Tabel Volume Pengelompokan Jenis dalam Penyusunan Tabel Volume Lokal di IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alasmandiri, Provinsi Papua.

banyak digunakan karena cukup praktis dan mudah dalam penerapannya. Rumus Newton memberikan ketelitian yang tinggi dibanding dengan rumus lainnya, namun rumus ini memerlukan pengukuran kedua ujung batang dan tengah batang, sehingga penggunaannya lebih terbatas dan kurang praktis Sutarahardja 2008.

2.3 Tabel Volume

Tabel volume merupakan suatu tabel yang menyajikan datainformasi tentang volume kayu yang dapat dimanfaatkan dari sebatang pohon yang dirinci menurut dimensi tinggi danatau diameter dbh pohon. Berdasarkan lokasi dan peubahdimensi penentu yang digunakannya, dikenal ada dua macam tabel volume, yaitu tabel volume lokal disebut pula tarif volume dan tabel volume standar Fahutan IPB 2010. Tabel volume pohon lokal atau tarif volume adalah bentuk khusus dari tabel volume pohon, yaitu tabel yang memberikan nilai volume pohon dengan cukup mengetahui hanya satu besaran saja dari pohon yang bersangkutan. Besaran tersebut adalah yang paling mudah diukur, yaitu diameter pohon setinggi dada atau keliling pohon setinggi dada. Dengan tidak mengikutsertakan besaran tinggi pohon, maka tarif volume memiliki daerah berlaku yang terbatas Sutarahardja 2008. Tabel volume pohon lokal atau tarif volume mencerminkan bentuk kompromi antara persyaratan ketelitian dan kemungkinan-kemungkinan praktis pelaksanaannya. Dengan tidak memperhitungkan faktor tinggi pohon, maka volume pohon individual yang ditunjukkan oleh tarif volume, rata-rata akan lebih besar penyimpangannya daripada volume pohon yang sebenarnya jika dibandingkan dengan volume pohon yang memperhitungkan faktor tinggi pohon seperti yang diberikan oleh tabel volume pohon standar. Berkaitan dengan hal tersebut, untuk memperkecil penyimpangan maka tabel volume lokal hanya berlaku setempat, yaitu tempat atau daerah dimana pohon-pohon contoh penyusun tabel volume lokal tersebut diambil Sutarahardja 2008. Karakteristik paling nyata untuk diukur yang berkaitan dengan volume pohon adalah diameter setinggi dada diameter at breast height. Oleh karena itu, semua persamaan volume akan mempunyai diameter setinggi dada serta peubah lainnya dan yang umum ditambahkan sebagai peubah penentu volume pohon adalah jenis peubah tinggi pohon, baik tinggi total, tinggi bebas cabang ataupun tinggi yang lain yang dianggap mempunyai peranan dalam tujuan untuk pendugaan potensi tegakan Sutarahardja 2008. Berikut adalah tahapan pengukuran dan pengumpulan data untuk membuat tabel volume Dephut 2009 : a. Memilih pohon-pohon contoh yang memenuhi kriteria. b. Mengukur diameter setinggi dada dbh pada ketinggian 130 cm dari permukaan tanah, atau 30 cm di atas banir untuk tinggi banir lebih dari 1 m. c. Melakukan persiapan penebangan untuk menghindari batang pecah atau patah setelah rebah yang dilakukan oleh penebang chainsawman. d. Menghitung volume batang rebah dengan cara mengukur peubah-peubah volume yaitu diameter dan tinggi atau panjang batang. Pekerjaan yang dilakukan adalah : 1. Mengukur panjang batang mulai dari potongan bawah sampai batang bebas cabang. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan pita ukur. 2. Mengukur diameter setiap seksi dengan panjang 2 m. Untuk seksi terakhir panjang seksi sama dengan atau di bawah 2 m. Pengukuran dilakukan dengan metode Smallian yaitu diameter diukur pada pangkal dan ujung seksi. Letak diameter pangkal seksi pertama adalah 30 cm di atas banir. Pengukuran dilakukan dengan melingkarkan pita diameter pada batang. Jika terjadi kesulitan yang disebabkan batang menempel pada tanah, maka dilakukan penggalian sampai pita diameter dapat dilingkarkan pada batang. Untuk titik yang tidak dapat diukur, dilakukan interpolasi linier. Interpolasi linier menggunakan rumusan sebagai berikut Dephut 2009 : de = d1 – 2 � x d1 - d2 Dimana: de : diameter dugaan diameter di titik 2 meter setelah d1 cm d1 : diameter sebelumnya cm d2 : diameter kedua cm l : panjang m Jumlah pohon contoh yang diambil diusahakan sebanyak mungkin, misalnya 50 sampai 100 pohon dianggap telah mewakili untuk areal yang tidak terlalu luas. Dalam pemilihan pohon contoh, perlu diperhatikan juga ketersebaran diameter sehingga mewakili kisaran diameter dari yang terkecil sampai terbesar. Semakin lebar kisaran diameter dari pohon-pohon contoh tersebut, maka model yang terbentuk nantinya akan semakin leluasa digunakan untuk menduga volume dari pohon yang berdiameter kecil sampai besar. Selain itu, apabila tinggi pohon akan dijadikan sebagai peubah bebas selain diameter, pengambilan pohon contoh pun harus mewakili ketersebaran tinggi pohon dalam tegakannya Fahutan IPB 2010.

2.4 Bipa, Jambu, Matoa, Medang dan Merbau