potensi yang dimiliki.

2. Learning disabilities (ketdakmampuan belajar)

Ketidakmampuan seorang siswa yang mengacu kepada gejala di mana siswa tidak mampu belajar (menghindar belajar), sehingga hasil belajarnya di bawah potensi intelektualnya.

3. Learning disfunction (ketidakfungsian belajar)

Menunjukkan gejala di mana proses belajar tidak berfungsi dengan baik meskipun pada dasarnya tidak ada tanda-tanda subnormalitas mental, gangguan alat indra atau gangguan-gangguan psikologis lainnya.

4. Under achifier (pencapaian rendah)

Mengacu kepada siswa yang memiliki tingkat potensi intelektual di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah.

5. Slow learner (lambat belajar)

Siswa yang lambat dalam proses belajarnya sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan siswa lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil pengertian bahwa kesulitan belajar adalah suatu kondisi yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan tertentu


(21)

dalam pencapaian hasil belajar pada siswa, sehingga prestasinya tergolong rendah (nilai tidak mencapai KKM) pada suatu mata pelajaran tertentu, dalam hal ini mata pelajaran IPA Biologi.

Menurut Dalyono (1996), macam-macam kesulitan belajar dapat dikelompokkan menjadi empat macam:

1. Berdasarkan jenis kesulitan belajar a. Kesulitan belajar berat

b. Kesulitan belajar sedang

2. Berdasarkan bidang studi yang dipelajari a. Kesulitan belajar pada sebagian bidang studi b. Kesulitan belajar pada keseluruhan bidang studi 3. Berdasarkan sifat kesulitannya

a. Kesulitan belajar sifatnya permanen/menetap b. Kesulitan belajar sifatnya hanya sementara 4. Berdasarkan faktor penyebabnya.

a. Kesulitan belajar karena faktor intelegensi b. Kesulitan belajar karena faktor non intelegensi.

Dari beberapa pembagian mengenai macam-macam kesulitan belajar di atas, siswa kelas IX SMP Negeri 5 Ungaran mengalami kesulitan belajar pada sebagian bidang studi yaitu IPA Biologi berdasarkan hasil belajar yang ditunjukkan.

Siswa yang mengalami kesulitan belajar pada umumnya menunjukkan sikap yang kurang wajar, seperti sikap acuh tak acuh terhadap pelajaran atau guru, pendiam, jarang mengerjakan tugas, pemarah, suka membolos, dan sebagainya.


(22)

Menurut Mulyadi (2008), beberapa gejala yang bisa diamati sebagai pertanda adanya kesulitan belajar adalah:

1. Menunjukkan hasil belajar yang rendah (di bawah rata-rata nilai yang dicapai oleh kelompok kelas )

2. Hasil belajar yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan, mungkin ada siswa yang belajar dengan giat tapi nilai yang dicapai selalu rendah (under achievement).

3. Lambat dalam melaksanakan tugas-tugas kegiatan belajar. Ia selalu tertinggal dengan teman-temannya dalam menyelesaikan tugas-tugas sesuai waktu yang tersedia.

Berdasarkan pendapat di atas, salah satu gejala kesulitan belajar IPA Biologi yang bisa diamati dari siswa kelas IX SMP Negeri 5 Ungaran adalah nilai hasil belajar yang rendah, yaitu nilai IPA Biologi yang belum mencapai KKM. Selain itu, apabila dibandingkan dengan nilai mata pelajaran lain (Matematika, Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia), nilainya adalah paling rendah. Untuk menentukan jenis kesulitan belajarnya, perlu diadakan tes identifikasi kesulitan belajar.

Menurut H.W. Burton (1952) dalam Mulyadi (2008) seseorang dapat diduga mengalami kesulitan belajar apabila menunjukkan kegagalan tertentu dalam mencapai tujuan-tujuan tujuan belajarnya. Kegagalan belajar yang diidentifikasi oleh H.W. Burton yang bersumber dari murid sebagai berikut:

1. Apabila dalam batas waktu tertentu yang bersangkutan tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau tingkat penguasaan (mastery level) minimal dalam pelajaran tertentu seperti yang telah ditetapkan oleh guru (criterion


(23)

referenced), dalam konteks sistem pendidikan di Indonesia, angka nilai batas lulus (passing-grade, grade standar-basis) itu ialah angka 6 atau 60 (60% dari ukuran yang diharapkan), murid ini dapat digolongkan ke dalam lower group.

2. Apabila yang bersangkutan tidak dapat mengerjakan atau mencapai prestasi yang semestinya (berdasarkan ukuran tingkat kemampuannya, intelegensi, bakat), ia diramalkan (predicted) akan bisa mengerjakan atau mencapai prestasi tersebut, maka murid ini dapat digolongkan ke dalam under achiever.

3. Apabila yang bersangkutan tidak dapat mewujudkan tugas-tugas perkembangan, termasuk penyesuaian sosial. Sesuai dengan pola organismiknya pada fase perkembangan tertentu, maka murid tersebut dapat dikategorikan ke dalam slow learner.

4. Apabila tidak berhasil mencapai tingkat penguasaan yang diperlukan sebagai prasyarat bagi kelanjutan pada tingkat pelajaran berikutnya. Murid ini dapat dikategorikan ke dalam slow learner atau belum matang (immature) sehingga harus melakuakan pengulangan (repeaters).

Berdasarkan beberapa penjelasan tentang kesulitan belajar, peneliti mengambil kesimpulan bahwa seorang siswa dikatakan mengalami kesulitan belajar IPA Biologi apabila siswa tidak mencapai taraf kualifikasi hasil belajar IPA Biologi, dalam hal ini peneliti menggunakan patokan Ketuntasan Kelas Minimum (KKM) yaitu 65. Selain itu, apabila dibandingkan dengan nilai mata pelajaran lain (Matematika, Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia), nilai IPA Biologi adalah paling rendah.


(24)

B.

Karakteristik Pembelajaran IPA Biologi

Salah satu karakteristik yang penting dari proses belajar mengajar yang efektif ialah kemampuan guru bekerja dengan subyek didik serta kemampuan mengorganisasikan pengalaman belajar sistematik. Hal ini berarti bahwa guru hendaknya mampu dan mau mengerti keadaan subyek didiknya agar mampu mengorganisasikan pengalaman belajarnya.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Struktur keilmuan biologi salah satunya adalah yang telah didefinisikan oleh

Biological Science Curriculum Study (BSCS). Secara umum mata pelajaran Biologi dapat ditinjau dari 3 sudut pandang yaitu: tema Biologi, level organisasi, dan obyek Biologi. Ketiga sudut pandang ini diterapkan secara bersama-sama sebagai sebuah satu kesatuan (Depdiknas 2003). Tema Biologi menurut BSCS ada 9 meliputi: Science as Inquiry (IPA sebagai penemuan), History of Biological Concept (sejarah konsep Biologi), Evolution (Evolusi), Diversity and Unity

(keragaman dan kesatuan), Genetic Continuity (kelangsungan genetik), Organism and Environment (organisme dan lingkungan), Behavior (tingkah laku), Structure and Function (struktur dan fungsi), dan Regulation.


(25)

Biologi sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang lahir dan berkembang berdasarkan eksplorasi, observasi dan eksperimen. Belajar Biologi tidak cukup hanya dengan menghafalkan fakta dan konsep yang sudah jadi, tetapi dituntut pula menemukan fakta-fakta dan konsep-konsep tersebut melalui kegiatan eksplorasi, observasi dan eksperimen (Rustaman 2003).

Pengajaran IPA Biologi di SMP dimaksudkan agar siswa menguasai serta mampu menggunakan metode ilmiah yang dilandasi sikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya, sehingga lebih menyadari kebesaran dan kekuasaan-Nya. Untuk dapat memecahkan masalah-masalah Biologi diperlukan kemampuan menggunakan metode ilmiah. Tujuan pembelajaran Biologi adalah siswa mampu:

1. melakukan pengamatan dan diskusi untuk memahami konsep hidup dan organisasi kehidupan;

2. melakukan pengamatan dan diskusi untuk memahami keragaman makhluk hidup, penyebab keanekaragaman dan mengklasifikasikan organisme;

3. melakukan percobaan untuk memahami konsep ekosistem, saling ketergantungan, serta pola interaksi organisme;

4. melakukan percobaan dan mengkomunikasikannya untuk memahami fungsi alat tubuh pada tumbuhan;

5. melakukan percobaan dan mengkomunikasikan hasil percobaan tentang sistem organ manusia yang mencakup sistem pernapasan, sistem transportasi, sistem alat gerak, sistem pengeluaran, sistem syaraf, sistem indera dan sistem hormon;


(26)

6. mengaplikasikan konsep kelangsungan hidup dan memahami adaptasi serta perkembangbiakan hewan dan tumbuhan berdasarkan hasil pengamatan;

7. melakukan percobaan untuk memahami cara-cara meningkatkan produksi pangan dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari (Anonim 2006).

