ini dimungkinkan karena hukum acara perdata yang berlaku di Indonesia, HIR dan RBG menyediakan dasar hukum yang kuat. Pasal 130 HIR dan Pasal 154
RBG menyatakan bahwa hakim diwajibkan untuk terlebih dahulu mengupayakan proses perdamaian. Dengan demikian, penggunaan mediasi yang bersifat wajib
dalam kaitannya dengan proses peradilan perdata di Indonesia memiliki dasar hukum yang kuat pads tingkat undang-undang, sehingga tidak menimbulkan
persoalan dari aspek hukum.
32
B. Pengertian dan Dasar Hukum Mediasi dan Mediasi Perbankan di Indonesia
Mediasi adalah cara penyelesaian dengan melibatkan pihak ketiga, yaitu pihak ketiga yang dapat diterima accertable Artinya para pihak yang
bersengketa mengizinkan pihak ketiga untuk membantu para rihak yang bersengketa dan membantu para pihak untuk mencapai penyenyelesaian.
Meskipun demikian akseptabilitas tidak berarti para pihak selalu berkehendak untuk melakukan atau menerima sepenuhnya apa yang dikemukakan pihak ketiga.
Dalam UU Nomor 30 Tahun 1999 dapat ditemukan 5 lima macam tata cara penyelesaian sengketa diluar pengadilan, yaitu:
1. Konsultasi
Tidak ada rumusan ataupun penjelasan yang diberikan oleh UU Nomor 30 Tahun 1999 mengenai makna maupun arti dari konsultasi. Jika dilihat dalam
32
Puslitbang Hukum dan Peradilan MARI, Naskah Akademis Mediasi dalam http:www.litbangdiklatkumdil.netpublikasi-litbang197-naskah-akademis-mediasi.html akses
tanggal 06 Mei 2011
Universitas Sumatera Utara
Black’s Law Dictionary, dapa diketahui bahwa yang dimaksud dengan konsultasi
consultasion adalah:
“act of consuling or confering: e.g. patient with doctor; client with Lawyer. Deliberation of person on some subject. A conference between the
counsel enganged in a cae, to discuss its question or arrange the method Of conducting”
2. Negoisasi dan Perdamaian
Dalam Pasal 6 ayat2 UU N omor Tahun 1999 dikatakan bahwa pada dasarnya para pihak dapat dan berhak untuk menyelesaikan sendiri sengketa yang
timbul diantara mereka. Kesepakatan mengenai penyelesaian tersebut, selanjutnya harus dituangkan dalam bentuk tertulis yang disetujui oleh para pihak.
3. Mediasi
Pengaturan mengenai mediasi terdapat dalam ketentuan Pasal 6 ayat3, ayat4, dan ayat5 UU Nomor 30 Tahun 1999. Ketentuan mengenai mediasi
yang diatur dalam Pasal 6 ayat 3 UU Nomor 30 Tahun 1999 adalah, suatu proses kegiatan sebagai kelanjutan dari gagalnya negoisasi yang dilakukan oleh para
pihak menurut ketentuan Pasal 6 ayat 2 UU Nomor 30 Tahun 1999. 4.
Konsiliasi UU Nomor 30 Tahun 1999, tidak memberikan suatu rumusan yang
eksplisit tentang pengertian atau defenisi dari konsiliasi. Secara umum, dapat dikatakan bahwa konsiliasi adalah suatu penyelesaian dengan bantuan pihak
ketiga. Pihak ketiga tersebut netral dan berperan secara aktif maupun tidak aktif.
Universitas Sumatera Utara
5. Pendapat hukum oleh
lembaga arbitrase Rumusan Pasal 52 UU nomor 30 Tahun 1999 menyatakan bahwa para
pihak dalam suatu perjanjian berhak untuk memohon pendapat yang mengikat dari lembaga arbitrase atas hubungan hukum tertentu dari suatu perjanjian.
Dikatakan mengikat, karena pendapat yang diberikan tersebut akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian pokok yang dimintakan pendapatnya
pada lembaga arbiterasi tersebut. Setiap pelangaran terhadap pendapat hukum yang diberikan tersebut berarti pelangaran terhadap perjanjian
Upaya perlindungan dan pemberdayaan nasabah merupakan wujud keberadaan infrastruktur bank untuk menyelesaikan keluhan dan pengaduan
nasabah. Untuk itu bank wajib merespon keluhan dan pengaduan nasabah, khususnya terkait dengan transaksi keuangan. Untuk menghindari penyelesaian
pengaduan nasabah diperlukan standar waktu yang jelas dan berlaku secara umum di setiap bank. Berarti diperlukan alternatif penyelesaian sengketa sebagai upaya
lanjutan pengaduan nasabah. Berdasarkan UU No. 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, upaya dapat dilakukan melalui
negosiasi, konsiliasi, mediasi, arbitrase maupun melalui pengadilan. Mediasi merupakan jalur penyelesaian sengketa yang terjadi antara
nasabah dan bank. Khusus mediasi perbankan dilaksanakan oleh lembaga mediasi perbankan. Namun fungsi mediasi perbankan masih dilaksanakan oleh Bank
Indonesia BI. Hal tersebut dikarenakan Lembaga Mediasi Perbankan independen belum dibentuk Asosiasi Perbankan. Pasal 3 PBI No.
Universitas Sumatera Utara
101PBI2008 Tentang Mediasi Perbankan tentang Perubahan atas PBI No. 85PBI2006.
Hubungan antara nasabah dengan bank adalah hubungan transaksional biasa yang diikat oleh hukum perdata. Salah satu syarat terjadinya hubungan itu
adalah kesepakatan dan kesetaraan di antara keduanya dalam membuat perikatan. Akan tetapi, apakah pada kenyataannya nasabah deposan mempunyai kedudukan
yang setara dan telah terjadi kesepakatan sesuai dengan Pasal 1320 KUHPerdata. Argumentasi inilah yang mendasari perlunya sebuah lembaga independen yang
dapat menjadi alternatif bagi para pihak untuk menyelesaikan sengketa yang terjadi. Khusus untuk perbankan mengenai mediasi diatur dalam PBI No.
85PBI2006 tentang Mediasi Perbankan, sebagaimana yang telah diubah dengan PBI No. 101PBI2008.
33
33
Peraturan Bank Indonesia PBI No 1001PBI2008 Tentang Mediasi Perbankan
Fungsi mediasi perbankan dengan mempertemukan nasabah dan bank untuk mengkaji kembali pokok permasalahan guna mencapai kesepakatan tanpa
rekomendasi maupun keputusan BI. Hal ini berarti fungsi mediasi perbankan terbatas penyediaan tempat, membantu nasabah dan bank menyelesaikan sengketa
untuk mencapai kesepakatan. Namun pelaksanaan mediasi perbankan masih terdapat masalah krusial sebelum terbentuknya lembaga mediasi perbankan. Hal
tersebut terkait dengan perlindungan hukum nasabah melalui mediasi perbankan masih dilaksanakan BI. Uraian berikutnya mengenai mekanisme penyelesaian
sengketa antara nasabah dan bank.
Universitas Sumatera Utara
Pengertian Mediasi secara normatif tidak dijumpai dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa.
Oleh karena itu pengertian mediasi di ambil dari pendapat ahli dan kamus. Menurut Rachmadi Usman mediasi adalah penyelesaian sengketa yang
melibatkan pihak ketiga sebagai penengah. Sementara dalam Black Law Dictionary mengenai mediasi ini didefiniskan sebagai berikut:
34
Mediation is privat, informal dispute resolution process in which a neutral third person, the mediator, helps disputing parties to reach an agreement.
The mediator has no power to impose a decission on the parties.
Oleh karena itu, mediasi adalah sebuah mekanisme penyelesaian sengketa yang melibatkan pihak ketiga yang netral, dalam artian pihak ketiga dimaksud
mediator tidak memiliki kompetensi untuk membuat keputusan. Mediator hanya diperkenankan memberikan tawaran alternatif solusi dan para pihak sendiri yang
pada akhirnya memberikan putusannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pada dasarnya seorang mediator
berperan sebagai penengah yang membantu para pihak untuk menyelesaikan sengketa yang dihadapinya. Sebagai penengah di sini di samping sebagai
penyelenggara dan pemimpin diskusi, juga dapat membantu para pihak untuk mendesain penyelesaian sengketanya, sehingga dapat menghasilkan kesepakatan
bersama. Untuk itu seorang mediator harus memiliki kemampuan mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang nantinya akan dipergunakan sebagai bahan
34
Henry Campbel Black, Black Law Dictionary sixth edition, USA: St. West Publishing Co.1990
Universitas Sumatera Utara
untuk menyusun dan mengusulkan berbagai pilihan penyelesaian masalah yang disengketakan
35
Menurut Gary Goodpaster seperti diuraikan Rahmadi Usman bahwa mediasi adalah proses negosisasi pemecahan masalah, dan pihak luar yang tidak
memihak impartial dan netral bekerja dengan pihak yang bersengketa untuk membantu mendapatkan kesepakatan dengan memuaskan. Berbeda dengan hakim
atau arbiter, mediator tidak mempunyai wewenang untuk memutuskan sengketa antara pihak.
Mediasi adalah proses penyelesaian sengketa yang melibatkan mediator untuk membantu para pihak yang bersengketa guna mencapai penyelesaian dalam
bentuk kesepakatan sukarela terhadap sebagian ataupun keseluruhan permasalahan yang disengketakan. Mediasi juga adalah proses negosiasi
penyelesaian masalah sengketa dimana suatu pihak luar, tidak memihak, netral, tidak bekerja dengan para pihak yang besengketa, membantu mereka yang
bersengketa mencapai suatu kesepakatan hasil negosiasi yang memuaskan.
