Sejarah dan Perkembangan Bentuk, Fungsi dan Makna Feng Shui Bagi Kehidupan Masyarakat Tionghoa Kota Medan

Dalam penyebarannya pada zaman dahulu, Feng Shui sering kali identik dengan mitos. Hal ini karena masyarakat zaman dahulu lebih cepat tunduk pada sesuatu yang berhubungan dengan supranatural. Namun dalam perkembangannya saat ini, mitos dewa- dewa ini tidak dipercaya begitu saja oleh orang-orang. Hal ini terkait dengan semakin rasionalnya cara berpikir manusia masa kini, walaupun pemahaman Feng Shui sebagai ilmu empiris belum dipahami oleh semua orang. Masih ada sebagian orang yang menganggap bahwa Feng Shui adalah mitos belaka Wicaksono, 2010:6

4.2 Sejarah dan Perkembangan

Feng Shui Munculnya Feng Shui tidak serta merta terjadi secara instan, namun melewati berbagai proses yang panjang. Feng Shui merupakan sebuah metamorphosis yang telah ada sejak lebih dari 4700 tahun yang lalu. Ilmu telah mengalami perubahan yang begitu besar jika ditilik dari waktu ke waktu. Proses ini diawali dengan ditemukannya I Ching kitab perubahan, yaitu sebuah kitab kuno Cina yang sangat termasyur berisi prinsip kebenaran yang dianggap sebagai perubahan alam dan segala isinya. Karya klasik Cina ini dimuliakan selama ribuan tahun sebagai tuntutan atas keberhasilan dan sumber kebijakan. Hampir semua falsafah Cina berakar dari kitab ini. Konsep dasar I Ching berkembang dan bermula lebih dari 4900 tahun lalu oleh Kaisar Fu Xi 2953 SM – 2838 SM yang oleh karena pengamatannya yang baik terhadap segala perubahan alam dan bentuk-bentuk kehidupan termasuk setiap gerakan tubuh. Kaisar Fu Xi menyimpulkan bahwa semua pergerakan di alam semesta dengan segala isinya berubah UNIVERSITAS SUMATERA UTARA mengikutu hukum kehidupan Hukum alam Li. Kaisar Fu Xi berhasil menemukan perhitungan kotak ajaib, kala itu ia menemukan kura-kura raksasa hitam merayap keluar dari sungai Lo. Ia sangat terpukau pada pola titik-titik air yang terdapat pada punggung kura-kura tersebut. Dari punggung kura-kura itulah perhitungan akan kotak Lo Shu didapat. Lo Shu adalah perhitungan Feng Shui yang menggunakan pola angka 1 sampai 9. Setiap angka terdapat pada satu kotak kecil yang terdapat pada punggung kura-kura, terdiri dari 3 vertikal dan 3 horizontal. Jika semua vertikal maupun horizontal dijumlahkan, maka akan selalu menghasilkan angka 15. Gambar 4.2 Diagram Lo Shu Sumber : Ambiente, 1994 Pada masa ini Feng Shui dikenal dengan nama Bu Zhai, yakni metode peramalan dengan menggunakan cangkang kura-kura untuk menilai sebuah lokasi yang menguntungkan atau tidak. Fungsi kotak Lo Shu dalam Feng Shui adalah untuk mendapatkan waktu dan arah yang tepat ketika renovasi rumah, pindah rumah, masuk kantor baru dan hari-hari penting lainnya. Kotak Lo Shu melambangkan Sembilan tipe energi Qi. Angka 9 menunjukkan arah Selatan, sebagaimana dikenal dalam kompas Feng Shui. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Peta Lo Shu berubah menjadi sumber inspirasi utama yang mempengaruhi konsep peta manusiawi dan dimualailah era dimana Ba Gua dipakai sebagai alat memperediksi perubahan tingkah pola kehidupan manusia. Ba Gua susunan langit awal ini sering disebut sebagai Xian Tian Ba Gua atau peta surgawi. Ba Gua cenderung dipakai sebagai alat memprediksi fenomena yang terjadi di alam untuk menghitung bangunan yang bersifat monumental, seperti rumah ibadah, istana kerajaan, formasi kota, makam, dan lain-lain. Metode utama yang digunakan pada era ini masih sederhana sekali, yaitu: mengevaluasi bentuk-bentuk tanah dataran tinggi dan dataran rendah, kecukupan air dan pola aliran air. Pakar Feng Shui pada masa itu disebut dengan istilah Fang Shi atau seseorang yang mempelajari ilmu metafisika. Gambar 4.2 Ba Gua Susunan Langit Awal Sumber : www.taiji.net Konsep Ba Guadelapan trigram ini kemudian diterjemahkan dan disusun menjadi 64 Hieragram oleh Raja Wen Wang pendiri Dinasti Zhou, 1150-249 SM dalam bentuk Hou Tian Ba Gua atau peta manusiawi Ba Gua lanjutan yang pada masa itu merupakan periode UNIVERSITAS SUMATERA UTARA zaman yang lebih maju untuk memahami nama-nama benda beserta hukum alam yang harus diketahui. Perubahan