Rumusan masalah Urgensi Penelitian

2 sp. atau akrab dikenal dengan nama berturut-turut bulung sangu dan bulung boni. Sifatnya yang aman untuk dikonsumsi memungkinkan rumput laut ini dikaji efek hipoglikemiknya. Gracilaria sp. dan Caulerpa sp. merupakan jenis rumput laut yang berturut-turut masuk dalam kelas Rhodophyceae dan Chlorophyceae. Perbedaan jenis spesies rumput laut akan sangat mempengaruhi profil komposisi kimianya sehingga kemungkinan juga memiliki efek hipoglikemik yang berbeda apabila dikonsumsi. Berbagai penelitian yang berhubungan dengan peranan rumput laut dalam penyembuhan penyakit sudah pernah dilakukan baik secara in vitro maupun in vivo. Namun sampai saat ini belum ada laporan mengenai potensi Gracilaria sp. dan Caulerpa sp. dalam memperbaiki kontrol glikemik pada hewan coba diabetes. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui efek hipoglikemik Gracilaria sp. bulung sangu dan Caulerpa sp. bulung boni secara in vivo. Pengujian efek hipoglikemik umumnya menggunakan hewan coba yang dinduksi diabetes. Hewan coba yang sering digunakan yaitu tikus karena kelengkapan organ, kebutuhan nutrisi dan metabolismenya cukup dekat dengan manusia. Untuk menginduksi diabetes digunakan alloxan karena memiliki efek diabetogenik. Alloxan merupakan senyawa yang bersifat toksik terhadap sel β pankreas dan dapat menyebabkan diabetes pada hewan percobaan sehingga alloxan digunakan sebagai standar untuk menginduksi terjadinya diabetes pada hewan coba. Oleh karena itu pada penelitian pengujian efek hipoglikemik rumput laut Gracilaria sp. dan Caulerpa sp. ini digunakan hewan coba tikus yang diinduksi diabetes menggunakan alloxan. Sifat hipoglikemik Gracilaria sp. dan Caulerpa sp. akan tercermin dari efek fisiologisnya dalam menurunkan glukosa darah hewan coba diabetes dan gambaran histologi pankreasnya. Dengan mengetahui efek hipoglikemik kedua jenis rumput laut tersebut pada tikus diabetes diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai kemungkinan pemanfaatan bulung sangu dan bulung boni untuk terapi diet bagi penderita diabetes mellitus.

1.2. Rumusan masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah : apakah diet rumput laut Gracilaria sp. dan Caulerpa sp. memberikan efek hipoglikemik pada tikus diabetes induksi alloxan? 3