Banyak teori yang dikemukakan tentang belajar dan pembelajaran. Jenis belajar menurut materi dapat dibedakan atas:

1. Belajar Konsep

Konsep disebut juga pengertian, yaitu merupakan serangkaian perangsang dengan sifat-sifat yang sama, contoh belajar pada materi jantung dan darah.

2. Belajar keterampilan

Keterampilan adalah pola kegiatan yang bertujuan, dan memerlukan manipulasi serta koordinasi informasi yang dipelajari. Contoh dari keterampilan psikomotorik antara lain, mencangkok, menanam, bersepeda, mengajar, berenang, dan lain sebagainya. Sedangkan contoh dari keterampilan intelektual adalah merumuskan masalah, mengadakan penelitian, dan menyimpulkan.

3. Belajar prinsip

Prinsip adalah pola hubungan fungsional antarkonsep. Contoh belajar prinsip yaitu belajar pada mataeri sirkulasi darah yang sebelumnya harus memahami konsep darah dan konsep jantung terlebih dahulu.

4. Belajar fakta (informasi)

Informasi sering disebut fakta, pengetahuan, atau isi. Sifat dari bahan informasi ini adalah hafalan, sebab biasanya dipelajari secara hafalan. Contoh dari


(27)

jenis belajar informasi adalah belajar lambang, kata, istilah, definisi, dan lain sebagainya (Hamid 2009).

Karakteristik materi Biologi merupakan sekumpulan materi yang berisi fakta dan konsep yang berhubungan dengan makhluk hidup serta proses-proses kehidupan sehingga pembelajarannya meliputi belajar konsep, belajar fakta, belajar prinsip dan belajar keterampilan.

Berdasarkan KTSP, untuk satuan Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) terpadu, materi pembelajarannya meliputi materi fisika, biologi, dan kimia. Namun, dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan standar kompetensi untuk materi IPA Biologi. Adapun standar kompetensi IPA Biologi untuk kelas IX SMP yaitu memahami kelangsungan hidup makhluk hidup (BSNP 2006). Dari standar kompetensi yang harus dicapai, siswa masih mengalami kesulitan dalam belajar IPA Biologi terutama pada penulisan nama ilmiah, pemahaman materi/konsep yang bersifat abstrak, penggunaan istilah asing serta materi yang berkaitan dengan perhitungan (misalnya materi tentang pewarisan sifat).

Proses pembelajaran IPA Biologi menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah (Mulyasa 2007). Ilmu Pengetahuan Alam berorientasi pada kegiatan laboratorium, percobaan atau pengamatan dan menggunakan keterampilan fisik, imaginasi dan kreativitas (Sapriati 2006).

Pembelajaran Biologi yang dilaksanakan dengan memanfaatkan media akan memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran. Dalam penelitian Afrozi


(28)

(2011) menunjukkan pembelajaran Biologi dengan media audio visual lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan pembelajaran dengan media model. Dapat dilihat dari hasil belajar post-test pada kelompok pembelajaran audio visual yang mengalami peningkatan sebesar 1,440. Sedangkan hasil belajar Biologi pada kelompok pembelajaran model hanya mengalami peningkatan sebesar 0,58.

Karakteristik pembelajaran IPA Biologi berorientasi pada kegiatan laboratorium, percobaan atau pengamatan dan menggunakan keterampilan fisik, imaginasi dan kreativitas. Pengoptimalan laboratorium, penggunaan metode dan media yang bervariasi dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi, seperti penerapan pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS), metode Jigsaw, penggunaan charta, CD interaktif, dan sebagainya.

C.

Kesulitan-Kesulitan dalam Pembelajaran IPA Biologi.

Ketidakberhasilan dalam proses belajar mengajar untuk mencapai ketuntasan bahan ajar tidak dapat dikembalikan pada satu faktor, tetapi pada beberapa faktor yang terlibat dalam proses belajar mengajar. Faktor tersebut adalah murid yang belajar, jenis kesulitan yang dialami murid dan kegiatan yang dialami dalam proses. Dalam proses diagnosis kesulitan belajar, hal yang paling penting adalah menemukan letak kesulitan dan jenis kesulitan belajar, sehingga pengajaran perbaikan (learning corrective) yang dilakukan dapat dilaksanakan secara efektif (Mulyadi 2008).


(29)

Kesulitan belajar IPA mencakup dua aspek, yaitu kesulitan siswa dalam mempelajari proses-proses IPA dan kesulitan siswa dalam mempelajari produk IPA berupa konsep, prinsip, dan generalisasi. Kesulitan dalam mempelajari proses-proses IPA, meliputi kesulitan-kesulitan dalam: 1) melakukan observasi, 2) melakukan klasifikasi, 3) menggunakan dan memanipulasi angka-angka, 4) berkomunikasi, 5) melakukan prediksi, 6) menarik kesimpulan, 7) mengontrol variabel, 8) menginterpretasikan data, 9) merumuskan hipotesis, dan 10) melakukan eksperimen. Menurut Johnstone dan Mahmoud (1980) dalam Abimbola (1998), daftar topik sulit dalam Biologi termasuk yang berkaitan dengan struktur sel, sistem tubuh, genetika dan evolusi.

Kesulitan-kesulitan yang sering dihadapi siswa SMP dalam mempelajari IPA Biologi, antara lain kesulitan dalam memahami konsep-konsep Biologi, kesulitan dalam membaca kalimat dan istilah asing serta kesulitan dalam menggunakan alat praktikum Biologi. Hal ini juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun eksternal dari siswa (Habiburrahman 1990).

Dalam beberapa penelitian tentang pembelajaran IPA Biologi ditemukan banyak fakta mengenai kesulitan belajar IPA Biologi. Pada penelitian Inayah (2008) dinyatakan bahwa konsep sistem peredaran darah manusia termasuk salah satu konsep yang diajarkan pada siswa SMP/MTs kelas VIII, dan materi ini membutuhkan taraf berpikir secara abstrak sebab konsep tersebut berhubungan dengan proses-proses di dalam tubuh yang tidak dapat diamati secara langsung. Menurut Tekkaya, Özkan & Sungur (2001) dalam Özsevgeç (2007), studi terbaru


(30)

juga menunjukkan bahwa siswa memiliki masalah dalam memahami topik-topik biologi seperti internal organ, sistem organ dan proses dari tubuh mereka sendiri.

Konsep disebut juga pengertian, yaitu merupakan serangkaian perangsang dengan sifat-sifat yang sama, contoh konsep pada materi jantung dan darah (Hamid 2009). Konsep dapat berarti istilah yang sudah dimaknai secara khusus. Uddin dalam Susanto (1991) memberikan arti konsep sebagai penjelasan tentang ciri-ciri khusus dari sekelompok benda, gejala atau kejadian yang membedakannya dengan benda, gejala atau kejadian lain.

Belajar konsep pada materi-materi Biologi umumnya membutuhkan taraf berpikir yang tinggi, karena berhubungan dengan materi dan proses yang abstrak yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup. Hal ini menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar IPA Biologi terutama pada materi tentang berbagai sistem dalam kehidupan manusia dan tumbuhan.

Ruang lingkup Biologi adalah mempelajari makhluk hidup. Obyek studi yang demikian besar jumlah dan keanekaragamannya ini disederhanakan, dikelompok-kelompokkan menjadi kelas-kelas atau golongan tertentu. Taksonomi merupakan pengenalan (identifikasi) yang mencakup pemberian nama dan penggolongan atau klasifikasi. Dalam klasifikasi makhluk hidup dikenal tata nama ilmiah yaitu sistem binomial nomenclature. Dalam KBBI, (Poerwodarminto 2007), nama berarti kata untuk menyebut/memanggil orang (tempat, barang, binatang, dan sebagainya), sedangkan ilmiah mempunyai arti bersifat ilmu, memenuhi syarat/kaidah ilmu pengetahuan. Jadi nama ilmiah di sini dapat diartikan sebagai kata sebutan untuk organisme, organ, jaringan atau sel dalam


(31)

ilmu Biologi dengan memenuhi kaidah tertentu (misalnya sistem Binomial nomenclature untuk mengklasifikasikan makhluk hidup), contoh nama ilmiah: pulmo, Penicillium notatum, medulla oblongata.

Penggunaan tata nama ilmiah ini sering menyulitkan siswa dalam mempelajarai IPA Biologi. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Dillah Widatti Mahendra (2008) menyebutkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam materi klasifikasi makhluk hidup karena banyaknya nama-nama ilmiah yang sulit dihafal sehingga siswa kesulitan memahami konsep secara utuh. Di samping itu juga kesulitan mengingat ciri atau karakteristik dari tiap-tiap makhluk hidup.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Lisnaini (2009) dinyatakan bahwa materi Biologi memiliki banyak sekali istilah yang sulit dipahami oleh siswa.

Selain menggunakan tata nama ilmiah, materi Biologi juga banyak menggunakan istilah-istilah asing yang menyebabkan siswa tidak dapat memahami konsep secara utuh dalam pembelajaran Biologi. Istilah adalah kata atau frasa yang dipakai sebagai nama atau lambang, mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Tata istilah (terminologi) adalah perangkat asas dan ketentuan pembentukan istilah serta kumpulan istilah yang dihasilkannya. Istilah khusus adalah istilah yang maknanya terbatas pada bidang tertentu saja, misalnya pada bidang Biologi sering ditemukan istilah fotosintesis, respirasi, diastol, dan sebagainya (Wikisource 2010).

Kesulitan dalam perhitungan juga dialami oleh siswa, terutama pada materi pewarisan sifat. Dalam penelitian Eliana (2009) dinyatakan bahwa


(32)

siswa kelas IX di SMP N 2 Taman Kabupaten Pemalang menganggap materi pewarisan sifat adalah materi yang sulit dan membosankan karena banyak materi hafalan dan hitungan. Dalam penerapan prinsip pewarisan sifat yang dikenal dengan hukum Mendel I dan II, siswa dituntut untuk menentukan hasil persilangan secara tepat melalui suatu perhitungan.

Berdasarkan beberapa uraian di atas, dapat dikategorikan jenis-jenis kesulitan belajar IPA Biologi siswa SMP antara lain:

1. kesulitan dalam memahami konsep-konsep Biologi, terutama pada materi-materi yang bersifat abstrak,

2. kesulitan dalam memahami istilah-istilah asing, 3. kesulitan dalam penamaan ilmiah,

4. kesulitan dalam materi yang berkaitan dengan perhitungan,

sehingga dalam pembelajaran IPA Biologi di SMP Negeri 5 Ungaran, terutama pada siswa kelas XI perlu diidentifikasi jenis-jenis kesulitan belajar yang menyebabkan hasil belajar yang masih rendah yaitu di bawah KKM IPA.

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Biologi

Proses belajar mengajar merupakan kegiatan yang inti. Melalui proses belajar akan dicapai tujuan pendidikan dalam bentuk terjadinya perubahan tingkah laku dalam diri pelajar. Menjadi harapan semua pihak agar setiap siswa dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan masing-masing. Namun, pada kenyataannya tidak semua siswa dapat mencapai hasil


(33)

belajar yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor baik faktor yang ada dalam diri maupun faktor di luar dirinya.

Ketuntasan belajar dapat dilihat secara kelompok maupun perorangan (Suryosubroto 2002) dalam Muhammad Khafid (2008). Secara kelompok ketuntasan belajar dinyatakan telah dicapai jika sekurang-kurangnya 85% dari siswa dalam kelompok yang bersangkutan telah memenuhi kriteria ketuntasan belajar yang secara perorangan. Secara perorangan, ketuntasan belajar dinyatakan telah terpenuhi jika peserta didik telah mencapai taraf penguasaan minimal yang ditetapkan bagi setiap unit bahan yang dipelajari.

Ketuntasan belajar bagi peserta didik dapat dilihat dengan menggunakan parameter prestasi belajar siswa dengan melihat nilai kognitif, karena aspek ini dinilai oleh guru untuk melihat penguasaan pengetahuan sebagai ukuran pencapaian hasil belajar (Tu’u 2004) dalam (Muhammad Khafid 2008).

Ketuntasan belajar siswa di SMP N 5 Ungaran menggunakan patokan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Pada mata pelajaran IPA Biologi kelas IX, KKM yang digunakan yaitu 65. Sebanyak 28 siswa diteliti untuk diidentifikasi jenis-jenis kesulitan belajarnya dengan menggunakan tes identifikasi kesulitan belajar. Peneliti mendapatkan data 28 siswa tersebut dengan kriteria nilai IPAnya di bawah KKM dan paling rendah jika dibandingkan dengan nilai 3 mata pelajaran yang lain (Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris).

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar pada intinya dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor intern dan dan faktor ekstern. Purwanto (2004) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan


(34)

hasil belajar adalah faktor dari luar (lingkungan alam, lingkungan sosial, kurikulum/bahan pelajaran, guru atau pengajar, fasilitas, dan administrasi atau manajemen) dan faktor dari dalam (kondisi fisik, kondisi panca indra, bakat, minat, kecerdasan, motivasi, dan kemampuan kognitif).

Slameto (2003) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar peserta didik adalah: faktor jasmaniah (faktor kesehatan dan cacat tubuh), faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan), faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat dimungkinkan adanya faktor- faktor yang mempengaruhi ketuntasan hasil belajar siswa kelas IX SMP Negeri 5 Ungaran pada mata pelajaran IPA Biologi, yaitu faktor intern (motivasi, minat, intelegensi, kebiasaan belajar, kesehatan), dan faktor ekstern (lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan metode pembelajaran).


(35)

24

BAB III

METODE PENELITIAN

A.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada siswa kelas IX di SMP Negeri 5 Ungaran, yang terletak di Desa Kalongan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Ungaran. Adapun waktu pelaksanaan penelitian yaitu pada semester genap tahun ajaran 2010/2011 , pada bulan Maret - April 2011.

B.

Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas IX yang mempunyai nilai IPA Biologi di bawah KKM dan nilai IPA Biologinya paling rendah jika dibandingkan dengan nilai 3 mata pelajaran yang lain (Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris). Dari 152 siswa kelas IX, terdapat 28 siswa yang perlu diidentifikasi jenis-jenis kesulitan belajarnya berdasarkan tingkat penguasaan kompetensi yang diharapkan yang telah ditetapkan lebih dahulu dalam bentuk tes tertulis.

Alasan peneliti menggunakan populasi kelas IX yaitu karena banyak siswa kelas IX yang mempunyai nilai IPA Biologi di bawah KKM berdasarkan data hasil belajar. Dari keseluruhan siswa kelas IX yang berjumlah 152 siswa, terdapat 28 siswa yang nilai IPA Biologinya di bawah KKM IPA dan paling rendah jika dibandingkan dengan nilai 3 mata pelajaran yang lain (Matematika, Bahasa


(36)

Indonesia, Bahasa Inggris). Selanjutnya siswa tersebut dijadikan sebagai subjek penelitian yang kemudian diberi soal-soal identifikasi kesulitan belajar yang berisi materi IPA Biologi. Dari hasil pengujian, dapat diketahui jenis-jenis kesulitan belajar IPA Biologi yang dialami oleh siswa tersebut. Selanjutnya, sebagai penguatan, siswa akan diberi angket untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ketuntasan hasil belajar IPA Biologi.

C.

Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Jenis-jenis kesulitan belajar IPA Biologi pada siswa kelas IX SMP Negeri 5 Ungaran.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketuntasan hasil belajar IPA Biologi siswa kelas IX SMP Negeri 5 Ungaran.

D.

Rancangan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis kesulitan belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi ketuntasan hasil belajar IPA Biologi siswa SMP Negeri 5 Ungaran. Penelitian deskriptif bersifat ex post facto artinya variabel dilihat apa adanya, karena tidak ada kontrol terhadap variabel, dan peneliti tidak mengadakan manipulasi terhadap variabel (Nazir 2007).

Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data penelitian berupa tes identifikasi kesulitan belajar, kuesioner/angket, dan lembar wawancara. Sumber


(37)

data penelitian ini adalah 28 siswa kelas IX SMP Negeri 5 Ungaran yang mengalami kesulitan belajar pada sebagian mata pelajaran, yaitu pelajaran IPA Biologi. Siswa tersebut mempunyai nilai IPA Biologi di bawah KKM dan paling rendah jika dibandingkan dengan nilai 3 mata pelajaran yang lain (Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris).

Rancangan penelitian yang akan dilakukan yaitu sebagai berikut: 1. Menentukan sekolah yang akan dijadikan subjek penelitian.

2. Membuat instrumen penelitian (tes identifikasi kesulitan belajar IPA Biologi untuk siswa, kuesioner, dan lembar wawancara). Validasi isi dan kebahasaan semua angket dan panduan wawancara oleh dosen pembimbing/ahli.

3. Mengadakan uji coba soal tes identifikasi kesulitan belajar.

4. Mengadakan tes identifikasi kesulitan belajar untuk siswa kelas IX SMP Negeri 5 Ungaran yang menjadi subjek penelitian.

5. Membagikan kuesioner kepada siswa kelas IX SMP Negeri 5 Ungaran yang menjadi subjek penelitian.

6. Melaksanakan wawancara dengan guru IPA Biologi.

7. Menganalisis data hasil penelitian dengan analisis deskriptif dan deskriptif presentase.

E.

Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu tahap persiapan dan pelaksanaan. 1. Tahap Persiapan


(38)

a. Melakukan observasi awal di SMP Negeri 5 Ungaran untuk melihat dan meminta data hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA Biologi, Matematika, dan Bahasa Inggris pada semester gasal tahun ajaran 2010/2011. b. Menyusun tes identifikasi kesulitan belajar

Tes berisi soal-soal materi IPA Biologi yang telah diperoleh siswa kelas IX SMP N 5 Ungaran. Langkah-langkah pembuatan tes meliputi penyusunan kisi-kisi tes dan penyusunan soal-soal tes berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat. Tes identifikasi meliputi:

1)soal tentang penamaan ilmiah,

2)soal tentang istilah asing dalam IPA Biologi, 3)soal tentang konsep/materi yang bersifat abstrak, 4)soal tentang materi yang berkaitan dengan perhitungan.

Dari hasil tes ini, dapat diketahui jenis-jenis kesulitan belajar dari masing-masing siswa. Kemudian siswa diberi angket untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ketuntasan hasil belajar IPA Biologi.

c. Melakukan uji coba soal identifikasi kesulitan belajar

Dalam penelitian ini instrumen yang akan diujicobakan adalah instrumen tes identifikasi kesuitan belajar. Uji coba instrumen tes dilakukan dengan cara memberikan tes kepada siswa kelas IX lain yang tidak menjadi subyek penelitian. Soal berupa pilihan ganda dan essay. Setelah soal diujicobakan, data yang diperoleh dianalisis. Analisis item soal meliputi : validitas, reliabilitas, dan taraf kesukaran soal.


(39)

1) Validitas

Arikunto (2006b) mengatakan bahwa suatu tes dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur. Untuk menentukkan validitas butir soal digunakan rumus korelasi produk moment angka kasar sebagai berikut:

(

)( )

{

(

)

}{

( )

}

− = 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N rxy

Keterangan :

r

xy : Koefisien korelasi

∑X : Jumlah skor tiap butir soal

∑Y : Jumlah skor total yang benar dari tiap subyek N : Jumlah subyek

Setelah

r

xy diketahui kemudian dibandingkan dengan r tabel product

moment dengan taraf signifikasi 5%. Jika rxy > r tabel product moment maka item soal yang diuji bersifat valid dan jika kurang dari r tabel product moment maka item soal yang diuji termasuk tidak valid (Arikunto 2006b). Item soal yang tidak valid tidak digunakan.

Tabel 1 Hasil analisis validitas butir soal uji coba tahap 1*

Kriteria Nomor Soal

Valid 1 2 3 4 6 7 8 9 11 12 13 14 15 17 19 20 21

22 23 24

Invalid 5 10 16 18


(40)

Tabel 2 Hasil analisis validitas butir soal uji coba tahap 2*

Kriteria Nomor Soal

Valid 1 2 3 4 5 7 8 9 10 11 12 13 15 17 18 20

21 22 23 24

Invalid 6 14 18 19

*Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 1

Tabel 3 Hasil analisis validitas butir soal uji coba tahap 3*

Kriteria Nomor Soal

Valid 2 3 4 5 6 7 9 11 12 13 14 15 17 18 20 21

22 23 24

Invalid 1 8 16 19

*Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 14

2) Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya sebagai alat pengumpulan data. Reliabilitas dihitung dengan teknik korelasi KR-20 (Arikunto KR-2006b).

a. Untuk soal pilihan ganda

Keterangan:

= reliabilitas soal K= banyaknya butir soal M= rata-rata skor total


(41)

Dari hasil perhitungan diperoleh rhitung = 1,04 dengan taraf signifikan 5% dan n = 40 didapat rtabel = 0,4 karena rhitung > rtabel maka tes tersebut reliabel (data selengkapnya disajikan pada lampiran 15).

b. Untuk soal uraian

Keterangan:

= reliabilitas soal

= jumlah varians skor tiap-tiap item = varians total

Rumus varians butir:

Rumus varians total:

Setelah diketahui kemudian dibandingkan dengan harga r tabel product moment. Apabila > product moment maka dikatakan instrumen tersebut reliabel.

3) Taraf Kesukaran soal

Menurut Arikunto (2006a), soal yang baik adalah tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Bilangan yang menunjukan sulit dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai 1,00


(42)

Taraf kesukaran tes dihitung dengan cara membandingkan siswa yang menjawab dengan benar terhadap jumlah peserta seluruhnya.

a. Untuk soal pilihan ganda

Keterangan:

P = Taraf kesukaran soal

B = Jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar JS = Jumlah seluruh peserta tes

Klasifikasi:

Soal dengan P antara 0, 00 - 0, 30 = sukar Soal dengan P antara 0, 31 - 0, 70 = sedang Soal dengan P antara 0, 71 - 1, 00 = mudah

Tabel 4 Hasil analisis taraf kesukaran soal uji coba tahap 1*

Kriteria Nomor Soal

Mudah 1 3 6 8 13 14 17 23

Sedang 2 4 7 9 10 11 12 15 18 19 20 21 22 24

Sukar 5 16

*Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 16

Tabel 5 Hasil analisis taraf kesukaran soal uji coba tahap 2*

Kriteria Nomor Soal

Mudah 2 8 9 16 23

Sedang 1 3 4 5 6 7 10 11 12 13 15 17 19 20 21

22 24

Sukar 14 18


(43)

Tabel 6 Hasil analisis taraf kesukaran soal uji coba tahap 3*

Kriteria Nomor Soal

Mudah 3 11 12 13 14 21

Sedang 2 4 5 6 7 9 10 15 16 17 18 19 20 22 23

24

Sukar 1 8

*Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 16

Berdasarkan hasil uji coba soal, maka soal yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 20 soal pada tiap tahap soal yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 19, 20, 21, 22, 23, dan 24 (tahap 1); 1,2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 17, 18, 20, 21, 22, 23, dan 24 (tahap 2); 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 20, 21, 22, 23, dan 24(tahap 3)

b. Untuk soal essay

Klasifikasi:

0% - 27% = kategori soal mudah 27% - 72% = kategori soal sedang 73% - 100% = kategori soal sukar

Tabel 7 Hasil analisis taraf kesukaran soal uji coba tahap 1* Kriteria Nomor Soal

Mudah 2 4 5

Sedang 1 3

Sukar


(44)

Tabel 8 Hasil analisis taraf kesukaran soal uji coba tahap 2* Kriteria Nomor Soal

Mudah

Sedang 6 7 8 9 10

Sukar

*Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 16

Tabel 9 Hasil analisis taraf kesukaran soal uji coba tahap 3* Kriteria Nomor Soal

Mudah 15

Sedang 11 13 14

Sukar 12

*Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 16

d. Menyusun Angket

Angket berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan mengungkap tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ketuntasan hasil belajar IPA Biologi pada siswa kelas IX SMP Negeri 5 Ungaran. Validasi isi dan kebahasaan angket oleh dosen pembimbing/ahli.

Dasar penyusunan angket tersebut adalah:

1) Menyangkut faktor fisik, meliputi indikator cacat fisik dan kesehatan.

2) Menyangkut faktor psikis, meliputi indikator minat, motivasi, kemampuan pemahaman, kebiasaan dan tujuan belajar serta kecakapan mengikuti pelajaran. 3) Menyangkut lingkungan keluarga, meliputi hubungan keluarga, motivasi

belajar dari keluarga, kondisi sosial ekonomi keluarga.

4) Menyangkut lingkungan sekolah, meliputi indikator cara guru mengajar, sarana dan prasarana pembelajaran, kurikulum mata pelajaran.


(45)

5) Menyangkut lingkungan masyarakat, meliputi indikator teman bergaul, lingkungan rumah, bekerja sambilan, aktif berorganisasi serta pengaturan waktu belajar.

2. Tahap Pelaksanaan a. Pengambilan data

Data yang di ambil yaitu data hasil tes identifikasi yang berisi soal-soal IPA Biologi untuk mengetahui jenis kesulitan belajar siswa yang menjadi subjek penelitian. Selanjutnya, sebagai penguatan, siswa akan diberi angket tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ketuntasan hasil belajar IPA Biologi. Peneliti juga melakukan wawancara kepada guru IPA dan siswa, serta mendokumentasikan bukti fisik yang membantu dalam penelitian (foto, data sarana prasarana pembelajaran IPA Biologi, dan sebagainya).

b. Analisis data

Data yang diperoleh dari proses pengambilan data, dianalisis dengan dijabarkan secara naratif dan dihubungkan keterkaitannya.

c. Penarikan kesimpulan

Setelah data terkumpul dan dianalisis kemudian disimpulkan secara induktif, yaitu dari data yang luas di tarik kesimpulan.

F.

Data dan Metode Pengumpulan Data

1. Sumber Data

Sumber data dari penelitian ini adalah siswa dan guru. 2. Cara Pengumpulan Data


(46)

Pada penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah: a. Metode Tes Identifikasi

1)Metode ini digunakan untuk mengidentifikasi jenis kesulitan belajar IPA Biologi pada 28 siswa kelas IX SMP Negeri 5 Ungaran.

2)Tes identifikasi berisi soal-soal materi IPA Biologi yang telah diperoleh siswa kelas IX SMP Negeri 5 Ungaran. Tes diberikan sebanyak 3 kali. Dari rata-rata hasil tes ini, dapat diketahui jenis-jenis kesulitan belajar dari masing-masing siswa. Jenis soal yang digunakan adalah multiple choice dan essay.

3)Pembuatan alat ukur yang berupa tes identifikasi kesulitan belajar IPA Biologi melalui langkah-langkah:

a) Menyusun kisi-kisi soal yang memuat indikator kesulitan belajar, kompetensi dasar, materi pelajaran dan kunci jawaban.

b)Menyusun soal berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun.

b. Metode angket

1) Metode angket digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ketuntasan hasil belajar IPA Biologi yang dialami oleh siswa kelas IX SMP Negeri 5 Ungaran.

2) Jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup dengan tipe multiple choice. Responden tinggal memilih salah satu jawaban yang telah disediakan sesuai dengan keadaan dirinya dengan cara memberi tanda silang (X)

3) Pembuatan alat ukur yang berupa angket identifikasi kesulitan belajar IPA Biologi melalui langkah-langkah:


(47)

a) Menyusun kisi-kisi yaitu memerinci masalah pokok sehingga semua aspek yang terkandung dalam tingkah laku obyek penelitian dapat terungkap.

b) Menyusun pertanyaan-pertanyaan dan bentuk jawaban yang diinginkan berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun.

c. Metode wawancara

Metode wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi yang relevan secara langsung dari siswa yang bersangkutan, terutama mengenai jenis kesulitan belajar yang dihadapi siswa pada mata pelajaran IPA Biologi dan faktor-faktor yang mempengaruhi ketuntasan hasil belajar tersebut. Sedangkan informasi yang digali dari guru IPA meliputi metode dan sarana prasarana yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran IPA Biologi.

d. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data mengenai jumlah kelas, jumlah siswa, nama siswa.

G.

Metode Analisis Data

Data yang dianalisis dalam penelitian ini meliputi hasil pengukuran tes identifikasi kesulitan belajar, angket/kuesioner dan wawancara. Dalam penelitian ini, untuk menganalisis data yang terkumpul digunakan analisis statistik deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Analisis deskriptif kuantitatif yaitu dengan cara mencari rata-rata dan persentase. Sedangkan dalam analisis deskriptif kualitatif yaitu dengan cara memberikan predikat pada variable yang diteliti dengan kondisi sebenarnya.


(48)

1. Data hasil tes identifikasi kesulitan belajar IPA Biologi

Nilai akhir ditentukan berdasarkan hasil tes identifikasi kesulitan belajar IPA Biologi pada siswa yang nilainya di bawah KKM (<65) dengan menggunakan rumus (Arikunto 2006a):

Soal multiple choice:

Keterangan:

S = skor yang diperoleh R = jawaban yang betul

Soal essay:

Dalam hal ini perhitungan dimaksudkan untuk mengetahui jumlah siswa yang mengalami kesulitan belajar berdasarkan jenis kesulitan belajarnya dengan menggunakan patokan nilai KKM (65).

2. Analisis data angket mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi ketuntasan hasil belajar IPA Biologi

Data yang diperoleh dari pertanyaan yang ada di lembar angket berupa data kualitatif, agar data dapat diukur, maka diadakan transformasi dari data kulitatif menjadi data kuantitatif dengan cara pemberian skor dari setiap jawaban soal. Pemberian skor dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:


(49)

a. Jawaban a diberi skor 4 b. Jawaban b diberi skor 3 c. J awaban c diberi skor 2 d. Jawaban d diberi skor 1

Data angket dianalisis secara deskriptif persentase dengan rumus sebagai berikut:

Perhitungan dimaksudkan untuk mengetahui persentase kesulitan belajar siswa berdasarkan faktor penyebab yang melatarbelakangi. Hasil yang diperoleh dikonsultasikan dengan tabel kategori:

Tabel 10 Kriteria Deskriptif presentase Tingkat Kesulitan Belajar IPA Biologi Siswa SMP

Interval tingkat kesulitan belajar Kriteria tingkat kesulitan belajar

85%-100% Sangat tinggi

70%-84% Tinggi

60%-69% Cukup

50%-59% Rendah

<50% Sangat rendah

*(Ridho 2005)

Data hasil wawancara guru tentang kegiatan pembelajaran IPA Biologi untuk mengetahui jenis kesulitan belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi ketuntasan hasil belajar IPA Biologi dianalisis secara deskriptif kulitatif.


(50)

39

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.

Hasil Penelitian

Penelitian tentang identifikasi kesulitan belajar IPA Biologi kelas IX telah dilaksanakan pada bulan Maret-April 2011 di SMP Negeri 5 Ungaran melalui tes identifikasi serta angket. Untuk mengidentifikasi kesulitan belajar digunakan beberapa instrumen, yaitu tes identifikasi kesulitan belajar, angket tentang faktor kesulitan belajar, wawancara dengan siswa dan guru IPA Biologi, dan dokumentasi. Adapun rincian data hasil penelitian yang diperoleh sebagai berikut:

1. Data hasil tes identifikasi kesulitan belajar IPA Biologi.

Sebanyak 28 siswa yang mengalami kesulitan belajar IPA Biologi (berdasarkan hasil dokumentasi) diberikan tes identifikasi yang terdiri atas soal pilihan ganda dan soal uraian. Soal-soal ini berisi semua materi IPA Biologi kelas IX untuk menentukan jenis kesulitan dalam hal penulisan nama ilmiah, penggunaan istilah asing, materi yang terkait dengan perhitungan dan materi/konsep yang bersifat abstrak.

Dalam hal penulisan nama ilmiah, 25 dari 28 siswa mengalami kesulitan karena perolehan nilai <65 (lampiran 9). Sebanyak 15 soal digunakan untuk mengetahui tingkat kesulitan penulisan nama ilmiah dan diperoleh nilai antara 13,3–73,3 dengan rata-rata 49,3. Perolehan nilai setiap siswa dapat dilihat pada Tabel 11 di bawah ini:


(51)

Tabel 11 Hasil tes identifikasi kesulitan penulisan nama ilmiah No. Kode

siswa

Nilai No. Kode siswa

Nilai No. Kode siswa

Nilai

1. RT 13,3 10. RA 46,7 19. RTA 53,3

2 UNA 26,7 11. SK 46,7 20. AWN 53,3

3. FSP 40 12. YK 46,7 21. ADA 53,3

4. LK 40 13. ASC 46,7 22. RKS 53,3

5. YS 40 14. APW 46,7 23. GSL 60

6. WAS 40 15. EE 46,7 24. ASV 60

7. ASM 40 16. ARS 53,3 25. BA 60

8. AS 40 17. APS 53,3

9. DE 46,7 18. ST 53,3

*Data selengkapnya disajikan pada lampiran9

Dalam hal penggunaan istilah asing, 22 dari 28 siswa mengalami kesulitan karena perolehan nilai <65 (lampiran 10). Sebanyak 30 soal digunakan untuk mengetahui tingkat kesulitan belajar penggunaan istilah asing dan diperoleh nilai antara 33,3–76,7 dengan rata-rata 55,5. Perolehan nilai setiap siswa dapat dilihat pada Tabel 12 di bawah ini:

Tabel 12 Hasil tes identifikasi kesulitan penggunaan istilah asing. No. Kode siswa Nilai No. Kode siswa Nilai

1. RT 33,3 12. AN 50

2 RA 40 13. NAI 50

3. EE 43,3 14. APS 53,3

4. FSP 43,3 15. ASV 53,3

5. LK 43,3 16. ADA 56,7

6. ST 43,3 17. YS 60

7. RSP 46,7 18. ASM 63,3

8. APW 50 19. AWN 63,3

9. YK 50 20. RFA 63,3

10. AS 50 21. ASC 63,3

11. UNA 50 22. WAS 63,3


(52)

Dalam hal materi yang berkaitan dengan perhitungan, 26 dari 28 siswa mengalami kesulitan karena perolehan nilai <65 (lampiran 11). Sebanyak 15 soal digunakan untuk mengetahui tingkat kesulitan materi yang berkaitan dengan perhitungan dan diperoleh nilai antara 0-73,3 dengan rata-rata sebesar 37,6. Perolehan nilai setiap siswa dapat dilihat pada Tabel 13 di bawah ini:

Tabel 13 Hasil tes identifikasi kesulitan materi yang berkaitan dengan perhitungan No. Kode

siswa

Nilai No. Kode

siswa

Nilai No. Kode

siswa

Nilai

1. RT 0 10. YK 33,3 19. RKS 46,7

2 APW 13,3 11. AWN 33,3 20. NAI 46,7

3. SK 20 12. ADA 33,3 21. RA 46,7

4. DE 20 13. YS 33,3 22. ASC 46,7

5. YS 26,7 14. UNA 33,3 23. APS 46,7

6. WAS 26,7 15. EE 40 24. AN 53,3

7. AS 26,7 16. BA 40 25. RSP 53,3

8. ASM 26,7 17. ASV 40 26. RFA 53,3

9. FSP 33,3 18. GSL 40

*Data selengkapnya disajikan pada lampiran 11

Dalam hal pemahaman konsep/materi yang bersifat abstrak, 25 dari 28 siswa mengalami kesulitan karena perolehan nilai <65 (lampiran 12). Sebanyak 15 soal digunakan untuk mengetahui tingkat kesulitan pemahaman konsep/materi yang bersifat abstrak dan diperoleh nilai antara 19,5–68,6 dengan rata-rata 42. Perolehan nilai setiap siswa dapat dilihat pada Tabel 14 di bawah ini:


(53)

Tabel 14 Hasil tes identifikasi kesulitan pemahaman konsep/materi yang bersifat abstrak

No. Kode siswa

Nilai No. Kode siswa

Nilai No. Kode siswa

Nilai

1. UNA 19,5 10. EE 33,9 19. NAI 51,7

2 DE 22 11. RT 34,7 20. YK 51,7

3. ASC 22,9 12. ASV 38,1 21. BA 52,5

4. RKS 26,3 13. AN 40,7 22. ST 53,4

5. RA 28,8 14. APW 40,7 23. LK 54,2

6. FSP 29,7 15. RSP 40,7 24. APS 54,2

7. YS 29,7 16. ASM 40,7 25. SK 55,9

8. ADA 32,2 17. WAS 43,2

9. RFA 33,1 18. AS 44

*Data selengkapnya disajikan pada lampiran 12

Berdasarkan Tabel 11-14, dapat diketahui jumlah siswa yang mengalami kesulitan belajar. Sebanyak 26 siswa mengalami kesulitan pada materi yang berkaitan dengan perhitungan (materi pewarisan sifat), sedangkan kesulitan dalam hal penulisan nama ilmiah dan pemahaman materi/konsep yang bersifat abstrak dialami oleh 25 siswa, dan kesulitan dalam penggunaan istilah asing dialami oleh 22 siswa. Jumlah siswa yang mengalami kesulitan belajar IPA Biologi dapat digambarkan dalam diagram berikut:


(54)

Dari diagram 1 dapat diketahui jumlah siswa yang paling banyak mengalami kesulitan yaitu pada materi yang berkaitan dengan perhitungan sebanyak 26 siswa (93%), sedangkan kesulitan pada penulisan nama ilmiah dan pemahaman konsep/materi yang bersifat abstrak sebanyak 25 siswa (89%), dan kesulitan pada sebanyak 22 siswa (79%).

Peneliti juga merinci jenis kesulitan yang dihadapi oleh tiap siswa berdasarkan data pada tabel 12-15. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 15 berikut:

Tabel 15 Kesulitan belajar IPA Biologi siswa kelas IX No. Kode siswa Kesulitan penulisan nama ilmiah Kesulitan penggunaan isilah asing Kesulitan pada materi yang bersifat abstrak Kesulitan pada materi yang berkaitan dengan perhitungan

1 DE -

2 FSP

3 EE

4 RKS -

5 RT

6 UNA

7 WAS

8 RA

9 AS

10 APW

11 ASC

12 ASM

13 YS

14 RFA

15 ADA

16 YK

17 ASV


(55)

19 LK -

20 BA -

21 ARS - -

22 AN -

23 SK -

24 ST

25 GSL - -

26 APS

27 NAI -

28 AWN -

Ket: tanda () : siswa mengalami kesulitan tanda (-) : siswa tidak mengalami kesulitan

Dari Tabel 15 dapat diketahui bahwa terdapat 17 siswa yang mengalami 4 jenis kesulitan belajar, 5 siswa mengalami 3 kesulitan belajar, dan 2 siswa mengalami 2 jenis kesulitan belajar.

2. Angket siswa tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ketuntasan hasil belajar IPA Biologi.

Tabel hasil angket tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ketuntasan hasil belajar yang telah dikonsultasikan dengan Tabel kriteria dapat dilihat pada lampiran 13. Pertanyaan pertama pada angket mengungkap tentang kesulitan belajar IPA Biologi siswa, sehingga dapat diketahui bahwa 20 siswa menyatakan mengalami kesulitan pada penggunaan istilah asing, 15 siswa kesulitan pada penulisan nama ilmiah, 5 siswa kesulitan pada konsep/materi yang bersifat abstrak, dan 2 siswa kesulitan dalam hal materi yang berkaitan dengan perhitungan. Sebagian besar siswa menuliskan lebih dari 1 jenis kesulitan belajar ketika menjawab aspek pertanyaan ini. Hasil angket pada pertanyaan pertama menunjukkan bahwa banyak siswa yang menyatakan mengalami kesulitan pada pada penggunaan istilah asing. Jumlah siswa yang mengalami kesulitan belajar


(56)

ditinjau dari faktor-faktor yang mempengaruhi ketuntasan hasil belajar dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 16 Kriteria deskriptif tingkat kesulitan belajar berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi ketuntasan hasil belajar

Jumlah Siswa

Persentase Interval Tingkat Kesulitan Belajar

Kriteria Tingkat Kesulitan Belajar

- - 100%-85% Sangat tinggi

2 7,14% 70%-84% Tinggi

6 21,43% 60%-69% Cukup

19 67,86% 50%-59% Rendah

1 3,57% <50% Sangat rendah

28 100% Jumlah siswa

Pada Tabel 16 menunjukkan sebanyak 2 siswa (7,14%) memiliki tingkat kesulitan belajar dengan kriteria tinggi, 6 siswa (21,43%) kriteria cukup rendah, 19 siswa (67,86%) kriteria rendah dan 1 siswa (3,57%) kriteria sangat rendah.

3. Hasil wawancara dengan siswa

Wawancara yang dilakukan mengungkap 5 hal yaitu: (1) kesukaaan siswa terhadap pelajaran IPA Biologi, (2) jenis kesulitan belajar IPA Biologi yang dialami siswa, (3) cara belajar siswa pada materi-materi IPA Biologi, (4) cara guru Biologi dalam menyampaikan materi, (5) pengaturan waktu belajar Biologi siswa. Hasil wawancara yang dilakukan peneliti yaitu:

a. 80% responden menyatakan menyukai pelajaran IPA Biologi dengan beragam alasan, diantaranya karena ingin mengetahui ilmu Biologi, lebih mudah dibanding IPA Fisika, tidak banyak materi yang berkaitan dengan perhitungan, sedangkan 20 % menyatakan kurang menyukai pelajaran ini karena materinya


(57)

kadang sulit dipahami (banyak materi hafalan, materi bersifat abstrak, banyak nama ilmiah).

b. 90% responden menyatakan mengalami kesulitan dalam belajar IPA Biologi selama ini. Beberapa diantaranya kesulitan pada penggunaan nama ilmiah dan istilah asing, sedangkan responden lain menyatakan kesulitan pada materi pewarisan sifat (perhitungan) dan materi sistem organ (abstrak).

c. 90% responden menggunakan metode membaca, hafalan dan pemahaman untuk mempelajari nama ilmiah, istilah asing, materi yang bersifat abstrak, dan materi yang berkaitan dengan perhitungan.

d. Dalam menerima materi IPA Biologi yang disampaikan oleh guru, mereka menyatakan terkadang mudah diterima yaitu pada materi-materi tertentu karena menggunakan metode dan media yang menarik (praktikum, pengamatan langsung di alam) dan terkadang sulit diterima (memahami materi yang bersifat abstrak hanya melalui metode ceramah, melakukan perhitungan pada materi pewarisan sifat)

e. 70% responden mengatur waktu belajar mereka yaitu waktu malam hari (di rumah) dan ketika ada pelajaran IPA Biologi di sekolah.