Ba Gua menjadi 64 Hieragram akhirnya disimpulkan sebagai akar kebudayaan dan pengetahuan Cina kuno. Selanjutnya isi peta manusiawi ini disempurnakan oleh Khong Hu Cu 551-479 SM dan dikenal dengan nama kitab I Ching. Ia menambahkan sepuluh sayap dalam I Ching sebagai tafsir penjelasan dan mengembangkannya secara khusus sebagai sumber penghayatan hidup dan pendalaman spiritualitas. Kaisar Chin Shi Huang Ti 221-206 SM adalah pendiri Dinasti Qin, yang berkuasa dengan masa jabatan yang singkat, tetapi merupakan kaisar lalim yang berkuasa dengan tangan besi dan telah berhasil menyatukan Cina kembali setelah porak-poranda akibat pertikaian dalam negeri, dimana hanya tersisa tujuh Negara yaitu : Qin, Qi, Chu, Yan, Han, Zhao dan We. Kaisar inilah yang meninggalkan karya sejarah spektakuler berupa dua keajaiban dunia yaitu Tembok Besar Cina dan Terracotta. Kaisar Chin juga mengharuskan pemusnahan terhadap kitab-kitab yang tidak sesuai dengan misi kekaisaran Qin. I Ching termasuk salah satu dari sebagian kecil kitab yang berhasil diselamatkan. Kemunculan Dinasti Han setelah Dinasti Qin menghasilkan suatu pemerintahan yang rapi, tertib dan teratur. Di zaman ini I Ching berkembang dengan sangat pesat dan dikenal sebagai buku ramalan, etika dan metafisika. Ajaran Khong Hu Cu pun menjadi agama resmi Negara dengan lima kitab pegangan Wu Ching dimana salah satunya adalah I Ching. Pada masa ini ilmu Feng Shui dikenal dengan istilah Kan Yu. Kan Yu adalah istilah bahwa manusia mengerti kehendak alam semesta, sehingga dimana saja dia tinggal dia harus menyesuaikan diri dengan lingkungan. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Pada zaman kejayaan Dinasti Han dibangun perlintasan Jalur Sutra yang merupakan jalur lalu lintas darat. Jalur ini dipakai sebagai jalur perlintasan luar negeri, yang menghubungkan Cina, Turki, india bahkan sampai Afganistan. Jalur ini juga digunakan untuk penyebaran agama Budha di Cina oleh para Biksu dari India dan akhirnya agama ini membaur dengan agama pribumi di Cina yaitu agama Tao dan Khong Hu Cu, kemudian berkembang kembali sebagai agama Chinesse Buddhism yang di Indonesia dikenal sebagai agama Kelenteng. I Ching dikembangkan secara resmi dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kurikulum pendidikan, bahkan dijadikan sebagai bahan pelajaran wajib yang harus dikuasai oleh para Sia Cai sarjana saat mengikuti ujian tingkat nasional. Kemudian berkembang pula I Ching versi Buddhis dan Taoisme. Perpaduan inilah yang kemudian menghasilkan teks standar I Ching. I Ching perpaduan ini dijadikan oleh para ilmuan dunia dalam menelaah dan kemudian mempelajari I Ching yang kemudian disusun lagi pada zaman Dinasti Tang hingga akhirnya muncullah Feng Shui. Perjalanan Feng Shui ini berlanjut pada zaman Dinasti Tang, dimana praktek Feng Shui mulai diperkenalkan secara luas di Cina oleh Yang Yun Sang seorang ahli Cina kuno sekitar 840-888 M. Yang Yun Sang merupakan penasehat utama kaisar Hi Tsang 888 M. Ia diakui sebagai penemu Feng Shui, ia meninggalkan warisan klasiknya berupa 3 buku tentang Feng Shui. Ketiga buku ini bercerita tentang praktek Feng Shui yang menggunakan metode perhitungan dikembangkan melalui metafora keberadaan sosok naga, terdiri atas : Han Lung Ching Seni Membangkitkan Naga, Ching Nang Ao Chih Menentukan Letak Goa Naga, I Lung Ching Prinsip Mendekati Naga. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Buku ini dikembangkan menjadi dasar-dasar Feng Shui dan dikenal sebagai Feng Shui aliran bntuk yang mengacu pada penentuan letak Naga Hijau dan Macan Putih sebagai faktor penentu kedudukan Nafas Kosmis QiEnergi Pembawa Keberuntungan. Wang Zhi seorang ahli perbintangan yang hidup di zaman Dinasti Sung 960 M, memperkenalkan Feng Shui aliran kompas yang berpengaruh pada planet terhadap kualitas baik buruknya suatu tempatlahanbangunan. Pada akhir abad ke 19 dengan awal abad ke 20 kedua aliran yang tadinya berjalan sendiri-sendiri ini, digabungkan menjadi prinsip perhitungan Feng Shui yang saling mengisi dan berkaitan. Gambar 4.2 Luo Ban yang biasa dipakai pakar Feng Shui Aliran Kompas Sumber: www.google.id

