lainnya. Capital juga harus dilihat dari sumber mana saja modal yang ada sekarang ini.
4. Colleteral Jaminan atau agunan Merupakan jaminan yang diberikan calon
nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi dari kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti
keabsahannya,sehingga jika tejadi sesuatu masalah maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin.
5. Condition of Economy Kondisi Perekonomian Dalam menilai kredit
hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi dan politik sekarang dan dimasa yang akan datang sesuai sektor masing-masing, serta prospek usaha dari sektor yang
dijalankan. Penilaian prospek usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah
sangat kecil.
65
D. Bentuk-Bentuk Kredit Bermasalah
Mengingat kredit yang diberikan oleh kreditur mengandung risiko, maka pemberian kredit dilandasi atas kemampuan, kesanggupan dan itikad baik dari
kreditur untuk dapat melunasi hutangnya sesuai dengan yang diperjanjikan. Dalam rangka memperoleh keyakinan tersebut, koperasi sebagai kreditur perlu
melakukan penilaian yang seksama terhadap watak, kemampuan, modal, agunan dan prospek usaha nasabah debitur. Karena dengan proses analisis kredit yang
baik diharapkan kredit yang diberikan kepada debitur akan berjalan lancar dan
65
Syamsu Iskandar, Op Cit Hal 40
Universitas Sumatera Utara
dapat dikembalikan tepat pada waktunya. Akan tetapi pada kenyataannya harapan tersebut tidak selamanya dapat terwujud mengingat kredit yang telah diberikan
tetap mengandung risiko kegagalan atau kemacetan dalam pengembaliannya Prestasi merupakan isi dari perikatan. Apabila debitur tidak memenuhi
prestasi sebagaimana yang telah ditentukan dalam perjanjian, maka ia dikatakan wanprestasi kelalaian. Wanprestasi dengan memperhatikan ketentuan Pasal 1243
Kitab Undang-undang Hukum Perdata dapat terjadi karena, tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya, melaksanakan apa yang dijanjikannya tetapi
tidak dilakukan dengan semestinya, menjalankan hal yang dijanjikan akan tetapi terlambat melaksanakannya, atau melakukan sesuatu yang menurut perjanjian
tidak boleh dilakukannya. Sehingga dapat dikatakan wanprestasi seorang debitur dapat berupa, sama sekali tidak memenuhi prestasi, tidak tunai memenuhi
prestasi, terlambat memenuhi prestasi, keliru memenuhi prestasi.
66
Perkataan wanprestasi berasal dari bahasa Belanda, yang artinya prestasi buruk. Adapun
yang dimaksud wanprestasi adalah suatu keadaan yang dikarenakan kelalaian atau kesalahannya, debitur tidak dapat memenuhi prestasi seperti yang telah
ditentukan dalam perjanjian
67
a. Debitur sama sekali tidak membayar angsuran kredit dan atau beserta
bunganya, Jika dihubungkan dengan kredit macet, ada tiga macam perbuatan yang
digolongkan dengan wanprestasi, yaitu meliputi:
66
R. Setiawan, Pokok-Pokok Hukum Perjanjian, Jakarta: Putra Abadin,1999 cet. 6, hal.18.
67
Nindyo Pramono, Hukum Komersil, Jakarta: Pusat Penerbitan UT, 2003, cet. 1, hal. 2.21
Universitas Sumatera Utara
b. Debitur membayar sebagian angsuran kredit dan atau beserta bunganya.
Pembayaran angsuran kredit tidak di persoalkan apakah debitur telah membayar sebagian kecil atau sebagian besar angsuran. Walaupun debitur
kurang membayar satu kali angsuran tetap tergolong kreditnya sebagai kredit macet.
c. Debitur membayar lunas kredit dan atau beserta bunganya setelah jangka
waktu yang di perjanjikan berakhir. Hal ini tidak termasuk debitur membayar lunas setelah perpanjangan jangka waktu kredit yang telah disetujui kreditur
atas permohonan debitur.
68
Kredit bermasalah dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang berasal dari sudut eksternal maupun internal. Faktor terjadinya kredit bermasalah yang bersifat
internal pada umumnya berkaitan dengan pihak analisis kurang teliti sehingga apa yang seharusnya terjadi tidak dapat diprediksi sebelumnya atau mungkin salah
dalam melakukan perhitungan. Sedangkan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kualitas kredit atau yang menyebabkan kredit bermasalah adalah
keadaan perekonomian tidak mendukung perkembangan usaha namun disatu sisi debitur mempunyai kemauan atau itikad untuk membayar akan tetapi disisi lain
ada pula debitur yang tidak mempunyai kemauan atau itikad untuk tidak membayar
Menurut Pasal 1267 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, maka pihak yang ingkar janji atau wanprestasi dapat dibebani untuk memenuhi perjanjian atau
dibatalkannya perjanjian disertai dengan penggantian biaya, kerugian dan bunga.
68
Gatot Supramono, Perbankan dan Masalah Kredit, Jakarta, Djambatan,1995 hal 131- 132
Universitas Sumatera Utara
Ini juga dapat diartikan bahwa pihak yang ingkar janji dapat hanya dibebani kewajiban ganti kerugian saja atau pemenuhan perjanjian dengan ganti rugi saja.
Apabila terjadi wanprestasi, maka kreditur dapat memilih antara tuntutan- tuntutan sebagai berikut:
a. Pemenuhan perjanjian
b. Pemenuhan perjanjian disertai dengan ganti rugi
c. Ganti rugi
d. Pembatalan perjanjian
e. Pembatalan perjanjian disertai dengan ganti rugi
Berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh bank untuk melihat kemampuan debitur dalam mengembalikan pembayaran pokok atau angsuran
pokok dan bungan sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati bersama dalam perjanjian kredit serta ditinjau dari prospek usaha, kondisi keuangan dan
kemampuan membayar kredit yang diberikan, maka seluruh kredit yang telah diberikan dapat digolongkan manjadi 5 lima golongan, yaitu: lancar, dalam
perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan macet.
69
Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.32268KEPDIR tanggal 27 Februari 1998, maka beberapa kategori
kolektibilitas kredit dapat dibedakan menjadi :
70
1. Kategori Kredit Lancar Pass apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Pembayaran angsuran pokok dan bunga tepat waktu.
69
Syahyunan, Analisis Kualitas Aktiva Produktif Sebagai Salah Satu Alat Ukur Kesehatan Bank. Universitas Sumatera Utara. 2002 Kutipan yang sama terdapat juga dalam
website haryramadhon.files.wordpress.com...jurnal-kolektibilitas-kredit.doc
70
http:www.pajakonline.comenginelearningview.php?id=416 Tanggal akses 21 Maret 2011
Universitas Sumatera Utara
b. Memiliki Mutasi rekening yang aktif.
c. Bagian dari kredit dijamin dengan uang tunai.
2. Kategori Kredit Dalam Perhatian Khusus apabila memenuhi kriteria sebagai
berikut: a.
Terdapat tunggakan angsuran Pokok dan Bunga yang belum melampaui 90 hari.
b. Frekuensi mutasi rendah.
c. Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang telah di janjkan
d. Terjadi Mutasi masalah keuangan yang dihadapi debitur.
e. Dokumentasi pinjaman lemah.
f. Terkadang terjadinya cerukan dalam pemberian kedit
3. Kategori Kredit Kurang Lancar apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Terdapat tunggakan angsuran Pokok dan Bunga yang telah melampaui 90 hari.
b. Frekuensi mutasi rendah.
c. Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang telah di janjkan lebih dari 90 hari
d. Terjadi Mutasi masalah keuangan yang dihadapi debitur.
e. Dokumentasi pinjaman lemah.
f. Sering terjadi cerukan dalam pemberian kedit
4. Kategori Kredit Diragukan Doubfull apabila memenuhi kriteria sebagai
berikut: a.
Terdapat tunggakan angsuran pokok atau bunga yang telah melampaui 180 hari.
b. Terjadinya wanprestasi lebih dari 180 hari.
Universitas Sumatera Utara
c. Terjadi cerukan yang bersifat permanen.
d. Terjadi Kapitalisasi bunga
e. Dokumentasi hukum yang lemah baik untuk perjanjian maupun Pengikat
pinjaman. 5.
Kategori Kredit Macet Loss apabila memenuhi criteria : a.
Terdapat tunggakan angsuran pokok yang telah mencapai 270 hari. b.
Kerugian operasional di tuntut dengan pinjaman baru c.
Dari segi hukum maupun kondisi pasar. Jaminan tidak dapat di cairkan pada nilai wajar
Menurut Rene Setyawan, mengemukakan bahwa kredit mecet dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor
internal penyebab timbulnya kredit macet yaitu penyimpangan dalam pelaksanaan prosedur perkreditan, itikad kurang baik dari pemilik, pengurus, atau pegawai
bank, lemahnya sistem administrasi dan pengawasan kredit serta lemahya sistem informasi kredit macet, sedangkan faktor eksternal penyebab timbulnya kredit
macet adalah kegagalan usaha debitur, musibah terhadap debitur atau terhadap kegiatan usaha debitur, serta menurunnya kegiatan ekonomi dan tingginya suku
bunga kredit
71
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kredit macet yang berasal dari nasabah, antara lain:
72
1. Nasabah Menyalahgunakan Kredit Yang Diperoleh Setiap kredit yang
diperoleh nasabah telah diperjanjikan tujuan pemakainnya sehingga nasabah
71
Sayhyunan, Loc Cit,.
72
Thomas Suyatno, Op Cit Hal 15
Universitas Sumatera Utara
harus mempergunakan kredit sesuai dengan tujuannya, Pemakaian kredit yang menyimpang, misalnya kredit untuk pengangkutan dipergunakan untuk
pertanian akan mengakibatkan usaha nasabah gagal. 2.
Nasabah Kurang Mampu Mengelola Usaha Hal ini dapat terjadi karena nasabah yang kurang menguasai bidang usaha, karena nasabah mampu
menyakinkan bank akan keberhasilan usahanya. Akibatnya usaha yang dibiayai dengan kredit tidak dapat berjalan dengan baik.
3. Nasabah Beritikad Tidak Baik Ada sebagian nasabah yang sengaja dengan
segala daya upaya mendapatkan kredit tetapi setelah kredit diterima untuk kepentingan yang tidak dapat dipertanggungajawabkan. Nasabah sejak awal
tidak berniat mengembalikan kredit walaupun dengan resiko apapun, biasanya sebelum kredit jatuh tempo nasabah sudah melarikan diri untuk menghindari
tanggung jawab. Kasmir juga mengemukakan bahwa timbulnya kredit-kredit bermasalah
macet selain berasal dari nasabah dapat juga berasal dari bank, karena bank tidak terlepas dari kelemahan yang dimilikinya. Bank dapat merupakan salah satu
penyebab terjadinya kredit macet. Hal tersebut karena dalam melakukan analisis, pihak bank melakukan analisis kurang teliti sehingga apa yang seharusnya terjadi
tidak diprediksi sebelumnya. Dapat pula terjadi akibat kolusi dari pihak analis kredit dengan pihak debitur sehingga dalam analisisnya dilakukan secara
subjektif.
73
73
Ibid,.
Universitas Sumatera Utara
E. Penyelesaian Kredit Bermasalah