7
dan hormon insulin yang terpacu berlebihan Tjokroprawiro, 1991. Faktor lingkungan yang diduga sebagai pencetus diabetes mellitus yaitu usia, asupan makanan yang berlebihan, stres,
obesitas, obat – obatan dan sebagainya.
2.2. Menejemen diet diabetes mellitus
Menejemen diet bagi penderita diabetes mellitus sangat penting dilakukan untuk memperbaiki kesehatan secara menyeluruh dan menghindari komplikasi yang lebih serius.
Melalui pengelolaan diet yang benar dan pemilihan makanan yang sesuai merupakan langkah yang tepat dalam mencegah penyakit diabetes mellitus Marsono, 2002. Menurut American
Diabetes Association, 2006, tujuan khusus terapi diet bagi penderita diabetes mellitus adalah untuk mencapai dan mengontrol glukosa darah pada kondisi normal atau mendekati
kondisi normalnya melalui diet yang cukup, aktivitas fisik yang sesuai, penggunaan agent yang bersifat hipoglikemik, pencapaian level serum lipid yang optimal, mencapai dan
memelihara berat badan yang optimal, mencegah timbulnya komplikasi yang kemungkinan disebabkan oleh penyakit diabetes mellitus, dan menyeimbangkan asupan antara
makronutrien dengan mikronutrien. Terapi diet yang lazim dijalankan untuk penderita diabetes mellitus umumnya
didasarkan pada kaidah 3-J yaitu : 1 jumlah kalorinya terukur disesuaikan dengan status gizi pasien, 2 jenis dietnya terpilih, lazimnya yang memiliki efek menurunkan glukosa darah
hipoglikemik atau berpotensi mencegah komplikasi, dan 3 jadwal penyajian terprogram untuk menghindari beban glukosa postprandial yang tidak terkontrol Tjokroprawiro, 1996.
Susunan menu bagi penderita diabetes mellitus pada dasarnya sama dengan menu orang sehat yaitu menu seimbang yang terdiri dari: protein 10-15, lemak 20-25 dan karbohidrat 60-
70 Sukardji, 2001. Selain itu penderita diabetes mellitus memerlukan makanan yang memiliki Indeks Glikemik IG yang rendah.
Indeks Glikemik IG merupakan indeks tingkatan pangan menurut efeknya dalam meningkatkan kadar gula darah Widowati, 2007. Pangan yang mempunyai IG tinggi bila
dikonsumsi akan meningkatkan kadar gula darah dengan cepat, sedangkan apabila seseorang mengkonsumsi pangan yang memiliki IG rendah peningkatan kadar gula darah berlangsung
lambat dan pucak kadar gula darahnya rendah. Berbagai faktor dilaporkan dapat mempengaruhi IG bahan pangan diantaranya proses pengolahan, rasio amilosa dan
amilopektin, gula dan daya osmotik, kandungan serat pangan, pati resisten, lemak, protein dan zat antigizi Widowati, 2007. Dengan mengetahui informasi mengenai IG pangan akan
sangat membantu penderita diabetes mellitus dalam penatalaksanaan terapi dietnya.
8
2.3. Serat Pangan dan Diabetes Mellitus