Aktivitas Antibakteri Emulsi Minyak Biji Pala
terlihat pada hasil penelitian bahwa S. aureus dengan konsentrasi 1,2 bv pada jam ke-3 mampu dihambat pertumbuhannya hingga 2,42 log CFUml sedangkan
E. coli hanya 0,75 log CFUml. Gambar bakteri dalam cawan yang menunjukkan penurunan jumlah bakteri terhadap penambahan MBPTe terdapat pada Lampiran
4, 5, dan 6.
Secara keseluruhan, perbedaan S. aureus dan E. coli pada pengujian aktivitas antibakteri dalam media sintetik maupun aplikasi dalam pure jambu biji
merah yaitu E. coli membutuhkan konsentrasi MBPTe yang lebih besar daripada S. aureus. Konsentrasi MBPTe 0,6 bv menurunkan 2,14 log CFUml S.
aureus dan 0,92 log CFUml E. coli sedangkan dalam pure jambu biji merah 0,72 log CFUml S. aureus dan 0,31 log CFUml E. coli. Susunan komponen dinding
sel bakteri Gram positif umumnya lebih sederhana dibandingkan dengan dinding sel bakeri Gram negatif sehingga lebih mudah ditembus senyawa antibakteri.
Struktur dinding sel bakteri Gram negatif tersusun oleh peptidoglikan dan outer membrane. Lapisan outer membrane terdiri dari lipopolisakarida LPS,
lipoprotein dan protein Madigan et al. 2006. Adanya ketiga senyawa pada outer membrane menyebabkan bakteri Gram negatif mempunyai ketahanan terhadap
senyawa antibakteri Friedman et al. 2004. Hal tersebut yang menyebabkan E. coli lebih tahan terhadap minyak biji pala terenkapsulasi dibandingkan dengan S.
aureus yang memiliki penurunan log lebih besar ketika diujikan dalam media NB maupun pure jambu biji. Beberapa penelitian juga menunjukkan hasil yang sama
seperti yang diperoleh Suliantari 2009 bahwa bakteri Gram negatif kecuali P. aeruginosa lebih tahan terhadap perlakuan ekstrak etanol sirih bila dibandingkan
dengan bakteri Gram positif. Parhusip et al. 2009, S. aureus dan B. cereus lebih peka terhadap ekstrak temu putih dibandingkan dengan E. coli. Secara
keseluruhan, dalam penelitian ini minyak biji pala terenkapsulasi mampu menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif dan Gram negatif.
Pada bakteri Gram positif, bahan antimikroba dapat langsung masuk dan akan mengisi lapisan peptidoglikan kemudian berikatan dengan protein,
selanjutnya dapat menyebabkan bakteri tersebut lisis. Sedangkan pada bakteri Gram negatif, bahan tersebut masuk melalui porin saluran difusi pasif yang
terdapat pada lapisan luar, kemudian masuk ke lapisan peptidoglikan dan selanjutnya membentuk ikatan dengan protein lalu sel bakteri lisis. Adanya
senyawa fenol dalam minyak biji pala juga mempengaruhi mekanisme penghambatan. Daya kerja dari senyawa fenol sebagai senyawa antimikroba
adalah dengan membentuk ikatan pada permukaan sel kemudian berpenetrasi ke dalam sel sasaran dengan cara difusi pasif untuk bakteri Gram positif atau untuk
bakteri Gram negatif adalah dengan mengganggu ikatan hidrofobik Buck, 2001. Penghambatan juga dapat terjadi terhadap enzim yang bekerja dalam sel.
Menurut Pelczar dan Chan 2008 enzim merupakan sasaran potensial senyawa antibakteri. Penghambatan ini umumnya bersifat irreversible yaitu terjadi
perubahan membran sel, sehingga enzim menjadi tidak aktif. Dengan terhambatnya atau terhentinya aktivitas enzim, mekanisme kerja enzim dapat
terganggu, sehingga mempengaruhi pertumbuhan sel bakteri.