Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM

9 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM

Seperti dalam Undang-undang Nomor 16 tahun 2009 tentang perubahan keempat atas Undang-undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan umum dan Tatat Cara Perpajakan pada pasal 1 ayat 1 yang mengatakan bahwa pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara baik secara tidak langsungdan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Untuk itu maka pemerintah berusaha mencari dana atau sumber- sumber lain dengan menggerakkan potensi yang ada pada masyarakat demi kelancaran pembangunan nasional dan dalam hal ini pajak mengambil andil yang cukup besar. Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam melakukan pergerakan roda ekonominya membutuhkan jumlah Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara atau APBN yang ideal. Dalam hal ini pajak menjadi penyokong terbesar dalam penyusunan anggaran tersebut yakni kurang lebih 70 APBN berasal dari pungutan pajak dari masyarakat dan dalam hal ini masyarakatlah yang menghitung sendiri terutang pajaknya. Oleh karena itu maka sesuai dengan undang-undang No. 16 tahun Universitas Sumatera Utara 10 2009 tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan bahwa sistem pemungutan pajak ialah Self Assesment System SAS. Self Assesment System adalah merupakan suatu sistem dimana para wajib pajak diberikan tanggung jawab dan kepercayaan yang besar karena semua proses dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya dilakukan sendiri oleh wajib pajak. Adapun pengertian self assessment system menurut Waluyo2003:18 adalah sebagai berikut: “Self Assessment System adalah pemungutan pajak yang memberi wewenang, kepercayaan, tanggung jawab kepada wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar ”. Pajak pada dasarnya adalah peralihan harta dari keluarga ke pemerintah, sehingga dapat dipaksakan berdasarkan ketentuan perundang-undangan. Namun belakangan ini masih saja banyak para wajib pajak yang merasa membayar pajak menjadi suatu beban daripada suatu kewajiban, sehingga pemungutan pajak masih jauh dari harapan pemerintah. Kesalahan–kesalahan dalam pengisian Surat Pemberitahuan SPT pun menjadi masalah dalam kurangnya pencapaian target penerimaan pajak untuk negara kita. Berangkat dari masalah itu maka salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan penerimaan negara adalah melalui upaya pemungutan pajak dan penerapan penagihan pajak yaitu dengan cara penerbitan Surat Ketetapan Pajak. Universitas Sumatera Utara 11 Surat Ketetapan Pajak diterbitkan setelah dilakukannya penelitian, pemeriksaan atau pemeriksaan bukti permulaan yang berisikan apakah pajak tersebut kurang bayar, nihil, lebih bayar atau kurang bayar tambahan. Penerbitan Surat Ketetapan Pajak SKP dilakukan apabila terdapat ketidakbenaran dalam Pengisian Surat Pemberitahuan SPT atau karena ditemukannya data fisik yang tidak dilaporkan oleh WP. Adanya Surat Ketetapan Pajak ini dimaksudkan agar dalam menghitung, memperhitungkan, melapor dan menyetorkan pajak dapat dilakukan sebagaimana mestinya oleh para Wajib Pajak WP atau Pengusaha Kena Pajak PKP. Dan apabila setelah diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak, dalam hal ini WP tidak menyetujui jumlah yang tercantum dalam Surat Ketetapan Pajak, maka WP dapat mengajukan keberatannya yang ditujukan kepada fiskus. Dengan adanya Surat Ketetapan Pajak diharapkan dapat mengecilkan kemungkinan terjadinya sengketa pajak oleh para Wajib Pajak WP dan Pengusaha Kena Pajak PKP sehingga penulis tertarik pada topik ini dan memilih judul “ Mekanisme Penerbitan Surat Ketetapan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia” Universitas Sumatera Utara 12

B. Tujuan dan Manfaat Praktek kerja Lapangan Mandiri PKLM 1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri