13
2.1 Bagi Mahasiswa :
a. Dapat menambah wawasan mengenai dunia kerja dan memahami berbagai aspek yang ada diperusahaan dalam kaitannya dengan teknologi dan
informasi yang berkembang pada saat ini. b. Dapat membandingkan serta mengaplikasikan teori-teori yang telah
diterima di bangku perkuliahan di lapangan. c. Memperoleh kesempatan untuk melatih keterampilan, sebagai bekal dalam
memasuki dunia kerja.
2.2 Bagi Instansi Kantor Pelayanan Pajak KPP :
a. Membantu pihak Kantor Pelayanan Pajak Pratama dalam hal sosialisasi
perpajakan kepada masyarakat Wajib Pajak Melalui peserta Praktik Kerja Lapangan Mandiri.
b. Peningkatan kerja sama yang lebih baik dengan Universitas.
c. Instansi dapat melihat dimana perkembangan ilmu pengetahuan yang sekarang
diterapkan. d.
Memperoleh ide-ide baru dalam upaya mengoptimalkan tata cara penerbitan Surat Ketetapan Pajak
Universitas Sumatera Utara
14
2.3 Bagi Program Studi Diploma III Administrasi perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara :
a. Meningkatkan kerja sama antara perguruan tinggi khususnya USU
dengan pemerintah khususnya pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama KPP Medan Polonia.
b. Mendapatkan masukan dari Praktik Kerja Lapangan Mandiri yang
dilakukan mahasiswa tentang penerapan konsep-konsep komunikasi yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama medan Polonia dalam
memberikan uji nyata mengenai ilmu pengetahuan yang diterima mahasiswa melalui PKLM.
c. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia di kalangan mahasiswa
Program Studi Administrasi Perpajakan FISIP USU dan mempromosikan sumber-sumber daya yang potensial alumni dari universitas dan
memperbaiki persepsi umum tentang universitas. d.
Mengusahakan adanya umpan balik bagi pengembangan atau revisi terhadap kurikulum.
Universitas Sumatera Utara
15
C. Uraian Teoritis
1. Definisi Pajak
Sesuai dengan Undang–undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, pajak adalah konstribusi wajib kepada Negara yang
terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang- undang, dengan tidak mendapat imbalan kontraprestasi secara langsung dan
dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Banyak para ahli maupun undang-undang dalam bidang perpajakan yang
memberikan pengertian atau definisi yang berbeda- beda mengenai pajak, namun memiliki tujuan dan inti yang sama, misalnya menurut:
a. Soemitro dalam Waluyo, 2009:1 mendefinisikan “Pajak adalah iuran
rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tiada mendapat jasa timbal kontraprestasi yang
langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum”.
b. Adriani 2012:2 mendefinisikan Pajak adalah iuran kepada negara yang
dapat dipaksakan yang terutang oleh mereka yang wajib membayarnya menurut peraturan, tanpa mendapat prestasi kembali yang langsung dapat
ditunjuk dan yang kegunaan untuk membiayai pengeluaran umum terkait dengan tugas Negara dalam mennyelengarakan pemerintahan.
Universitas Sumatera Utara
16
2. Definisi Surat Ketetapan Pajak
Terbitnya suatu Surat Ketetapan Pajak SKP hanya terbatas kepada Wajib Pajak tertentu yang disebabkan oleh ketidakbenaran dalam pengisian Surat
Pemberitahuan SPT atau karena ditemukannya data fisik yang tidak dilaporkan oleh Wajib Pajak. Surat Ketetapan Pajak SKP diterbitkan setelah proses pemeriksaan
selesai dilakukan dan belum dilakukan penyidikan. Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan yang
selanjutnya disebut Undang-Undang KUP adalah Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 memaparkan tentang Surat Ketetapan Pajak, apa-apa saja jenisnya beserta
penjelasannya, dan bagaimana cara menerbitkan Surat ketetapan Pajak, dll. Surat Ketetapan Pajak SKP memiliki fungsi, yaitu sebagai:
a. Koreksi atas jumlah pajak terhutang menurut SPT Wajib Pajak
b. Sarana untuk mengenakan sanksi;
c. Sarana untuk menagih pajak;
d. Sarana untuk mengembalikan kelebihan pajak dalam hal lebih bayar;
e. Sarana untuk memberitahukan jumlah pajak yang terhutang.
Jenis-Jenis Ketetapan Pajak
Universitas Sumatera Utara
17
a. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB adalah surat ketetapan
pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi
administrasi dan jumlah yang masih harus dibayar. b.
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan SKPKBT adalah surat ketetapan pajak yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah
ditetapkan sebelumnya. c.
Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar SKPLB adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah
kredit pajak lebih besar daripada pajak yang terutang atau tidak seharusnya terutang.
d. Surat Ketetapan Pajak Nihil SKPN adalah surat ketetapan pajak yang
menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.
e. Surat Tagihan Pajak STP adalah surat ketetapan pajak yang diterbitkan
dalam hal : 1.
Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar 2.
Dari hasil penelitian SPT terdapat kekurangan pembayaran pajak akibat salah tulis dan atau salah hitung;
3. Wajib Pajak dikenakan sanksi administrasi denda danatau bunga;
Universitas Sumatera Utara
18
4. Pengusaha yang dikenakan pajak berdasarkan Undangundang PPN,
tetapi tidak melaporkan kegiatan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak;
5. Pengusaha yang tidak dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak
tetapi membuat Faktur Pajak,
6.
Pengusaha Kena Pajak tidak membuat Faktur Pajak atau membuat Faktur Pajak tetapi tidak tepat waktu atau tidak mengisi selengkapnya
Faktur Pajak. Surat Tagihan Pajak mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan surat ketetapan pajak, sehingga dalam hal penagihannya
dapat dilakukan dengan Surat Paksa. Dan seperti yang tercantum dalam pasal 4 pada Peraturan Menteri Keuangan
Republik Indonesia Nomor 23PMK.032008 bahwa : 1.
Surat ketetapan pajak harus diterbitkan berdasarkan nota penghitungan. 2.
Nota penghitungan dibuat berdasarkan laporan atas hasil Penelitian, Pemeriksaan, Pemeriksaan Ulang, atau Pemeriksaan Bukti Permulaan.
3. Nota penghitungan diterbitkan paling lambat 3 tiga hari kerja sejak tanggal
laporan 4.
Dalam hal Pemeriksaan, Pemeriksaan Ulang, atau Pemeriksaan Bukti Permulaan dilakukan oleh Unit Pelaksana Pemeriksaan selain Kantor
Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar, surat ketetapan pajak
Universitas Sumatera Utara
19
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 harus diterbitkan paling lambat 3 tiga hari kerja sejak tanggal diterimanya nota penghitungan beserta laporan atas
hasil Pemeriksaan, Pemeriksaan Ulang, atau Pemeriksaan Bukti Permulaan. Penyampaian surat ketetapan pajak, dapat dilakukan :
a. secara langsung; b. melalui pos dengan bukti pengiriman surat; atau
c. melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman surat.
D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM ini dilakukan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia tepatnya di bagian Penagihan, maka penulis
ingin membahas secara rinci mengenai : 1.
Langkah-langkah penerbitan Surat Ketetapan Pajak. 2.
Alasan diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak. 3.
Kendala-kendala dalam penerbitan Surat Ketetapan Pajak. 4.
Upaya penanganan kendala-kendala penerbitan Surat Ketetapan Pajak tersebut.
Universitas Sumatera Utara
20
E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM
Metode yang akan digunakan dalam pelaksanaan PKLM ini adalah :
1. Tahap Persiapan
Yaitu melakukan penentuan judul dan tempat pelaksanaan PKLM, menyusun proposal serta konsultasi dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan
pelaksanaan PKLM ini. 2.
Studi Literatur Yaitu kegiatan studi mencari data dan informasi dengan membaca landasan
teori, menelaah buku-buku literatur, peraturan perundang – undangan dibidang perpajakan, majalah, surat kabar, internet, catatan-catatan, maupun bahasa tertulis
lainnya yang berhubungan dengan laporan PKLM yang mendukung laporan ini. 3.
Observasi Lapangan Yaitu dengan melakukan peninjauan atau pengamatan secara langsung pada
objek praktek kerja lapangan untuk mengetahui sistem-sistem yang berlaku serta mempelajari laporan-laporan yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas.
4. Pengumpulan Data
Yaitu kegiatan mengumpulkan data serta yang diperlukan untuk melakukan penyusunan laporan akhir. Adapun data-data yang digunakan ada dua jenis yaitu:
4.1 Data Primer
Universitas Sumatera Utara
21
Yaitu pengumpulan data yang langsung diambil dan berasal dari objek bersangkutan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia.
4.2 Data Sekunder
Yaitu pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data dari buku-buku atau undang – undang perpajakan.
4.3 Analisis Data dan Evaluasi Setelah penulis memperoleh data yang diperlukan, penulis akan menganalisa
dan mengevaluasi data atau keterangan mengenai mekanisme penerbitan Surat Ketetapan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratam Medan Polonia serta mempelajari
laporan-laporan yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.
F. Metode Pengumpulan Data Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Adapun cara pengumpulan data adalah sebagai berikut : 1. Metode wawancara interview guide
Dalam metode ini penulis mengumpulkan dan mencari data, serta hal yang berhubungan dan mendukung hasil laporan dengan melakukan wawancara dan
mengajukan pertanyaan kepada pegawai instansi yang berkompeten dan dapat menambah objektif yang berkaitan dengan kebutuhan untuk laporan PKLM.
