Pengertian Korban Tinjauan Kepustakaan

4. Mereka yang membunuh atau yang menganiaya berat tanpa dapat dicegah, dalam suatu pembalasan buta terhadap korban yang tidak dikenal. g. Penjahat karena keyakinan, orang-orang ini yakin bahwa perbuatan mereka itu merupakan suatu kewajiban, mereka yang karena keyakinannya menolong seseorang untuk mati atas permintaan dari yang bersangkutan atau atas permintaan dari relasi yang terdekat dari yang bersangkutan, karena penyakit yang tidak tersembuhkan dan penderitaan yang tidak terpikul. h. Penjahat yang tidak memiliki disiplin pergaulan hidup, mereka ini tidak bersedia atau tidak mampu pengenyampingkan kepentingannya sendiri atau usaha-usaha yang meskipun tidak diancam dengan pidana atau yang dicela, i. Bentuk-bentuk campuran, di samping 8 tipe murni tersebut diatas, ada bentuk-bentuk campuran dan yang tepenting di antaranya ialah: 1. Penjahat Profesional yang malas bekerja Kelompok 1, yang sekaligus adalah penjahat yang tidak menguasai diri secara seksual kelompok 4, 2. Penjahat profesional yang malas bekerja Kelompok 3.

2. Pengertian Korban

Dalam setiap kejahatan terdapat pihak yang dirugikan baik secara materil maupun immaterial, dikatakan mengalami kerugian material apabila didalam peristiwa kejahatan tersebut ada pihak yang hartanya berkurang ataupun hilang sama sekali, dan dikatakan immaterial apabila didalam peristiwa itu ada pihak 30 Universitas Sumatera Utara yang mengalami shock karena telah mengalami peristiwa diluar dugaannya, dengan kata lain tidak berbentuk benda. Dalam hal tersebut penderita kerugian biasa disebut sebagai korban. Selain korban, keluarga korban juga termasuk pihak yang ikut merasakan kerugian, terlebih-lebih lagi apabila korban mengalami penganiayaan yang berujung kematian. Sebagai pihak yang mengalami kerugian seharusnyalah ada perhatian terhadap korban, dan menjaga agar semua masyarakat terutama korban agar lebih mendapatkan perlindungan, karena tidak jarang kita mendengar beberapa orang disekitar kita yang mengalami pencurian atau penjambretan dan lainnya mengalami untuk kedua kalinya terhadap kejahatan yang serupa. Situasi dan kondisi pihak korban dapat merangsang pelaku untuk melakukan suatu kejahatan kepada seseorang. Daerah rawan umumnya adalah tempat-tempat yang ramai berdesakan, tempat-tempat yang sunyi dan minim penerangan, serta tempat-tempat yang kurangnya penjagaan. Kejahatan memang merupakan hal yang harus ada dan tidak bisa dihilangkan, akan tetapi usaha pencegahan dalam rangka menanggulangi kejahatan-kejahatan tersebut haruslah tetap dilakukan agar tercipta kententraman dan keamanan dalam masyarakat. Didalam Undang-Undang tentang Perlindungan Saksi dan Korban, pada Pasal 1 butir kedua bahwa Korban dinyatakan sebagai seseorang yang mengalami penderitaan fisik maupun mental serta kerugian ekonomi yang diakibatkan oleh suatu tindak pidana. Sedangkan pengertian Keluarga Korban pada butir yang kelima menurut undang-undang ini adalah orang-orang yang mempunyai hubungan darah dalam garis lurus, atau mempunyai hubungan darah dalam garis menyamping sampai derajat ketiga, atau mempunyai hubungan perkawinan 31 Universitas Sumatera Utara dengan korban dan atau yang menjadi tanggungan saksi danatau korban. Keluarga korban hanya disebutkan tentang orang-orang yang menjadi keluarga korban dan yang menjadi tanggungan korban, yang juga mencakup orang-orang yang mengalami kerugian karena mencegah terjadinya kejahatan tersebut. 30 Sedangkan didalam Undang-Undang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga pada Pasal 1 butir ketiga, korban diartikan sebagai orang yang mengalami kekerasan danatau ancaman kekerasan dalam lingkup rumah tangga. 31

3. Pengertian Senjata Api