Secara umum Tobin’s Q hampir sama dengan market to book ratio, namun Sukamulja 2004 dalam Hadianto 2013:22, Tobin’s Q memiliki
karakteristik yang berbeda antara lain :
1. Replacement Cost vs Book value
Tobin’s Q menggunakan estimated replacement cost sebagai denominator, sedangkan market to book to book ratio menggunakan book
value of total equiy. Penggunaan replacement cost membuat nilai yang digunakan untuk menentukan Tobin’s Q memasukkan berbagai faktor,
sehingga nilai yang digunakan mencerminkan nilai pasar dari aset yang sebenarnya di masa kini, salah satu faktor tersebut inflasi.
2. Total Asset vs Total Equity
Market to book value hanya menggunakan faktor ekuitas saham biasa dan preferen dalam pengukuran. Penggunaan faktor ekuitas ini menunjukkan
bahwa market to book ratio hanya memperhatikan satu tipe investor saja, yaitu investor dalam bentuk saham, baik saham biasa maupun preferen.
Tobins’Q memberikan wawasan lebih luas terhadap pengertian investor. Perusahaan sebagai entitas ekonomi, tidak hanya menggunakan ekuitas
untuk mendanai kegiata operasionalnya, namun juga sumber lain seperti hutang, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
2.1.6 Corporate Responsibility Social CSR
Corporate social responsibility merupakan suatu proses pengkomunikasian dampak-dampak sosial dan lingkungan di sekitar perusahaan
atas tindakan ekonomi yang dilakukan oleh perusahaan terhadap kelompok tertentu dalam masyarakat dan pada masyarakat secara keseluruhan. Hal ini
memperluas tanggung jawab perusahaan dalam menyediakan laporan keuangan kepada pemilik modal terutama pemegang saham. Dengan begitu, tanggung jawab
perusahaan tidak hanya mencari laba untuk pemegang saham, namun juga harus menyediakan laporan pertanggungjawaban sosial terhadap masyarakat. Corporate
social responsibility dalam pengungkapannya harus berdasarkan pemahaman dari 3P profit, people, planet, yaitu tujuan bisnis tidak hanya mencari laba profit,
tetapi juga menyejahterakan orang people, dan menjamin keberlanjutan hidup
planet ini. Pengungkapan corporate social responsibility tidak lagi berpijak pada praktek single bottom line yang berorientasi pada kinerja keuangan saja, namun
harus mengacu pada triple bottom line, yang artinya perusahaan harus berorientasi pada aktivitas sosial dan lingkungan, tidak hanya berorientasi pada kinerja
keuangan saja. Hal ini diyakini dapat menjamin keberlanjutan perusahaan dimasa mendatang. Ruang lingkup Corporate Social Responsibility perusahaan
merupakan pengklasifikasian dari bidang-bidang utama perusahaan perseroan atas perbuatan untuk memudahkan perusahaan dalam item-item mana saja yang
merupakan tanggungjawab sosialnya, klasifikasi tersebut meliputi : a Klasifikasi yang melibatkan masyarakat
Mencakup aktivitas yang pada dasarnya menguntungkan masyarakat seperti pelayanan kesehatan, program pemberian makanan, serta
perencanaan dan perbaikan masyarakat. b Klasifikasi sumber daya manusia
Mencakup bidang – bidang yang menguntungkan karyawan seperti program pendidikan dan pelatihan kebijakan kenaikan pangkat serta
tunjangan karyawan. c Klasifikasi sumber daya fisik dan sumbangan lingkungan
Mengenai kualitas udara dan air serta pengendalian polusi maupun pelestarian lingkungan hidup.
d Klasifikasi sumbangan produk dan jasa. Memperhatikan pengaruh produk atau jasa perusahaan terhadap
masyarakat dengan memperhitungkan beberapa pertimbangan seperti
kualitas produk, pembungkusan produk, pengiklanan produk, ketentuan garansi produk dan keamanan produk.
Prinsip-prinsip dasar corporate social responsibility yang dapat digunakan perusahaansebagai acuan dalam pembuatan keputusan menurut ISO
26000 meliputi: 1. Kepatuhan terhadap hukum
2. Menghormati instrumenbadan-badan Internasional 3. Menghormati stakeholders dan kepentingannya
4. Akuntabilitas 5. Transparansi
6. Perilaku yang beretika 7. Melakukan tindakan pencegahan
8. Menghormati dasar-dasar HAM Perusahaan selain menerapkan CSR juga perlu melakukan pengungkapan
disclosure atas aktivitas CSR yang dilakukan kepada stakeholder. Penerapan CSR adalah suatu aktivitas yang diakukan perusahaan untuk
menerapkan kegiatan CSR, sedangkan pengungkapan merupakan langkah akhir dalam proses akuntansi, yaitu penyajian informasi dalam bentuk
statemen keuangan.
2.1.7 Good Corporate Governance GCG