dan perundangan-undangan yang berlakudan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
Fairness kesetaraan dan kewajaran, yaitu perlakuan yang adil dan setara
di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan perundangan yang berlaku. Esensi dari
corporate governance adalah peningkatan kinerja perusahaan melalui supervisi atau pemantauan kinerja manajemen dan adanya akuntabilitas
manajemen terhadap pemangku kepentingan lainnya, berdasarkan kerangka aturan dan peraturan.
Setiap perusahaan harus memastikan bahwa kelima prinsip dasar good corporate governance tersebut telah diterapkan pada setiap aspek bisnis dan di
semua jajaran perusahaan. Berdasarkan KNKG 2006, kepengurusan perseroan terbatas di Indonesia menganut sistem dua badan twoboardsystem yaitu dewan
komisaris dan direksi yang mempunyai wewenang dantanggung jawab yang jelas sesuai dengan fungsinya masing-masing sebagaimanadiamanahkan dalam
anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan fiduciaryresponsibility. Namun demikian, keduanya mempunyai tanggung jawab untukmemelihara
kesinambungan usaha perusahaan dalam jangka panjang. Oleh karenaitu, dewan komisaris dan direksi harus memiliki kesamaan persepsi terhadap visi, misi,dan
nilai-nilai perusahaan.
2.1.8 Komisaris Independen
Struktur good corporate governance GCG di Indonesia memisahkan antara dewan komisaris dengan dewan direksi. Dewan komisaris dapat terdiri dari
komisaris yang tidak berasal dari pihak terafiliasi yang dikenal sebagai komisaris independen dan komisaris yang terafiliasi KNKG, 2006. Komisaris yang
terafiliasi non independent adalah pihak yang mempunyai hubungan bisnis dan kekeluargaan dengan pemegang saham pengendali, anggota direksi dan dewan
komisaris lain, serta dengan perusahaan itu sendiri. Komisaris independen merupakan pihak yang tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan perusahaan.
Keberadaan komisaris independen telah diatur Bursa Efek Indonesia melalui peraturan BEI tanggal 1 Juli 2000. Dikemukakan bahwa perusahaan yang
listed di Bursa harus mempunyai komisaris independen yang secara proporsional sama dengan jumlah saham yang dimiliki pemegang saham yang minoritas bukan
controlling shareholders. Dalam peraturan tersebut, persyaratan jumlah minimal Komisaris Independen adalah 30 dari seluruh anggota dewan komisaris. Salah
satu fungsi utama dari komisaris independen adalah untuk menjalankan fungsi monitoring yang bersifat independen terhadap kinerja manajemen perusahaan.
Keberadaan komisaris dapat menyeimbangkan kekuatan pihak manajemen terutama CEO dalam pengelolaan perusahaan melalui fungsi monitoringnya
Wardhani 2008 dalam Prasetyo 2010:42. Menurut KNKG 2006, pemilihan komisaris independen harus
memperhatikan pendapat pemegang saham minoritas yang dapat disalurkan melalui komite nominasi dan remunerasi.
Beberapa kriteria lainnya tentang Komisaris independen adalah sebagai berikut:
1. Komisaris independen tidak memiliki hubungan afiliasi dengan pemegang saham mayoritas atau pemegang saham pengendali controlling
shareholders perusahaan tercatat yang bersangkutan; 2. Komisaris independen tidak memiliki hubungan dengan direktur danatau
komisaris lainnya perusahaan tercatat yang bersangkutan; 3. Komisaris independen tidak memiliki kedudukan rangkap pada
perusahaan lainnya yang terafiliasi dengan perusahaan tercatat yang bersangkutan;
4. Komisaris independen harus mengerti peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal;
5. Komisaris independen diusulkan dan dipilih oleh pemegang saham minoritas yang bukan merupakan pemegang saham pengendali bukan
controlling shareholders dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS.
2.1.9 Kepemilikan Institusional