Persiapan Greenhouse Persiapan Media Tanam dan Persemaian Instalasi Sistem Irigasi Tetes

25

1. PERSIAPAN BUDIDAYA TANAMAN TOMAT

Persiapan budidaya tanaman tomat meliputi persiapan greenhouse, persiapan media tanam, persemaian benih dan instalasi sistem irigasi tetes. Greenhouse digunakan dalam pembudidayaan tanaman untuk melindungi tanaman dari sinar matahari secara langsung, terpaan angin kencang, air hujan yang dapat menyebabkan kerusakan tanaman serta melindungi tanaman dari serangan hama dan penyakit yang berasal dari luar greenhouse .

a. Persiapan Greenhouse

Greenhouse yang digunakan yaitu single span greenhouse dengan luas 4 m 2 dengan ukuran 2 x 2 m. Konstruksi greenhouse menggunakan besi sebagai tiang utama, atap terbuat dari polyetilen dengan ketebalan 0.2 mm, serta dinding ditutupi kasa screen. Sebagai tempat menyimpan tanaman digunakan meja tanaman berukuran 170 x 60 cm dengan tinggi 60 cm. Meja tanam terbuat dari besi sebagai rangka dan triplek sebagai alas tempat tanaman. Triplek ditutupi dengan plastik hitam untuk melindungi dari kerusakan yang disebabkan oleh air dan jamur. Gambar 6. Greenhouse Tempat Budidaya Tanaman Sebagai penyangga tanaman digunakan tali ajir agar tanaman dapat tumbuh tegak. Tali ajir diikatkan pada kawat yang dipasang melintang di bagian atas greenhouse. 26

b. Persiapan Media Tanam dan Persemaian

Persiapan tanaman dimulai dengan persemaian benih pada tray-tray persemaian. Sebelum disemai, benih terlebih dahulu direndam dengan air hangat selama 30 menit untuk memisahkan benih yang baik dan benih yang kurang baik, benih yang kurang baik akan mengambang di permukaan air. Perendaman juga berfungsi untuk merangsang pertumbuhan kecambah. Tray tempat persemaian disiapkan dan diisi dengan arang sekam sebagai media semai. Arang sekam terlebih dahulu dijenuhkan dengan cara dibasahi atau direndam dengan air. Setelah tray persemaian siap maka benih ditabur pada tray yang telah diisi arang sekam kemudian tray ditutup dengan kertas koran dan didiamkan di tempat sejuk dan tidak terkena sinar matahari langsung antara satu sampai dua hari hingga benih berkecambah. Setelah benih berkecambah kertas koran dibuka dan tray disiram dengan air dua kali sehari hingga berumur dua sampai tiga minggu atau tanaman telah siap pindah tanam. Setelah tanaman siap untuk pindah tanam, media tanam disiapkan. Media tanam berupa arang sekam dalam polybag ukuran 20 x 20 cm. Kemudian tanaman yang baik dipilih dan dipindah tanam ke dalam polybag tersebut.

c. Instalasi Sistem Irigasi Tetes

Instalasi sistem irigasi tetes dan penyaluran nutrisi dimulai dengan persiapan komponen-komponen, pemasangan jaringan irigasi, instalasi sistem kontrol pemberian air dan nutrisi serta pengujian sistem irigasi. Komponen-komponen irigasi terdiri dari bak penampungan nutrisi berkapasitas 30 L, pipa utama, filter, pompa air listrik berdaya 125 W, katup, pipa sekunder dan emitter. Setelah seluruh komponen dipersiapkan, jaringan irigasi siap untuk dipasang dalam greenhouse. 27 Gambar 7. Instalasi Sistem Irigasi Tetes Sebagai pengatur pemberian air dan nutrisi digunakan sistem kontrol on-off yang mengatur nyala-mati pompa. Sistem kontrol terdiri dari tiga bagian, yaitu sensor, rangkaian kontrol dan aktuator. Sensor yang digunakan adalah sensor kelembaban media tanam dengan merk ThetaProbe ML2x. Keluaran dari sensor berupa tegangan analog yang bervariasi sesuai dengan jumlah air yang terkandung dalam media tanam. Keluaran ini selanjutnya dihubungkan pada rangkaian kontrol. Rangkaian kontrol terdiri dari rangkaian catu daya, rangkaian penguat dan rangkaian komparator. Gambar 8. Sensor dan Rangkaian Kontrol Sensor Kelembaban Media Tanam Kotak Rangkaian Kontrol 28 Rangkaian catu daya berfungsi sebagai sumber daya listrik bagi keseluruhan sistem kontrol. Rangkaian ini memberikan tegangan keluaran 5 dan 12 volt DC yang berasal dari tegangan AC 220 volt. Adapun skema rangkaian catu daya sebagai berikut. Gambar 9. Skema Rangkaian Catu Daya Rangkaian penguat berfungsi menguatkan signal tegangan yang berasal dari sensor. Tegangan keluaran sensor sebesar 0 – 1 volt akan dikuatkan menjadi 0 – 5 volt yang selanjutnya masuk ke rangkaian komparator. Rangkaian komparator merupakan rangkaian utama dalam sistem kontrol ini. Komparator berfungsi sebagai pembatas tegangan yang akan mempengaruhi dan mengendalikan tegangan keluaran dari rangkaian kontrol. Rangkaian aktuator adalah rangkaian relay yang akan mengatur nyala mati pompa melalui on-off relay. Rangkaian relay ini sebagai saklar bagi pompa yang nyala-matinya diatur oleh rangkaian kontrol. Adapun rangkaian kontrol yang terdiri dari rangkaian penguat, komparator dan rangkaian relay dapat terlihat pada skema berikut. 29 Gambar 10. Skema Rangkaian Kontrol Penguat, Komparator dan Relay Pengujian sistem irigasi dilakukan dengan mengisi bak nutrisi dengan air kemudian menyalakan pompa. Debit keluaran dari emiter diatur dengan mengatur bukaan katup pada pipa utama. Pengujian sistem kontrol dilakukan dengan menancapkan sensor pada media tanam dengan kapasitas lapang kemudian memutar potensiometer hingga pompa mati. Kedudukan potensiometer tersebut menjadi set point bagi nyala-matinya pompa. Jika pada saat jumlah air pada media tanam berkurang pompa menyala dan pada kapasitas lapang pompa mati maka sistem kontrol dapat dinyatakan bekerja dengan baik. 30

2. PERSIAPAN SISTEM MONITORING