Gambar 4 Kondisi tanaman: a tanaman pinus yang normal; b tanaman pinus yang stagnasi
5.1. Pengaruh Kelompok Terhadap Pertumbuhan Diameter dan Tinggi Pinus
Tabel 3 menunjukkan bahwa pengelompokan lokasi penelitian memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi dan diameter tanaman pinus pada
selang kepercayaan 95. Kondisi tanah yang berbeda antara ketiga kelompok berdasarkan hasil analisis tanah Lampiran 1 memberikan pengaruh nyata pada
parameter pertumbuhan yang diukur.
Gambar 5 Pertumbuhan diameter pinus berdasarkan kelompok blok di PT Holcim Tbk, Sukabumi
0,5 1
1,5 2
2,5
1 2
3 R
at a-
ra ta
p er
tu m
b u
h an
d ia
m et
er
m m
Kelompok Blok
b a
Gambar 6 Pertumbuhan tinggi pinus berdasarkan kelompok blok di PT Holcim Tbk, Sukabumi
Gambar 2 dan Gambar 3 menunjukkan bahwa pertumbuhan diameter dan tinggi terendah terdapat di blok 2. Hal ini diduga karena kondisi tanah pada blok 2
kurang mendukung pertumbuhan tanaman. Hasil analisis tanah dari beberapa contoh uji yang diambil di ketiga blok penelitian menunjukkan bahwa blok 2
memiliki pH dan KTK terendah serta konsentrasi Fe dan Al tertinggi.
5.2 Pertumbuhan Diameter Pinus
Tabel 3 menunjukkan perlakuan tunggal pemotongan akar lateral, pemberian HSC, dan pemberian Terabuster berpengaruh sangat nyata pada
pertumbuhan diameter. Kombinasi antara pemotongan akar dan pemberian Terabuster berpengaruh nyata pada pertambahan diameter pada selang
kepercayaan 95. Tabel 4 Hasil uji Duncan pengaruh perlakuan pemotongan akar terhadap
pertumbuhan diameter pinus
Duncan grouping Nilai tengah
N Pemotongan akar
A 2,7600
27 Ada pemotongan akar P1
B 1,3748
27 Tanpa pemotongan akar P0
Tabel 4 menunjukkan bahwa perlakuan pemotongan akar P1 dan tanpa perlakuan pemotongan akar P0 berbeda nyata pada selang kepercayaan 95.
12,4 12,6
12,8 13
13,2 13,4
13,6 13,8
14
1 2
3 R
at a-
ra ta
p er
tu m
b u
h an
t in
g g
i c
m
Kelompok Blok
Tanaman yang mendapat perlakuan pemotongan akar memiliki nilai tengah yang tertinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa pemotongan akar lateral dapat
merangsang pertumbuhan diameter pinus. Tabel 5 Hasil uji Duncan pengaruh perlakuan pemberian HSC terhadap
pertumbuhan diameter pinus
Duncan grouping Nilai tengah
N Pemberian HSC
A 2,4283
18 HSC 5 H2
B 2,1222
18 HSC 2,5 H1
C 1,6517
18 HSC 0 H0
Tabel 5 menunjukkan bahwa perlakuan pemberian HSC konsentrasi 2,5 H1 dan konsentrasi 5 H2 berbeda nyata dengan kontrol H0 pada selang
kepercayaan 95. Tanaman yang mendapat perlakuan pemberian HSC konsentrasi 5 memiliki nilai tengah yang tertinggi. Hal ini menunjukkan bahwa
pemberian HSC konsentrasi 5 merupakan konsentrasi optimal sehingga mampu mendukung pertumbuhan diameter pinus.
Tabel 6 Hasil uji Duncan pengaruh perlakuan pemupukan dengan Terabuster terhadap pertumbuhan diameter pinus
Duncan grouping Nilai tengah
N Pemupukan dengan Terabuster
A 2,3572
18 Terabuster 10 T2
A 2,2200
18 Terabuster 0 T0
B 1,6250
18 Terabuster 5 T1
Tabel 6 menunjukkan bahwa perlakuan pemupukan dengan Terabuster konsentrasi 10 T2 tidak berbeda nyata dengan kontrol T0, sedangkan
pemupukan dengan Terabuster konsentrasi 5 T1 berbeda nyata dengan kontrol pada selang kepercayaan 95. Tanaman yang mendapat perlakuan pemupukan
dengan Terabuster konsentrasi 10 memiliki nilai tengah yang tertinggi. Hal ini menunjukkan bahwa pemupukan dengan Terabuster konsentrasi 10 merupakan
konsentrasi optimal sehingga mampu mendukung pertumbuhan diameter pinus.
Tabel 7 Hasil uji Duncan pengaruh interaksi kombinasi perlakuan pemotongan akar dan pemupukan dengan Terabuster
Duncan grouping
Nilai tengah
N Pemupukan dengan Terabuster
A 2,5433
3 Pemotongan
akar dan
pemupukan Terabuster 10 P1H0T2
B 2.2131
3 Pemotongan
akar dan
pemupukan Terabuster 5 P1H0T1
C 1.3271
3 Pemotongan
akar dan
pemupukan Terabuster 0 P1H0T0
Tabel 7 menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan pemotongan akar dengan pemupukan dengan Terabuster konsentrasi 5 P1H0T1 dan 10 P1H0T2
berbeda nyata dengan kontrol P1H0T0 pada selang kepercayaan 95. Tanaman yang mendapat perlakuan pemotongan akar dengan pemupukan dengan
Terabuster konsentrasi 10 memiliki nilai tengah yang tertinggi. Tabel 8 Pengaruh pemotongan akar LRM , pemberian HSC, dan pemberian
Terabuster terhadap parameter pertumbuhan diameter tanaman pinus di PT Holcim Tbk, Cibadak selama 13 minggu pengamatan
Perlakuan Rata-rata Pertumbuhan
Diameter mm Peningkatan Diameter
Dibandingkan kontrol Kontrol P0H0T0
1,14 0,00
P0H0T1 1,03
-9,38 P0H0T2
1,08 -5,28
P0H1T0 1,05
-7,92 P0H1T1
1,31 15,25
P0H1T2 1,88
65,40 P0H2T0
1,04 -5,57
P0H2T1 1,71
49,71 P0H2T2
2,05 79,53
P1H0T0 1,33
16,37 P1H0T1
2,21 94,15
P1H0T2 2,54
123,10 P1H1T0
2,48 117,84
P1H1T1 3,06
168,71 P1H1T2
3,29 188,89
P1H2T0 2,59
127,49 P1H2T1
3,26 185,67
P1H2T2 3,38
196,40 Tabel 8 memperlihatkan bahwa perlakuan pemotongan akar, pemberian
HSC konsentrasi 5 dan Terabuster 10 P1H2T2 menunjukkan pertumbuhan diameter terbaik. Persentase pertumbuhan diameter untuk perlakuan P1H2T2
adalah 196,40 dibandingkan kontrol P0H0T0. Hal ini menunjukkan bahwa HSC konsentrasi 5 dan Terabuster 10 merupakan konsentrasi yang optimal
untuk mendukung pertumbuhan tanaman dalam penelitian ini. Tabel 8 juga menunjukkan bahwa pemberian HSC tanpa disertai perlakuan
pemotongan akar dan pemupukan dengan Terabuster P0H1T0 dan P0H2T0 memiliki persentase pertumbuhan diameter yang lebih rendah dibandingkan
kontrol. Pemupukan dengan Terabuster pemotongan akar dan pemberian HSC P0H0T1 dan P0H0T2 memiliki persentase pertumbuhan diameter yang lebih
rendah dibandingkan kontrol.
5.3 Pertumbuhan Tinggi Pinus