2. Metode observasi Observation Guide
Universitas Sumatera Utara
22
Dalam metode ini penulis langsung turun ke lapangan untuk melakukan peninjauan dengan cara mengamati, mendengar serta mencatat mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan permasalahan yang dibahas, meneliti tata cara penerbitan Surat Ketetapan Pajak SKP.
3. Metode dokumentasi Optional Guide Dalam tahap metode ini merupakan kegiatan yang berhubungan dengan
mengumpulkan dan mencari data-data pendukung yang berhubungan dengan data- data objek PKLM yang telah diperoleh dari instansi.
G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM
Untuk lebih mempermudah penulis laporan PKLM, penulis terlebih dahulu membuat uraian garis-garis besar laporan sesuai dengan standar yang ditetapkan,
terdiri dari:
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang PKLM, tujuan dan manfaat PKLM, uraian teoritis, ruang lingkup PKLM, metode
pengumpulan data dan sistematika penulisan laporan PKLM.
Universitas Sumatera Utara
23
BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK PKLM
Pada bab ini penulis akan menguraikan sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi perusahaan, uraian tugas pokok dan fungsi serta gambaran pegawai.
BAB III : GAMBARAN DATA
Pada bab ini, penulis akan menguraikan ketentuan-ketentuan yang berlaku mengenai Surat Ketetapan Pajak, Daluarsa pajak, Ketetapan pajak yang dapat
dibetulkan, Jangka waktu penyelesaian permohonan Wajib Pajak dan lain lain tentang administrasi mengenai terbitnya Surat ketetapan Pajak.
BAB IV : ANALISA DAN EVALUASI DATA
Dalam bab ini penulis mencoba menganalisa tentang mekanisme penerbitan Surat Ketetapan Pajak SKP di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia
berdasarkan kemampuan penulis kemudian mengadakan evaluasi serta memberikan interpretasi untuk menjawab perumusan masalah yang diajukan.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini penulis akan memaparkan bagaimana kesimpulan atas pembahasan dan saran yang kiranya dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan khususnya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia dan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU.
Universitas Sumatera Utara
24
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI
PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI
A. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Medan Polonia 1. Sejarah Umum Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Medan Polonia
Pada Tahun 1976, Kantor Pelayanan Pajak masih disebut Kantor Inspeksi Pajak. Pada saat itu masih ada dua Kantor Inspeksi Pajak yaitu Kantor Inspeksi Pajak
Medan Selatan dan Kantor Medan Utara. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 276KMK011989 tanggal
25 Maret 1989 tentang Organisasi dan Tata Usaha Direktorat Jenderal Pajak, maka Kantor Inspeksi Pajak diubah namanya menjadi Kantor Pelayanan Pajak sehingga
sejak April 1989 Kantor Inspeksi Pajak Medan Utara diganti namanya menjadi Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara.
Untuk menetapkan pelayanan yang akan diberikan pemerintah kepada masyarakat umum khususnya kepada Wajib Pajak, kemudian pada tanggal 29 Maret
1994 dikeluarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 94KMK1994 terhitung mulai 1 April 1994 Kantor Pelayanan Pajak Medan diubah menjadi 4 kantor yaitu :
Universitas Sumatera Utara
25
1. Kantor Pelayan Pajak Medan Barat, Jl Asrama No. 7 Medan 2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur, Jl Diponegoro No. 30 Medan
3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara, Jl Sukamulia No. 17A Medan 4. Kantor Pelayanan Pajak Medan Binjai, Jl Binjai No. 7 Medan
Kantor Pelayanan Pajak Medan Polonia sendiri berdiri pada awal Tahun 2002 yang merupakan pemisahan dari Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara yang terletak
di Jl. Sukamulia Medan. Pada tanggal 19 Mei 2008 Menteri Keuangan mengeluarkan Keputusan
dengan Nomor Kep.95PJ2008 tentang Kantor Pelayanan Pajak yang mengubah Kantor Pelayanan Pajak menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang terdiri dari :
1. KPP Pratama Binjai 2. KPP Pratama Medan Barat
3. KPP Pratama Medan Belawan 4. KPP Pratama Medan Kota
5. KPP Pratama Medan Petisah 6. KPP Pratama Medan Polonia
7. KPP Pratama Medan Timur 8. KPP Pratama Lubuk Pakam
Universitas Sumatera Utara
26
Berdasarakan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62PMK.012009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak, Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia mencakup wilayah kerja : 1. Kecamatan Medan Maimun
2. Kecamatan Medan Polonia 3. Kecamatan Medan Baru
4. Kecamatan Medan Selayang 5. Kecamatan Medan Tuntungan
6. Kecamatan Medan Johor
2. Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Medan Polonia