diputus, pihak yang kalah seringkali mengajukan upaya hukum, banding maupun kasasi, sehingga membuat penyelesaian atas perkara yang bersangkutan dapat
memakan waktu bertahun-tahun, dari sejak pemeriksaan di Pengadilan tingkat pertama hingga pemeriksaan tingkat kasasi Mahkamah Agung. Sebaliknya, jika
perkara dapat diselesaikan dengan perdamaian, maka para pihak dengan sendirinya dapat menerima hasil akhir karena merupakan hasil kerja mereka yang
mencerminkan kehendak bersama para pihak.
Ketiga, pemberlakuan mediasi diharapkan dapat memperluas akses bagi
para pihak untuk memperoleh rasa keadilan. Rasa keadilan tidak hanya dapat diperoleh melalui proses litigasi, tetapi juga melalui proses musyawarah mufakat
oleh para pihak. Dengan diberlakukannya mediasi ke dalam sistem peradilan formal, masyarakat pencari keadilan pada umumnya dan para pihak yang
bersengketa pada khususnya dapat terlebih dahulu mengupayakan penyelesaian atas sengketa mereka melalui pendekatan musyawarah mufakat yang dibantu oleh
seorang penengah yang disebut mediator.
E. Proses dan Alur Mediasi
Dalam hal proses dan alur mediasi yang melibatkan pihak bersengketa dengan mediator, secara umum setidaknya ada 7 tujuh tahapan yang dilakukan,
diantara tahapan-tahapan tersebut ialah:
49
1. Memulai Proses mediasi
a. Mediator memperkenalkan diri dan para pihak
b. Mediator menekankan adanya kemauan para pihak untuk. menyelesaikan
masalah melalui mediasi c.
menjelaskan pengertian mediasi dan peran mediator
49
M Amin dalam http:www.pa-lubukpakam.netmediasi393-tahapan-mediasi.html
Universitas Sumatera Utara
d. menjelaskan prosedur mediasi
e. menjelaskan pengertian kaukus
f. menjelaskan parameter kerahasiaan
g. menguraikan jadwal dan lama proses mediasi
h. menjelaskan aturan perilaku dalam proses perundingan
i. memberikan kesempatan kepada. para pihak utk. bertanya dan menjawabnya
2. Merumuskan masalah dan menyusun agenda
Mengidentifikasi topik-topik umum permasalahan, menyepakati sub topik permasalahan yang akan dibahas dan menentukan urutan yang akan dibahas
dalam. proses perundingan menyusun agenda perundingan. 3. Mengungkapkan kepentingan para pihak
4. Membangkitkan pilihan penyelesaian sengketa 5 Menganalisa pilihan penyelesaian sengketa
mediator membantu para pihak menentukan untung dan ruginya jika menerima atau menolak suatu pemecahan masalah. mediator mengingatkan para
pihak agar bersikap realistis dan tidak mengajukan tuntutan atau tawaran yang tidak masuk akal.
6. Proses tawar menawar akhir Pada tahap ini para pihak telah melihat titik temu kepentingan mereka dan
bersedia memberi konsesi satu sama lainnya. Mediator membantu para pihak agar mengembangkan tawaran yang dapat dipergunakan untuk. menguji dapat atau
tidak tercapainya penyelesaian masalah.
7. Mencapai kesepakatan formal
Universitas Sumatera Utara
Para pihak menyusun kesepakatan dan prosedur atau rencana pelaksanaan kesepakatan mengacu pada langkah-langkah yang akan ditempuh
para pihak untuk melaksanakan bunyi kesepakatan dan mengakhiri sengketa
F. Kekuatan Mengikat Proses Mediasi
Sifat sukarela dalam mediasi memberikan keleluasaan pada pihak untuk menentukan sendiri mekanisme penyelesaian sengketa mediasi yang mereka
inginkan. Dengan cara ini, para pihak yang bersengketa tidak terperangkap dengan formalitas acara sebaimana dalam proses litigasi. Para pihak dapat
menentukan cara-cara yang lebih sederhana dibandingkan dengan proses beracara formal di Pengadilan Jika penyelesaian sengketa melalui litigasi dapat selesai
bertahun-tahun, jika kasus terus naik banding, kasasi, sedangkan pilihan penyelesaian sengketa melalui mediasi lebih singkat, karena tidak terdapat
banding atau bentuk lainnya. Putusan bersifat final and binding yang artinya putusan tersebut bersifat inkracht atau mempunyai kekuatan hukum yang tetap.
Istilqh “final” berarti putusan tersebut tidak membutuhkan upaya hukum lanjutan. Pengertian “mengikat” atau “Binding” adalah memberikan beban kewajiban
hukum dan menuntut kepatuhan dari subjek hukum. Di dalam Hukum Acara Perdata dikenal teori res adjudicate pro veritare habetur, yang artinya apabila
suatu putusan sudah tidak mungkin diajukan upaya hukum, maka dengan sendirinya putusan tersebut telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap
Universitas Sumatera Utara
inkracht van gewijsde dan oleh karenanya putusan tersebut mengikat para pihak yang bersengketa.
50
Hubungan antara nasabah dengan bank adalah hubungan transaksional biasa yang diikat oleh hukum perdata. Salah satu syarat terjadinya hubungan itu
adalah kesepakatan dan kesetaraan di antara keduanya dalam membuat perikatan. Akan tetapi, apakah pada kenyataannya nasabah deposan mempunyai kedudukan
yang setara dan telah terjadi kesepakatan sesuai dengan Pasal 1320 KUHPerdata.
51
50
Tigan Solin, Mediasi Perbankan dalam http:kabarbebas.wordpress.comakses Tanggal 06 Mei 2011
51
Gunarto Suhardi, Usaha Perbankan Dalam Perspektif Hukum, Yogyakarta: Kanisius, 2003 hal 111.
Khusus untuk perbankan mengenai mediasi diatur dalam PBI No. 85PBI2006 tentang Mediasi Perbankan, sebagaimana yang telah diubah dengan
PBI No. 101PBI2008. Mediasi Perbankan ini merupakan upaya lanjutan fase 2 dari upaya penyelesaian pengaduan nasabah fase 1 yang tidak terselesaikan
secara internal oleh bank. Kekuatan Hukum Hasil Mediasi Perbankan ditinjau dari Undang-Undang
Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa dan PBI No. 85PBI2006 tentang Mediasi Perbankan adalah mengikat bagi
semua pihak yang telah menandatangani persetujuan mediasi tersebut, dan akan berakhir apabila salah satu pihak melanggar. Apabila perjanjian mediasi berakhir
karena salah satu pihak melanggar, maka pihak yang lain dapat mengajukan gugatan ke pengadilan negeri.
Universitas Sumatera Utara
Penyelesaian sengketa sebagaimana telah disinggung di muka termasuk hukum perjanjian, sehingga berlaku asas kebebasan berkontrak freedom of
contract principle. Para pihak bebas memilih forum dan hukum yang berlaku untuk penyelesaian sengketa yang terjadi di antara mereka. Hal serupa juga
terdapat pada dunia perbankan, dimana para pihak yakni pihak bank dan nasabah mempunyai kebebasan untuk menyelesaikan sengketanya melalui lembaga-
lembaga penyelesaian sengketa yang ada.
Universitas Sumatera Utara
BAB III ASPEK HUKUM PERKREDITAN DAN PENYELESAIAN KREDIT
BERMASALAH DI INDONESIA
A. Pengertian dan Dasar Hukum Perkreditan di Indonesia
Kredit berasal dari kata latin “creditum atau “credo”, dan bahasa Yunani “credere”, yang artinya percaya, kepercayaan truth or faith. Oleh karena itu
dasar dari kredit ialah kepercayaan, yang mana seseorang penerima kredit akan memenuhi segala sesuatu yang telah diperjanjikan terlebih dahulu di dalam
perjanjian kredit.
52
Dalam dunia bisnis kredit juga mempunyai banyak arti, salah satunya adalah kredit dalam arti seperti kredit yang diberikan oleh suatu bank kepada
nasabahnya. Dalam dunia bisnis pada umumnya, kata “kredit” diartikan sebagai kesanggupan akan meminjam uang atau kesanggupan akan mengadakan transaksi
dagang atau memperoleh penyerahan barang atau jasa, dengan perjanjian akan membayar di kemudian hari.
53
Kredit adalah pemberian prestasi oleh suatu pihak lain yang akan dikembalikan lagi pada suatu masa tertentu disertai dengan kontra prestasi berupa
bunga dengan kata lain, uang atau yang diterima sekarang akan dikembalikan pada masa yang akan datang.
54
52
M Bahsan, Hukum Jaminan dan Jaminan Kredit Perbankan. Jakarta, Rajawali Press.2007 Hal 73-74
53
Munir Fuady, Hukum Perkreditan Kontemporer, Bandung : Citra Aditya Bakti 2002 hal. 5-6.
54
http:id.shvoong.comsocial-scienceseconomics1971084-pengertian-kredit Tanggal akses 06 Mei 2011
Sedangkan pengertian kredit menurut Eric L.
Universitas Sumatera Utara
Kohler Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan dilakukan
dan ditangguhkan pada suatu jangka waktu yang disepakati.
55
Menurut H.M.A. Savelberg menyatakan kredit mempunyai arti antara lain.
Pada Pasal 1 angka 11 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 dikatakan bahwa:
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam
antara bank dengan pihak lain, yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian
bunga
56
a. Kredit sebagai dasar dari setiap perikatan verbintenis dimana seseorang
berhak menuntut sesuatu dari orang lain b.
Kredit sebagai jaminan, dimana seseorang menyerahkan sesuatu pada orang lain dengan tujuan untuk memperoleh kembali apa yang telah diserahkan itu.
Adapun definisi kredit dalam arti hukum menurut Levy adalah sebagai berikut : Menyerahkan secara sukarela sejumlah uang untuk dipergunakan secara
bebas oleh penerima kredit. Penerima kredit berhak menggunakan pinjaman itu untuk keuntungannya dengan kewajiban mengembalikan jumlah uang pinjaman
itu dibelakang hari.
57
Pengertian kredit juga dikemukakan oleh Muchdarsyah Sinungun yang menyatakan bahwa kredit adalah suatu pemberian prestasi oleh suatu pihak
55
Tanpa Nama, Pengertian Kredit Perbankan dalam
http:silapcity.blogspot.com200903pengertian-kredit.html.Tanggal akses 06 Mei 2011
56
Mariam DarusBadrulzaman, 1991 Perjanjian Kredit Bank, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung. Hlm.21.
57
Ibid, Hal 21
Universitas Sumatera Utara
lainnya dan prestasi itu akan dikembalikan lagi pada masa tertentu yang akan datang dan disertai dengan suatu kontra prestasi berupa uang.
58
Lebih lanjut pengertian kredit dikemukakan oleh Raymond P.Kent mengatakan bahwa kredit adalah Hak untuk menerima pembayaran ataukewajiban
untuk melakukan pembayaran pada waktu diminta, atau pada waktu yang akan datang karena penyerahan barang-barang sekarang.
59
B. Fungsi dan Jenis-Jenis Perkreditan Di Indonesia
Pengertian kredit menurut M. Jakile menyatakan bahwa kredit adalah Suatu ukuran kemampuan dari
seseorang untuk mendapatkan sesuatu yang bernilai ekonomis sebagai ganti janjinya untuk membayar kembali hutangnya pada tanggal tertentu.
Pada dasarnya fungsi pokok dari kredit adalah untuk pemenuhan jasa pelayanan terhadap kebutuhan masyarakat to Service the Society dalam rangka
mendorong dan melancarkan perdagangan, Produksi dan jasa-jasa bahkan konsumsi,yang kesemuanya itu ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup
manusia. Adapun Fungsi
Kredit dijalankan untuk berbagai kegunaan : 1.
Kredit dapat memajukan arus alat tukar barang dan jasa.
Dimana seandainya pada suatu saat belum tersedia uang sebagai alat pembayaran dengan adanya kredit, lalu lintas barang dan jasa dapat
berlangsung.
58
Muchdarsyah Sinungun, Dasar-Dasar Dan Teknik Management Kredit, Bina Aksara, Jakarta. 1993. Hlm. 10
59
Thomas Suyatno, Dasar-Dasar Perkreditan, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1990, Hlm. 11.
Universitas Sumatera Utara
2. Kredit dapat menjadi instrument untuk mengaktifkan alat pembayaran.
Kredit terjadi karena adanya pihak yang mempunyai pendapatan yang lebih besar dari kebutuhannya. Dana lebih itu dapat terkumpul dan mungkin sekali
menjadi dana yang diam idle. Bila dana idle itu di pindahkan ke golongan yang berpendapatan yang lebih kecil dari kebutuhannya, maka dana itu
menjadi dana yang efektif. Dengan demikian terjadilah pemindahan daya beli dari golongan yang satu ke golongan yang lainnya.
3. Kredit
dapat dijadikan alat sebagai Pengendali Harga Bila diperlukan adanya penambahan jumlah uang yang beredar di
masyarakat, maka salah satu caranya ialah dengan mempermudah dan mempermurah pemberian kredit oleh dunia perbankan kepada masyarakat.
Sedangkan dalam kondisi sebaliknya jika dipandang perlu untuk memperkecil atau mengurangi peredaran uang di masyarakat, maka kredit perbankan
dilakukan pembatasan dengan ditentukannya pagu dan baki ceiling flafond untuk kredit tertentu
4. Kredit dapat menciptakan alat pembayaran baru Di sini kita bicarakan salah
satu macam kredit yang biasa diberikan oleh bank umum Comercial Bank yaitu kredit Rekening Koran RK = Rekening Caorant RC begitu
perjanjian kreditnya dipenuhi, maka pada pengertian dasarnya seketika itu pula telah beredar uang giral baru di masyarakat sejumlah maksimum kredit
RK tersebut. Demikian pula halnya, bila bank memberikan atau mengeluarkan surat-surat berharga yang dapat dipersukar dengan barang atau
jasa.
Universitas Sumatera Utara
5. Kredit dapat mengaktifkan dan meningkatkan faedah-faedah atau kegunaan
potensi-potensi ekonomi yang ada. Bantuan kredit mendorong para pengusaha seperti petani, perindustrian, dan lain-lainnya dapat berproduksi
atau meningk dimiikinya Pada awal perkembangannya fungsi perjanjian kredit adalah untuk
merangsang kedua belah pihak untuk saling menolong untuk tujuan pencapaian kebutuhan baik dalam bidang usaha maupun kebutuhan sehari-hari. Pihak yang
mendapat kredit harus dapat menunjukkan prestasi yang lebih tinggi berupa kemajuan-kemajuan pada usahanya atau mendapatkan pemenuhan akan
kebutuhannya. Adapun bagi pihak yang memberikan kredit, secara material dia harus
mendapatkan rentabilitas berdasarkan perhitungan yang wajar dari modal yang dijadikan objek kredit atau jaminan, dan secara spiritual mendapat kepuasan
dengan dapat membantu pihak lain untuk mencapai kemajuan. Suatu kredit mencapai fungsinya apabila secara sosial ekonomis baik bagi debitur, kreditur
maupun masyarakat membawa pengaruh kepada tahapan yang lebih baik, maksudnya baik bagi pihak debitur maupun kreditur mendapat kemajuan.
Kemajuan tersebut dapat tergambarkan apabila mereka mendapat kemajuan. Kemajuan tersebut dapat tergambarkan apabila mereka memperoleh keuntungan
juga mengalami peningkatan kesejahteraan dan masyarakat atau negara mengalami suatu penambahan dari penerimaan pajak, juga kemajuan ekonomi
yang bersifat mikro maupun makro. Dari manfaat nyata dan manfaat yang
Universitas Sumatera Utara
diharapkan maka sekarang ini kredit dalam kehidupan perekonomian dan perdagangan mempunyai fungsi:
60
a. Kredit Investasi Biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau
membangun proyek pabrik baru. Contoh kredit investasi misalnya untuk membangun pabrik atau membeli mesin-mesin.
a. Meningkatkan daya guna uang; b. Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang;
c. Meningkatkan daya guna dan peredaran barang; d. Salah satu alat stabilitas ekonomi;
e. Meningkatkan kegairahan berusaha; f. Meningkatkan pemerataan pendapatan;
g. Meningkatkan hubungan internasional. Kredit yang diberikan bank umum dan bank perkreditan rakyat untuk
masyarakat terdiri dari beberapa jenis. Jenis kredit yang diberikan oleh bank kepada masyarakat apabila ditinjau dalam Undang-undang Perbankan No. 10
Tahun 1998 belum diatur secara jelas. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 304KEPDIR tentang pemberian usaha kecil tanggal 4 April 1997, Jenis-
jenis kredit terdiri dari:
b. Kredit Modal Kerja Digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam
operasionalnya. Contoh kredit modal kerja dibelikan untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya-biaya lain yang berkaitan dengan
proses produksi perusahaan.
60
Thomas Suyatno, Dasar-dasar Perkreditan, Cetakan Ketiga, Jakarta :Gramedia,1990 hal.12-13.
Universitas Sumatera Utara
Jenis-jenis kredit yang diberikan oleh bank kepada masyarakat menurut pendapat para sarjana dapat dibedakan dalam berbagai jenis. Menurut Kasmir
bahwa secara umum jenis-jenis kredit dapat ditinjau dari berbagai sudut antara lain:
61
a. Ditinjau dari sudut kegunaan
1 Kredit Konsumtif Yaitu kredit yang diberikan kepada debitur untuk keperluan
konsumsi seperti kredit profesi, kredit perumahan, kredit kendaraan bermotor, pembelian alat-alat rumah tangga, dan lain sebagainya.
2 Kredit Produktif, yang terdiri dari:
a Kredit Investasi; yang dipergunakan untuk membeli barang modal atau barang-
barang tahan lama seperti tanah, mesin, dan sebagainya. b
Kredit Modal Kerja; digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya, seperti untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai
atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan. 3
Kredit Likuiditas; diberikan dengan tujuan untuk membantu perusahaan yang sedang kesulitan likuiditas. Misalnya kredit likuiditas dari Bank Indonesia yang
diberikan untuk bank-bank yang memiliki likuiditas dibawah bentuk uang. b.
Ditinjau dari sudut jaminan 1
Kredit Dengan Jaminan Kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan
orang. Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan debitur.
61
Syamsu Iskandar, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta PT Semesta Asa, 2008 Hal 113-114
Universitas Sumatera Utara
2 Kredit Tanpa Jaminan Kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang
tertentu. Kredit tanpa jaminan diberikan dengan melihat prospek usaha dan karakter serta loyalitas atau nama baik calon debitur.
c. Ditinjau dari sektor usaha
1 Kredit Pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau
pertanian rakyat. Sektor usaha pertanian dapat berupa jangka pendek atau jangka panjang.
2 Kredit Peternakan, dalam hal ini juga untuk jangka pendek misalnya
peternakan ayam dan jangka panjang kambing atau sapi. 3
Kredit Industri, yaitu kredit untuk membiayai industri kecil, menengah atau besar. Kredit Pertambangan, jenis usaha tambang yang dibiayai biasanya dalam
jangka panjang, seperti tambang emas, minyak, timah. 4
Kredit Pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan.
5 Kredit Profesi, yaitu kredit yang diberikan kepada para professional, seperti
dosen, dokter, atau pengacara. 6
Kredit Perumahan, yaitu kredit untuk membiayaipembangunan atau pembelian rumah.
d. Ditinjau dari sudut jangka waktu
1 Kredit Jangka Pendek Yaitu merupakan kredit yang berjangka waktu kurang
dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya dugunakan untuk keperluan modal kerja. Contohnya untuk peternakan ayam atau jika pertanian misanya
tanaman padi atau palawija.
Universitas Sumatera Utara
2 Kredit Jangka Menengah Yaitu kredit yang berjangka waktu antara 1 tahun
sampai 3 tahun dan biasanya kredit ini digunakan melalui investasi. Sebagai contoh kredit untuk pertanian seperti jeruk, atau peternakan kambing.
3 Kredit Jangka Panjang Yaitu kredit yang masa pengembaliannya paling
panjang. Kredit jangka panjang pengembaliannya lebih dari 3 tahun atau 5 tahun. Biasanya kredit ini untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan
karet, kelapa sawit atau manufaktur dan untuk kredit konsumtif seperti kredit perumahan.
C. Aspek Hukum Perjanjian Kredit