4.3 Elemen-elemen

Dokumen yang terkait

BENTUK, FUNGSI, DAN MAKNA FENG SHUI BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT TIONGHOA KOTA MEDAN 印尼棉兰华裔对风水的理解和意义分析研究 (Yìnní Mián Lán Huáyì Duì Fēngshuǐ De Lǐjiě Hé Yìyì Fēnxī Yánjiū)

0 1 14

BENTUK, FUNGSI, DAN MAKNA FENG SHUI BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT TIONGHOA KOTA MEDAN 印尼棉兰华裔对风水的理解和意义分析研究 (Yìnní Mián Lán Huáyì Duì Fēngshuǐ De Lǐjiě Hé Yìyì Fēnxī Yánjiū)

0 0 1

BENTUK, FUNGSI, DAN MAKNA FENG SHUI BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT TIONGHOA KOTA MEDAN 印尼棉兰华裔对风水的理解和意义分析研究 (Yìnní Mián Lán Huáyì Duì Fēngshuǐ De Lǐjiě Hé Yìyì Fēnxī Yánjiū)

0 0 7

BENTUK, FUNGSI, DAN MAKNA FENG SHUI BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT TIONGHOA KOTA MEDAN 印尼棉兰华裔对风水的理解和意义分析研究 (Yìnní Mián Lán Huáyì Duì Fēngshuǐ De Lǐjiě Hé Yìyì Fēnxī Yánjiū)

0 0 9

BENTUK, FUNGSI, DAN MAKNA FENG SHUI BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT TIONGHOA KOTA MEDAN 印尼棉兰华裔对风水的理解和意义分析研究 (Yìnní Mián Lán Huáyì Duì Fēngshuǐ De Lǐjiě Hé Yìyì Fēnxī Yánjiū) Chapter III VI

0 3 54

BENTUK, FUNGSI, DAN MAKNA FENG SHUI BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT TIONGHOA KOTA MEDAN 印尼棉兰华裔对风水的理解和意义分析研究 (Yìnní Mián Lán Huáyì Duì Fēngshuǐ De Lǐjiě Hé Yìyì Fēnxī Yánjiū)

0 2 3

BENTUK, FUNGSI, DAN MAKNA FENG SHUI BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT TIONGHOA KOTA MEDAN 印尼棉兰华裔对风水的理解和意义分析研究 (Yìnní Mián Lán Huáyì Duì Fēngshuǐ De Lǐjiě Hé Yìyì Fēnxī Yánjiū)

0 1 22

Bentuk, Fungsi dan Makna Feng Shui Bagi Kehidupan Masyarakat Tionghoa Kota Medan

0 1 9

BAB I PENDAHULUAN 1.1 - Bentuk, Fungsi dan Makna Feng Shui Bagi Kehidupan Masyarakat Tionghoa Kota Medan

1 1 7

BENTUK, FUNGSI, DAN MAKNA FENG SHUI BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT TIONGHOA KOTA MEDAN

0 2 14