Bentuk-Bentuk Kredit Bermasalah Tinjauan Hukum Proses Acara Mediasi Perbankan Sebagai Upaya Penyelesaian Kredit Bermasalah Berdasarkan PBI No 10/1/PBI/2008

lainnya. Capital juga harus dilihat dari sumber mana saja modal yang ada sekarang ini. 4. Colleteral Jaminan atau agunan Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi dari kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya,sehingga jika tejadi sesuatu masalah maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin. 5. Condition of Economy Kondisi Perekonomian Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi dan politik sekarang dan dimasa yang akan datang sesuai sektor masing-masing, serta prospek usaha dari sektor yang dijalankan. Penilaian prospek usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah sangat kecil. 65

D. Bentuk-Bentuk Kredit Bermasalah

Mengingat kredit yang diberikan oleh kreditur mengandung risiko, maka pemberian kredit dilandasi atas kemampuan, kesanggupan dan itikad baik dari kreditur untuk dapat melunasi hutangnya sesuai dengan yang diperjanjikan. Dalam rangka memperoleh keyakinan tersebut, koperasi sebagai kreditur perlu melakukan penilaian yang seksama terhadap watak, kemampuan, modal, agunan dan prospek usaha nasabah debitur. Karena dengan proses analisis kredit yang baik diharapkan kredit yang diberikan kepada debitur akan berjalan lancar dan 65 Syamsu Iskandar, Op Cit Hal 40 Universitas Sumatera Utara dapat dikembalikan tepat pada waktunya. Akan tetapi pada kenyataannya harapan tersebut tidak selamanya dapat terwujud mengingat kredit yang telah diberikan tetap mengandung risiko kegagalan atau kemacetan dalam pengembaliannya Prestasi merupakan isi dari perikatan. Apabila debitur tidak memenuhi prestasi sebagaimana yang telah ditentukan dalam perjanjian, maka ia dikatakan wanprestasi kelalaian. Wanprestasi dengan memperhatikan ketentuan Pasal 1243 Kitab Undang-undang Hukum Perdata dapat terjadi karena, tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya, melaksanakan apa yang dijanjikannya tetapi tidak dilakukan dengan semestinya, menjalankan hal yang dijanjikan akan tetapi terlambat melaksanakannya, atau melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukannya. Sehingga dapat dikatakan wanprestasi seorang debitur dapat berupa, sama sekali tidak memenuhi prestasi, tidak tunai memenuhi prestasi, terlambat memenuhi prestasi, keliru memenuhi prestasi. 66 Perkataan wanprestasi berasal dari bahasa Belanda, yang artinya prestasi buruk. Adapun yang dimaksud wanprestasi adalah suatu keadaan yang dikarenakan kelalaian atau kesalahannya, debitur tidak dapat memenuhi prestasi seperti yang telah ditentukan dalam perjanjian 67 a. Debitur sama sekali tidak membayar angsuran kredit dan atau beserta bunganya, Jika dihubungkan dengan kredit macet, ada tiga macam perbuatan yang digolongkan dengan wanprestasi, yaitu meliputi: 66 R. Setiawan, Pokok-Pokok Hukum Perjanjian, Jakarta: Putra Abadin,1999 cet. 6, hal.18. 67 Nindyo Pramono, Hukum Komersil, Jakarta: Pusat Penerbitan UT, 2003, cet. 1, hal. 2.21 Universitas Sumatera Utara b. Debitur membayar sebagian angsuran kredit dan atau beserta bunganya. Pembayaran angsuran kredit tidak di persoalkan apakah debitur telah membayar sebagian kecil atau sebagian besar angsuran. Walaupun debitur kurang membayar satu kali angsuran tetap tergolong kreditnya sebagai kredit macet. c. Debitur membayar lunas kredit dan atau beserta bunganya setelah jangka waktu yang di perjanjikan berakhir. Hal ini tidak termasuk debitur membayar lunas setelah perpanjangan jangka waktu kredit yang telah disetujui kreditur atas permohonan debitur. 68 Kredit bermasalah dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang berasal dari sudut eksternal maupun internal. Faktor terjadinya kredit bermasalah yang bersifat internal pada umumnya berkaitan dengan pihak analisis kurang teliti sehingga apa yang seharusnya terjadi tidak dapat diprediksi sebelumnya atau mungkin salah dalam melakukan perhitungan. Sedangkan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kualitas kredit atau yang menyebabkan kredit bermasalah adalah keadaan perekonomian tidak mendukung perkembangan usaha namun disatu sisi debitur mempunyai kemauan atau itikad untuk membayar akan tetapi disisi lain ada pula debitur yang tidak mempunyai kemauan atau itikad untuk tidak membayar Menurut Pasal 1267 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, maka pihak yang ingkar janji atau wanprestasi dapat dibebani untuk memenuhi perjanjian atau dibatalkannya perjanjian disertai dengan penggantian biaya, kerugian dan bunga. 68 Gatot Supramono, Perbankan dan Masalah Kredit, Jakarta, Djambatan,1995 hal 131- 132 Universitas Sumatera Utara Ini juga dapat diartikan bahwa pihak yang ingkar janji dapat hanya dibebani kewajiban ganti kerugian saja atau pemenuhan perjanjian dengan ganti rugi saja. Apabila terjadi wanprestasi, maka kreditur dapat memilih antara tuntutan- tuntutan sebagai berikut: a. Pemenuhan perjanjian b. Pemenuhan perjanjian disertai dengan ganti rugi c. Ganti rugi d. Pembatalan perjanjian e. Pembatalan perjanjian disertai dengan ganti rugi Berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh bank untuk melihat kemampuan debitur dalam mengembalikan pembayaran pokok atau angsuran pokok dan bungan sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati bersama dalam perjanjian kredit serta ditinjau dari prospek usaha, kondisi keuangan dan kemampuan membayar kredit yang diberikan, maka seluruh kredit yang telah diberikan dapat digolongkan manjadi 5 lima golongan, yaitu: lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan macet. 69 Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.32268KEPDIR tanggal 27 Februari 1998, maka beberapa kategori kolektibilitas kredit dapat dibedakan menjadi : 70 1. Kategori Kredit Lancar Pass apabila memenuhi kriteria sebagai berikut: a. Pembayaran angsuran pokok dan bunga tepat waktu. 69 Syahyunan, Analisis Kualitas Aktiva Produktif Sebagai Salah Satu Alat Ukur Kesehatan Bank. Universitas Sumatera Utara. 2002 Kutipan yang sama terdapat juga dalam website haryramadhon.files.wordpress.com...jurnal-kolektibilitas-kredit.doc 70 http:www.pajakonline.comenginelearningview.php?id=416 Tanggal akses 21 Maret 2011 Universitas Sumatera Utara b. Memiliki Mutasi rekening yang aktif. c. Bagian dari kredit dijamin dengan uang tunai. 2. Kategori Kredit Dalam Perhatian Khusus apabila memenuhi kriteria sebagai berikut: a. Terdapat tunggakan angsuran Pokok dan Bunga yang belum melampaui 90 hari. b. Frekuensi mutasi rendah. c. Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang telah di janjkan d. Terjadi Mutasi masalah keuangan yang dihadapi debitur. e. Dokumentasi pinjaman lemah. f. Terkadang terjadinya cerukan dalam pemberian kedit 3. Kategori Kredit Kurang Lancar apabila memenuhi kriteria sebagai berikut: a. Terdapat tunggakan angsuran Pokok dan Bunga yang telah melampaui 90 hari. b. Frekuensi mutasi rendah. c. Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang telah di janjkan lebih dari 90 hari d. Terjadi Mutasi masalah keuangan yang dihadapi debitur. e. Dokumentasi pinjaman lemah. f. Sering terjadi cerukan dalam pemberian kedit 4. Kategori Kredit Diragukan Doubfull apabila memenuhi kriteria sebagai berikut: a. Terdapat tunggakan angsuran pokok atau bunga yang telah melampaui 180 hari. b. Terjadinya wanprestasi lebih dari 180 hari. Universitas Sumatera Utara c. Terjadi cerukan yang bersifat permanen. d. Terjadi Kapitalisasi bunga e. Dokumentasi hukum yang lemah baik untuk perjanjian maupun Pengikat pinjaman. 5. Kategori Kredit Macet Loss apabila memenuhi criteria : a. Terdapat tunggakan angsuran pokok yang telah mencapai 270 hari. b. Kerugian operasional di tuntut dengan pinjaman baru c. Dari segi hukum maupun kondisi pasar. Jaminan tidak dapat di cairkan pada nilai wajar Menurut Rene Setyawan, mengemukakan bahwa kredit mecet dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal penyebab timbulnya kredit macet yaitu penyimpangan dalam pelaksanaan prosedur perkreditan, itikad kurang baik dari pemilik, pengurus, atau pegawai bank, lemahnya sistem administrasi dan pengawasan kredit serta lemahya sistem informasi kredit macet, sedangkan faktor eksternal penyebab timbulnya kredit macet adalah kegagalan usaha debitur, musibah terhadap debitur atau terhadap kegiatan usaha debitur, serta menurunnya kegiatan ekonomi dan tingginya suku bunga kredit 71 Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kredit macet yang berasal dari nasabah, antara lain: 72 1. Nasabah Menyalahgunakan Kredit Yang Diperoleh Setiap kredit yang diperoleh nasabah telah diperjanjikan tujuan pemakainnya sehingga nasabah 71 Sayhyunan, Loc Cit,. 72 Thomas Suyatno, Op Cit Hal 15 Universitas Sumatera Utara harus mempergunakan kredit sesuai dengan tujuannya, Pemakaian kredit yang menyimpang, misalnya kredit untuk pengangkutan dipergunakan untuk pertanian akan mengakibatkan usaha nasabah gagal. 2. Nasabah Kurang Mampu Mengelola Usaha Hal ini dapat terjadi karena nasabah yang kurang menguasai bidang usaha, karena nasabah mampu menyakinkan bank akan keberhasilan usahanya. Akibatnya usaha yang dibiayai dengan kredit tidak dapat berjalan dengan baik. 3. Nasabah Beritikad Tidak Baik Ada sebagian nasabah yang sengaja dengan segala daya upaya mendapatkan kredit tetapi setelah kredit diterima untuk kepentingan yang tidak dapat dipertanggungajawabkan. Nasabah sejak awal tidak berniat mengembalikan kredit walaupun dengan resiko apapun, biasanya sebelum kredit jatuh tempo nasabah sudah melarikan diri untuk menghindari tanggung jawab. Kasmir juga mengemukakan bahwa timbulnya kredit-kredit bermasalah macet selain berasal dari nasabah dapat juga berasal dari bank, karena bank tidak terlepas dari kelemahan yang dimilikinya. Bank dapat merupakan salah satu penyebab terjadinya kredit macet. Hal tersebut karena dalam melakukan analisis, pihak bank melakukan analisis kurang teliti sehingga apa yang seharusnya terjadi tidak diprediksi sebelumnya. Dapat pula terjadi akibat kolusi dari pihak analis kredit dengan pihak debitur sehingga dalam analisisnya dilakukan secara subjektif. 73 73 Ibid,. Universitas Sumatera Utara

E. Penyelesaian Kredit Bermasalah