dependen. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang crossection relatif rendah karena ada variasi yang besar antara masing-masing pengamatan,
sedangkan untuk data runtun waktu time series biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi Ghozali,2011.
3.6.3.2 Uji Signifikansi Parameter Individual Uji Statistik t
Ghozali 2011, Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaru satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Uji statistik t digunakan untuk menemukan pengaruh paling dominan antara masing-masing variabel independen untuk menjelaskan variabel
dependen dengan tingkat significant level 0,05α=5. Penerimaan atau
penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut : 1.
Jika nilai signifikan 0,05 maka hipotesis ditolak koefisien regresi tidak signifikan. Hal ini berarti bahwa secara parsial variabel
independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variable dependen.
2. Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis diterima koefisien regresi
signifikan. Hal ini berarti secara parsial variabel independen tersebut 7mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
3.6.3.3 Analisis Uji Nilai Selisih Mutlak.
Uji nilai selisih mutlak menurut Frucot dan Shearon 1991 dalam Ghozali 2013 uji nilai selisih mutlak lebih disukai oleh karena ekspektasi
sebelumnya berhubungan dengan kombinasi antara X
1
dan X
2
dan berpengaruh
terhadap Y. Jika skor tinggi untuk nilai persediaan berasosiasi dengan skor rendah dari profitabilitas, maka akan terjadi perbedaan nilai absolut yang besar Hal ini
juga berlaku bagi skor rendah dari nilai persediaan berasosiasi dengan skor tinggi dari nilai profitabilitas. Kedua kombinasi ini diharapkan akan berpengaruh
terhadap nilai perusahaan yang meningkat.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Sampel Penelitian
Industri manufaktur di Indonesia tumbuh dan berkembang sangat pesat. Pertumbuhan industri manufaktur di Indonesia mencapai angka 5,7 pada tahun
2014, dan ditargetkan tumbuh hingga 6,8 pada tahun 2015. Hingga akhir tahun 2014 terdapat total 140 perusahaan industri manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia www.sahamok.com
, terbagi dalam tiga sektor utama industri, yaitu sektor industri dasar dan kimia, sektor aneka industri, dan sektor industri
barang konsumsi. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini sejumlah 138 perusahaan
publik sektor industri manufaktur di Indonesia tahun 2011 sampai 2013. Perusahaan yang terpilih sebagai sampel yang mewakili populasi berdasarkan
teknik pengambilan sampel secara purposive sampling adalah sebanyak 20 perusahaan.
4.2 Hasil Analisis Data 4.2.1 Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran umum atau deskripsi suatu data yang dijadikan sampel penelitian, dilihat dari nilai minimum, maksimum,
rata-rata, dan standar deviasi. Hasil dari pengujian statistik deskriptif dari variabel yang diteliti disajikan dalam tabel dibawah ini.
Tabel 4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation ROA
60 ,0680623300 1,107683900 ,085665745575
,1485358837417 Komisaris
Independen 60
,33333334 ,66666670
,3982341328 ,10005631303
Kepemilikan Instutisional
60 ,0000000033 6
,0000195824 6
,0000011690408 ,00000395641677
Kepemilikan Manajerial
60 ,0000000000 ,0000005923
1 ,0000000556914 ,00000012927486
Jumlah Komite Audit
60 2
4 3,05
,387 CSR
60 ,0256
,0513 ,039103
,0049654 Tobins Q
60 ,07726715 781,6357000
31,3391295128 135,62675498261 Valid N
listwise 60
Sumber: Data sekunder diolah melalui SPSS Tabel 4.1 merupakan output statistik deskriptif variabel penelitian dari
tahun 2011 sampai 2013 dengan menggunakan software SPSS. Jumlah sampel keseluruhan adalah 60 sampel 20 perusahaan sektor industri manufaktur selama 3
tahun. Dari tabel dapat dijelaskan statistik deskriptif masing-masing variabel sebagai berikut :
a. ROA sebagai proksi variabel independen profitabilitas memiliki nilai
minimum sebesar 0,0680623300 dan nilai maksimum sebesar 1,1076839000 dengan nilai rata-rata sebesar 0,085665745575. Hal ini menunjukkan bahwa
perusahaan yang menjadi sampel rata-rata memiliki profitabilitas sebesar 0,09. Nilai standar deviasi sebesar 0,1485358837417 yang berarti variasi
data sangat besar, yaitu 173 dari rata-rata.
