58
Gambar 59. Species B
4.5 Ekologi Musci
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa Lumut daun banyak ditemukan tumbuh di tempat-tempat yang ternaungi dengan kelembaban tinggi, mulai
dari ketinggian 700 m dpl sampai di atas 1000 m dpl. Umumnya tumbuh secara epifit baik di bebatuan, di pohon, di kayu lapuk dan teresterial seperti pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Distribusi Musci di hutan Telagah TNGL berdasarkan ketinggian dan habitat.
No Spesies
Ketinggian m dpl Habit Substrat
700-1000 1000-1200
Bt Ph
Kl Tn
1 Philonotis hastata
× √
× ×
× √
2 Bryum apiculatum
× √
√ ×
× ×
3 Bryum sp.
× √
√ ×
× ×
4 Bryum clavatum
× √
√ ×
× ×
5 Rhodobryum giganteum
× √
× ×
√ ×
6 Syrrhopodon muelleri
× √
× √
× ×
7 Syrrhopodon sp.1
× √
× √
× ×
8 Campylopodium medium
√ ×
× ×
× √
9 Campylopus serratus
√ √
× ×
√ ×
10 Campylopus umbellatus
× √
× ×
× √
11 Campylopus sp 1.
× √
√ ×
× ×
12 Campylopus sp 2.
√ √
× √
√ ×
14 Dicranoloma reflexum
√ ×
× ×
√ ×
15 Leucoloma molle
× √
× ×
√ ×
16 Diphysciacium longifolium
× √
√ ×
× ×
17 Fissiden geminiflorus
√ ×
√ ×
× ×
18 Fissiden zippelianus
√ ×
√ ×
× ×
19 Fissiden sp.
× √
√ ×
× ×
20 Enthosthodon buseanus
× √
× ×
× √
21 Foreauella orthothecia
× √
× ×
√ ×
22 Ectropothecium buitenzorgii
√ ×
× √
√ ×
23 Isopterigium Minuteramium
× √
× √
× ×
24 Taxiphyllum taxirameum
× √
× ×
√ ×
25 Vesicularia montagnei
√ ×
× ×
× √
26 Hypnodendron reindwardtii
× √
× ×
√ ×
27 Lecobryum sumateranum
× √
× √
× √
28 Leucophanes glaucum
× √
× √
× ×
Universitas Sumatera Utara
59
Tabel 4.2 lanjutan NO
Spesies Ketinggian m dpl
Habit Substrat 700-1000
1000-1200 Bt
Ph Kl
Tn
29 Barbella comes
× √
× ×
√ ×
30 Octoblepharum albidum
√ ×
× ×
√ ×
31 Pogonatum cirratum
√ ×
× ×
× √
32 Pogonatum flexicaule
× √
× ×
× √
33 Pogonatum teysmannianum
√ √
× ×
× √
34 Pogonatum sp1.
× √
× ×
× √
35 Pogonatum sp2.
√ √
× ×
× √
36 Barbula consanguinea
× √
× ×
× √
37 Barbula pseudo-ehrenbergii
√ ×
× ×
× √
38 Barbula indica
√ √
× ×
× √
39 Pyrrhobryum spiniforme
√ √
× √
√ ×
40 Rhizogonium cf lamii
× √
× ×
√ ×
41 Cladopanthus pilifer
× √
× ×
√ ×
42 Acroporium sp1.
√ ×
× √
√ ×
43 Acroporium sp2.
× √
× ×
√ ×
44 Sematophyllum tristiculum
√ ×
× √
√ ×
45 Trismegistia lancifolia
× √
× √
√ ×
46 Thuidium plumulosum
√ √
√ √
√ ×
47 Thuidium sp.
√ ×
× √
× ×
48 Spesies A
× √
× √
× ×
49 Spesies B
√ ×
× ×
√ ×
50 Spesies C
√ ×
× √
× ×
Keterangan;
B
t
=Bebatuan Ph
= Pohon Kl
= Kayu lapuk Tn
= tanah √
= ditemukan ×
= tidak ditemukan
Dari Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa Lumut dapat tumbuh di berbagai ketingggian dan berbagai substrat. 14 jenis lumut tumbuh mulai dari ketinggian 700 -1000 mdpl
dan tumbuh melimpah pada ketinggian 1000 mdpl, yaitu 29 jenis, dan tujuh jenis ditemukan disetiap ketinggian seperti Barbula indica, Campylopus serratus,
Campylopus sp 2., Pogonatum teysmannianum, Pogonatum sp 2., Pyrrhobryum spiniforme, Thuidium plumulosum.
