110
bahan atau produk sampingannya oleh pabrik meskipun berada di pabrik yang sama atau melalui sebuah fasilitas diluar off-site-facility tidak dapat dianggap sebagai pencegahan
pencemaran. Alasannya adalah bahwa pencemaran limbah telah terjadi meskipun bahan atau produk sampingan digunakan kembali sebagai bahan baku yang berharga dan resikonya
untuk pekerja, konsumen dalam masyarakat dan lingkungan bertambah karena kebutuhan untuk out process handling, storage, transportation dan reuse. Kegiatan penanggulangan
dilakukan setelah kegiatan pencegahan sudah tidak dimungkinkan lagi. Metode 4R Reduce, Reuse, Recycle and Recovery pada dasarnya ditujukan untuk
efisiensi penggunaan materi dan energi serta ketidakmurnian limbah sehingga dapat digunakan kembali dan pemanfaatan kembali limbah untuk menghasilkan bahan baku
sekunder atau memanfaatkan limbah yang semula dianggap tidak berharga menjadi produk lain.
2.9 Proses Penggunaan Air di PT.TPI
Air pada industri polipropilena digunakan pada proses pelletezer, water cooler, H
2
generation , regeneration exchanger, boiler dan domestik. Pada proses water cooler
digunakan air laut. Sedang pada proses lainnya, kecuali domestik, menggunakan air tanah yang diolah terlebih dahulu menjadi air demineral. Neraca pengunaan air di PT. TPI adalah
sebagai berikut:
111
2.10 Proses Pengolahan Air di PT.TPI
Fungsi dari dari water treatment system adalah untuk meningkatkan kualitas air sehingga tidak akan mengganggu proses maupun peralatan yang digunakan, dengan cara
memisahkan suspensed solid dalam air tanah. Kebutuhan air di PT. TPI diperoleh dari air artesis yang dibeli dari PT. Peteka Karya Tirta Pertamina Tongkang Group Ciwadan dengan
kapasitas ± 30 m
3
jam. Air dari PT. Peteka Karya Tirta masuk ke Pre-Treatment Coamecal T-1502 yang
berfungsi untuk menghilangkan zat impuritis seperti menghilangkan padatan yang tersuspensi suspended solid dalam air seperti lumpur, pasir dan sebagainya. Unit Coamecal yang terdiri
dari bagian koagulasi, flokulasi dan klarifikasi dengan tempat pencampuran hasil filtrasi Treated Water Chamber.
Air dari PT. Peteka masuk ke kolom Koagulasi yang dilengkapi sistem penambahan aluminaktif dan sebuah pengaduk untuk menyempurnakan pencampuran, alumunium
diinjeksikan ke dalam kolom untuk mengikat kotoran-kotoran yang terdapat dalam air tanah dan menghasilkan partikel-partikel yang tidak stabil sehingga terbentuk partikel yang lebih
besar kemudian masuk ke bagian flokulasi dan klarifikasi dengan saluran pembuangan lumpur. Tahap ini dilakukan di dalam kolom bertingkat, lumpur dan partikel-partikel yang
membentuk flok mengendap, air masuk tingkat berikutnya kemudian masuk ke tahap filtrasi, sedangkan lumpur dan padatan lainnya dikeluarkan melalui saluran pembuangan lumpur
secara bertahap Pinayungan, 2003. Air tanah
27m
3
jam
Demineralisas
Penambahan bahan kimia HCL dan NaOH
UNIT PROSES:
PCW
UNIT UTILITY:
•
Pembuatan H
2
•
Regeneration Exchanger
•
Boiler
• Domestik • Fire hydrant
• Hose station
Diperoleh dengan cara membeli dari
PT. Peteka 13m
3
jam 14m
3
jam
7m
3
jam 6m
3
jam
Gambar 3 Neraca pengunaan air di PT.TPI
112
Di bagian filtrasi air di saring dari padatan-padatan tersuspensi yang tidak terendapkan pada tahap sebelumnya, media penyaringan terdiri dari grafit, antrasit, dan pasir. Peralatan
filtrasi ini dilengkapi 2 buah pompa backwash pada setiap unitnya, level air di dalam tangki filtrasi tinggi karena adanya penyumbatan oleh kotoran yang terbawa pada proses koagulasi
dan flokulasi. Setelah difiltrasi air yang bebas lumpur dan kotoran dipompakan ke dalam fresh water tank
dengan menggunakan tiga buah pompa intermediate type sentrifugal. Air bersih yang berada di Freshwater Tank dialirkan ke unit:
1. Unit Demineralisasi
Unit demineralisasi unit pembuatan air demineral dengan menggunakan dua buah pompa fresh water Lampiran 3. Dalam Unit ini air dari fresh water tank dipompakan
dengan menggunakan dua buah service water pump yang melalui proses perlakuan awal yaitu filtrasi dengan karbon aktif jenis AMCF-IOOO T. Activated Carbon Filter
ACF yang digunakan berbentuk silinder vertikal 2 buah AB. Filter ini berfungsi menghilangkan kekeruhan, chlor, senyawa organik, bau, warma, dan padatan
tersuspensi yang masih tersisa yang terkandung dalam air sehingga tidak terjadi oksidasi dan foiling pada resin ion exchanger. Media penyaringnya terdiri dari gravel
dan karbon akif. Unit Demineralisasi terdari dari kation exchanger, kolom degasifier dan anion
exchanger . Air hasil filtrasi dengan karbon aktif dilewatkan dalam kolom resin
penukaran kation asam kuat menghilangkan ion-ion bermuatan positif di dalam air, dimana reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
Di dalam resin permukaan kation, logam dihilangkan membentuk asam pada saat pertukaran hidrogen dari resin dengan kation dalam air, terbentuklah larutan asam.
