Hubungan Tingkat Pendidikan dengan PUS Menjadi Akseptor KB

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan PUS Menjadi Akseptor KB

Hasil analisis statistik memperlihatkan tidak adanya hubungan pendidikan dengan PUS menjadi akseptor KB. Dapat dilihat tingkat pendidikan baik rendah maupun tinggi lebih banyak dijumpai pada PUS yang tidak ikut menjadi akseptor KB. Dari 10 PUS yang ikut menjadi akseptor KB yang berpendidikan rendah sebanyak 2 11,8 dan yang berpendidikan tinggi sebanyak 8 17,8, sedangkan dari 52 PUS yang tidak ikut menjadi akseptor KB yang berpendidikan rendah sebanyak 15 88,2 sedangkan yang berpendidikan tinggi sebanyak 37 82,2. Hasil uji pearson chi-square diperoleh bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan PUS menjadi akseptor KB dengan nilai p= 0,682 α=0,05 sehingga Ho diterima. Dari hasil uji penelitian tersebut diketahui tidak terdapat kecenderungan bahwa pendidikan tinggi seseorang akan berpengaruh terhadap PUS menjadi akseptor KB. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Pardede 2012 bahwa tidak terdapat hubungan tingkat pendidikan dengan pemanfaatan program KB dengan hasil uji nilai p α=0,05. Hal ini tidak sesuai dengan teori Nursalam 2001 yang menyatakan bahwa semakin tinggi pendidikan maka akan semakin mudah seseorang tersebut menerima informasi sehingga pengetahuannya akan menjadi semakin baik, sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan. Pendidikan merupakan tingkat dasar pengetahuan yang dimilki seseorang yang menunjukkan korelasi dengan terjadinya perubahan perilaku positif yang meningkat sehingga pengetahuan juga akan meningkat.. Hasil penelitian yang menunjukkan rendahnya keikutsertaan pasangan usia subur dalam hal pendidikan dikarenakan pendidikan tidak secara langsung berdampak terhadap pengetahuan, karena pengetahuan adalah aspek kognitif pada diri manusia, sebelum menjadi suatu kegiatan yang sifatnya motorik yang akan memengaruhi sisi afektif atau sikap pada diri manusia, oleh karena itu PUS dengan pendidikan yang tinggi belum tentu baik pengetahuannya di bidang KB, sehingga akan mengubah sikap dan prilaku PUS tersebut dalam hal keikutsertaan menjadi akseptor KB atau tidak.

5.2 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan PUS Menjadi Akseptor KB

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pasangan Usia Subur (PUS), Akseptor KB dan Jumlah Posyandu Terhadap Jumlah Kelahiran di Kota Medan Tahun 2012

0 45 63

Faktor-faktor Ketidakikutsertaan Pasangan Usia Subur menjadi Akseptor KB di Desa Bandar Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

6 62 58

Karakteristik Akseptor KB Di Kelurahan Setia Negara Pematangsiantar Tahun 2009

4 62 169

Faktor – Faktor Yang Memengaruhi Pasangan Usia Subur ( PUS ) Terhadap Pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang di Kecamatan Medan Denai

1 9 130

Faktor – Faktor Yang Memengaruhi Pasangan Usia Subur ( PUS ) Terhadap Pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang di Kecamatan Medan Denai

0 2 14

Faktor – Faktor Yang Memengaruhi Pasangan Usia Subur ( PUS ) Terhadap Pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang di Kecamatan Medan Denai

0 0 2

B. Faktor Pengetahuan - Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pasangan Usia Subur Menjadi Akseptor KB Di Kelurahan Babura Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan Tahun 2012

0 0 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasangan Usia Subur (PUS) - Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pasangan Usia Subur Menjadi Akseptor KB Di Kelurahan Babura Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan Tahun 2012

0 0 19

BAB I PENDAHULUAN - Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pasangan Usia Subur Menjadi Akseptor KB Di Kelurahan Babura Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan Tahun 2012

0 0 8

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PASANGAN USIA SUBUR MENJADI AKSEPTOR KB DI KELURAHAN BABURA KECAMATAN MEDAN SUNGGAL KOTA MEDAN TAHUN 2012

0 0 11