disetujui oleh Kapolri langsung, senjata genggam berpeluru karet dan senjata genggam gas cukup berizinkan Direktorat Intelegent Polri.
F. Metode Penelitian
Dalam penyusunan skripsi ini agar dapat memenuhi kriteria sebagai tulisan ilmiah, maka diperlukanlah data-data yang relevan dari skripsi ini. Dalam
upaya pengumpulan data yang diperlukan itu, maka penulis menerapkan metode pengumpulan data sebagai berikut :
1. Jenis Penelitian Hukum
Berdasarkan disiplin hukum yang mempunyai ruang lingkup begitu luas, maka metode yang dipergunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah Metode
Penelitian ini bersifat Deskriptif. Metode Penelitian Deskriptif merupakan penelitian hukum yang dilakukan untuk memberikan data yang seteliti mungkin
tentang manusia, keadaan atau gejala-gejala lainnya ataupun fenomena. Penelitian deskriptif sangat berguna untuk mempertegas sebuah hipotesa, agar dapat
membantu dalam memperkuat teori-teori lama, atau didalam kerangka mencoba merumuskan teori baru.
35
Adapun ciri dari Metode Penelitian Deskriptif ini adalah menggambarkan permasalahan secara detail dan memusatkan pada
pemecahan masalah yang sedang dihadapi, yang tujuannya untuk menguraikan masalah, menganalisa dan mengklasifikasikan masalah-masalah yang ada dari
gambaran yang sebenarnya mengenai objek penelitian, dalam hal ini tentang seseorang yang melakukan kejahatan dengan menggunakan senjata api.
35
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press, 1984, Hal. 15.
34
Universitas Sumatera Utara
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kepolisian Sumatera Utara dengan judul penelitian Kajian Kriminologi terhadap Penanggulangan Kejahatan dengan
Senjata Api di Wilayah Hukum Kepolisian Sumatera Utara dan Sekitarnya.
3. Jenis Data dan Sumber Data Penulisan
Sumber data dari skripsi ini diambil dari data sekunder. Yang dimaksud dengan Data Sekunder adalah :
a. Bahan Hukum Primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat seperti
Kitab Undang-undang Hukum Pidana KUHP, Undang-Undang serta Peraturan-peraturan lainnya yang terkait.
b. Bahan Hukum Sekunder, yaitu bahan hukum yang erat kaitannya dengan
bahan hukum primer dan dapat membantu menganalisa dan memahami bahan hukum primer. Bahan hukum sekunder yang berupa data dan
dokumentasi yang diperoleh dari Kepolisian Sumatera Utara, selain itu bahan hukum yang sekunder juga berupa informasi-informasi yang
didapat dari seminar-seminar, jurnal-jurnal hukum, majalah-majalah, koran-koran, karya tulis ilmiah, dan beberapa sumber dari internet yang
berkaitan dengan persoalan diatas. c.
Bahan Hukum Tertier, yaitu bahan-bahan hukum yang memberikan informasi dan penjelasan mengenai bahan-bahan hukum primer dan
bahan-bahan hukum sekunder, seperti kamus, dan lain sebagainya.
4. Metode Pengumpulan Data