BAB 3. METODOLOGI
3.1. Desain
Desain penelitian ini adalah studi cross sectional untuk megetahui hubungan posisi anak saat buang air besar dengan kejadian konstipasi
fungsional.
3.2. Tempat dan waktu
Penelitian dilakukan di SLTP Harapan di Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara selama bulan November 2010.
3.3. Populasi dan sampel
Populasi target adalah anak pelajar SLTP yang menderita konstipasi. Populasi terjangkau adalah anak pelajar SLTP di Kotamadya Medan
Provinsi Sumatera Utara. Sampel adalah populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi.
3.4. Perkiraan besar sampel
Besar sampel dihitung dengan mempergunakan rumus besar sampel tunggal untuk estimasi proporsi, yaitu :
n =
28
Zα
2
d PQ
n = besar sampel
2
14
Universitas Sumatera Utara
α = kesalahan tipe I = 0,05 Tingkat kepercayaan 95 Z
α = 1,96 P
=
Q = 1 – P = 0,12
proporsi anak dengan posisi duduk yang menderita konstipasi: 88 = 0,88
d = tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki = 0,10
Dengan menggunakan rumus di atas didapat besar sampel adalah sebanyak 40 orang.
3.5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
3.5.1. Kriteria Inklusi 1. Murid SLTP usia 10 sampai 15 tahun.
2. Memenuhi kriteria diagnosis konstipasi fungsional berdasarkan kriteria ROME III.
3. Orang tua bersedia mengisi informed consent. 3.5.2. Kriteria Eksklusi
1. Gizi kurang. 2. Dijumpai anamnesa : penurunan berat badan, gagal tumbuh, muntah,
diare kronis, demam yang tidak diketahui penyebabnya, feses abnormal, dan darah saat defekasi.
3. Kelainan gastrointestinal berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik seperti peritonitis.
4. Dijumpai kelainan endokrin berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Universitas Sumatera Utara
5. Dijumpai kelainan organ secara pemeriksaan fisik seperti hepatomegali atau splenomegali.
3.6. Persetujuan Informed Consent
Semua sampel penelitian akan diminta persetujuan dari orang tua setelah dilakukan penjelasan terlebih dahulu.
3.7. Etika Penelitian
Penelitian ini disetujui oleh Komite Etik Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
3.8. Cara Kerja dan Alur Penelitian
1. Sampel disurvei dulu dengan kuisioner dan wawancara langsung. 2. Sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria diagnostik
konstipasi Kriteria Rome III dimasukkan ke dalam penelitian. 3. Sampel dilakukan pemeriksaan fisik dan pengukuran antropometri
meliputi berat badan dan tinggi badan. Berat badan ditentukan dengan menggunakan alat penimbang Camry yang telah ditera sebelumnya
dengan kapasitas sampai 125 kg. Pencatatan dilakukan dalam satuan kilogram kg dengan desimal sensitif sampai 0.1 kg. Semua subyek
penelitian ditimbang tanpa sepatu atau alas kaki, hanya pakaian sekolah sehari-hari saja. Tinggi badan diukur dengan menggunakan
alat mikrotoa 2 M terbuat dari metal, dengan ketepatan 0.5 cm. Tinggi
Universitas Sumatera Utara
badan di ukur dalam satuan meter m, pada posisi tegak lurus menghadap ke depan tanpa alas kaki, tumit dan bokong menempel
pada dinding. Untuk melihat angka pada pengukuran tinggi, pembatas mikrotoa ditarik tegak lurus dan tepat di atas kepala, selanjutnya dinilai
status antropometrinya. Penentuan status antropometri dengan menggunakan indeks massa tubuh IMT. IMT didapatkan dari hasil
perhitungan BB kg TB
2
4. Sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok anak dengan buang air besar dengan posisi jongkok dan posisi duduk.
m.
5. Sampel melalui kuesioner dinilai kriteria konstipasi fungsional menurut kriteria ROME III.
6. Masing-masing kelompok dinilai berapa angka kejadian konstipasi.
Gambar 3.1. Alur Penelitian
Sampel
Posisi buang air besar
Posisi duduk Posisi jongkok
Penilaian menurut kriteria ROME III
Konstipasi
Ya Tidak
Universitas Sumatera Utara
3.9. Identifikasi Variabel Variabel bebas