4. Hasil wawancara dengan guru

Wawancara dilakukan untuk mengetahui kesulitan siswa dalam mempelajari IPA Biologi. Pertanyaan dalam wawancara meliputi kendala yang dihadapi guru dalam pembelajarn IPA Biologi, hubungan guru dengan siswa, metode dan media pembelajaran yang digunakan, sarana dan prasarana yang menunjang pembelajaran IPA Biologi, serta ranah penilaian yang dilakukan oleh guru IPA Biologi.


(58)

Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap guru IPA, dinyatakan bahwa kesulitan siswa dalam pembelajaran karena input siswa rendah, kurang konsentrasi dan pasif dalam KBM sehingga siswa sulit dalam memahami materi IPA Biologi. Hubungan guru selama ini bersifat seperti teman (asah, asih dan asuh). Metode yang digunakan oleh guru yaitu metode kooperatif dengan media sebagai mediator untuk pemahaman, misalnya: charta dan torso. Guru melakukan 3 ranah penilaian, yaitu afektif, kognitif, dan psikomotorik. Selain itu, guru juga memanfaatkan LKS, buku paket, lingkungan, dan spesimen sebagai sumber belajar IPA Biologi. Sarana dan prasarana cukup memadai untuk menunjang pembelajaran IPA Biologi selama ini. Kemudian guru juga menyatakan faktor yang mempengaruhi pembelajaran IPA Biologi yaitu meliputi media dan metode pembelajaran, serta sarana dan prasarana.

B.

Pembahasan

Pada penelitian ini, tes identifikasi dilakukan dalam 3 tahap dengan tujuan untuk mendapatkan data yang lebih valid dan akurat. Skor dari ketiga tahap dijumlahkan berdasarkan jenis soal , yaitu 15 soal tentang penulisan nama ilmiah, 30 soal tentang penggunaan istilah asing, 15 soal tentang materi yang berkaitan dengan perhitungan, dan 15 soal uraian tentang konsep/materi yang bersifat abstrak. Hal ini dilakukan untuk memudahkan perhitungan dalam tabulasi data hasil tes. Kesulitan-kesulitan yang sering dihadapi siswa SMP dalam mempelajari IPA Biologi, antara lain kesulitan dalam memahami konsep-konsep Biologi, kesulitan dalam membaca kalimat dan istilah asing serta kesulitan dalam


(59)

menggunakan alat-alat percobaan/praktikum Biologi. Hal ini juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun eksternal dari siswa (Habiburrahman 1990). Siswa masih mengalami kesulitan dalam belajar IPA Biologi terutama pada penulisan nama ilmiah, pemahaman konsep/materi yang bersifat abstrak, penggunaan istilah asing serta materi yang berkaitan dengan perhitungan (materi tentang pewarisan sifat).

a)Kesulitan dalam penulisan nama ilmiah.

Sebanyak 25 dari 28 siswa mengalami kesulitan dalam penulisan nama ilmiah, karena perolehan nilai <65. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa yang mengalami kesulitan, sebagian besar dari mereka masih mengalami kesulitan dalam hal penulisan nama ilmiah karena mereka masih menggunakan metode hafalan saat belajar, bukan memahami dengan membiasakan membaca dan mengulang-ulang. Selain itu, penyebab kesulitan dalam hal penulisan nama ilmiah diantaranya: (1) pengejaan, (2) beda antara tulisan dengan bacaan, (3) jarang menggunakan dan (4) tidak memahami maknanya (riwayat/asal mula nama ilmiah). Ketepatan penerapan strategi serta penggunaan media juga sangat berpengaruh terhadap pemahaman siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru IPA Biologi, selama ini guru hanya menerapkan metode kooperatif dengan memanfaatkan media yang ada (buku, charta dan torso). Dalam hal penulisan nama ilmiah, perlu diterapkan strategi yang mampu meningkatkan hasil belajar dan kreativitas siswa, misalnya saat pembelajaran guru dan siswa membiasakan mengucapkan atau mencatat nama ilmiah, menjelaskan histori dari nama ilmiah (misalnya alba = putih).


(60)

Pada pengisian angket, 12 dari 25 siswa ini menyatakan merasa kesulitan dalam penulisan nama ilmiah, sedangkan 13 siswa yang lain merasa tidak mengalami kesulitan, tetapi pada kenyataannya nilai yang mereka peroleh <65 (belum tuntas). Hal ini menunjukan 13 siswa yang berkesulitan belajar ini belum mampu mengenali jenis kesulitan belajar mereka, terutama pada materi IPA Biologi, sehingga perlu penanganan khusus dari guru IPA Biologi yaitu dengan melakukan pengajaran remedial dan konseling individual dari guru BK.

b)Kesulitan dalam penggunaan istilah asing.

Sebanyak 22 dari 28 siswa mengalami kesulitan penggunaan istilah asing dalam ilmu Biologi, karena perolehan nilai <65. Pada pengisian angket, 14 dari 22 siswa ini menyatakan merasa kesulitan dalam penggunaan istilah asing. 8 siswa yang lain merasa tidak mengalami kesulitan, tetapi pada kenyataannya nilai yang mereka peroleh <65 (belum tuntas). Hal ini menunjukan 8 siswa yang berkesulitan belajar ini belum mampu mengenali jenis kesulitan belajar mereka, terutama pada materi IPA Biologi, sehingga perlu penanganan khusus dari guru IPA yaitu dengan melakukan pengajaran remedial dan konseling individual dari guru BK.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa yang mengalami kesulitan, sebagian besar dari mereka masih mengalami kesulitan dalam hal penggunaan istilah asing karena mereka masih menggunakan metode hafalan saat belajar, bukan memahami dengan membiasakan membaca dan mengulang-ulang. Kesulitan dalam penggunaan istilah asing meliputi: (1) pengertian/makna istilah tersebut, (2) ejaan dan tulisan dari bahasa asing. Ketepatan penerapan strategi serta penggunaan media juga sangat berpengaruh terhadap pemahaman siswa.


(61)

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru IPA Biologi, selama ini guru hanya menerapkan metode kooperatif dengan memanfaatkan media yang ada (buku, charta dan torso). Dalam hal penggunaan istilah asing dalam ilmu Biologi, perlu diterapkan strategi yang mampu meningkatkan hasil belajar dan kreativitas siswa, misalnya saat pembelajaran guru dan siswa membiasakan mengucapkan atau mencatat istilah asing, menjelaskan histori dari istilah asing, Penggunaan kamus Biologi juga sangat penting untuk mengurangi kesulitan siswa dalam penggunaan istilah asing.

c) Kesulitan dalam hal materi yang berkaitan dengan perhitungan.

Data penelitian yang diperoleh (Tabel 13) menunjukkan dari 28 siswa, sebanyak 26 siswa mengalami kesulitan dalam hal materi yang berkaitan dengan perhitungan, yaitu materi pewarisan sifat. Pada pengisian angket, 2 dari 26 siswa ini menyatakan mengalami kesulitan dalam hal yang berkaitan dengan perhitungan, sedangkan 24 siswa yang lain merasa tidak mengalami kesulitan, tetapi pada kenyataannya nilai yang mereka peroleh <65 (belum tuntas). Hal ini menunjukan 24 siswa yang berkesulitan belajar ini belum mampu mengenali jenis kesulitan belajar mereka, terutama pada materi IPA Biologi, sehingga perlu penanganan khusus dari guru IPA Biologi yaitu dengan melakukan pengajaran remedial dan konseling individual dari guru BK.

Kesulitan siswa disebabkan karena materi pewarisan sifat selain membutuhkan pemahaman, juga ketelitian dan ketepatan dalam menentukan hasil persilangan. Terdapat anggapan bahwa ilmu Biologi tidak identik dengan perhitungan, sehingga ketika siswa dihadapkan pada materi yang berkaitan


(62)

dengan perhitungan, siswa akan merasa kesulitan. Dalam hal ini, berdasarkan rata-rata nilai ulangan harian, 28 siswa ini hanya mengalami kesulitan pada pelajaran IPA Biologi saja, tidak mengalami kesulitan pada pelajaran Matematika karena nilai Matematika mereka sudah tuntas (>65). Hal ini menunjukkan kemampuan berhitung mereka tidak lemah.

Berdasarkan hasil wawancara, siswa belum mempunyai metode belajar untuk mengatasi kesulitan perhitungan pada materi pewarisan sifat, sehingga diperlukan strategi pembelajaran untuk mengatasi kesulitan perhitungan pada materi pewarisan sifat diantaranya dengan menggunakan diagram garpu atau diagram papan catur untuk menyelesaikan soal-soal perhitungan pada materi pewarisan sifat.

d)Kesulitan pada konsep/materi yang bersifat abstrak.

Data penelitian yang diperoleh (Tabel 14) menunjukkan sebanyak 25 dari 28 siswa mengalami kesulitan dalam hal pemahaman konsep/materi yang bersifat abstrak. Pada pengisian angket, 4 dari 25 siswa ini menyatakan merasa kesulitan pada konsep/materi yang bersifat abstrak, sedangkan 21 siswa yang lain merasa tidak mengalami kesulitan, tetapi pada kenyataannya nilai yang mereka peroleh <65 (belum tuntas). Hal ini menunjukan 21 siswa yang berkesulitan belajar ini belum mampu mengenali jenis kesulitan belajar mereka, terutama pada materi IPA Biologi, sehingga perlu penanganan khusus dari guru IPA Biologi yaitu dengan melakukan pengajaran remedial dan konseling individual dari guru BK.

Berdasarkan hasil wawancara, siswa menyatakan mengalami kesulitan pada materi-materi tentang sistem dalam kehidupan manusia (materi abstrak), mereka


(63)

kesulitan dalam menjelaskan suatu proses/ keadaan pada konsep Biologi. Selain itu, bentuk soal uraian juga membutuhkan keterampilan untuk menjelaskan jawaban secara sistematis. Dalam hal pemahaman materi/konsep abstrak, penggunaan media sangat penting, karena media mampu mengkonkretkan materi yang bersifat abstrak, misalnya penggunaan CD interaktif, kit percobaan, torso, dan sebagainya.

Dalam hal penulisan nama ilmiah, penggunaan istilah asing, materi yang berkaitan dengan perhitungan, dan materi/konsep yang bersifat abstrak secara berturut-turut sebanyak 3, 4, 2, dan 3 dari 28 memperoleh nilai >65. Secara akademik, siswa tersebut memiliki kemampuan yang lebih, hal ini ditandai dengan perolehan nilai >65 setelah diadakan tes identifikasi, tetapi selama ini nilai rata-rata ulangan harian IPA Biologi mereka tergolong rendah (<65). Kondisi ini menunjukkan bahwa siswa tersebut mengalami kesulitan belajar karena pada dasarnya mereka mempunyai kemampuan di atas normal, tetapi prestasinya tergolong rendah. Kesulitan belajar bukan hanya merupakan masalah instruksional atau paedagogis saja, tetapi pada dasarnya merupakan masalah psikologis. Dikatakan demikian karena karena kesulitan belajar berakar pada aspek-aspek psikologi terutama gangguan kepribadian dan penyesuaian diri. Hal ini sesuai dengan pendapat Rosyidan (1998) dalam Mulyadi (2008), bahwa siswa yang memiliki tingkat potensi intelektual di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah (under achifier) dikatakan mengalami kesulitan belajar.

Berdasarkan hasil wawancara, 80% siswa menyatakan menyukai pelajaran IPA Biologi, tetapi mereka masih mengalami kesulitan pada beberapa materi


(64)

tertentu, sehingga hasil belajar mereka rendah. Hal ini menunjukkan faktor minat kurang berpengaruh terhadap kesulitan belajar mereka. Berdasarkan hasil angket, faktor yang paling mempengaruhi ketuntasan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA Biologi adalah faktor internal, yaitu lingkungan masyarakat (tingkat ekonomi dan pendidikan masyarakat) dengan persentase sebesar 79,3%. Hampir 70% masyarakat di Desa Kalongan dan sekitarnya bermata pencaharian sebagai buruh tani/pabrik dan mumnya masyarakat di lingkungan mereka adalah lulusan SMA. Kondisi ini sangat mempengaruhi ketuntasan hasil belajar IPA Biologi pada siswa. Hal ini sependapat dengan Sartono Kartodirdjo (1988) dalam Zuhri (2009) yang menyatakan bahwa faktor-faktor penghambat yang mempengaruhi pendidikan keluarga ada beberapa macam, yaitu:

1) Rendahnya tingkat pendidikan orang tua 2) Kehidupan sosial kemasyarakatan

3) Kehidupan ekonomi yang dimiliki orang tua

4) Terbatasnya pengetahuan tentang asli kecerdasan emosional yang sesungguhnya

5) Kurangnya waktu, perhatian hubungan yang kurang harmonis dalam kehidupan rumah tangga

6) Tayangan televisi yang kurang mendidik

7) Kurangnya dukungan dari lingkungan sekitar tempat tinggal

Adapun faktor internal yang paling mempengaruhi ketuntasan hasil belajar IPA Biologi yaitu kebiasaan belajar dengan persentase sebesar 73,3%. Sebagian besar siswa belum mempunyai waktu dan jadwal belajar yag baik serta tidak


(65)

adanya kebiasaan mempelajari materi sebelum dan setelah pembelajaran. Perlu adanya stimulus yang mampu meningkatkan kinerja siswa dalam belajar, misalnya dengan pemberian tugas. Sesuai dengan pernyataan Sunawan (2009), bahwa siswa akan mampu mengelola waktu belajar, meningkatkan dukungan dari orangtua dalam kegiatan belajar siswa, dan menstruktur kegiatan belajar tambahan siswa melalui pemberian tugas yang efetif dari guru. Dalam kondisi inilah tugas dapat bermanfaat dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hasil wawancara dengan guru IPA menyatakan bahwa selama ini kesulitan yang dihadapi guru dalam pembelajaran adalah sikap pasif siswa dan guru menyatakan kalau input siswa juga sangat mempengaruhi perkembangan belajar siswa.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru IPA Biologi, metode yang diterapkan di kelas adalah metode kooperatif dengan memanfaatkan media yang ada (buku, charta, dan torso). Ketepatan penerapan strategi serta penggunaan media sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dalam suatu proses pembelajaran, misalnya untuk mengatasi kesulitan dalam hal pemahaman konsep yang bersifat abstrak diperlukan media (CD interaktif, torso). Sedangkan untuk mengatasi kesulitan dalam hal penulisan nama ilmiah dan penggunaan istilah asing diperlukan kebiasaan mengucapkan/menulis dan pemahaman tentang asal mula nama ilmiah/istilah asing tersebut, serta pengunaan kamus Biologi. Untuk mempermudah dalam menentukan hasil perhitungan dalam materi pewarisan sifat dengan menggunakan diagram garpu atau diagram papan catur. Hal ini sesuai dengan pendapat Sunawan (2009) yang menyatakan bahwa guru yang tidak menggunakan metode pengajaran yang variatif sesuai dengan kebutuhan siswa


(1)

14 196 14 196

11 121 M = JML SKOR TOTAL/BANYAKNYA SISWA

11 121 14.40909

17 289

11 121 K= 24

14 196 Vt = 95921.32 ((y)^2/n 4567.682

9 81 4360.06

18 324

17 289 (k/(k-1)) 1.043478

13 169 M(K-M) 138.1963

17 289 kVt 104641.4

13 169 0.001321

12 144 0.998679

20 400 R11 1.0421

11 121 17 289

13 169 r tabel 0.423

17 289 17 289

Reliabilitas soal essay

Keterangan:

= reliabilitas soal


(2)

= varians total Rumus varians butir:

=7,76

=1,54 . . .

Rumus varians total:

=

= 1,07083


(3)

Tingkat Kesukaran Soal Pilihan Ganda

Klasifikasi:

Soal dengan P antara 0,00 – 0,30 = sukar Soal dengan P antara 0,31 – 0,70 = sedang Soal dengan P antara 0,71 – 1,00 = mudah Contoh tingkat kesukaran soal no.1

Kriteria tingkat kesukaran soal sedang

Tingkat kesukaran soal Essay

Klasifikasi:

0% - 27% = kategori soal mudah 27% - 72% = kategori soal sedang 73%% - 100% = kategori soal sukar Contoh tingkat kesukaran soal no.1


(4)

(5)

Lampiran 18

Gambar 1


(6)

Gambar 1-2 Siswa sedang mengerjakan tes identifikasi kesulitan belajar IPA Biologi

Gambar 3 Siswa mengisi angket faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar IPA Biologi