2RH + ÎR
2
+ HA Mg
2+
Ca
2+
2Na
+
Mg
Na Ca
113
Asam-asam bikarbonat dalam air akan bereaksi membentuk asam karbonat, reaksi yang terjadi :
Untuk menghilangkan gas karbon, air kemudian dialirkan ke kolom degasifier dengan cara aerasi menggunakan blower. Air yang telah dilewatkan ke dalam kolom
degasifier masuk ke dalam kolom penukaran anion untuk dihilangkan kandungan asam,
CO
2
yang tersisa dan ion silika. Reaksi yang terjadi:
Air kemudian dimasukkan ke dalam demine water tank. Apabila kation exchanger tidak dapat lagi mengikat ion positif karena jenuh, maka kation exchanger tersebut
harus dikembalikan ke semula diregenerasi dengan menginjeksikan larutan HCl 35 . Proses reaksinya sebagai berikut :
R
2
- Ca + 2 HCl Î 2 R - H + CaCl
2
R
2
- 2Na + 2 HCL Î 2 R -H + 2NaCl R
2
- Mg + 2 HCL Î2 R - H + MgCl
2
Untuk mengembalikan Anion Resin yang sudah jenuh, maka anion exchanger tersebut harus dikembalikan ke semula diregenerasi dengan menginjeksikan larutan
NaOH 20. Proses ini dikenal dengan proses regenerasi Pinayungan, 2003. Proses regenerasi sendiri terdiri atas beberapa tahapan, sebagai berikut :
CaHCO
3 2
+ 2RH Î CaR
2
+ 2H
2
CO
3
H
2
CO
3
Î CO
2
+ H
2
O
2R-OH + Î 2R + H
2
H
2
SO HCl
CO
2
H
2
S
2
O
3
SO
4
Cl
2
HCO
3 2
HS
2
O
3
114
- Anion Back Wash
Berguna untuk menghilangkan endapan pada anion exchanger tower sehingga resin akan membaur dan memudahkan air untuk mengalir.
- Kation Back Wash
Berguna untuk menghilangkan endapan pada kation exchanger tower sehingga resin akan membaur dan memudahkan air untuk mengalir.
- Anion dan Kation Rest
Pada tahapan ini resin yang telah membaur didiamkan untuk diinjeksi NaOH ACF ke dalam proses regenerasi.
- Anion Water Injection
Berfungsi untuk mengimbangi tekanan pada anion tower sehingga pada penginjeksian NaOH.
- Kation Water Injection
Berfungsi untuk mengimbangi tekanan panas, kation tower sehingga pada saat injection resin
tidak cafry over. -
Anion Pre Heat Proses ini dilakukan untuk membantu melepaskan kotoran yang melekat pada
sel-sel dengan cara dipanaskan dengan low steam sehingga resin bisa mengembang dan kotoran bisa terlepas.
- NaOH Injection
Proses ini dilakukan untuk mengembalikan ion-ion positif pada resin OH
-
yang selama service mengikat ion negatif.
- HCl Injection
115
Agar mengembalikan ion-ion negatif pada resin H yang selama beroperasi mengikat ion positif .
- Displacement
Bertujuan membuang sisa-sisa bahan kimia yang tidak bereaksi secara sempurna ke sewer.
- Rinse
Proses pembilasan anion dan kation exchanger agar bersih. 2.
Unit Drinking Water dan House Station Unit drinking water dan house station menggunakan dua buah pompa service
water . Untuk unit drinking water sebelumnya diinjeksikan chlorine saat ini sudah
tidak dipakai untuk membunuh mikroorganisme yang ada dalam air. Air yang dihasilkan pada proses ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan sanitasi.
3. Unit Fire Water Hydrant
Unit fire water hydrant dengan menggunakan 2 buah pompa jockey, 1 buah pompa electric dan 1 buah pompa diesel. Selain menggunakan fresh water, unit juga
menggunakan air laut untuk keadaan darurat apabila persediaan air di fresh water tank
habis.
2.11 Limbah Cair PT.TPI