1.3. Urgensi Penelitian

Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolik yang dicirikan dengan kondisi hiperglikemia akibat gangguan produksi insulin. Gangguan produksi insulin dapat terjadi karena adanya degene rasi sel β pankreas sehingga sintesis insulin menjadi tidak cukup. Hiperglikemia yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kerusakan serius pada berbagai organ tubuh. Penderita diabetes mellitus memerlukan penanganan yang tepat agar kadar glukosa darahnya tetap terkendali. Pengobatan dengan terapi diet lebih diutamakan karena tidak menimbulkan efek samping, mudah dilakukan, dan tidak memerlukan biaya yang mahal. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mencari sumber-sumber bahan pangan yang bisa digunakan sebagai pilihan dalam terapi diet penderita diabetes mellitus. Sumber bahan pangan yang dimaksud adalah yang bersifat hipoglikemik diantaranya yang mengandung serat pangan tinggi karena serat pangan memiliki efek fisiologis dalam penyembuhan dan pencegahan penyakit seperti diabetes mellitus. Serat pangan merupakan komponen makanan karbohidrat kompleks dalam tanaman yang tidak dapat dicerna dan diserap oleh saluran pencernaan manusia Astawan dan Wresdiyati, 2004. Penelitian yang dilakukan oleh Zuheid 2000 menunjukkan bahwa pada kedelai selain komponen protein dan anti tripsin, kandungan serat pangan pada kedelai juga memberikan efek hipoglikemik pada hewan coba diabetik. Serat pangan dapat meningkatkan viskositas lumen dalam usus sehingga akan menurunkan efisiensi penyerapan karbohidrat dan respon insulin Astawan dan Wresdiyati, 2004. Wannamethe et al., 2009 melaporkan bahwa diet yang mengandung serat rendah kurang dari 20 ghari secara signifikan meningkatkan resiko diabetes mellitus. Sebaliknya, diet dengan kandungan serat yang tinggi secara nyata dapat memperbaiki kontrol glikemik pada pasien diabetes mellitus tipe 2 Chandalia et al., 2000. Torsdotier et al., 1991 juga melaporkan bahwa diet yang mengandung serat dalam bentuk natrium alginat dapat menurunkan respon glukosa posprandial dan insulin pada pasien diabetes mellitus. Serat pangan larut dapat membantu memperbaiki kontrol glikemik melalui mekanisme penundaan pengosongan lambung, menurunkan kecepatan absorpsi glukosa darah, dan menurunkan level insulin plasma McIntos et al., 2001 Rumput laut merupakan salah satu contoh bahan pangan yang mengandung serat tinggi, berbagai macam nutrisi penting dan mengandung senyawa bioaktif yang sangat bermanfaat bagi kesehatan MacArtain et al., 2007. Rumput laut mengandung serat berkisar antara 25 – 75 Lahaye, 1991. Kandungan seratnya yang tinggi sangat berguna terutama 4 bagi penderita hiperlipidemia Murata et al., 1999, sehingga akan menguntungkan pula bagi penderita diabetes mellitus. Kim et al., 2008 melaporkan bahwa pasien diabetes mellitus yang diberi suplemen yang mengandung rumput laut dapat menurunkan glukosa darah puasa dan postprandial. Wikanta et al ., 200κ juga melaporkan bahwa diet -karagenan yang diekstrak dari rumput laut Eucheuma cottoni dan -karagenan yang diekstrak dari rumput laut Eucheuma spinosum dapat menurunkan glukosa darah selama 15 hari pemberian pada tikus diabetes. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Wikanta et al., 2008, peneliti lain Suter et al., 2014 melaporkan bahwa diet campuran rumput laut Eucheuma cottoni dan kedelai mampu menurunkan glukosa darah pada hewan coba yang diinduksi diabetes, sedangkan Dewi et al., 2013 melaporkan bahwa pemberian ekstrak rumput laut coklat Sargassum prismaticum mampu menurunkan kadar MDA darah dan mampu memperbaiki gambaran histologi jaringan pankreas pada tikus diabetes induksi streptozotocin. Pemberian ekstrak rumput laut coklat Sargassum prismaticum secara oral juga mampu memperbaiki gambaran histologi jaringan ginjal pada tikus diabetes tipe 1 Shofia et al., 2013. Rumput laut merupakan kekayaan hasil perairan yang perlu dieksplorasi potensinya untuk penyembuhan diabetes mellitus. Di Bali terdapat beberapa spesies rumput laut yang biasa dikonsumsi masyarakat sebagai sayuran atau sebagai pelengkap makanan pokok yaitu dari spesies Gracilaria sp. bulung sangu dan Caulerpa sp. bulung boni. Peranan rumput laut Gracilaria sp. bulung sangu dan Caulerpa sp. bulung boni bagi kesehatan sudah pernah dilaporkan terutama dalam hubungannya dengan potensinya dalam meningkatkan kadar High Density Lipoprotein HDL pada tikus hiperkolesterol Julyasih et al., 2013. Penelitian yang sejenis juga dilaporkan oleh Tama et al., 2012 yang menyebutkan bahwa pemberian rumput laut Gracilaria verrucosa dengan dosis 4,5 gkg bb setelah 2 jam mampu menurunkan glukosa darah tikus putih sehat. Peneliti lain, Sharma et al., 2014 melaporkan bahwa rumput laut Caulerpa lentillifera secara signifikan dapat meningkatkan sekresi insulin dan uptake glukosa secara in vitro sehingga sangat potensial untuk dikembangkan sebagai agensia antidiabetes. Dari hasil penelitian yang sudah pernah dipublikasikan, sejauh ini belum ada laporan mengenai efek hipoglikemik diet rumput laut lokal di Bali yaitu bulung sangu Gracilaria sp. dan bulung boni Caulerpa sp. terhadap kadar glukosa darah secara in vivo. Oleh karena itu penelitian untuk mengetahui efek hipoglikemik diet rumput laut Gracilaria sp. dan Caulerpa sp. penting dilakukan untuk mengkaji potensi rumput laut yang biasa dikonsumsi 5 masyarakat di daerah Bali sebagai pangan diet untuk penyembuhan penyakit degeneratif khususnya diabetes mellitus. 6

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA