MONITORING PARAMETER LINGKUNGAN MIKRO

45

B. MONITORING PARAMETER LINGKUNGAN MIKRO

Monitoring parameter lingkungan mikro tanaman dalam greenhouse dilakukan dengan mengakses FS secara kontinyu dan dilakukan pengambilan data setiap 10 menit sekali selama masa budidaya. Untuk mempermudah pengambilan data maka digunakan software Perl dan program penjadwalan seperti Windows Scheduled Task atau System Scheduler Professional v3.82. Dengan menggunakan program penjadwalan ini, pengambilan data dilakukan dengan menjadwalkan pengeksekusian file MS Dos Batch file pada sofware Perl setiap 10 menit sekali. Batch file inilah yang berfungsi untuk mengakses FS dan menyimpan nilai-nilai FS value dalam bentuk file Microsoft Excell sehingga data tersebut tersimpan setiap 10 menit. Data FS yang diperoleh masih merupakan data tegangan dalam satuan milivolt mV, sehingga perlu dilakukan konversi data untuk memperoleh data dalam satuan yang sebenarnya. Konversi data dilakukan dengan bantuan program Microsoft Excell dengan memasukkan data FS tersebut pada persamaan kalibrasi, sehingga data yang ditampilkan menunjukkan nilai dari masing-masing parameter dalam satuan yang sebenarnya. Pengambilan data yang dilakukan selama 24 jam pada tanggal 1 Juli 2009 menggunakan dua instrumen pengukuran, yaitu FS dan weather station terlihat pada grafik berikut. 1 Juli Field Server Suhu RH Radiasi 20 40 60 80 100 00: 00 02: 00 04: 00 06: 00 08: 00 10: 00 12: 00 14: 00 16: 00 18: 00 20: 00 22: 00 Jam S u h u º C , R H 50 100 150 200 250 300 350 400 R a d ia s iW m ² Gambar 21. Grafik Hasil Pemantauan Field Server 1 Juli 2009 46 1 Juli Weather Station Suhu RH Radiasi 20 40 60 80 100 00: 02: 04: 06: 08: 10: 12: 14: 16: 18: 20: 22: Jam S u h u º C , R H 50 100 150 200 250 300 350 400 Ra d ia s i W m ² Gambar 22. Grafik Hasil Pemantauan Weather Station 1 Juli 2009 Kedua grafik diatas menunjukkan hasil pemantauan pada FS dan weather station selama 24 jam pada tanggal 1 Juli 2009. Pada kedua grafik tersebut terlihat pola pergerakan yang sama dari tiap parameter yang terukur dari setiap jamnya. Sebagai contoh, pada Grafik RH terlihat nilai RH yang tinggi dari awal pengukuran hingga sekitar pukul 07.30, kemudian nilai RH menurun hingga titik terendahnya sekitar pukul 15.00, setelah itu kembali naik hingga akhir pengukuran. Begitupun pada parameter suhu, pergerakan nilai suhu yang terukur oleh kedua alat dari waktu ke waktu relatif sama. Hal ini menunjukkan bahwa data yang ditampilkan FS telah menunjukkan data yang benar layaknya pengukuran dengan menggunakan alat ukur standar, dalam hal ini yaitu weather station. Pada parameter radiasi surya terlihat perbedaan antara nilai yang terukur oleh FS dengan nilai pada weather station. Perbedaan terlihat pada saat radiasi surya menuju nilai maksimum. Pada grafik FS terbaca nilai maksimum radiasi sekitar 250 Wm 2 sedangkan pada grafik weather station nilai radiasi maksimum terletak jauh diatas 250 Wm 2 , bahkan mencapai 325 Wm 2 . Selain itu terjadi perubahan naik-turun secara signifikan pada grafik weather station antara pukul 10.30 sampai pukul 14.30. Perubahan naik-turun ini juga terjadi pada grafik FS antara pukul 10.00 sampai pukul 12.00. Hal ini 47 dapat terjadi karena kondisi atap greenhouse yang kotor sehingga sinar matahari yang dapat melewati atap greenhouse tidak merata. Selain itu dapat pula disebabkan oleh pergerakan relatif bayang-bayang rangka atap greenhouse yang melewati permukaan sensor radiasi matahari pada FS dan weather station sehingga jumlah intensitas radiasi yang diterima oleh kedua sensor terpengaruh oleh bayang-bayang tersebut. Meskipun demikian, titik maksimum radiasi matahari yang terbaca pada kedua alat terjadi pada waktu yang sama yaitu pada sekitar pukul 12.00. Berikut merupakan hasil monitoring FS selama tiga hari 36 jam pemantauan. Suhu RH Radiasi 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 120.0 02-07-09 00:00 02-07-09 08:00 02-07-09 16:00 03-07-09 00:00 03-07-09 08:00 03-07-09 16:00 04-07-09 00:00 04-07-09 08:00 04-07-09 16:00 Tanggal, Jam S uhu ºC , R H 0.0 50.0 100.0 150.0 200.0 250.0 300.0 350.0 Ra d ia s i W m ² Gambar 23. Parameter Lingkungan Hasil Pemantauan Field Server Grafik diatas menunjukkan hasil pemantauan FS terhadap parameter lingkungan selama tiga hari pada tanggal 2 Juli – 4 Juli 2009 atau ketika tanaman berumur 33 HST – 35 HST Hari Setelah Tanam. Pada ketiga grafik parameter tersebut terlihat pola pergerakan yang sama setiap harinya. Semakin tinggi radiasi matahari maka suhu udara akan semakin tinggi pula, namun pada saat yang sama nilai RH akan semakin rendah. Pada grafik tersebut 48 terlihat bahwa suhu maksimum setiap harinya terjadi setelah intensitas radiasi matahari melewati nilai maksimumnya atau ketika nilai intensitas radiasi mulai menurun. Hal ini terjadi karena dibutuhkannya waktu untuk menaikkan suhu suatu volum udara akibat dari energi yang diterimanya dari radiasi surya. Kenaikan suhu udara tersebut secara bersamaan akan menurunkan nilai kelembaban relatif sehingga titik maksimum suhu udara dan titik minimum RH akan terjadi pada waktu yang relatif bersamaan. Dari grafik diatas terlihat pada hari ketiga pemantauan tanggal 4 Juli 2009, terjadi perubahan naik turun secara signifikan pada grafik radiasi surya sekitar pukul 12.00 hingga pukul 16.00. Penurunan intensitas radiasi terjadi secara drastis pada sekitar pukul 15.00 dan disertai dengan turunnya suhu udara pada saat itu. Hal ini membuktikan bahwa parameter-parameter tersebut saling terkait dan saling mempengaruhi satu sama lain. Ketika radiasi yang diterima mengalami penurunan, maka akan terjadi penurunan suhu udara dan pada saat yang sama RH akan meningkat. Adapun yang menyebabkan penurunan intensitas radiasi ini yaitu kondisi cuaca atau lingkungan makro dari tanaman, seperti kondisi langit yang mendung atau turunnya hujan. Melalui pemantauan selama masa budidaya tanaman tomat, parameter lingkungan mikro tanaman dapat termonitor setiap saat sehingga perubahan dari masing-masing parameter tersebut dari waktu ke waktu dapat termonitor dengan baik. Berikut merupakan hasil pemantauan terhadap parameter suhu, RH dan radiasi surya selama masa budidaya berlangsung hingga tanaman siap panen pengambilan data pada tanggal 1 Juli sampai 31 Agustus 2009, umur tanaman 32 HST sampai 93 HST. 49 0.60 0.29 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 32 35 38 41 44 47 50 53 56 62 65 68 71 74 77 80 83 86 91 HST R a d ias i R a ta-r ata M J m ² ja m Gambar 24. Grafik Radiasi Rata-rata Harian Gambar diatas merupakan hasil pemantauan FS terhadap parameter radiasi surya. Grafik tersebut memperlihatkan radiasi surya rata-rata harian selama masa pembudidayaan tanaman. Selama masa tersebut terjadi fluktuasi perubahan intensitas radiasi surya yang diterima oleh tanaman. Perubahan tersebut sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim dan lingkungan makro yang terjadi. Kondisi cuaca dan kecerahan langit menjadi faktor penting yang mempengaruhi besarnya intensitas radiasi matahari yang diterima oleh greenhouse . Radiasi yang diterima inilah yang berpengaruh kuat terhadap pertumbuhan tanaman karena proses fotosintesis yang terjadi pada tanaman sangat bergantung pada intensitas radiasi surya yang diterima oleh tanaman tersebut. Selain itu, radiasi surya juga menjadi faktor terpenting dalam proses evapotranspirasi yang terjadi pada tanaman sehingga radiasi surya ini merupakan sumber energi utama bagi keseluruhan proses yang terjadi pada tanaman. Dari grafik diatas tersebut terlihat bahwa intensitas rata-rata yang diterima dari hari ke hari cenderung semakin meningkat. Hal ini disebabkan oleh kondisi cuaca dimana pada masa tersebut bulan Juli–Agustus merupakan musim kemarau. Namun kondisi dari cuaca Kota Bogor yang 50 memiliki curah hujan yang cukup tinggi mengakibatkan intensitas radiasi yang diterima tidak konstan karena tingkat kecerahan langit diatas Kota Bogor dari hari ke hari sangat bervariasi. Hal inilah yang menyebabkan grafik radiasi surya rata-rata yang diperoleh berfluktuasi naik turun dari hari ke hari. Tingkat radiasi surya tertinggi terjadi pada akhir masa budidaya, saat tanaman berumur 93 HST dengan radiasi rata-rata harian sebesar 0.60 MJm 2 jam. Sedangkan radiasi terendah terjadi pada saat tanaman berumur 56 HST dengan radiasi rata-rata harian sebesar 0.29 MJm 2 jam. Berikut adalah grafik hasil pemantauan FS terhadap parameter suhu udara. Rata-rata 24.8 28.6 Min 18.2 Maks 36.0 15 20 25 30 35 40 32 35 38 41 44 47 50 53 56 62 65 68 71 74 77 80 83 86 91 HST Su h u ºC Gambar 25. Grafik Suhu Udara Harian Grafik diatas merupakan grafik perubahan suhu udara harian yang diambil sejak tanaman berumur 32 HST sampai 93 HST. Pada grafik tersebut terlihat suhu udara harian yang mengalami perubahan secara fluktuatif selama masa budidaya. Suhu udara tertinggi selama pemantauan terjadi pada saat tanaman berumur 80 HST dengan suhu 36 ºC dan nilai terendah pada saat tanaman berumur 45 HST dengan suhu 18.2 ºC . Suhu rata-rata harian tertinggi dicapai pada saat tanaman berumur 75 HST dengan suhu 28.6 ºC. 51 Sedangkan suhu rata-rata harian terendah terjadi pada saat tanaman berumur 45 HST dengan suhu 24.8 ºC. Fluktuasi perubahan dari parameter suhu ini merupakan pengaruh dari adanya perubahan intensitas radiasi yang diterima dari hari ke hari. Pada grafik diatas terlihat tingkat suhu rata-rata harian dari hari ke hari semakin meningkat seperti halnya yang terjadi pada grafik radiasi rata-rata harian. Hal ini membuktikan keterkaitan antara radiasi surya yang berpengaruh terhadap suhu udara dimana memiliki hubungan yang berbanding lurus. Keterkaitan ini diperkuat pula dengan perubahan nilai RH rata-rata harian yang semakin hari cenderung semakin menurun, sebagaimana terlihat pada grafik di bawah ini. 70.9 94.2 60 65 70 75 80 85 90 95 100 32 35 38 41 44 47 50 53 56 62 65 68 71 74 77 80 83 86 91 HST R H R a ta-r a ta Gambar 26. Grafik RH Rata-rata Harian Grafik diatas adalah grafik hasil pemantauan FS terhadap parameter RH rata-rata harian yang diukur bersamaan dengan kedua parameter lainnya radiasi dan suhu udara. Terlihat RH rata-rata harian tertinggi terjadi pada saat tanaman berumur 56 HST dengan nilai sebesar 94.2 dan RH rata-rata harian terendah pada saat tanaman berumur 65 HST dengan nilai sebesar 70.9 . Pada grafik terlihat RH rata-rata harian yang cenderung semakin menurun dari hari ke hari. Penurunan ini disebabkan oleh suhu rata-rata harian yang 52 semakin hari semakin meningkat sebagaimana hubungan antara suhu dan RH yang saling berbanding terbalik. Hal ini memperkuat bahwa hubungan ketiga parameter tersebut saling terkait satu sama lain. Berikut merupakan tabel hasil analisis statistik dari data tiap parameter yang telah terukur. Tabel 2. Analisis Statistik Data Rata-rata Harian Setiap Parameter Nilai Suhu °C RH Radiasi MJm 2 jam Maksimum 28.6 94.2 0.60 Minimum 24.8 70.9 0.29 Rata-rata 26.8 80.0 0.47 Standar Deviasi 0.791997 4.696632 0.04223388 Variasi 0.627259 22.05835 0.001783701 Menurut Wiryanta 2003 dalam Murniati 2008, suhu lingkungan yang ideal untuk pertumbuhan tanaman dan berpengaruh baik terhadap warna buah antara 24 °C – 28 °C. Kelembaban relatif ideal untuk pertumbuhan tanaman tomat adalah 80. Dari Tabel 2 diatas terlihat fluktuasi perubahan suhu rata-rata harian berkisar antara 24.8 – 28.6 °C dan suhu rata-rata selama pemantauan sebesar 26.8 °C. Kisaran suhu ini masih termasuk dalam kisaran suhu yang ideal bagi pertumbuhan tanaman tomat. Meskipun demikian, masih terdapat nilai suhu yang melampaui batas suhu ideal, seperti yang terjadi pada saat tanaman berumur 75 HST dengan suhu rata-rata 28.6 ºC. Perubahan nilai RH rata-rata harian berkisar antara 70.9 – 94.2 dengan RH rata-rata selama masa pemantauan sebesar 80 . Nilai dari RH rata-rata ini sesuai dengan kebutuhan RH ideal bagi tanaman tomat yaitu sebesar 80 . Namun jika ditinjau dari Tabel 2 diatas, data RH memiliki variasi yang cukup berarti, yaitu sebesar 22.05835. Hal ini terlihat dari grafik RH rata-rata harian yang mengalami fluktuasi naik-turun secara beragam. Kondisi ini memungkinkan tanaman menerima RH yang tidak sesuai bagi kebutuhan tanaman. Oleh karena itu, diperlukan penyesuaian RH lingkungan agar nilai kisaran RH selama masa budidaya tanaman tomat sesuai dengan kebutuhan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengimplementasikan sistem 53 kontrol lingkungan yang akan memberikan pengaturan terhadap parameter- parametar lingkungan seperti suhu udara dan RH, sehingga kondisi lingkungan tanaman selama masa budidaya sesuai dengan kebutuhan tanaman. Untuk parameter radiasi surya, menurut Hidayat 1997, penyerapan unsur hara oleh tanaman tomat berlangsung secara optimal pada pencahayaan 12 – 14 jam per hari dengan intensitas minimum 0.25 MJm 2 jam. Pada Tabel 2 diatas terlihat besarnya intensitas radiasi rata-rata harian berkisar antara 0.29 – 0.60 MJm 2 jam, dengan nilai rata-rata selama masa pemantauan sebesar 0.47 MJm 2 jam. Nilai ini berada diatas nilai minimum kebutuhan intensitas radiasi yaitu sebesar 0.25 MJm 2 jam. Bahkan intensitas radiasi rata-rata harian terkecil selama pemantauan pun berada diatas nilai tersebut. Adapun lama penerimaan radiasi surya di daerah tropis memiliki lama waktu yang relatif sama setiap harinya, yaitu kurang lebih 12 jam. Dengan demikian, kebutuhan akan intensitas radiasi surya dan lamanya penyinaran selama masa pemantauan ini telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan tanaman.

C. EVAPOTRANSPIRASI POTENSIAL