b. Komisaris Indipenden sebagai proksi pertama variabel moderasi Good
Corporate Governance GCG memiliki nilai minimum sebesar 0,33333334 dan nilai maksimum sebesar 0,66666670 dengan nilai rata-rata sebesar
0,3982341328. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang menjadi sampel rata-rata memiliki jumlah komisaris independen sebesar 0,4 di atas jumlah
anggota dewan komisaris. Nilai standar deviasi sebesar 0,10005631303 yang berarti variasi data sangat kecil yaitu 25,2 dari rata-rata.
c. Kepemilikan Insitusional sebagai proksi kedua variabel moderasi Good
Corporate Governance GCG memiliki nilai minimum sebesar 0 ,00000000336 dan nilai maksimum sebesar 0,00001958246 dengan nilai rata-
rata sebesar 0,0000011690408. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang menjadi sampel rata-rata memiliki kepemilikan saham oleh perbankan,
asuransi, dana pensiun, reksadana dan istitusi lain sangat kecil bila dibanding dengan jumlah saham beredarnya. Nilai standar deviasi sebesar
0,00000395641677 yang berarti variasi data sangat besar, yaitu 338 dari rata-rata.
d. Kepemilikan Manajerial sebagai proksi ketiga variabel moderasi Good
Corporate Governance GCG memiliki nilai minimum sebesar 0,00000000000 dan nilai maksimum sebesar 0,00000059231 , dengan nilai
rata-rata sebesar 0,0000000556914. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang menjadi sampel rata-rata memiliki kepemilikan saham dewan direksi
dan dewan komisaris 0,000006 diatas jumlah saham yang beredar. Nilai
standar deviasi sebesar 0,00000012927486 yang berarti variasi data sangat besar, yaitu 232 dari rata-rata.
e. Komite Audit sebagai proksi keempat variabel moderasi Good Corporate
Governance GCG memiliki nilai minimum sebesar 2 dan nilai maksimum sebesar 4 dengan nilai rata-rata sebesar 3,05. Hal ini menunjukkan bahwa
perusahaan yang menjadi sampel rata-rata memiliki 2 komite audit. Nilai standar deviasi sebesar 0,387 yang berarti variasi data sangat kecil, yaitu
12,6 dari rata-rata. f.
CSR sebagai variabel moderasi memiliki nilai minimum sebesar 0,0256 dan nilai maksimum sebesar 0,0513, dengan nilai rata-rata 0,039103. Hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan yang menjadi sampel rata-rata memiliki 0,04 dari 78 pengungkapan sosial. Nilai standar deviasi sebesar 0,0049654
yang berarti variasi data sangat kecil, yaitu 12,6 dari rata-rata. g.
Tobin’s Q sebagai proksi variabel dependen dari nilai perusahaan memiliki nilai minimum sebesar 0,07726715 dan nilai maksimum sebesar
781,63570000, dengan nilai rata-rata 31,3391295128. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang menjadi sampel rata-rata memiliki 31,3 dari total
aset nya. Nilai standar deviasi sebesar 135,62675498261 yang berarti variasi data sangat besar, yaitu 432 dari rata-rata.
Secara keseluruhan, data yang digunakan dalam penelitian ini terlihat tidak baik, karena seluruh standar deviasi yang dimiliki empat dari kedelapan
rasio tersebut berada diatas 50 dari nilai rata-ratanya. Hal ini berarti data yang ada tersebar jauh dari angka rata-rata yang dimiliki, untuk itu dalam pengujian
berikutnya akan dibutuhkan transformasi masing-masing data, sehingga karakteristik data menjadi lebih baik untuk digunakan dalam penelitian.
4.2.2 Uji Asumsi Klasik 4.2.2.1 Uji Normalitas