53 kontrol lingkungan yang akan memberikan pengaturan terhadap parameter-
parametar lingkungan seperti suhu udara dan RH, sehingga kondisi lingkungan tanaman selama masa budidaya sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Untuk parameter radiasi surya, menurut Hidayat 1997, penyerapan unsur hara oleh tanaman tomat berlangsung secara optimal pada pencahayaan
12 – 14 jam per hari dengan intensitas minimum 0.25 MJm
2
jam. Pada Tabel 2 diatas terlihat besarnya intensitas radiasi rata-rata harian
berkisar antara 0.29 – 0.60 MJm
2
jam, dengan nilai rata-rata selama masa pemantauan sebesar 0.47 MJm
2
jam. Nilai ini berada diatas nilai minimum kebutuhan intensitas radiasi yaitu sebesar 0.25 MJm
2
jam. Bahkan intensitas radiasi rata-rata harian terkecil selama pemantauan pun berada diatas nilai
tersebut. Adapun lama penerimaan radiasi surya di daerah tropis memiliki lama waktu yang relatif sama setiap harinya, yaitu kurang lebih 12 jam.
Dengan demikian, kebutuhan akan intensitas radiasi surya dan lamanya penyinaran selama masa pemantauan ini telah terpenuhi sesuai dengan
kebutuhan tanaman.
C. EVAPOTRANSPIRASI POTENSIAL
Evapotranspirasi potensial ETp merupakan kemampuan atmosfer untuk menguapkan air melalui proses evaporasi maupun transpirasi. Dengan
memperoleh nilai dari beberapa parameter lingkungan mikro, maka besarnya tingkat evapotranspirasi potensial dapat dihitung. Dalam menentukan nilai
evapotranspirasi potensial, terdapat banyak metode yang dapat digunakan, salah satunya yaitu dengan menggunakan model Hargreaves. Model
Hargreaves merupakan model yang paling sederhana untuk diaplikasikan dalam penentuan nilai evapotranspirasi potensial. Model ini hanya
memerlukan dua buah parameter lingkungan yaitu suhu udara dan radiasi matahari.
Dua parameter yang digunakan dalam perhitungan, yaitu suhu udara dan radiasi matahari, memiliki keterkaitan yang saling berhubungan, dimana
suhu udara cenderung akan meningkat ketika terjadi peningkatan radiasi surya. Adapun nilai suhu yang digunakan dalam model Hargreaves ini yaitu
54 suhu rata-rata harian, sedangkan nilai radiasi yang digunakan yaitu radiasi
total harian. Radiasi total harian merupakan jumlah total radiasi yang diterima selama satu hari. Dengan demikian, dalam menentukan tingkat
evapotranspirasi potensial, maka dilakukan perhitungan terhadap jumlah radiasi total harian terlebih dahulu. Salanjutnya, tingkat evapotranspirasi
potensial selama satu hari dapat ditentukan. Adapun hasil dari perhitungan radiasi total selama satu hari terlihat sebagai berikut.
50 100
150 200
250 300
00: 00
02: 00
04: 00
06: 00
08: 00
10: 00
12: 00
14: 00
16: 00
18: 00
20: 00
22: 00
Jam Ra
d ia
s i
W m
²
Gambar 27. Grafik Radiasi Total pada Tanggal 1 Juli 2009
Grafik diatas merupakan grafik radiasi total selama satu hari pada tanggal 1 Juli 2009. Nilai total radiasi selama satu hari diperoleh dengan
menghitung luasan daerah dibawah kurva tersebut daerah berwarna kuning. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan metode trapesium dimana luasan
kurva dibagi-bagi menjadi beberapa bagian secara vertikal sehingga terbentuk beberapa luasan trapesium. Selanjutnya luas area dari tiap trapesium dihitung
dan dijumlahkan secara keseluruhan sehingga diperoleh nilai total radiasi dalam satuan MJm
2
hari. Adapun nilai radiasi total yang diperoleh pada hari tersebut sebesar 4677180.96 Jm
2
hari atau kurang lebih setara dengan 4.68 MJm
2
hari.
4677180.96 Jm
2
hari
55 Dengan menggunakan metode yang sama, maka nilai total radiasi
harian selama pemantauan dapat diperoleh. Adapun hasil dari perhitungan tersebut terlihat pada grafik berikut.
6.95
3.17
1 2
3 4
5 6
7 8
32 35 38 41 44 47 50 53 56 62 65 68 71 74 77 80 83 86 91 HST
R s
M J
m ²
h ar
i
Gambar 28. Grafik Radiasi Total Harian
Grafik diatas merupakan grafik radiasi total harian selama dilakukan pemantauan. Dengan menggunakan data-data tersebut, maka besarnya tingkat
evapotranspirasi potensial setiap harinya dapat ditentukan. Dua parameter yang telah dihitung yaitu suhu udara rata-rata dan radiasi total, dengan
menggunakan persamaan Hargreaves, maka didapatlah nilai evapotranspirasi potensial dari setiap harinya. Adapun nilai evapotranspirasi potensial tersebut
terlihat pada grafik berikut.
56
1.78
0.75
0.0 0.2
0.4 0.6
0.8 1.0
1.2 1.4
1.6 1.8
2.0
32 35 38 41 44 47 50 53 56 62 65 68 71 74 77 80 83 86 91 HST
E Tp
m m
ha ri
Gambar 29. Grafik Evapotranspirasi Potensial Harian
Grafik diatas merupakan hasil perhitungan nilai evapotranspirasi harian dengan menggunakan model Hargreaves, dimana perhitungan mengacu
pada dua peremeter penentu yaitu suhu udara dan radiasi surya. Dari grafik tersebut terlihat perubahan tingkat evapotranspirasi dari hari ke hari.
Perubahan tersebut seiring dengan perubahan radiasi total yang diterima setiap harinya. Hal ini terlihat dari kemiripan tren grafik evapotranspirasi tersebut
dengan grafik radiasi total harian pada Gambar 28. Dari grafik tersebut terlihat nilai evapotranspirasi potensial terendah
terjadi pada saat tanaman berumur 56 HST dengan nilai 0.75 mmhari dan nilai tertinggi yang terpantau terjadi pada saat umur tanaman 93 HST dengan
nilai 1.78 mmhari.
57
D. MONITORING PERTUMBUHAN TANAMAN