36
Selanjutnya menurut Christppher W. Moore diuraikan Rachmadi Usman mediasi adalah intervensi dalam sebuah sengketa atau negosiasi oleh
pihak ketiga yang dapat diterima pihak yang bersengketa, bukan merupakan bagian kedua pihak bersifat netral. Pihak ketiga tidak mempunyai wewenang
untuk mengambil keputusan. Tugasnya untuk membantu para pihak bersengketa agar secara sukarela mencapai kesepakatan yang diterima oleh para pihak dalam
sebuah persengketaaan.
37
35
Rachmadi Usman, Pilihan Penyelesaian Sengketa di Luar Pengadilan, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti,2003 hal 79.
36
Ibid,.Hal 7
37
Ibid,.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Joni Emirzon 2001 bahwa unsur-unsur mediasi sebagai berikut.
38
1. Penyelesaian sengketa sukarela tanpa intervensi atau bantuan
2. Pihak ketiga tidak berpihak
3. Pengambilan keputusan oleh para pihak secara konsensus
4. Partisipasi aktif
Menurut Priyatna Abdurrasyid bahwa manfaat mediasi diperoleh dikarenakan adanya itikad baik para pihak yang disetujui syarat-syaratnya dan
dicantumkan dalam akta kesepakatan. Para pihak dapat bersepakat mengenyampingkan kontrak dan merundingkan kembali syarat-syarat tersebut
secara damai demi kepentingan dan keuntungan bersama. Kesepakatan untuk merundingkan kembali syarat-syarat perjanjian yang telah dibuat merupakan hal
yang tidak akan pernah terjadi atau jarang ditemui dalam proses pengadilan.
39
Peraturan Mahkamah Agung No. 2 Tahun 2003 tentang Mediasi, Pasal 1 Ayat 6 menentukan mediasi adalah penyelesaian sengketa melalui proses
Mediasi perbankan adalah proses penyelesaian sengketa yang melibatkan mediator membantu para pihak yang bersengketa guna mencapai kesepakatan.
Penyelenggaraaan mediasi dilakukan apabila sengketa nasabah dengan bank dalam pengaduan nasabah dapat diupayakan penyelesaian melalui mediasi
perbankan.
38
Joni Ermizon, Alternatif Penyelesaian Sengketa di Luar Pengadilan
Negosiasi,Mediasi, Konsoliasi, dan Arbitrase. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2001 Hal 9-11
39
Abdurrasyid, Priyatna. Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Suatu Pengantar. Jakarta: PT Fikahayati, bekerjasama dengan Badan Arbitrase Nasional Indonesia.
2002. Hal 1
Universitas Sumatera Utara
perundingan para pihak dengan dibantu oleh mediator. Selain itu para ahli hukum berusaha memberikan penafsiran mengenai mediasi sebagai salah satu alternatif
penyelesaian sengketa. Dapat dikatakan bahwa Mediasi dapat diterapkan dan dipergunakan untuk mempergunakan sebagai cara penyelesaian sengketa diluar
jalur pengadilan Out-of court Settlement untuk sengketa perdata yang timbul diantara para pihak, dan bukan perkara pidana. Dengan demikian, setiap sengketa
perdata dibidang perbankan termasuk yang diatur dalam PBI No.85PBI2006 dapat diajukan dan untuk diselesaikan melalui Lembaga Medasi Perbankan.
40
Tujuan diselenggarakannya lembaga mediasi perbankan ini adalah untuk memaksa seluruh bank agar bersedia dan peduli dalam menyelesaikan seluruh
sengketa yang terjadi dengan nasabah kecil yang jika dibiarkan berlarut-larut dapat berpotensi meningkatkan risiko reputasi sebuah bank. Risiko reputasi adalah
risiko yang timbul akibat adanya publikasi negatif berkaitan dengan operasional bank atau persepsi negatif terhadap sebuah bank.
41
Tujuan lain dari lembaga mediasi secara umum adalah: 1 untuk menemukan solusi terbaik atas sengketa yang terjadi di antara para pihak, dimana
solusi ini dapat mereka percayai atau jalankan dan bukan untuk mencari kebenaran atau memaksakan penegakan hukum, melainkan untuk menyelesaikan
masalah; 2 mensosialisasikan dan mengembangkan konsep mediasi kepada publik, pemerintah dan organisasi dengan bekerjasama dengan berbagai institusi;
3 mendorong pemanfaatan mediasi dalam menyelesaikan sengketa pada seluruh
40
Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia No 2 Tahun 2003 Tentang Mediasi
41
Abdurrasyid, Op Cit Hal 3
Universitas Sumatera Utara
lapisan masyarakat sesuai dengan semangat musyawarah; dan 4 memberikan jasa mediasi
42
C. Kelebihan dan Kekurangan Mediasi Perbankan