Karakterisasi Air limbah HASIL DAN PEMBAHASAN

128

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Karakterisasi Air limbah

Berdasarkan hasil pengamatan di lapang diketahui bahwa proses produksi di PT. TPI, berlangsung selama 24 jam setiap harinya dengan jumlah produksi yang berbeda setiap jamnya. Perbedaan tingkat produksi berpengaruh terhadap kualitas limbah. Hasil pengamatan terhadap air limbah yang keluar dari unit PCW selama 24 jam yang dilakukan setiap 3 jam disajikan pada Lampiran 5-8. Pada tahapan ini dilakukan uji statistika dengan menggunakan uji rata-rata one way anova untuk data pH dan konduktivitas, serta uji non parametrik kruskal wallis untuk nilai silika dan TSS dikarenakan data tidak homogen. Keempat parameter uji dianalisa selama 24 jam dengan rentang waktu pemeriksaan 3 jam dengan tujuan untuk mengetahui apakah perbedaan waktu pengamatan berpengaruh terhadap nilai parameter limbah yang dihasilkan. Hasil pengujian menunjukan bahwa data pH tidak menunjukan perbedaan nilai selama waktu pengamatan. Data konduktivitas, TSS dan kadar silika menunjukan perbedaan rata-rata selama waktu pengamatan. Data konduktivitas, TSS dan silika memilki nilai yang berbeda setiap jam pengamatannya, disebabkan oleh penumpukan dust Lampiran 9 hasil penyaringan yang menyebabkan peningkatan nilai pada setiap waktu pengamatan. Hasil pengamatan menunjukan bahwa suhu air limbah stabil pada 71 o C dan debit 65 m 3 jam. Produk yang diproduksi terdiri atas HF 10 TQ dengan aditif berupa MAB yang mengandung : CN cart B125, ZnO 2 , Cd kadmium, Pb timbal, Dusil silikon dioxide. Pengamatan menunjukan bahwa nilai rata-rata pH selama 24 jam pengamatan 7.08 ± 0.02 , konduktivitas 10.70 ± 0.14 µscm, kadar SiO 2 1.84 ± 1.25 mgL dan nilai rata – rata TSS adalah 1 821.79 ± 334.16 mgL. Hasil analisis yang dilakukan terhadap kontrol air 129 demineral yang dihasilkan dari proses demineralisasi pada saat dilakukan penelitian diketahui bahwa nilai rata-rata pH 7.39 ± 0.00, konduktivitas 3.35 ± 0.00 µscm, kadar SiO 2 tidak teridentifikasi ttd dan TSS 0 ± 0.00 mgL Tabel 3. Tabel 3. Hasil Pengamatan sifat fisik dan kimia tahapan prapenelitian Parameter Satuan Rata-Rata Air limbah Rata-Rata Air Demin pH - 7.08 ± 0.02 7.39 ± 0.00 Konduktivitas µscm 10.70± 0.14 3.35 ± 0.00 Kadar SiO 2 mgL 1.84 ± 1.25 Ttd TSS mgL 1821.79 ± 334.16 0 ± 0.00 Nilai pH dari sampel air buangan dari PCW tidak berbeda jauh, yaitu sekitar pH netral. Nilai pH air cenderung berubah menjadi asam setelah digunakan. Kecenderungan ini disebabkan adanya penambahan zat aditif yang tidak tercampur ke dalam pellet dan ikut terlarut ke dalam air buangan PCW. Nilai pH air limbah masih berada dalam kisaran nilai pH air demineral yang dipersyaratkan oleh PT. TPI Nilai pH: 7-10. Gambar 5 menunjukan pH air limbah yang keluar dari unit PCW setiap 3 jam sekali pengamatan tanggal 25-26 Juni 2008. Gambar 5 Rata - rata ph air limbah yang keluar dari unit PCW setiap 3 jam pengamatan tanggal 25-26 Juni 2008 130 Gambar 6 menunjukan nilai rata-rata konduktivitas sampel adalah 10.70 ± 0.14 µscm lebih tinggi dibandingkan dengan nilai konduktivitas demineral yaitu 3.35 ± 0.00 µscm. Apabila dibandingkan dengan standar air demineral yang ditetapkan oleh PT. TPI maka nilai konduktivitas mendekati nilai maksimum yang ditetapkan yaitu 10 µscm. Gambar 6 Rata-rata konduktivitas air limbah yang keluar dari unit PCW setiap 3 jam pengamatan tanggal 25-26 Juni 2008 Dari Gambar 6 dapat dilihat bahwa nilai konduktivitas air limbah PCW tank cenderung mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut disebabkan semakin banyaknya zat aditif yang digunakan seiring dengan semakin banyaknya jumlah produksi yang dilakukan selama rentang waktu pengamatan. Nilai konduktivitas mengalami penurunan saat pagi hari dikarenakan produksi yang tidak terlalu tinggi pada pagi hari dan meningkat pada siang hari. Nilai rata-rata kadar SiO 2 yaitu 1.84 ± 1.25 mgL jauh lebih tinggi dibandingkan dengan standar yang ada yaitu SiO 2 0.1 mgL. Tingginya nilai kadar silika dikarenakan adanya penyaringan yang belum optimal hingga menyebabkan dust masih terbawa, banyaknya dust yang mengandung silika menyebabkan tingginya nilai silika pada sampel. Gambar 7 menunjukan rata-rata kadar silika air limbah yang keluar dari unit PCW tank setiap 3 jam pada pengamatan tanggal 25-26 Juni 2008. 131 Gambar 7 Rata-rata kadar silika air limbah yang keluar dari unit PCW setiap 3 jam pengamatan tanggal 25-26 Juni 2008 Gambar 8 menunjukan hasil pengamatan TSS mengalami peningkatan yang tajam dibandingkan dengan air demineral. Nilai rata-rata TSS air limbah yaitu 1821.79 ± 334.16 mgL sedangkan air demineral tidak mengandung TSS. Walaupun pada persyaratan air demineral yang dikemukakan oleh Pinayungan 2003 tidak menyebutkan tentang ketentuan TSS, namun tingginya nilai TSS dapat merusak alat PCW tank. Oleh karena itu nilai TSS harus dikurangi, mendekati nilai 0. Tingginya nilai TSS disebabkan belum optimalnya penyaringan yang dilakukan hingga dust banyak terdapat pada air buangan dari unit PCW. 132 Gambar 8 Rata-rata TSS air limbah yang keluar dari unit PCW setiap 3 jam pengamatan tanggal 25- 26 Juni 2008 Tingginya nilai TSS dari waktu ke waktu dikarenakan adanya penumpukan TSS pada saluran pembuangan yang belum diangkat. Penumpukan ini menyebabkan peningkatan jumlah TSS karena penyaringan yang tidak optimal menyebabkan tidak semua dust tersaring. Hingga bila kita mengabaikan adanya penumpukan yang disebabkan saringan yang tidak optimal dan keteraturan waktu pengangkatan limbah dust, maka dapat disimpulkan faktor waktu tidak berpengaruh terhadap kualitas air limbah dari unit PCW tank.

5.2 Teknik dan Teknologi Pengolahan Limbah