Aktivitas Antibakteri MBPTe terhadap E. coli

bahan pengental sekaligus dapat sebagai emulsifier, mudah melarut pada air dingin dan merupakan oligosakarida yang tergolong dalam prebiotik. Secara nyata dapat memperlancar saluran pencernaan dengan membantu berkembangnya bakteri probiotik bakteri yang baik. Bomba et al. 2002 melaporkan bahwa pada kondisi in vitro, maltodekstrin mendorong pertumbuhan Lactobacillus paracasei sehingga dapat menghambat pertumbuhan E. coli 08:K88 sedangkan L. paracasei tanpa penambahan maltodekstrin tidak memilki efek penghambatan. Kemampuan suatu pengawet dalam menghambat pertumbuhan mikroba, salah satunya dipengaruhi oleh konsentrasi pengawet yaitu jenis dan jumlah. Berdasarkan jenis, menurut Praptosuwirya 2001 biji pala memiliki aktivitas bakterisida karena adanya kandungan senyawa miristisin, senyawa hidrokarbon terpena, dan turunan fenilpropana. Kusumaningrum et al. 2003 melaporkan bahwa konsentrasi 1 minyak atsiri ekstrak kasar biji M. fragrans sudah menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap X. campestris. Jumlah antibakteri yang digunakan akan mempengaruhi jumlah penghambatan pertumbuhan bakteri. Pada diagram dan grafik ditunjukkan bahwa semakin banyak enkapsulasi minyak biji pala yang ditambahkan maka semakin besar jumlah bakteri yang dihambat. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Minyak biji pala terenkapsulasi secara efektif dapat menghambat pertumbuhan S. aureus. Bakteri yang paling sensitif terhadap MBPTe baik dalam medium pertumbuhan bakteri uji NB dan MRSB maupun aplikasinya dalam pure jambu biji merah adalah S. aureus sedangkan yang paling tahan adalah L. delbrueckii. Aplikasi MBPTe dengan konsentrasi 1,2 dan 2,4 bv sudah mampu menghambat S. aureus dan E. coli dalam pure jambu biji merah pada waktu kontak optimum 3 jam. Penggunaan konsentrasi MBPTe 2,4 yang ditambahkan ke dalam pure jambu biji merah dianggap paling optimum dari hasil penelitian karena dapat menghambat S. aureus sebesar 3,26 log CFUml dan E. coli sebesar 3,43 log CFUml dengan waktu kontak 3 jam, namun dari konsentrasi tersebut masih dapat dioptimasi untuk memperoleh konsentrasi yang lebih rendah 2,4 dan 1,2 dengan waktu kontak lebih singkat dan memiliki penghambatan yang memadai. Saran Penelitian lebih lanjut mengenai sifat sensori produk perlu dilakukan, khususnya pada pure jambu biji yang telah ditambahkan MBPTe sesuai konsentrasi yang telah diperoleh dari hasil penelitian ini. Hal tersebut karena komponen volatil yang terkandung dalam minyak biji pala memiliki aroma dan rasa yang khas. Nilai konsentrasi hambat minimum MIC belum diperoleh dalam penelitian sehingga perlu ditentukan dengan memperbanyak konsentrasi yang berbeda untuk diuji. Pengaruh lama penyimpanan pure jambu biji yang diberi MBPTe pada suhu rendah 5 o C juga perlu dikaji baik terhadap mutu produk maupun konsentrasi komponen bioaktif MBPTe. Selain itu, masih diperlukan adanya penelitian untuk mempelajari pengaruh proses enkapsulasi dan lama penyimpanan terhadap komponen-komponen minyak atsiri MBPTe. DAFTAR PUSTAKA Abdalla B. 2013. Pengujian aktivitas antibakteri ekstrak tempe koro pedang Canavalia ensiformis L. terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus [skripsi]. Bogor ID:Institut Pertanian Bogor. Agustinisari I, Sumangat D, Purwani EY, Kailaku SI, Harimurti N, Yuliani S, Adom G, Haerani C, Triyono M, Wahyudiono, Danuwarsa, Rosmayanti D. 2012. Teknologi nanoenkapsulasi minyak biji pala Myristica fragrans H sebagai bahan preservatif puree jambu merah dan sari buah apel. Laporan Akhir Tahun Pelaksanaan Kegiatan Penelitian. Bogor: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian. Bomba A, Nemcova R, Gancarcikova S, Herich H, Guba P, dan Mudronova D. 2002. Improvement of the prebiotic effect of micro-organisms by their combination with maltodextrins, fructo-oligosaccharides and polyunsaturated fatty acid. Bitish Journal of Nutrition 88:595-599. [BPOM] Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2009. Penetapan Batas Maksimum Cemaran Mikroba dan Kimia dalam Makanan. [BPS] Badan Pusat Statistik ID. 2013. Produksi Buah – buahan di Indonesia [Internet]. [diunduh 2013 Nov 15] Tersedia pada: www.bps.go.id . Dorman HJD dan Deans SG. Antimicrobial agents from plants : Antibacterial activity of plant volatile oils. Journal of Applied Microbiology 88: 308-316. [FDA] Food and Drug Administration. 2001. Bacteriological Analytical Manual Chapter 3 Aerobic Plate Count [Internet]. [diunduh 2013 Januari 11]. Tersedia pada: http:www.fda.govFoodScienceReasearchLaboratoryMethodsBacteriolo gicalAnalyticalManualBAMucm063346.html. Filgueiras CT dan Vanetti MCD. 2006. Effect of eugenol on growth and Listeriolysin O production by Listeria. Braz. arch. biology technology 493: 405-409. Francesco D, Marianna A, Mariarenata S, Giovanna F. 2011. Nanoencapsulation of essential oils to enhance their antimicrobial activity in foods. LWT-Food Science and Technology 30: 1-7 Friedman M, Henika PR, Levin CE, Mandrell RE. 2004. Antibacterial activities of plant essential oils and their components againts Escherichia coli O157:H7 and Salmonella enteritica in apple juice. Journal Agriculture Food Chemistry 52: 6042-6048.