Sel-sel Daun Generasi sporofit Ekologi Lumut

5 Gambar 1. Bentuk daun Musci. a Oblong-lanceolate dengan costa yang sangat lebar. b. Oblong-ligulate, terdapat aurikel di basal daun. c Circinate dengan double costa. d Oblong-obovate dengan ujung yang membulat. e Ovate-lanceolate, costa berakhir sampai ujung daun. f Daun dengan vaginant lamina basal kanan. g oblong-lingulate dengan double costa. h Elliptic, dengan pinggir daun tebal. i Oval-elliptic, terdapat percabangan pada costa. j Ovate, tidak ada costa. k lanceolate Goffinet Vanderpoorten, 2009.

c. Sel-sel Daun

Bentuk sel, ukuran sel, dan susunan sel di dalam daun dapat berbeda jauh antar genera tetapi juga dalam daun tunggal. Bentuk sel dapat quadratus, panjang dan sempit. Sel pada tepi daun dapat berbeda, membentuk perbatasan daun, dan bagian bawah dari daun di sudut sekelompok sel, sel-sel alar, dapat dibedakan. Ini dapat meningkat dan berdinding tebal atau quadrat, membentuk segitiga khas daerah dari costa ke perbatasan daun. Meskipun dinding sel secara merata menebal, mereka dapat sempit, tebal incrassate, berliku-liku, porose atau dihiasi oleh papilla Gradstein, Churchill, Salazar, 2009. Beberapa bentuk sel-sel daun dapat dilihat pada Gambar 2. a. i. e. k. j. h. g. f. d. c. b. Universitas Sumatera Utara 6 Gambar 2. Beberapa bentuk sel-sel daun. a Rhomboidal. b Quadrat-isodiametrik; sel tepi linear. c Elongate-linear; sel quadrat pada bagian sudut basal Goffinet Vanderpoorten, 2009.

d. Generasi sporofit

Sporofit lumut daun terdiri dari kapsul, seta dan kaki. Kapsul merupakan kotak spora yang terdiri atas beberapa bagian yaitu leher dan operculum lid. kapsul dilindungi oleh jaringan yang disebut kaliptra. Ada beberapa tipe kaliptra; culcullate, mitrate dan campanulate. Orientasi kapsul dapat tegak, miring, horisontal, atau ovoid. Letak spora ada yang terbenam di antara daun perichaetial atau exserted di atas batang Gradstein, Churchill, Salazar, 2009.

2.3 Ekologi Lumut

Sejak kondisi lingkungan mengalami perubahan dengan ketinggian, Bryophyte di hutan hujan tropis berubah secara signifikan karena adanya perbedaan ketinggian. Ada beberapa perbedaan percobaan dalam mendeterminasi zonasi ketinggian di hutan hujan. Frahm 2003 dalam Pollawatan 2008 mendeskripsikan daerah ketinggian di hutan hujan tropis sebagai berikut: - 0-400 m : Hutan Tropis Dataran Rendah - 1100-1300 m : Hutan Pegunungan - 1800 m : Hutan Pegunungan Bawah - 2800 m : Hutan Pegunungan Atas - forest line : subalpine forest Oleh karena itu Bryophyte merupakan suatu komponen umum dan menarik pada banyak habitat, seperti lahan gambut, tundra, hutan pegunungan, dimana mereka a c b Universitas Sumatera Utara 7 tumbuh di daerah yang ternaungi, tebing, dan daerah yang marginal Goffinet Vanderpooten, 2009. Menurut Gradstein Poc’s 1989 dalam Pollawatan 2010 daerah dataran rendah sampai hutan pegunungan bawah dan selanjutnya hutan pegunungan atas merupakan habitat dari banyak Bryophyte. Kehadiran dan kelangsungan hidup Bryophyte sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan khususnya lingkungan mikro meliputi suhu, kelembaban dan pencahayaan Hallingbäck Nick, 2000. Lumut umumnya berkembang pada daerah pegunungan yang memiliki kelembaban tinggi, suhu rendah dan cukup sinar matahari. Kehadiran lumut di daerah dataran rendah umumnya terbatas pada tempat-tempat lembab seperti pinggir sungai dan daaerah sekitar sumber air. Oleh karena itu, perubahan terhadap lingkungan mikro dari suatu tempat akan berdampak cukup besar terhadap keberadaan lumut di lingkungan sekitarnya Windadri, 2010.

2.4 Manfaat Lumut