4.2.3 Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menguji hipotesis tentang pengaruh variabel independen secara parsial dan
simultan. Hasil analisis regresi dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini.
Tabel 4.5 Analisis Regresi Linear Berganda
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 2.376
2.596 .915 .363
KI -.002
.022 -.007
-.072 .943 KM
-.010 .059
-.016 -.168 .867
PDKI 10.490
2.436 .416
4.307 .000 KA
-18.793 4.832
-.389 -3.889 .000
a. Dependent Variable: ML
Sumber: diolah peneliti, 2011 Dari tabel 4.5 di atas dinyatakan bahwa variabel kepemilikan
institusional KI, variabel kepemilikan manajerial KM dan variabel komite audit KA berpengaruh negatif terhadap manajemen laba,
sedangkan variabel proporsi dewan komisaris independen PDKI berpengaruh positif terhadap manajemen laba.
Berdasarkan output-output tersebut maka rumus persamaan regresinya adalah:
ML = 2,376 − 0,02 KI – 0,10 KM + 10490 PDKI – 18,793 KA
Universitas Sumatera Utara
4.2.4 Pengujian Hipotesis 4.2.4.1 Uji Parsial t-test
Untuk menguji hipotesis maka analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu regresi linear berganda.
Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen yaitu kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusional, proporsi dewan komisaris independen, dan komite audit terhadap variabel dependen
yaitu manjemen laba.
Tabel 4.6 Uji Parsial t-test
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Correlations
B Std. Error
Beta Zero-
order Partial
Part 1
Constant 2.376
2.596 .915
.363 KI
-.002 .022
-.007 -.072
.943 .107
-.009 -.007
KM -.010
.059 -.016
-.168 .867
-.049 -.020
-.016 PDKI
10.490 2.436
.416 4.307
.000 .448
.458 .415
KA -18.793
4.832 -.389
-3.889 .000
-.421 -.422
-.375 a. Dependent Variable: ML
Sumber: diolah peneliti, 2011
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel 4.6 di atas hasil uji t menunjukkan bahwa dari 4 variabel yang dimasukkan dalam model regresi diketahui :
• variabel kepemilikan institusional KI berpengaruh secara
negatif dan tidak signifikan terhadap manajemen laba hal ini terlihat dari nilai signifikan 0,943 di atas lebih besar dari
0,05. Dan nilai t
hitung -0,072
t
Tabel.
• variabel kepemilikan manajerial KM berpengaruh secara
negatif dan tidak signifikan terhadap manajemen laba hal ini terlihat dari nilai signifikan 0,867 di atas lebih besar dari
0,05. Dan nilai t
hitung -0,168
t
Tabel.
• variabel proporsi dewan komisaris independen PDKI
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap manajemen laba hal ini terlihat dari nilai signifikan 0,000
di bawah lebih kecil dari 0,05. Dan nilai t
hitung 4,307
t
Tabel.
• variabel komite audit KA berpengaruh secara negatif dan
signifikan terhadap manajemen laba hal ini terlihat dari nilai signifikan 0,000 di bawah lebih kecil dari 0,05. Dan
nilai t
hitung -3,889
t
Tabel.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa variabel independen
dalam hal kepemilikan institusional,
kepemilikan manajerial, Proporsi dewan komisaris
Universitas Sumatera Utara
independen dan komite audit mempengaruhi variabel dependen yaitu manajemen laba.
4.2.4.2 Uji Simultan Uji F
Signifikansi model regresi secar simultan digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara
bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. Hasil Uji F dalam penelitian ini dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 4.7 Uji Simultan Uji F
ANOVA
b
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
426.717 4
106.679 9.434 .000
a
Residual 791.591
70 11.308
Total 1218.307
74 a. Predictors: Constant, KA, KM, PDKI, KI
b. Dependent Variable: ML
Dari tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa nilai F adalah 9,434 dengan tingkat signifikansi yaitu 0.000 lebih
besar dibanding kan taraf signifikansi α 0.05. Sedangkan
F
tabel
pada alpha 5 adalah 2,494. Oleh karena F
hitung
F
tabel
dan tingkat signifikansinya 0,000 0,05 dapat disimpulkan bahwa variabel independen secara simultan atau bersama-
sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen yaitu manajemen laba.
Universitas Sumatera Utara
4.2.5 Hasil Pengujian Hipotesis
Penelitian ini memiliki 4 hipotesis yang diajukan untuk meneliti praktik manajemen laba perusahaan manufaktur di
Indonesia. Hasil hipotesis-hipotesis tersebut dijelaskan sebagai
berikut :
Hipotesis pertama H
1
adalah kepemilikan institusional berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap manajemen laba. Dari
hasil pengujian analisis regresi diperoleh nilai t
hitung
sebesar -0,072 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,943 p 0.05 maka variabel
kepemilikan institusional berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap manajemen laba yang berarti H
a
ditolak dan H diterima.
Hipotesis kedua H
2
adalah kepemilikan manajerial berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap manajemen laba. Dari
hasil pengujian analisis regresi diperoleh nilai t
hitung
sebesar -0,168 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.867 p 0.05 maka variabel
kepemilikan manajerial berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap manajemen laba yang berarti H
diterima dan H
a
ditolak.
Hipotesis ketiga H
3
adalah proporsi dewan komisaris independen berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen
laba. Dari hasil pengujian analisis regresi diperoleh nilai t
hitung
sebesar 4,307 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000 p 0.05 maka variabel proporsi dewan komisaris independen berpengaruh
Universitas Sumatera Utara
negatif tidak signifikan terhadap manajemen laba yang berarti H
ditolak
dan Haditerima.
Hipotesis ketiga H
4
adalah komite audit berpengaruh positif tidak signifikan terhadap manajemen laba. Dari hasil
pengujian analisis regresi diperoleh nilai t
hitung
sebesar 0,193 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,850 p 0.05 maka variabel
proporsi dewan komisaris independen berpengaruh positif tidak signifikan terhadap manajemen laba yang berarti H
ditolak dan H
a
diterima. 4.3 Pembahasan
1. Pengaruh kepemilikan institusional terhadap manajemen laba
Berdasarkan pengujian yang dilakukan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan institusional berpangaruh negatif tidak
signifikan terhadap manajemen laba. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Wedari 2009 yang menemukan
bahwa struktur kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap aktifitas manajemen laba. Ini disebabkan karena kepemilikan saham
institusional dapat membuat pemegang saham pada posisi yang kuat untuk mengendalikan mnajemen secara efektif sehingga mampu
membatasi peruilaku oportunitis oleh manajer. 2.
Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap majemen laba Berdasarkan pengujian yang dilakukan, hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif tidak
Universitas Sumatera Utara
signifikan terhadap manajemen laba. Hasil ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Maruf 2006 dan Girsang 2010 yang
menemukan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap manajemen laba Ini artinya kepemilikan institusional tidak mampu
mengurangi aktifitas manajemen laba. Namun hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Wedari 2006 yang
menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap manajemen laba.
3. Pengaruh proporsi dewan komisaris independen terhadap manajemen
laba. Berdasarkan pengujian yang dilakukan, hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa komposisi dewan komisaris independen berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap manajemen laba yang
terjadi. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Isnanta 2007 dan Girsang 2010, Yang menyatakan
bahwa proporsi dewan komisaris independen tidak terbukti berpengaruh terhadap tindak manajemen laba yang dilakukan perusahaan manufaktur
di indonesia. Hal ini disebabkan karena peranan dewan komisaris tidak dapat meningkatkan kualitas laba dengan membatasi tingkat manajemen
laba melalui fungsi monitoring atas pelaporan keuangan. Namun hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Maruf 2006 dan Wedari 2009 yang menyatakan bahwa
Universitas Sumatera Utara
proporsi dewan komisaris independen berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap manajemen laba.
4. Pengaruh Komite Audit Terhadap Manajemen Laba
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa komposisi komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini berarti komite
audit yang diukur dari persentase jumlah anggota komite audit yang berasal dari luar perusahaan dapat mengurangi manajemen laba yang
dilakukan oleh pihak manajemen dalan perusahaan. Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Isnanta 2007 dan Girsang 2010 yang menemukan bahwa keberadaan anggota komite audit independen tidak efektif mengurangi manajemen
laba. Hal ini karena pengakuan komite audit oleh perusahaan hanya dilakukan untuk pemenuhan regulasi saja tetapi tidak dimaksudkan untuk
menegakkan good corporate governance di perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan pada bab sebelumnya, diperoleh kesimpulan bahwa:
1. Mekanisme good corporate governance dalam hal ini kepemilikan
Manajerial, Kepemilikan institusioanal, Proporsi dewan komisaris independen dan komite audit secara bersama-sama tidak mempengaruhi
manajemen laba. Hasilnya menunjukan pengaruh yang lemah. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Wedari 2009,
yang menemukan bahwa pengaruh mekanisme good corporate governance dalam hal ini kepemilikan manajerial, kepemilikan
institusional, proporsi dewan komisaris independen secara bersama-sama terhadap manajemen laba dengan tingkat pengaruh yang lemah.
2. Pengaruh mekanisme corporate governance secara parsial terhadap
manajemen laba adalah sebagai berikut: a.
Mekanisme kepemilikan manajerial memberikan pengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap manajemen laba. Ini
mengindikasikan bahwa penerapan mekanisme kepemilikan institusional tidak dapat memberikan kntribusi terhadap
tindakan manajemen laba
Universitas Sumatera Utara