Sanksi Pidana terhadap Kejahatan dengan Menggunakan Senjata Api

pulang, anggota Perbakin juga harus mengajukan surat izin menyimpan senjata api. Surat izin ini diajukan pada pihak Polda 71 . Tindak pidana dengan menggunakan senjata api juga diberlakukan ketentuan dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana, ketentuan umum yang mengatur tentang gabungan tindak pidana samenloop sebagaimana diatur dalam Pasal 63 ayat 1 Kitab Undang-undang Hukum Pidana yang menyatakan: “Jika suatu perbuatan masuk dalam lebih dari satu aturan pidana, maka yang dikenakan hanya salah satu aturan pidana, maka yang dikenakan hanya salah satu diantara aturan-aturan itu, jika berbeda-beda, yang dikenakan yang memuat ancaman pidana pokok yang paling berat” Sedangkan dalam ketentuan ayat 2 dinyatakan: “Jika suatu perbuatan masuk dalam suatu aturan pidana yang umum, diatur pula dalam aturan pidana yang khusus, maka hanya yang khusus itulah yang diterapkan”

D. Sanksi Pidana terhadap Kejahatan dengan Menggunakan Senjata Api

Didalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak asasi Manusia tidak ada diatur tentang ketentuansanksi pidana terhadap tindakan pelanggaran Hak Asasi Manusia. Begitu juga resolusi 34168 tentang Prinsip Dasar Penggunaan Kekerasan dan Senjata Api tidak ada diatur tentang ketentuansanksi pidana dari penggunaan senjata api yang tidak sesuai dengan prosedur. Didalam resolusi ini hanya diatur bahwa pengguna senjata api yang tidak sesuai dengan prosedur merupakan pelanggaran pidana dan harus diproses di Peradilan Umum. Setiap tindakan yang dilakukan oleh aparat kepolisian maupun yang dilakukan oleh masyarakat umum, dimana perbuatan-perbuatan yang dilakukan 78 71 http:bramantyo03.blogspot.com200903aturan-hukum-tentang-senjata-api.html ditampilkan pada tanggal 20 Des 2009. Universitas Sumatera Utara tersebut melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan yang ada, maka perbuatan-perbuatan tersebut dapat ditindak dan diberikan sanksi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. Berdasarkan ketentuan Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 tentang Hukuman Istimewa Sementara, warga sipil atau masyarakat umum yang menyalahgunakan senjata api dapat dikenakan sanksi sebagaimana tertulis dalam undang-undang ini: “Barang siapa, yang tanpa hak memasukkan ke Indonesia membuat, menerima, mencoba memperoleh, menyerahkan atau mencoba menyerahkan, menguasai, membawa, mempunyai persediaan padanya atau mempunyai dalam miliknya, menyimpan, mengangkut, menyembunyikan, mempergunakan, atau mengeluarkan dari Indonesia sesuatu senjata api, amunisi atau sesuatu bahan peledak, dihukum dengan hukuman mati atau hukuman penjara seumur hidup atau hukuman penjara sementara setinggi- tingginya dua puluh tahun”. Apabila warga sipil yang telah memiliki izin kepemilikan senjata api ini tetapi lalai mengenai kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhinya untuk memiliki senjata api tersebut, maka ia akan dikenakan sanksi sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 tahun 1948 tentang Pendaftaran, Izin dan Pemberian Idzin Pemakaian Senjata Api, dalam Pasal 14 ayat 1 dan ayat 2 yaitu: “Barang siapa dengan sengaja : a. Tidak memenuhi kewajiban yang ditentukan dalam Pasal 2 tentang senjata api yang dimiliki harus didaftarkan dalam waktu selambat-lambatnya 30 hari, atau b. Sehabis waktu 16 hari terhitung mulai dari hari penutupan pendaftaran memiliki senjata api tidak dengan izin; 79 Universitas Sumatera Utara c. Melarang larangan tersebut dalam pasal 3 atau pasal 4 mengenai pemindahan senjata api ke tangan oranglain tanpa adanya izin dari kepolisian, maka akan dihukum penjara selama 4 empat tahun atau denda sebanyak-banyaknya lima belas ribu rupiah dan senjata api dirampas.” Dalam pasal 12 mengenai Pendaftaran, Izin dan Pemberian Izin Pemakaian Senjata Api, Barang siapa tidak memenuhi kewajiban yang ditentukan maka akan dihukum kurungan selama 3 tiga bulan atau denda sebanyak sembilan ratus rupiah dan senjata api dirampas. Perbuatan yang termuat dalam ayat 1 dianggap sebagai Kejahatan, dan perbuatan yang termuat dalam ayat 2 dianggap sebagai pelanggaran. Sebagaimana disebutkan sebelumnya bahwa di Indonesia penggunaan senjata api merupakan pelanggaran Hak Asasi Manusia diproses sesuai dengan Kitab Undang-undang Hukum Pidana KUHP. Oleh karena itu, sebelum sanksi pidana ditentukandijatuhkan, harus terlebih dahulu dilihat, apakah kejahatan yang ditimbulkan oleh penggunaan senjata api tersebut sehingga dapat diketahui sanksi pidananya. Sebagaimana disebutkan sebelumnya bahwa kejahatan dengan menggunakan senjata api antara lain adalah: 1. Penganiayaan Ancaman pidananya adalah pidana penjara selama-lamanya 2 dua tahun 8 delapan bulan dan pidana denda sebanyak-banyaknya Rp 4.500 empat ribu lima ratus rupiah, sebagaimana diatur dalam Pasal 351 ayat 1 KUHP. Akan tetapi apabila penganiayaan tersebut menjadikanmenyebabkan luka berat maka ancaman pidananya adalah pidana penjara selama-lamanya 5 lima tahun, sebagaiman diatur dalam Pasal 351 ayat 2 KUHP. Dan apabila penganiyaan 80 Universitas Sumatera Utara tersebut mengakibatkan matinya orang, ancaman pidananya adalah pidana penjara selama-lamanya 7 tujuh tahun, sebagaimana diatur dalam Pasal 351 ayat 3 KUHP. 2. Pemerasan Ancaman pidananya adalah pidana penjara selama-lamanya 9 sembilan tahun, sebagaimana diatur dalam Pasal 368 ayat 1 KUHP. 3. Pencurian Ancaman pidananya adalah pidana penjara selama-lamanya 5 lima tahun dan pidana denda sebanyak-banyaknya Rp. 900 sembilan ratus rupiah, sebagaimana diatur dalam Pasal 362 KUHP. 4. Pembunuhan Ancaman pidananya adalah pidana penjara selama-lamanya 15 lima belas tahun, sebagaimana diatur dalam Pasal 338 KUHP. 81 Universitas Sumatera Utara

BAB IV KEJAHATAN DENGAN MENGGUNAKAN SENJATA API DI WILAYAH