99
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Plastik
Plastik adalah material yang komponen utamanya merupakan senyawa kromolekul organik. Material ini dapat dibentuk atau mengalami perubahan pada kondisi tertentu seperti
panas dan tekanan. Plastik juga bisa disebut dengan polimer, yang berasal dari kata “Poly” yang berarti banyak dan “meros” yang berarti bagian Karian H, 2003.
Secara garis besar plastik dibedakan menjadi termoplastik yang memiliki sifat mudah meleleh dan mengembang pada berbagai pelarut. Jenis kedua adalah termoset yaitu plastik
yang memiliki sifat keras karena terjadinya ikat silang antara molekulnya, rapat dan sukar menggembang. Jenis terakhir adalah elastomer yaitu salah satu jenis plastik yang memiliki
sifat tidak dapat meleleh dan larut namun dapat mengembang.
2.2 Polipropilena
Polipropilena adalah suatu jenis polimer alifatik jenuh rantai lurus, tanpa ada ikatan rangkap pada atom karbon dari golongan poliolefin berasal dari gas hasil cracking minyak
bumi Harrison, 2007. Secara bahasa, polipropilena berasal dari kata poly yang berarti banyak dan propylene
yang berarti senyawa hidrokarbon yang memiliki atom karbon berjumlah tiga dan atom hidrogen berjumlah enam dengan satu ikatan rangkap pada atom karbonnya dengan rumus
molekul CH
2
CHCH
3 n
. Seperti polimer pada umumnya, polipropilena merupakan penghambat panas dan listrik
yang baik, bahan relatif ringan dan mudah di bentuk. polipropilena memiliki ketahanan kimia yang baik dan ketahanan terhadap fatik, termasuk keretakan tegangan akibat lingkungan.
polipropilena memiliki kejernihan translucent pertengahan antara tembus padang dan
100
berkabut. polipropilena merupakan material dengan perbandingan kekuatan dengan berat jenis paling tinggi diantara material-material lain, sehingga sifat ini menyebabkan
polipropilena menjadi polimer yang banyak digunakan. Polipropilena merupakan polimer termoplastik, artinya polimer yang apabila
dipanaskan pada temperatur tertentu dapat meleleh. Sifat termoplastik ini menyebabkan polipropilena dapat diproses dengan pemanasan sampai temperatur lelehnya kemudian dapat
dibentuk dan setelah pemakaian dapat didaur ulang kembali menjadi produk baru. Polipropilena merupakan polimer semi kristalin, yang terdiri atas dua bagian, yaitu fase
kristalin dan fase amorf. Fase kristalin adalah bagian dimana rantai-rantai molekul polipropilena tersusun secara teratur, sedangkan fase amorf adalah bagian dimana rantai
molekul tersusun secara acak dan tidak beraturan. Fase kristalin memiliki berat jenis lebih berat dari fase amorf. Fase kristalin memberikan kekuatan, kekakuan dan kekerasan pada
polipropilena, namun sisi lain fase kristalin juga menyebabkan polipropilena menjadi lebih getas hingga mengurangi kekuatan dan mudah pecah terutama pada temperatur rendah.
Anonim, 2007.
Polipropilena diperoleh dari bahan baku berupa propilen yang diperoleh dari hasil perengkahan steam nafta dan gas oil pada temperatur 700 - 950
o
C. Hingga dihasilkan propilena dengan spesifikasi kemurnian bahan kimia 90 - 95 sebanyak 2 - 5. Untuk
menjadi propilena dengan spesifikasi polimerisasi maka propilena tersebut harus dimurnikan hingga 99.5. Kebutuhan propilena tergantung pada permintaan pasar. Rasio antara laju
konsumsi propilena dengan laju produksi polipropilena sebesar 1.01 – 1.05 Tripolyta Indonesia , Tbk, 2007.
2.3 Bahan campuran