Menurut Gradsteisn 2009 hutan dataran rendah dengan range ketinggian 0- 500 mdpl pada hutan hujan tropis di dominasi oleh famili Calymperaceae,
Fissidentaceae, Polytrichaceae, dan Semathophyllaceae. Famili lain termasuk Macromitriaceae, Hypnaceae dan Leucobryaceae ditemukan di hutan dataran rendah
sering hanya satu sampai dua jenis yang ditemukan. Sedangkan hutan hujan pegunungan bawah dengan range 1000-2000 biasanya lebih kaya akan jenis-jenis
bryophyte daripada di hutan dataran rendah, seperti suku Dicranaceae dan Pottiaceae.
Universitas Sumatera Utara
60 Melimpahnya jenis lumut yang ditemukan pada ketinggian 1000 mdpl hal ini
diduga berkaitan dengan meningkatnya ketinggian. Gradstein 1989 di hutan hujan tropis dataran rendah meningkatnya kelimpahan dan kekayan jenis Bryophyte dengan
meningkatnya elevasi sampai batas hutan, selain itu diasumsikan juga faktor iklim ikut berpengaruh. Selanjutnya Chantanaorrapint 2010 melaporkan di Thailand Selatan
kekayaan lumut meningkat di ketinggian 250-700 m dpl 35 jenis dan menurun diketinggian 25-250 m dpl 17 jenis.
Tingginya jenis lumut yang tumbuh di atas 1000 m dpl mungkin dikarenakan kondisi yang optimal untuk pertumbuhan lumut di atas ketinggian ini. Seperti
stabilnya penetrasi cahaya yang cukup, kelembaban dan suhu yang mendukung serta naungan yang rapat. Hasil pengukuran faktor abiotik di lokasi penelitian menunjukkan
suhu udara berkisar 21-27 C, kelembaban 63-91 dan intensitas cahya 179-1440 lux
Lampiran 2. Beberapa mosses memiliki temperatur optimum untuk tumbuh adalah 15-25
C Furness Grime, 1982 dalam Glime, 2006. Selanjutnya Gradstein et al 2009 menyatakan mosses terlihat menjadi sensitif terhadap perubahan dan kondisi
iklim mikro. Glime 2006 menambahkan bahwa temperatur dan perubahan musim dapat memainkan peran penting dalam mendeterminasi distribusi Bryophyte. selain
faktor tersebut ada faktor lain seperti perubahan komposisi hutan. Windadri 2010 menambahkan bahwa disamping kondisi iklim mikro, permukaan struktur pohon
ataupun kayu lapuk, pemasukan nutrisi, dan jatuhnya air di pohon mungkin faktor penting untuk mendeterminasi kekayaan jenis lumut.
Lumut yang ditemukan menempati variasi tipe habitat substrat termasuk bebatuan, pohon, kayu lapuk, dan tanah. Dari 50 jenis lumut yang ditemukan banyak
jenis-jenis lumut epifit di kayu lapuk yaitu 14 jenis. Hal ini dikarenakan permukaan kayu lapuk tidak rata sehingga spora yang jatuh akan tertampung sehingga jika
keadaan mendukung untuk tumbuh aka spora-spora tersebut akan berkecambah. Windadri 2009, menjelaskan adanya permukaan yang tidak merata akan dan
didukung oleh lingkungan yang lembab serta sinar matahari cukup maka kuncup dan spora lumut akan berkecambah dan meneruskan kehidupannya. Selain di kayu lapuk
ditemukan tujuh jenis yang tumbuh epifit di pohon. Selanjutnya Culmse Gradstein 2010, basal pohon merupakan substrat yang cocok untuk lumut karena memiliki
Universitas Sumatera Utara
61 kondisi kelembaban tinggi dan merupakan zona transisi antara lantai hutan dan batang
pohon. Selanjutnya Gradstein 2009 menambahkan bahwa kayu lapuk, tunggul, dan cabang yang berada di lantai hutan juga merupakan habitat penting untuk bryophyte.
Selain di pohon lumut dilokasi penelitian juga ditemukan tumbuh di batu yaitu delapan jenis dan di tanah yaitu 13 jenis. Menurut Windadri 2010 substrat tersebut
merupakan tempat yang baik untuk pertumbuhan lumut karena mampu menyediakan air maupun zat-zat yang diperlukan untuk pertumbuhannya. Selanjutnya Zander
1993 menyatakan bahwa Famili Bryaceae, Dicranaceae e.g Dicranella, Campylopus, Funariaceae e.g. Funaria hygrometrica, Pottiaceae e.g. Barbula
dan termasuk banyak taxa penting dalam mengkolonisasi tanah gundul atau permukaan batu.
Universitas Sumatera Utara
62
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan