BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di PT Holcim Tbk, Cibadak, Kabupaten Sukabumi. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012 dengan lama
pengamatan 13 minggu.
4.2 Alat dan Bahan Penelitian
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, peta lokasi, garpu tanah, meteran 100 m, gembor, label tanaman, pitatali rafia, kaliper digital,
patok, tally sheet, ember, gayung, kamera digital, komputer, alat tulis, pengaduk, golok, spidol permanaen, spayer, gunting stek, pisau, dan sarung tangan.
Sedangkan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman dalam kondisi stagnan berumur 2,5 tahun, pupuk polimer Terabuster, HSC, Bioremedy
konsentrasi, 60 Kg arang sekam, dan 60 Kg kompos.
Gambar 2 Bahan-bahan penelitian: a Terabuster; b HSC
4.3 Prosedur kerja
4.3.1 Pemilihan dan pemblokan lokasi penelitian
Pemilihan lokasi penelitian didasarkan kepada lokasi yang terdapat tanaman stagnasi di PT Holcim Tbk, Cibadak, Kabupaten Sukabumi. Lokasi yang terpilih
kemudian dibagi menjadi beberapa blok. Pemblokan lokasi didasari pada perbedaan penampakan visual image areal penanaman pinus. Perbedaan antar
a b
lokasi meliputi perbedaan penutupan tanah oleh tumbuhan bawah dan genangan air. Selanjutnya dilakukan pemasangan patok serta tali rafia di sekeliling areal
lokasi penelitian yang telah ditentukan sebagai batas lokasi. Kegiatan selanjutnya adalah pembuatan denah lokasi penelitian dilakukan
dengan memberi label bertuliskan kode perlakuan pada tiap tanaman yang akan diberi perlakuan dan selanjutnya dibuat denah berdasarkan letak tanaman dan
keterangan perlakuan yang diberikan.
4.3.2 Pencampuran HSC, Kompos, dan Arang Sekam
HSC diberikan dalam tiga konsentrasi berbeda 0, 2,5, dan 5. Pemberian HSC pada tanaman dilakukan dengan cara mencampurkan larutan
HSC dengan arang sekam, dan kompos. Pencampuran HSC dengan arang sekam bertujuan agar HSC terserap dengan sempurna. Sedangkan pencampuran dengan
kompos dilakukan untuk menambahkan bahan organik yang dapat merangsang pertumbuhan mikroba tanah. Berikut adalah tahap-tahap pencampuran
1. Membuat larutan HSC konsentrasi 0, 2,5, dan 5. Larutan dibuat dengan mencampurkan konsentrat HSC dengan air. Larutan HSC untuk masing-
masing konsentrasi dibuat sebanyak 15 L. 2. Menyiapkan kompos dan arang sekam. Perbandingan komposisi kompos dan
arang sekam yang digunakan adalah 1:1. Membagi kompos dan arang sekam masing-masing menjadi tiga bagian sesuai konsentrasi HSC.
3. Menyebarkan setengah dari 13 bagian kompos pada terpal sampai rata kemudian menyiramkan 3L larutan HSC konsentrasi 0. Mengaduk campuran
kompos dan HSC kemudian meratakannya kembali. 4. Menyebarkan setengah dari 13 bagian arang sekam di atas campuran kompos
dan HSC hingga merata. Menyiramkan 3L larutan HSC 0. Campuran ini kemudian diaduk-aduk dan diratakan kembali
5. Menyebarkan kembali kompos yang tersisa dari 13 bagian kompos di atas campuran dan menyiramkan 3L HSC konsentrasi 0. Campuran lalu diaduk-
aduk dan diratakan kembali. 6. Menyebarkan kembali arang sekam yang tersisa dari 13 bagian arang sekam di
atas campuran dan menyiramkan 3L HSC konsentrasi 0. Campuran lalu diaduk-aduk dan diratakan kembali.
7. Menyiramkan sisa HSC pada campuran kemudian meletakkan campuran di tempat yang terlindung. Campuran didiamkan selama 3 hari sebelum
diaplikasikan pada tanaman. 8. Tahap pada poin 3 sampai 7 dilakukan juga untuk larutan HSC konsentrasi
2,5 dan 5.
4.3.3 Pelaksanaan LRM Lateral Root Manipulation